Anda di halaman 1dari 17

TUBERCULOSIS

PADA ANAK
DEFINISI

penyakit akibat infeksi kuman


Mycobacterium Tuberculosis sistemis
sehingga dapat mengenai hampir semua
organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di
paru yang biasanya merupakan lokasi
infeksi primer (Mansjoer, Arif, 2000)
ETIOLOGI
Mycobacterium Tuberculosis dan
Mycobacterium bovis yang merupakan
kuman gram negative.
inhalasi mycobacterium tuberculosis

Kuman Mati Fagositosis oleh makrofag alveolus paru

Kuman hidup

berkembang biak
Masa Inkubasi
(2 – 12 minggu)
Pembentukan focus primer
Penyebaran limfogen
Penyebaran hematogen *1

Kompleks Primer *2

TB Primer *3
Uji tuberculin (+) Terbentuk imunitas seluler spesifik

Sakit TB Infeksi TB

Imunitas optimal
Komplikasi komplek primer
Komplikasi penyebaran hematogen
Komplikasi penyebarab limfogen

Imunitas turun,
Meninggal Reaktivitas/reinfeksi

Sembuh Sakit TB *4
MANIFESTASI KLINIK
Gejala umum/non spesifik tuberculosis anak adalah :
BB turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik
dalam satu bulan dengan penanganan gizi
Anoreksia dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik
secara adekuat
Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas
Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak
sakit dan biasanya multiple
Batuk lama lebih dari 30 hari
Diare persisten
Gejala spesifik sesuai dengan organ yang
terkena :
TB kulit /Skrofuloderma
TB tulang dan sendi (Gibbus, pincang)
TB Otak dan saraf / meningitis dengan
gejala iritabel, kaku kuduk, muntah, dan
kesadaran menurun
TB Mata (Conjungtivitis Fliktenularis,
tuberkel koroid), dll
KLASIFIKASI
TUBERKULOSIS
1. Menurut Ranke , tuberculosis dibagi
dalam 3 stadium, yaitu :
Stadium pertama : kompleks primer
dengan penyebaran limfogen
Stadium kedua : pada waktu terjadi
penyebaran hematogen
Stadium ketiga : tuberkulosi menahun
(chronic pulmonary tuberculosis)
2. Klasifikasi lain :
Tuberkulosis primer : merupakan infeksi
pertama dari tuberculosis
Tuberkulosis subprimer : merupakan
komplikasi tuberculosis primer
Tuberkulosis pasca primer : merupakan
reinfeksi yang dapat terjadi endogen dan
eksogen setelah infeksai primer sembuh
3.Klasifikasi yang sekarang digunakan adalah
:
a. Tuberkulosis primer yang merupakan
komplek primer serta komplikasinya
b. Tuberculosis pasca primer
KOMPLIKASI
TB milier atau meningitis TB (biasanya
terjadi 3-6 bulan setelah infeksi primer TB)
Tuberkulosis Pleura (terjadi dalam 3 – 6
bulan pertama setelah infeksi TB)
Tuberkulosis Skeletal terjadi pada tahun
pertama
TB paru kronik (jarang terjadi pada anak,
sering pada remaja dan dewasa)
TB Ginjal, terjadi lebih lama, yaitu 5 – 25
tahun setelah infeksi primer
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PADA ANAK

Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya


M. Tuberculosis pada pemeriksaan sputum, bilas
lambung, cairan serebrospinal (CSS), cairan pleura,
atau biopsi jaringan.

Pada anak kesulitan menegakkan diagnosis pasti


disebabkan sedikitnya jumlah kuman dan sulitnya
pengambilan specimen (sputum), karena lokasi
kerusakan jaringan TB paru primer terletak di kelenjar
limfe hilus dan paru bagian perifer. Batuk berdahak
pada anak biasanya akan ditelan, oleh karena itu
diperlukan pemeriksaan bilas lambung melalui NGT.
PARAMETER 0 1 2 3

Kontak TB Tidak jelas - BTA BTA (+)


Negatif
atau tdk
jelas
Uji Tuberkulin Negative - - Positif( ≥10
mm atau ≥ 5
mm pd
imunosupresif
)
BB/Status gizi - BB/TB <90% atau Klinis -
BB/U <80% gizi
buruk
Demam y tdk dike- - ≥ 2 minggu - -
tahui penyebabnya

Batuk kronik - ≥ 3 minggu - -

Pembesaran kelen- - ≥ 1 cm, jumlah ≥ - -


jar limfe kolli- 1,tdk nyeri
aksila,inguinal
Pembengkakan - Ada - -
tulang/sendi pembengkakan
Catatan :
 Diagnosis dengan system scoring ditegakkan oleh dokter
 Bila dijumpai gambaran milier atau skrofuloderma, langsung didiagnosis TB
 BB dinilai saat pasien datang
 Demam dan batuk tidak memiliki respons terhadap terapi baku
 Foto toraks bukan merupakan alat diagnostic utama pada TB Anak
Pembacaan hasil uji tuberculin dilakukan setelah 48 – 72 jam, dengan interpretasi :
Positip :
 indurasi diameter > 10 mm
 pada anak yang telah mendapat BCG, diameter indurasi > 15 mm
 pada anak yang kontak erat dengan penderita TB aktif, diameter indurasi ≥ 5 mm
Meragukan :
 Bila indurasi diameter 5 – 9 mm
Negative:
 Anergi bisa disebabkan oleh keadaan infeksi berat, pemberian imunosupresan, penyakit
keganasan atau leukemia, dapat pula oleh gizi buruk, morbili, varisela, dan penyakit
infeksi lain
TATA LAKSANA PENGOBATAN
Hal yang paling penting dalam pengobatan
TB keteraturan menelan obat, yaitu menelan
obat sesuai dosis.
Obat TB yang digunakan :
Isoniazid
Rifampicin
Etambutol
Pirazinamid
Etambutol:
Diberikan secara oral, jarang diberikan
pada anak karena potensi toksisitasnya
pada mata (neuritis optic dan buta warna
merah-hijau). Dosis etambutol adalah 15
– 20 mg/kg BB/hari sebagai dosis tunggal.
Pirazinamid:
Pemberian pirazinamid secara oral sesuai
dengan dosis : 15-30 mg/kg BB/hari,
maksimal 2 gram/hari. Penggunaan
pirazinamid aman pada anak-anak. Efek
samping berupa : artralgia, arthritis, atau
gout (hiperurisemia), hepatotoksik,
anoreksia, iritasi saluran cerna.
Streptomisin:
Streptomisin diberikan secara intra
muskuler dengan dosis : 15-40 mg/kg
BB/hari.
Toksisitas streptomisin adalah
terganggunya NC VIII yaitu terganggunya
pendengaran dan keseimbangan dengan
gejala telinga berdengung.

Anda mungkin juga menyukai