Oleh: Wignyo Hadriyanto DENTIN NORMAL (SEHAT) Dentinyang menutupi permukaan pulpa normal yang belum dimasuki oleh sumber iritasi dari luar, karena hilangnya jaringan yang melindungi dentin, yaitu email dan sementum Dentin ini tidak atau sedikit sensitif terhadap rangsang dari luar karena serabut atau prosesus odontoblast dilindungi oleh email dan sementum terhadap rangsang dari luar. (Mc Gehee) Dentin terdiri atas 1. sel-sel odontoblast 2. substansia interseluler (dasar) 70 % zat anorganik 30% zat organik + air
serabut kolagen substansia dasar dari mucopolisacharida
1 mm2 = 30.000 tubuli dentin
Ujungsyaraf sensorik menyatu dengan sel-sel odontoblast baik dalam tubuli dentin maupun di sel membrannya → timbulnya nyeri dan prosesnya dapat diterangkan melalui teori nyeri secara mekanisme hidrodinamik atau perlukaan odontoblast. Dentinterbuka → semua rangsang → pergerakan cairan dalam tubuli dentin → diteruskan ke reseptor nyeri. Teori hidrodinamik Gerakan cairan dalam tubuli dentin → pergerakan sel-sel odontoblast → ujung syaraf sensorik terangsang → diteruskan ke jaringan pulpa → korteks cerebri → nyeri Teori Hidrodinamik
Rangsang panas → ekspansi
cairan tubuli dentin menjadi 10x → cairan mendesak sel odontoblast → menggerakkan ujung syaraf sensorik → menuju korteks cerebri → nyeri Semua impuls nyeri menuju korteks cerebri melalui syaraf perifer. Teori Hidrodinamik
Rangsang dingin → cairan tubuli
berkontraksi → aspirasi sel-sel odontoblast diikuti ujung syaraf ke dalam tubuli dentin → nyeri Rangsang manis/asam → perubahan tekanan osmotik → menyebabkan gerakan sel odontoblast → rasa nyeri Teori Hidrodinamik
Udara yang dialirkan ke permukaan dentin
selama 10 – 20 detik mengurangi tekanan permukaan, yang akibatnya menyedot sel- sel odontoblast 20 – 50 milimikron sehingga menimbulkan rasa nyeri.
•Setiap radang pulpa akan menimbulkan
dentin hipersensitif, akan tetapi tidak setiap dentin hipersensitif disertai radang pulpa. Sel-sel odontoblast bukan reseptor. Sel odontoblast dan prosesusnya sebagai transducer yang dapat meneruskan rangsang dalam bentuk kimia sehingga bila terjadi luka maka sel akan melepaskan bahan kimia atau mengubah potensial listrik pada permukaan membran sel. Ujung syaraf tepi yang melekat pada sel odontoblast atau yang ada di dalam tubuli dentin akan menerima setiap gerakan odontoblast. GAMBAR DENTIN HIPERSENSITIF (DAVIS) Keadaan dentin yang terhadap rangsang mekanis, kimiawi, maupun thermis memberikan reaksi kepekaan yang lebih besar dari keadaan normal dan menimbulkan rasa sakit pada gigi tersebut. DENTIN HIPERSENSITIF (HERMAN PRINZ)
Keadaan dentin terbuka pada
gigi vital, bersifat nyeri terhadap rangsangan mekanis, kimiawi, thermis maupun elektris. DENTIN HIPERSENSITIF (Mc GEHEE) Sensitifitas abnormal pada area dentin yang terbuka dalam bentuk refleks atau sakit yang terlokalisir, kadang-kadang tanpa adanya sumber iritasi dari luar yang nyata atau karena kontak dengan makanan/instrument , rasa sakit tidak kontinyu, tetapi hanya dirasakan selama ada iritasi /rangsang. Sebab-sebab terjadinya dentin hipersensitif :
1.kerusakan email karena abrasi, atrisi,
erosi, karies, fraktur 2. resesi gingiva karena patologis atau fisiologis 3. pemakaian scaler yang kurang hati-hati Jaringan keras pelindung dentin rusak → dentin terbuka → tubuli dentinalis terbuka → rangsang → diteruskan ke pulpa dalam derajat yang lebih besar → dentin lebih peka terhadap stimuli → sentuhan alat/ preparasi → sensitivitas dentin berlebihan (hipersensitif). Faktor-faktor lain yang mempengaruhi ambang reaksi rasa sakit : 1. keadaan emosional → gelisah/ tak stabil → ambang reaksi rasa sakit rendah 2. kelelahan → ambang rendah 3. umur → muda < tua 4. ras 5. jenis kelamin → dianggap laki-laki > perempuan 6. kekhawatiran dan ketakutan 7. temperamen Beberapa cara/usaha mengurangi rasa sakit pada dentin hipersensitif waktu preparasi kavitas : 1. penggunaan cara tertentu yang rutin 2. pengeringan permukaan dentin terbuka (desiccation) 3. penggunaan obat-obat kaustik 4. penggunaan lokal anodyne 5. penggunaan lokal anastesi 6. penggunaan elektro anestesi 7. penggunaan general anestesi