Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI

KEBIJAKAN

Presiden mencanangkan
10 Destinasi Pariwisata Prioritas
Nasional atau disebut
“10 BALI BARU” pada Tanggal 6
November 2015, saat melakukan
kunjungan kerja di Raja Ampat
Rapat Kabinet 4 Januari 2016, Presiden Jokowi: “TAHUN 2016 ADALAH TAHUN PERCEPATAN”

Preseiden mengeluarkan PEPRES


NOMOR .3 TAHUN 2016 tentang
PERCEPATAN PELAKSANAAN PSN
(PROYEK STRATEGIS NASIONAL),
Salah satunya di Sektor Pariwisata
adalah Pembangunan Transportasi
Utilitas Dasar, dan Energi di
10 KSPN Prioritas

Presiden menginstruksikan perihal


Pentingnya Sistem Terintegrasi
Dalam Promosi Perdagangan,
Investasi dan Pariwisata

Rencana Kerja Pemerintah (RKP)


Tahun 2017 dan 2018 untuk
Pembangunan Pariwisata Fokus
Pada 10 Destinasi Prioritas
Sumber: RENSTRA KEMENPAR RI 2015-2019
REGULASI PENGELOLAAN “10 BALI BARU”
PEMERINTAH menyiapkan 2 (dua) opsi BENTUK KELEMBAGAAN BAGI
PENGELOLAAN “10 Bali Baru” dengan prinsip sebagai berikut:

 KSPN prioritas dapat ditetapkan menjadi KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)


melalui Peraturan Pemerintah, yang pelaksanaannya berdasarkan UU NOMOR
39 TAHUN 2009 dibawah Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus dengan
sebutan KEK PARIWISATA;

 KSPN prioritas ditetapkan menjadi KAWASAN STRATEGIS melalui Peraturan


Presiden (PEPRES) yang pelaksanannya oleh SATUAN KERJA (SATKER) di bawah
Kemenperkraf dengan sebutan BADAN OTORITA PENGELOLA (BOP) KAWASAN
PARIWISATA

 Untuk MENSUPERVISI Provinsi/Daerah mengajukan pengusulan KEK dan BOP,


Kemenparkeraf membentuk POKJA Percepatan Pembangunan 10 Destinasi
Pariwisata Prioritas (DPP)
KEK/BOP KEK PARIWISATA BOP PARIWISATA
PUSAT:
Dewan Nasional KEK PUSAT:
Ketua: Menko Perekonomian Dewan Pengarah BOP Kawasan Pariwisata
Anggota: Para Menteri terkait, Badan Usaha Ketua: Menko Kemaritiman
Mitra Ketua Harian: Menteri Pariwisata
PENYELENGGARA Anggota: Para Menteri terkait dan Gubernur yang
WILAYAH/DAERAH (PEPRES): masuk dalam Program 10 Destinasi Pariwisata
Dewan Kawasan Ekonomi Khusus Prioritas
Ketua: Gubernur, Wakil Ketua: Bupati/Walikota
yang kawasan tercakup WILAYAH/DAERAH : -
Anggota: OPD terkait dan Kalangan Profesional

PELAKSANA/ Badan Usaha Pengembangan dan Pengelolaan Badan Pengelola Otorita (BPO) Kawasan, SATKER di
KEK (BUPP), perusahaan yang mengajukan diri Kementerian Pariwisata, yg diangkat dan
PENGELOLA atau diajak bekerjasama untuk investasi diberhentikan oleh Menteri Pariwisata RI
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
PENGADAAN LAHAN membantu KONSOLIDASI LAHAN sesuai RTRW; Pemerintah
membantu
Provinsi dan Kabupaten/Kota
KONSOLIDASI LAHAN sesuai RTRW;
BAGI KAWASAN Pembebasan Lahan dilakukan oleh BUPP Pembebasan dilakukan Badan Pengelola Otorita
Kawasan
Mendapat perlakuan khusus; Insentif Fiskal dan
Non Fiskal spt: Tax Holiday, Insentif Pajak, Duty Investasi yang masuk tidak mendapat insentif Fiskal
KEUNGGULAN Fee Area, pengalokasian Infrastruktur, Energi, dan Non Fiskal, hanya kemudahan Infrastruktur dan
INVESTASI dan Utilitas Dasar dibangun Pemerintah Pusat, Utilitas (dibangun Pemerintah Pusat & Daerah),
sharing daerah, serta Promosi/Pemasaran oleh serta Promosi dan Pemasaran juga dibantu Pusat
Pusat

Pengoperasian KEK sudah harus dilakukan BUPP Periode kerja Badan Pengelola Otorita sesuai dgn
KEK paling lambat 3 tahun sejak KEK ditetapkan Keputusan Menteri Pariwisata; BOP merupakan
JANGKA WAKTU melalui PP, dan memiliki tenggang waktu Prototype KEK, dapat ber-Tranformasi menjadi KEK
beroperasi maksimal 30 tahun Pariwisata, bila diusulkan oleh Gubernur
STRUKTUR
DEWAN NASIONAL
KEK

Anda mungkin juga menyukai