Anda di halaman 1dari 8

STIGMA DALAM DUNIA

PEKERJAAN DAN PENDIDIKA

DISUSUN OLEH:

1. Oca Yulianda 2014301079


2. Zulnisa wakhdaniyah 2014301097
3. Gustia Purnama 2014301059
4. Linda Ria Ananta 2014301068
5. Andrean 2014301098
6. Mela Resta 2014301071
7. Natasya Evi Andriyani 2014301077
8. Nuria Uspika 2014301078
9. Maila wulandari 2014301070
10. Dhita imaniar 2014301053
11. Puspa Pancalista 2014301080
12. Restu Gentari 2014301085
STIGMA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia (KBBI) mendefenisikan stigma sebagai ciri negatif yang
menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungan. United Nations Programme on HIV
and AIDS(UNAIDS) mendefinisikan stigma dan diskriminasi terkait dengan HIV sebagai ciri negatif
yang diberikan pada seseorang sehingga menyebabkan tindakan yang tidak wajar dan tidak adil
terhadap orang tersebut berdasarkan status HIV-nya. Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) adalah
orang yang terinfeksi virus HIV sehingga kekebalan tubuh mereka sudah berkurang dan
mengakibatkan mereka rentan terhadap penyakit.
Hal tersebut senada dengan pernyataan Jonathan Mann dalam Nasronudin (2007:284) terkait dengan
epidemi HIV dan AIDS meliputi, yaitu:
a) Epidemi pertama ialah penyebaran virus HIV, epidemi ini berlangsung secara diam diam dan
mungkin telah dimulai pada tahun 1950-an.
b) Epidemi kedua adalah berjangkit AIDS yang telah menyerang lebih dari setengah juta penderita
diseluruh dunia.
c) Epidemi ketiga bersifat sosial, yakni stigmatisasi prasangka dan diskriminasi
yang timbul dimasyarakat. 
UNAIDS
Unaids adalah program pendukung utama untuk aksi global terhadap epidemik HIV dan AIDS ,
UNAIDS membedakan stigma dalam beberapa kategori, yaitu : 
A. Stigma instrumental AIDS 
Ketakutan atas hal yang berhubungan dengan penyakit mematikan dan menular. Maksudnya
adalah stigma muncul akibat dari faktor penyebab dan akibat dari HIV dan AIDS, sebagai contoh
masyarakat memberi stigma pada ODHA sebagai orang yang akan mati.
B. Stigma simbolis AIDS 
Pengunaan HIV dan AIDS untuk mengekspresikan sikap terhadap kelompok sosial atau gaya
hidup tertentu yang dianggap berhubungan dengan penyakit tersebut, seperti seseorang menjadi
ODHA karena pergaulan pada masa lalu yang suka berganti-ganti pasangan. 
C. Stigma kesopanan AIDS 
Hukuman sosial atas orang yang berhubungan dengan isu HIV dan AIDS atau
orang yang positif HIV, seperti ODHA dikeluarkan dari tempat kerja dengan tidak
hormat.  mon tue wed thu fri sat sun
Selain memiliki kategori stigma juga memilki dimensi. Jones membagi dimensi
stigma menjadi enam dimensi,  yaitu : 2 3 5
a. Concealability, yakni sampai sejauh mana suatu kondisi dapat disembunyikan
atau tidak tampak oleh orang lain. 6 7 8 9 10 12
b. Course, menjelaskan bagaimana kondisi orang yang mendapatkan stigma
berubah dari waktu ke waktu.  13 14 15 16 17 19
c. Strains, menjelaskan bagaimana hubungan interpersonal menjadi tegang. 
d. Aesthetic Qualities, menjelaskan bagaimana
20 21 penampilan
21 22seseorang
23 sangat 25
dipengaruhi oleh kondisi stigma. 
e. Cause, menjelaskan apakah seseorang mengalami stigmatisasi karena bawaan
26 27 28 29
dari lahir atau setelah dewasa. 
f. Peril, menjelaskan kemungkinan keberbahanyaan pada orang lain terkait
dengan kondisi terstigmatisasi
STIGMA DALAM DUNIA PENDIDIKAN
DAN PEKERJAAN
mon

tue A. Stigma dalam dunia Pendidikan

wed Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik matang pada
individu, kelompok atau masyarakat.
thu Anak-anak penderita HIV AIDS tentu akan dirugikan manakala mereka ditolak di sekolahsekolah
karena ketakutan guru akan penularan virus. Padahal HIV/AIDS, jelas, anak adalah korban karena
mereka telah membawa virus ini sejak dilahirkan. Dan mereka tidak dapat menikmati perlakuan
fri yang wajar dari lingkungannya karena menderita HIV positif.
Sehingga meraka kerap mendapatkan perilaku seperti :
- Di kucilkan oleh teman teman sekelas nya tak luput juga oleh guru nya juga
- Di caci maki
- Mendapatkan penolakan untuk masuk sekolah karena status nya
mon

tue B. Stigma dalam dunia pekerjaan

wed Pengetahuan HIV/AIDS yang terbatas menyebabkan kurangnya pemahaman tentang


penyebaran dan pencegahan HIV yang berdampak pada stigma dan diskriminasi. Stigma dan
diskriminasi memengaruhi kekhawatiran orang yang hidup dengan HIV terkait pengungkapan status
thu HIV di tempat kerja.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengatasi epidemi HIV/AIDS
dengan menargetkan pencapaian 3 Nol (Nol infeksi HIV baru, Nol Stigma dan Diskriminasi, Nol
fri kematian terkait AIDS) dengan mempromosikan program pencegahan dan penanganan HIV/AIDS
yang bernama program STOP (Mendidik, Melakukan Tes, Mengobati dan Merawat). Program
pencegahan HIV/AIDS di tempat kerja adalah pendekatan strategis untuk melindungi usia produktif
dari infeksi HIV baru dan mempromosikan akses ke layanan kesehatan dalam memastikan para
pekerja yang hidup dengan HIV dapat mengetahui status dan mengakses perawatan HIV lebih dini.
mon

tue C. Upaya Mengurangi Stigma

wed Stigma dan diskriminasi biasanya terjadi akibat ketakutan yang berlebihan akan tertular
penyakit ini. Masalah lain yaitu penyakit ini dianggap sangat mematikan dan belum ditemukan
obatnya, serta anggapan bahwa penyakit tersebut hanya ditularkan akibat dari perilaku menyimpang
thu sehingga dianggap merupakan aib bagi pengidap dan keluarganya. Padahal, jika benar-benar
dipahami dan dimengerti cara penularanya, sebenarnya penyakit ini dapat dicegah tanpa harus
menjauhi apalagi sampai melakukan stigma dan diskriminasi terhadap para pengidapnya.
fri Dibutuhkan berbagai penelitian aplikatif, konsisten agar terwujud peran serta berbagai pihak
dalam upaya menurunkan stigma dan diskriminasi yang dialami Odha, sehingga mereka mau lebih
terbuka mengenai penyakitnya yang makin memudahkan upaya pencegahan penularan terselubung
dan memudahkan odha mengakses pelayanan kesehatan yang adekuat tanpa rasa takut akan
menghadapi stigma dan diskriminasi.
mon
KESIMPULAN
tue
Stigma dan diskrimansi terhadap ODHA merupakan tantangan yang bila tidak teratasi,
wed
potensial untuk menjadi penghambat upaya penanggulangan HIV dan AIDS.
thu Diskriminasi yang dialami ODHA baik pada unit pelayanan kesehatan, tempat kerja,
fri lingkungan keluarga maupun di masyarakat umum harus menjadi prioritas upaya
penanggulangan HIV dan AIDS. Oleh sebab itu perlu dukungan dan perberdayaan
kelompok-kelompok dukungan sebaya (KDS) sebagai mitra kerja yang efektif dan
mahasiswa sebagai kelompok yang potensial dalam mengurangi stigma dan
diskriminasi.

Anda mungkin juga menyukai