Anda di halaman 1dari 17

Konsep

Imunisasi Dasar
Konsep Dasar Imuisasi
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit dengan memberikan “infeksi ringan”
yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respons imun, sehingga apabila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia
tidak menjadi sakit (Ranuh dkk, 2017).

Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia satu tahun. Terdiri atas imunisasi terhadap penyakit hepatits B, poliomyelitis,
tuberkulosis, difteri, pertussis, tetanus, pneumonia dan meningitis, dan campak.

Tujuan dalam pemberian imunisasi antara lain :


1) Meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak terkena penyakit
2) Meningkatkan nilai kesehatan orang di sekitarnya
3) Menurunkan angka morbiditas, moralitas dan cacat serta bila mungkin didapat eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau
negeri

Macam – macam imunisasi diantaranya adalah :


● Hepatitis B
● BCG (Bacillus Calmette Guerin)
● Polio/IPV
● DPT (difteri, pertusis, tetanus)
● Campak
1. Imunisasi Polio

Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin polio (dalam bentuk oral)
atau dikenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) atau dapat diberikan melalui
suntikan di lengan/tungkai (IPV). Vaksin ini bekerja dengan cara memicu tubuh
untuk membentuk antibodi yang dapat melawan infeksi virus polio. Imunisasi dapat
diberikan 4 kali dengan interval 4-6 minggu.

Pemberian Imunisasi polio bertujuan untuk memberi kekebalan dari penyakit


poliomelitis.
Dosis Pemberian

Anak - Anak Dewasa

Umumnya vaksin polio sudah


Sebagai imunisasi primer, dosisnya diberikan pada anak-anak. Namun,
adalah 0,5 ml. Dosis pertama diberikan pada orang dewasa yang belum
kepada bayi sesaat setelah lahir dalam pernah mendapatkan vaksin, bisa
bentuk tetes mulut (OPV). Vaksin diberikan 3 dosis, 0,5 ml disuntikkan
selanjutnya diberikan saat usia 2 bulan, 3 melalui otot (intramuskular/IM) atau di
bulan, dan 4 bulan. Vaksin booster bawah kulit (subkutan/SC). Dua dosis
diberikan saat anak berusia 18 bulan. pertama diberikan dengan jarak 1–2
bulan, dan dosis ketiga berjarak 6–12
bulan setelah dosis kedua.
Waktu dan Cara
Pemberian
Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah
lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang
terbentuk semakin sempurna.
 
Cara Pemberian Imunisasi
Alat dan bahan :
1. Vaksin polio dalam termos es/flakon berisi vaksin polio
2. Pipet plastik
 
Prosedur :
3. Cuci tangan
4. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
5. Ambil vaksin polio dalam termos es
6. Atur posisi bayi dengan cara menelentangkan bayi di atas pangkuan ibunda dan pegang dengan
erat
7. Teteskan vaksin ke mulut sesuai dosis yang diprogramkan ataudianjurkan, yakni 2 tetes
8. Cuci tangan
9. Catat reaksi yang terjadi
Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi :
1. Dosis pertama saat setelah lahir
2. Dosis kedua saat usia 2 bulan
3. Dosis ketiga saat usia 3 bulan
4. Dosis keempat saat usia 4 bulan

Kontraindikasi :
Kontraindikasi imunisasi polio terutama bila terdapat riwayat hipersensitivitas terhadap
penggunaan vaksin polio. Peringatan penggunaan pada pasien gangguan perdarahan karena
perdarahan/hematoma dapat terjadi pasca injeksi IM vaksin.
Komplikasi / Efek samping

Efek samping imunisasi yang dirasakan


cenderung ringan dan bisa hilang dengan
sendirinya. Berikut efek samping ringan
setelah vaksin polio:
1. demam ringan setelah imunisasi,
2. nyeri pada bekas suntikan, dan
3. pengerasan kulit pada area suntikan.

Dampak imunisasi polio bisa hilang dengan


sendirinya dalam waktu 2-3 hari.
Namun pada kasus yang sangat jarang
terjadi, imunisasi polio memiliki efek samping
cukup parah, yaitu:
4. nyeri bahu,
5. pingsan, dan
6. reaksi alergi parah yang terjadi beberapa
menit atau jam setelah menerima vaksin
2. Imunisasi BCG

BCG merupakan kepanjangan dari Bacillus Calmette-Guérin. Vaksin BCG di Indonesia


umumnya diberikan pada bayi yang baru lahir atau saat bayi berusia 1 bulan. Jika ditunda,
pemberian vaksin BCG paling lambat diberikan saat bayi berusia 2−3 bulan. Imunisasi BCG
terbuat dari bakteri Tuberkulosis yang telah dilemahkan sehingga tidak akan menyebabkan
penerima vaksin menderita penyakit tuberkulosis atau TB. Bakteri yang digunakan untuk
menghasilkan vaksin BCG biasanya adalah Mycobacterium bovis.

Imuniasisi ini memiliki tujuan untuk mencegah penyakit tuberkulosis atau TBC, yang sekarang
lebih dikenal dengan sebutan TB.
Dosis dan Waktu pemberian
Dewasa :
0,2–0,3 ml diberikan melalui suntikan ke kulit.
Anak usia >1 bulan :
0,2–0,3 ml obat dicampurkan dengan 1 ml air steril yang selanjutnya disuntikan ke kulit.
Anak usia <1 bulan :
0,2–0,3 ml obat dicampurkan dengan 2 ml cairan steril yang selanjutnya disuntikan ke
kulit.

Waktu terbaik untuk memberikan imunisasi ini adalah sejak bayi baru lahir dan paling
lambat diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan. Bagaimana jika bayi baru diberikan
imunisasi BCG setelah usianya lebih dari 3 bulan? Jika imunisasi baru diberikan setelah
usia bayi lebih dari 3 bulan, maka perlu dilakukan pemeriksaan tuberkulin sebelum vaksin
diberikan. Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan protein kuman TB pada lapisan kulit di
bagian lengan atas. Kulit bereaksi terhadap antigen yang masuk bila anak sudah pernah
terpapar kuman atau bakteri penyebab TB. Reaksinya berupa benjolan berwarna merah
pada kulit pada area penyuntikan dilakukan.
Alat dan Bahan :
1. Spuit tuberkulin dengan jarum ukuran 25-27 panjang 10 mm
2. Vaksin BCG dan gergaji ampul
3. Ampul berisi NaC1 0,9%
4. Kapas lembap (dibasahi air matang)
5. Sarung tangan bersih/handscoon
 
Prosedur :
6. Cuci tangan
7. Gunakan handscoon
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
9. Buka vaksin BCG
10. Larutkan vaksin dengan NaCI 0,9% sebanyak kurang lebih 4 cc
11. Isi spuit dengan vaksin sebanyak 0,05 ml yang sudah dilarutkan
12. Atur posisi dan bersinkan lengan (daerah yang akan dinjeksi, yaitu 1/3 bagian lengan atas) dengan kapas yang
telah dibasahi air matang
13. Tegangkan daerah yang akan diinjeksi
14. Tusukkan jarum dengan sudut 10-15 derajat kemudian masukkan vaksin.
15. Tarik spuit setelah vaksin habis dan jangan dimasase
16. Usap area bekas injeksi dengan kapas bersih jika ada daran yang keluar
17. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
18. Catat respons yang terjadi, vaksin berhasil jika timbul benjolan di kulit dengan kulit kelihatan pucat dan pori-pori
tampak jelas.
Indikasi dan
Kontraindikasi
Indikasi :
Indikasi vaksin BCG (bacille calmette guerin) adalah untuk
mencegah penyakit tuberkulosis, termasuk TB paru, TB milier,
dan meningitis TB pada anak. Vaksin BCG harus diberikan
sesegera mungkin sebelum bayi berusia 1 bulan. Selain itu,
BCG juga digunakan untuk imunoterapi kanker in situ
kandung kemih serta profilaksis tumor papiler pasca reseksi
uretral.
 
Kontraindikasi :
Vaksin BCG tidak dianjurkan pada seseorang yang memiliki
riwayat imunodefisiensi dan uji tuberkulin positif.
Kontraindikasi lain adalah individu yang sedang demam,
mengonsumsi obat imunosupresan seperti kortikosteroid,
penderita HIV dan TB aktif. Seseorang dengan kondisi kulit
septik sebaiknya jangan diberikan vaksin BCG. Pada kasus
eksim, vaksin harus dilakukan pada tempat yang bebas dari
lesi.
Komplikasi / Efek Samping

Vaksin BCG aman dan jarang menimbulkan efek samping berbahaya. Efek samping yang biasa terjadi adalah nyeri di area
suntikan dan kulit terlihat kering atau bersisik. Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung
mereda.

Sebagian besar anak yang menerima imunisasi BCG mengalami nyeri di tempat suntikan. Setelah sembuh, suntikan tersebut
mungkin meninggalkan benjolan, seperti bisul atau bekas luka kecil. Hal ini normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Harus segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
● Muncul nanah, borok, atau abses di area kulit yang disuntik
● Area suntikan masih bengkak setelah 2–3 hari
● Kelenjar getah bening bengkak
● Demam tinggi (suhu ≥39° Celsius)
● Tidak nafsu makan
● Berat badan turun
● Nyeri sampai ke tulang
● Tubuh terasa sangat lelah
Prosedur Mengganti Popok
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Popok baru
2. Kain Pengalas
3. Sarung tangan bersih
4. Air hangat dalam kom
5. Plastik atau nierbeken untuk membuang sampah
Prosedur :
6. Cuci tangan 6 langkah sesuai dengan standar prosedur operasional
7. Ambil popok baru kemudian letakkan dekat dengan bayi
8. Pakai sarung tangan bersih
9. Singkirkan peralatan medis agar tidak tercemar
10. Letakkan kain pengalas di area bokong bayi
11. Lepaskan popok bayi dan bersihkan area genital dengan kapas basah sampai bersih.
12. Buka sarung tangan tangan kanan kemudian keringkan bokong dengan kain pengalas menggunakan tanga
kanan
13. Ambil popok, keluarkan dari tempat tidur bayi
14. Bungkus popok dengan sarung tangan kemudian masukkan popok bekas ke dalam kantong plastik atau
nierbeken
15. Cuci tangan 6 langkah sesuai dengan standar prosedur operasional
16. Memakaikan popok baru ke bayi
17. Buang kantong plastik berisi popok bekas ke tempat sampah
18. Cuci tangan 6 langkah sesuai dengan standar prosedur operasional
Prosedur Perawatan Tali Pusat

 
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Kain kassa steril
2. Air bersih
3. Sabun
 
Prosedur :
4. Cuci tangan
5. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan dengan kassa steril
6. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi
dengan kain bersih secara longgar
7. Lipat popok di bawah sisa tali pusat
8. Jika tali pusat terkena kotoran fees, cuci dengan sabun dan alr bersih, kemudian
keringkan
9. Cuci tangan
Prosedur Memandikan Bayi

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan
mencegah kemungkinan adanya infeksi, Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah
menjaga jangan sampai bayi kedinginan serta kemasukan air ke hidung, mulut, atau telinga yang dapat
mengakibatkan aspirasi.
 
Persiapan Alat dan Bahan :
• Bak mandi (tempat air hangat)
• Satu set pakaian (baju, gurita/alat perekat, popok, selimut, dan lain-lain)
• Satu set alat perawatan, seperti:
• Bedak, sabun
• Kapas minyak
• Kapas air matang
• Lidi Kapas
• Minyak telon jika perlu
• Handuk dan waslap
Lanjutan…

Prosedur :
• Cuci tangan
• Letakkan bayi di atas meja periksa yang telah di beri alas handuk
• Lepas baju, popok, dan selimuti dengan handuk agar tidak kedinginan
• Mulai bersihkan mata, hidung, dan telinga dengan kapas
• Bersihkan muka dan kepala dengan waslap
• Cuci wajah dan kepala
• Bersihkan dengan sabun tubuh bagian depan (dada, abdomen) dan punggung, kemudian seluruh bagian
tubuh
• Bersihkan sampai lipatan kulit
• Masukkan atau bilas dengan air, masukkan bayi ke dalam bak mandi dan tahan punggung serta kepala
dengan lengan pertugas sementara lengan lain menahan pantatnya, tidak perlu menghilangkan verniks
• Satelah selesai, angkat dengan hati-hati dan keringkan seluruh tubuh dengan handuk
• Beri bedak daerah leher, ketiak, paha, dan pantat
• Tempatkan bayi di atas alas dan popok yang hangat dan kering kemudian lakukan perawatan tali pusat
• Kenakan popok dengan pas dan tidak terlalu ketat
• Yakinkan ujung atas popok berada di bawah tali pusat
• Gunakan celana dan pakaian yang bersih dan kering
• Bungkus dengan selimut bersih
• Cuci tangan
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai