Anda di halaman 1dari 13

SENGKETA DAN CARA

PENYELESAIANNYA

HENDRI DARMA PUTRA, S.H., M.H


DOSEN FAKULTAS HUKUM UNINUS BANDUNG
Pengertian Sengketa
• Sengketa adalah perilaku pertentangan antara
kedua orang atau lembaga atau lebih yang
menimbulkan suatu akibat hukum dan
karenanya dapat diberikan sanksi hukum bagi
salah satu diantara keduanya. Sengketa dimulai
ketika satu pihak merasa dirugikan oleh pihak
lain. Ketika pihak yang merasa dirugikan
menyampaikan ketidakpuasannya kepada pihak
kedua dan pihak kedua tersebut menunjukkan
perbedaan pendapat.
• Sengketa dapat diselesaikan melalui cara-
cara formal yang berkembang menjadi
proses adjudikasi yang terdiri dari proses
melalui pengadilan dan arbitrase atau
cara informal yang berbasis pada
kesepakatan pihak-pihak yang
bersengketa melalui negosiasi dan
mediasi.
Cara penyelesaian sengketa
Indonesia membagi upaya penyelesaian sengketa
perdata ke dalam dua cara.
•Pertama, melalui jalur pengadilan atau dikenal
sebagai jalur litigasi sebagaimana diatur dalam
Hukum Acara Perdata.
•Kedua, melalui penyelesaian di luar pengadilan atau
jalur non litigasi. Salah satu penyelesaian sengketa
melalui jalur non litigasi ialah alternatif penyelesaian
sengketa, sebagai contoh yaitu melalui lembaga
arbitrase.
Sengketa perdata dalam perjanjian
merupakan perkara yang timbul dari
perjanjian yang telah disepakati sebelumnya
oleh para pihak. Perjanjian diawali dengan
negosiasi (bargaining process) sehingga
menghasilkan kesepakatan yang tertuang
secara tertulis dalam kontrak perdagangan.
Dimana kontrak perdagangan sendiri berlaku
sebagai alas hukum bagi para pihak yang
mengikatkan dirinya.
Cara penyelesaian sengketa
Secara Litigasi
Litigasi merupakan suatu istilah dalam hukum
mengenai penyelesaian suatu sengketa yang
dihadapi melalui jalur pengadilan. Proses tersebut
melibatkan pembeberan informasi dan bukti terkait
atas sengketa yang dipersidangkan. Gunanya,
untuk menghindari permasalahan yang tak terduga
di kemudian hari. Masalah sengketa tersebut
diselesaikan di bawah naungan kehakiman. Dalam
UUD 1945 pasal 22 disebutkan bahwa sistem
kehakiman di bawah kekuasaan Mahkamah Agung
dan badan peradilan di bawahnya.
• Pengadilan adalah lembaga resmi
kenegaraan yang diberi kewenangan
untuk mengadili, yaitu menerima,
memeriksa, dan memutus perkara
berdasarkan hukum acara dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Cara penyelesaian sengketa
Secara Litigasi
Badan-badan peradilan tersebut antara lain peradilan umum,
peradilan agama, peradilan tata usaha negara, peradilan militer
dan mahkamah konstitusi.
Penyelesaian sengketa melalui litigasi ada bermacam-macam
jenisnya. Jenis kasus litigasi seperti:
1.Mengenai pembebasan lahan
2.Perbankan
3.Sengketa keperdataan
4.Kejahatan perusahaan (fraud)
5.Penyelesaian atas tuduhan palsu atau perebutan hak asuh
anak (difasilitasi oleh pengadilan agama)
Proses penyelesaian sengketa melalui jalur
peradilan atau litigasi seringkali disebut
dengan ultimum remedium. Jadi maksudnya,
litigasi adalah sarana akhir dari penyelesaian
sengketa. Hasil akhir dari litigasi mempunyai
kekuatan hukum mengikat terhadap pihak-
pihak yang terkait di dalam sengketa
tersebut.
Cara penyelesaian sengketa
Secara Litigasi pada umumnya:
• Gugatan
• Jawaban
• Replik
• Duplik
• Pembuktian
• Kesimpulan
• Putusan
• Upaya Hukum Biasa : Banding dan Kasasi
• Upaya Hukum Luar Biasa : Peninjauan
Kembali
• Pada dasarnya penyelesaian sengketa melalui
pengadilan memiliki kesamaan dengan
arbitrase, mengingat keduanya memutuskan
berdasarkan kalah menang. Namun demikian,
tidak seperti arbiter di dalam arbitrase, hakim
yang menangani suatu perkara di pengadilan
tidak dapat dipilih oleh para pihak yang
bersengketa; demikian pula tempat persidangan,
bahasa yang digunakan, dan lain-lain.
Cara penyelesaian sengketa Secara Non Litigasi
akan dibahas pada perkuliahan berikutnya.
Mahasiswa dapat menggali materi ini dari berbagai literatur yang tersedia

Anda mungkin juga menyukai