Anda di halaman 1dari 34

BAHAN

RESTORASI
UNTUK
PENUTUPAN
PERFORASI

E VA R I Z K I H U T A M I
1 7 / 4 2 0 6 5 4 / P K G / 0 11 5 1
• Perawatan saluran akar keadaan yang tidak diinginkan atau tidak
diramalkan sebelumnya  KECELAKAAN PROSEDUR
• Contoh kecelakaan prosedur:
 Tertelannya atau terhisapnya instrument
 Perforasi mahkota atau akar
 Terbentuknya birai
 Patahnya instrument
 Saluran akar yang tidak terobturasi dengan baik
 Obturasi melebihi apeks
 Fraktur akar vertikal

2
PERFORASI ENDODONTIK
• Merupakan pembukaan buatan pada gigi atau akar gigi, yang disebabkan oleh
tindakan operator selama proses pembukaan saluran akar atau karena peristiwa
biologis seperti resorpsi patologis atau karies yang menghasilkan hubungan
langsung antara saluran akar dan jaringan periodontal (Ingle dkk, 2008).
• Rasio terjadinya perforasi  sekitar 2-12% dari seluruh kasus endodontik
• Area perforasi  mengganggu proses penyembuhan dan menginisiasi proses
inflamasi pada jaringan periodontal  infeksi, rasa sakit, dan terbentuknya pus
 abses & fistula  resorpsi tulang  gigi harus dicabut.

3
• Tanda dini perforasi bisa mencakup satu atau lebih tanda di bawah ini:
Nyeri mendadak ketuka dilakukan pengukuran panjang kerja padahal
anestesi sudah adekuat
Perdarahan yang mendadak
Rasa nyeri terbakar atau rasa tidak enak selama irigasi dengan NaOCl
Terlihat file yang posisinya tidak tepat pada saat dirontgen
Pada apeks locator sudah terbaca mencapai ligamen periodontal padahal
jaraknya masih jauh dari panjang kerja.
(Walton dan Torabinejad, 2008)

4
PERFORASI MAHKOTA
• Biasa terjadi saat proses pencarian orifis (open
access)
• Perforasi pada area diatas perlekatan ligamen
periodontal  tanda utama  kebocoran saliva ke
dalam kavitas / kebocoran larutan irigasi ke rongga
mulut
• Perforasi pada area perlekatan ligamen periodontal 
tanda utama  terjadinya perdarahan

5
PERFORASI PADA AREA SERVIKAL SALURAN AKAR

• Biasanya terjadi saat mencari posisi orifis dan


pada saat pelebaran koronal saluran akar.
• Tanda utamanya adalah munculnya darah secara
tiba-tiba dari saluran akar.

6
PERFORASI PADA AREA TENGAH SALURAN AKAR

• Biasa terjadi pada saluran akar yang bengkok ketika terbentuk ledge pada saat
instrumentasi dalam saluran akar.

7
PERFORASI PADA AERA APEKS SALURAN AKAR

• Biasa terjadi pada saat instrumen mengenai jarigan


periradikuler melewati batas apeks gigi dan ketika
terlalu banyak menggunakan agen chelating
bersamaan dengan penggunaan instrumen dengan
ukutan besar untuk menegosiasi ledge, saluran yang
buntu, atau zipping.

8
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROGNOSIS DARI PENUTUPAN PERFORASI
• Lokasi
 Setara atau lebih koronal dari ketinggian alveolar crest  adanya migrasi sel epitel dan pembentukan poket
periodontal prognosis buruk
 Pada area tengah dan apikal akar  tidak bersinggungan langsung dengan rongga mulut.  prognosis baik
• Ukuran perforasi
 Perforasi kecil prognosis lebih baik dari yang lebih besar  kerusakan jaringan lebih sedikit.
• Visibilitas dan aksesibilitas
 Visibilitas dan aksesibilitas baik  prognosis baik.
• Waktu
 Perforasi yang langsung ditutup sesegera mungkin  Prognosis baik  belum terjadi kerusakan perlekatan
lebih lanjut.
• Kondisi jaringan periodontal yang terlibat
 Apabila terdapat pembentukan poket periodontal dan hilangnya perlekatan jaringan lunak  perawatan dengan
9
tindakan bedah.
MANAJEMEN PERAWATAN PERFORASI
• Perforasi pada sepertiga koronal
– Gigi anterior  estetik  komposit, GIC, atau MTA warna putih
– Gigi posterior  amalgam, super EBA, atau MTA warna abu-abu
• Perforasi pada tengah saluran akar
– Keberhasilan perforasi tergantung pada hemostasis, visibilitas dan aksesibilitas, penggunaan teknik
mikro-instrumentasi, dan seleksi material penutupan perforasi
– Bila defek berukuran kecil  dapat ditutup dan hemostasis dapat dicapai  perforasi dapat ditutup
dengan obturasi saluran akar
– Matriks internal  untuk penutupan perforasi dengan aksesibilitas minimal
• Perforasi pada sepertiga apeks
– Bila tidak dapat dilakukan penutupan non bedah  bedah endodontik.

10
SYARAT-SYARAT IDEAL MATERIAL
PENUTUPAN PERFORASI
• Dapat melekat ke dinding kavitas • Stabil secara dimensional
• Dapat menutup/mengunci saluran akar dgn rapat • Dapat ditoleransi dengan baik oleh jaringan
• Biokompatibel periodontal
• Mempunyai kemampuan untuk merangsang • Tidak mudah ter-resorbsi
osteogenesis dan semetogenesis • Tidak berkorosi
• Bersifat bakteriostatis • Tidak terpengaruh oleh kelembaban
• Tidak beracun dan non kariogenik • Tidak menimbulkan pewarnaan pada jaringan
• Mudah di handle periodontal
• Radiopaque

11
JENIS MATERIAL
KEDOKTERAN GIGI YANG
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
PENUTUPAN PERFORASI

12
INDIUM FOIL

• Dahulu, indium foil digunakan sebagai material penutupan


perforasi terutama untuk mencegah overfilling yang berlebihan.
• Ternyata penggunaan indium foil sebagai material penutupan
perforasi terbukti menyebabkan resorpsi tulang yang cukup parah

13
AMALGAM

• Penggunaan amalgam untuk penutupan perforasi pada area furkasi lebih baik dibandingkan
dengan penggunaan cavit atau kalsium hidroksida
• Amalgam lebih dapat diterima sbagai material penutupan perforasi dibandingkan gutta percha
hangat yang dikondensasi secara vertikal
• Selain itu, amalgam juga dapat diaplikasikan pada bagian coronal saluran akar yang mengalami
perforasi dan akan dilakukan reseksi  warna amalgam yang seperti logam akan mudah
terlihat  memberikan kemudahan menentukan arah dan lokasi akar saat akan direseksi &
sebagai bahan restorasi penutup pangkal akar yang telah direseksi

14
PLASTER OF PARIS

• Bersifat biokompatibel dan memiliki rasio resorpsi setara dengan rasio tulang baru yang akan
tumbuh ke dalam jaringan
• Digunakan sebagai matriks internal  efek penempatan matriks plaster of paris pada perforasi
area furkasi meningkatkan perlekatannya dengan amalgam

15
ZINC OXID EUGENOL (ZOE)

• Perforasi yang ditutup dengan ZOE menunjukkan prognosis yang buruk karena ZOE diduga
dapat menimbulkan reaksi inflamasi hingga terbentuknya abses dan resorpsi tulang alveolar

16
SUPER ETHOXY BENZOID ACID
(SUPER EBA)

• Super EBA  ZOE yang diperkuat dengan alumina


• Biasa digunakan sebagai material penutupan pulpa pada area dasar kamar pulpa atau di dalam saluran
akar
• Kelebihan:
 Manipulasi mudah
 Kompatibilitas biologis dengan jaringan periapical sangat baik
 Perlekatan dan adaptasi terhadap dinding dentin baik
• Hasil penelitian
 Kebocoran tepi lebih besar daripada dengan MTA
 Kombinasi antara super EBA dengan MTA memberikan penutupan perforasi yang lebih baik daripada
penggunaan material MTA sendiri.
 Pada perforasi akar lateral  super EBA lebih baik daripada GIC modifikasi perak dan amalgam

17
INTERMEDIATE RESTORATIVE
MATERIAL (IRM)
• Penggunaan IRM tanpa menggunakan matriks internal sebagai material penutupan perforasi
menunjukkan adanya kebocoran mikro yang signifikan  harus disertai dengan matriks
internal
• Penelitan menunjukkan bahwa kebocoran mikro pada penggunaan IRM lebih sedikit daripada
amalgam. Namun tingkat kebocoran mikro pada penggunaan IRM masih lebih tinggi
dibandingkan dengan MTA

18
GUTTA PERCHA

• Merupakan material inti endodontik yang paling sering digunakan.


• Gutta percha memiliki resiko inflamasi yang lebih rendah daripada semen zinc fosfat atau
amalgam ketika digunakan sebagai material penutupan perforasi.
• Penutupan perforasi dengan menggunakan gutta percha lebih sering gagal dibandingkan
dengan penggunaan amalgam

19
CAVIT
• Merupakan pasta polivinil pre-mix yang tidak mengandung eugenol
• Kelebihan:
 seperti manipulasi yang mudah
– kemampuan penutupan yang cukup kuat,
• Cavit merupakan salah satu material pilihan untuk penutupan perforasi endodontik
• Kerapatan penutupan cavit setara dengan amalgam dan lebih baik dibandingkan semen ZOE,
semen zink fosfat, dan gutta percha
• Tidak dapat merangsang penyembuhan lesi pada area perforasi, namun tidak menambah
keparahan lesi tersebut atau tidak menimbulkan lesi baru pada area perforasi tanpa lesi

20
GLASS IONOMER CEMENT (GIC)
• Keuntungan:
 Tidak larut dalam cairan rongga mulut
 Adhesi terhadap struktur gigi baik
 Memiliki kekuatan yang tinggi
 Biokompatibel baik dengan jaringan lunak maupun jaringan keras rongga mulut
 Dapat melepaskan fluoride
• Light-cured GIC menunjukkan tingkat penutupan yang lebih baik dibandingkan dengan
amalgam atau cavit
• Tingkat penutupan light-cured GIC lebih baik dibandingkan dengan chemically-cured GIC

21
METAL - MODIFIED GLASS IONOMER CEMENT

• Penutupan perforasi dengan GIC modifikasi perak memiliki kebocoran yang lebih rendah
dibandingkan amalgam
• Pada perforasi supraosseus dan subgingival, material sealant seperti GIC, compomer dan resin
merupakan pilihan utama untuk penutupan perforasi karena material-material tersebut tidak
mudah larut dan tidak mudah terdekontaminasi seperti MTA.

22
TRICALCIUM PHOSPHATE

• Bersifat biokompatibel dengan jaringan periodontal.


• Ketika digunaan sebagi material penutupan perforasi, trikalsium fosfat menunjukkan bukti
adanya penyembuhan dengan terbentuknya lapisan epitel baru, kolagen, tulang dengan sedikit
sel inflamasi pada area perforasi
• Derajat inflamasi yang disebabkan oleh tricasium fosfat lebih tinggi dibandingkan dengan
hidroksiapatit dan lebih rendah dari kalsium hidroksida

23
HIDROKSIAPATIT

• Dapat digunakan sebagai matriks internal dan material penutupan perforasi.


• Ketika digunakan sebagai material penutupan perforasi furkasi, hidroksiapatit menunjukkan
adanya kemampuan untuk rekonstruksi kehilangan tulang pada area perforasi.
• Ketika digunakan sebagai matriks internal untuk mencegah ekstrusi material penutupan
perforasi seperti amalgam atau GIC, hidroksiapatit berperan sebagai matriks yang stabil dan
mampu menyangga material-material tersebut

24
KALSIUM HIDROKSIDA

• Material ini bersifat biokompatibel dengan pulpa dan jaringan periodontal.


• Boagaerts dkk menggunakan kalsium hidroksida sebagai matriks dikombinasikan dengan super
EBA sebagai material penutupan perforasi, dan menunjukkan hasil yang baik secara klinis.
• Penelitian lain menunjukkan pada spesimen yang dilakukan dressing dengan kalsium
hidroksida dan iodofor, terdapat nekrosis pada area perforasi dan hiperplasi sementum

25
PORTLAND CEMENT

• Material ini dapat merangsang pembentukan tulang dan sementum saat digunakan sebagai
material penutupan perforasi, tapi tingkat penutupannya relatif rendah

26
MINERAL TRIOXIDE AGGREGATE (MTA)
• MTA merupakan material dengan kegunaan yang luas dalam bidang kedokteran gigi dan
dipertimbangkan sebagai material yang ideal untuk penutupan perforasi, pengisian retrograde
pada apeksifikasi, kaping pulpa, dsb karena material ini dapat mengeras dengan baik walaupun
kavitas terkontaminasi dengan darah
• Penggunaan MTA untuk penutupan perforasi terbukti menrangsang perbaikan optimal pada
perforasi dan peningkatan prognosis perawatan gigi pasca perforasi
• MTA memiliki tingkat kebocoran yang lebih rendah dibandingkan dengan IRM maupun
amalgam
• Kombinasi penggunaan MTA dan super EBA memberikan tingkat penutupan yang lebih rapat
dibandingkan dengan penggunaan MTA sendiri

27
• Kelebihan MTA:
 Dapat menstimulasi sementoblas untuk memproduksi matriks untuk pembentukan sementum
 Memiliki biokompatibilitas yang baik dengan jaringan periodontal
 Memiliki kemampuan penutupan yang baik saat digunakan sebagai material penutupan perforasi
 Dapat menstimulasi reparasi jaringan periradikuler
 Tidak merangsang timbulnya inflamasi
 Dapat merangsang pembentukan jaringan keras
 Tingkat kebocoran yang rendah
 Memiliki adaptasi yang baik pada dinding kavitas
• Kekurangan MTA:
 Manipulasi yang cukup sulit karena konsistensinya yang berbentuk granuler
 Waktu setting yang lama yaitu sekitar 3-4 jam
 Kemungkinan larut apabila berkontak dengan cairan rongga mulut sebelum setting
• MTA tidak cocok untuk digunakan sebagai material penutup perforasi pada area servikal gigi 
cairan dari sulkus gingiva dapat melarutkan MTA
28
• MTA biasanya tersedia dalam dua versi, yaitu versi abu-abu dengan formulasi lama dan versi
putih dengan formulasi baru.
• Versi putih memiliki hasil yang lebih baik secara estetik karena tidak menumbulkan bayangan
gelap pada mahkota
• Versi abu-abu memiliki kelebihan yaitu mampu merangsang pembentukan sementoblas dan
keratinosit.
• Kempampuan dalam penutupan perforasi antara MTA warna abu-abu dan MTA warna putih
dianggap setara, namun masih dipertanyakan apakah biokompatibilitas dan kesuksesan jangka
panjang MTA warna putih akan sama dengan MTA warna abu-abu.

29
BIODENTIN
• Kelebihan:
 Cukup mudah dimanipulasi,
 Waktu setting sekitar 12 menit
 Memiliki pH basa
 Bersifat kompatibel
• Biodentin tepat digunakan sebagai pilihan material penutupan perforasi
• Biodentin menunjukkan hasil yang lebih baik sebagai material penutupan perforasi
dibandingkan dengan MTA, bahkan setelah terekspos oleh berbagai macam material irigasi
endodontik.

30
ENDOSEQUENCE
• Endosequence merupakan material bioceramic yang merupakan kombinasi dari kalsium silikat
dan kalsium fosfat
• Working time lebih dari 30 menit dan reaksi setting yang diinisiasi oleh kelembaban dan akan
setting dalam waktu 4 jam.
• Endosequence diproduksi dari partikel nanosphere  dapat memasuki tubulis dentinalis dan
berinteraksi dengan cairan yang ada di dalam dentin  menciptakan ikatan mekanik antara
material dan dentin  membuat material tersebut memiliki stabilitas dimensional yang sangat
baik
• Endosequence memiliki tingkat kemampan penutupan perforasi yang lebih baik dibandingkan
dengan MTA dan biodentin.

31
BIOAGGREGATE

• Bioaggregate juga merupakan material bioceramic


• Memiliki biokompatibilitas dan kemampuan penutupan yang setara dengan MTA
• MTA lebih mudah terpengaruh oleh pH asam dibandingkan dengan bioaggregate saat
digunakan sebagai material penutupan perforasi

32
CALCIUM ENRICH MIXTURE (CEM)
• CEM merupakan material sewarna gigi dan berbasis air
• Kelebihan:
 Memiliki efek anti bakterial dan anti-fungal
 Mampu memberikan penutupan perforasi baik secara fisik maupun kimiawi
 Non-toxic
 Mampu merangsang osteogenesis, dentinogenesis, dam cementogenesis
• CEM memiliki waktu setting kurang dari 1 jam.
• CEM tersusun dari berbagai macam senyawa kalsium dapat memproduksi berbagai macam
ion kalsium dan fosfat  berikatan membentuk hidroksiapatit  sangat cocok dijadikan
pilihan material penutupan perforasi furkasi yang dekat dengan jaringan periodontal

33
34

Anda mungkin juga menyukai