Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN

TERAPI MUSIK UNTUK MENGONTROL


HALUSINASI PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI
RUMAH SAKIT xxxxx NTB

Oleh : Gina Maula Rasyid


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa, yaitu menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan
dalam melaksanakan peran social. Gangguan jiwa disebabkan karena gangguan fungsi sel-
sel syaraf di otak. (Keliat, dkk., 2012).
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang
pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik,
fungsional, psikiotik ataupun histerik (Trimeilia, 2011).
Menurut Health Organization (WHO,2016) bahwa Gangguan Jiwa diderita lebih dari 21 juta
orang di seluruh dunia. Lapoan dari New York City Department of Health and Mental (2015)
sekitar 239.000 (4%) orang dewasa di New York tahun 2012 mengalami penyakit mental
yang serius seperti gangguan jiwa
Data dari info datin Situasi Kesehatan Jiwa di Indonesia menyatakan,kasus gangguan
jiwa di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun
2018 meningkat. Peningkatan ini terlihat dari kenaikan prevalensi rumah tangga
yang memiliki ODGJ di Indonesia. Ada peningkatan jumlah menjadi 7 permil
rumah tangga artinya per 1000 rumah tangga terdapat 7 rumah tangga dengan
ODGJ, sehingga jumlahnya diperkirakan 450 ribu ODGJ berat. (Yoeyoen
Aryantin Indrayani & Tri Wahyudi,2019).
Untuk mengurangi resiko munculnya kembali halusinasi adalah dengan
menyibukkan diri dengan aktivitas. Terapi musik dapat menjadi aktivitas yang
dapat dilakukan oleh pasien halusinasi (Keliat, dkk., 2012).
Gangguan halusinasi dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan nofarmakologi.
Terapi nonfarmakologi lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek
samping seperti obat-obatan, karena terapi nonfarmakologi menggunakan proses
fisiologis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, “Bagaimanakah
Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Musik Untuk
Mengontrol Halusinasi pada Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit
Jiwa Mutiara Sukma NTB ?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Menggambarkan Asuhan keperawatan dengan pemberian terapi
musik untuk mengontrol halusinasi pada pasien Gangguan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB
2. Tujuan Khusus
 Mampu melakukan pengkajian pada pasien halusinasi pasien Gangguan
Jiwa dengan pemberian terapi musik untuk mengontrol halusinasi.
 Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien Gangguan Jiwa
dengan pemberian terapi musik untuk mengontrol halusinasi.
 Mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien Gangguan Jiwa
dengan pemberian terapi musik untuk mengontrol halusinasi.
 Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien Gangguan
Jiwa dengan pemberian terapi musik untuk mengontrol halusinasi.
 Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Gangguan Jiwa
dengan pemberian terapi musik untuk mengontrol halusinasi.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat cara mengontrol halusinasi
melalui terapi musik.
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan ilmu
keperawatan kesehatan jiwa, khususnya dalam hal peran perawat
dalam meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol
halusinasi melalui terapi musik.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur
terapi musik pada asuhan keperawatan pasien halusinasi.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gangguan Jiwa
1. Pengertian
Gangguan Jiwa adalah gangguan yang ditandai dengan kacaunya proses
berpikir, persepsi, emosi, kontrol diri, motivasi, perilaku, dan fungsi
interpersonal. Adapun gejala Gangguan Jiwa terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu gejala positif, gejala negatif, dan gejala
disorganisasi.Gejala positif dapat berupa delusi, halusinasi,
disorganisasi bahasa, disorganisasi perilaku atau katatonik (Kamardi,
Satiadarma, & Suryadi, 2017).
2. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa
stimulus nyata (Keliat, dkk., 2012)
3. Pohon Masalah
4. Jenis Halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran
b. Halusinasi Penglihatan
c. Halusinasi Penghidu
d. Halusinasi Pengecapan
e. Halusinasi Perabaan
B. KONSEP TERAPI MUSIK
1. Pengertian
Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari teknik relaksasi yang bertujuan untuk
mengurangi perilaku agresif, memberikan rasa tenang, sebagai pendidikan moral,
mengendalikan emosi, pengembangan spiritual dan menyembuhkan gangguan
psikologi.Terapi musik juga digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi
berbagai macam gangguan kejiwaan dan gangguan psikologis (Purnama & Rahmanisa,
2016).
2. Manfaat Musik
Instalasi rehabilitasi dengan strategi materi terapi musik
bertujuan untuk memfasilitasi peserta terapi dalam ranah
hiburan yaitu melepaskan kesepian dan mengalihkan
beban pikiran yang mengganggu pasien skizofrenia
(Alfionita & Wrahatnala, 2018).
Maka manfaat musik bagi penderita skizofrenia yaitu
sebagai respon fisik, pengungkapan emosi, sarana hiburan,
dan sebagai representasi simbolik (Alfionita &
Wrahatnala, 2018).
c. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Halusinasi
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
ng suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa

METODE STUDI KASUS


A. Rancangan Studi Kasus
Desain penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Studi
Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan
secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program,
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok
orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan
mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya, peristiwa yang
dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah hal yang aktual (real-
life events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah
lewat (Rahardjo, 2017).
B. Subyek Studi Kasus
1. Kriteria Inklusi
- bersedia sebagai subyek studi dari awal sampai akhir
- pasien gangguan jiwa yang tidak mengalami kecatatan fisik bawaan
- tidak mengalami gangguan pendengaran
2. eksklusi
- pasien yang tidak bersedia menjadi responden
C. Fokus Studi
Dalam studi kasus ini yang menjadi fokus studi adalah penerapan prosedur terapi
musik pada pasien halusinasi bertujuan untuk mengurangi perilaku agresif,
memberikan rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi,
pengembangan spiritual dan menyembuhkan gangguan psikologi
D. Definisi Operasional
1. Pasien gangguan jiwa dengan masalah keperawatan utama yaitu halusinasi
2. jenis musik yang akan diberikan kepada pasien yaitu musik klasik
menggunakan alat yaitu berupa speaker
E. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa xx
2. Waktu Penelitian
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2021
F. Pengumpulan Data
Observasi
G. Penyajian Data
penyajian data berupa bentuk narasi yang dimana data hasil dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
H. Etika Studi Kasus
1. informed consent (persetujuan menjadi klien)
2. Anonymite (tanpa nama )
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
DAFTAR PUSTAKA

Alfionita, E. N., & Wrahatnala, B. (2018). Eksperimentasi Metode Musik Terapi dan
Implikasinya Untuk Pasien Skizofrenia. Jurnal Kajian Seni, 84-111.
Keliat, B. A., & dkk. (2012). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kamardi, J. D., Satiadarma, M. P., & Suryadi, D. (2017). Penerapan Terapi Musik
Untuk Menurunkan Gejala Negatif Pada Penderita Schizophrenia di Panti Sosial
X. Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 127-136.
Purnama, D. M., & Rahmanisa, S. (2016). Pengaruh Musik Klasik Dalam Mengurangi
Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia di Rumah. MAJORITY, 50-54.
Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif. Universitas Islam
Negeri, 1-28.

Anda mungkin juga menyukai