Anda di halaman 1dari 10

Etika dan Sanksi

“Tulisan ilmiah
Plagiarisme seharusnya jelas dan
padat di samping akurat
dan jujur.”
Tulisan Yang Etis ’ethical writing’
… kontrak tidak tertulis bahwa pembaca
menganggap penulis sebagai pencipta
tunggal tulisan yang dibuatnya sehingga
setiap ide yang diambil dari sumber lain
harus dirujuk dengan betul dan gagasan
yang dikandungnya disampaikan dengan
baik oleh penulis.
Kolin (2002) menyatakan bahwa
“Ethical writing is clear, accurate, fair, and
honest”.
Plagiarisme/ Plagiat
• Penjiplakan atau pengambilan karangan,
pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan
menjadikannya seolah karangan dan pendapat
sendiri
• American Association of University Professors
(1989) mendefinisikan plagiarisme sebagai
“taking over the ideas, methods, or written words of
another, without acknowledgment and with the
intention that they be taken as the work of the
deceiver.”
Dua tipe plagiarisme:
A. Plagiarisme ide
menggunakan ide (penjelasan, teori, simpulan,
hipotesis, kiasan) secara keseluruhan atau
sebagian, atau dengan pengubahan sedikit
tanpa memberi kredit pada penciptanya.
- Sengaja
- Tidak sengaja
Penulis yang etis selalu menuliskan rujukan.
B. Plagiarisme teks:
1. Menyalin tanpa mencantumkan rujukan.
2. Menyalin dengan menambah, menyisipkan,
mengganti, atau mengubah beberapa kata tanpa
mencantumkan rujukan.
3. Parafrase (Menyalin dengan memakai klmt. sendiri)
tanpa mencantumkan rujukan.
4. Mengambil sebagian teks dari sumber lain, memberi
kredit kepada penulisnya, tapi hanya mengganti satu
atau dua kata atau sekadar mengubah urutan kata,
bentuk aktif/pasif, dan/ atau bentuk kata kerja yang
menyatakan waktu (tense) kalimatnya.
Jenis-jenis Plagiarisme:

(1) Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan


sendiri,
(2) Mengakui gagasan orang lain sebagai
pemikiran sendiri,
(3) Mengakui temuan orang lain sebagai
kepunyaan sendiri.
(4) Mengakui karya kelompok sebagai
kepunyaan atau hasil sendiri,
(5) Menyajikan tulisan yang sama dalam
kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan
asal- usulnya,
(6) Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak
langsung) tanpa menyebutkan sumbernya,
(7) Meringkas dan memparafrasekan dengan
menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat
dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan
sumbernya.
 
Self-Plagiarism
“… the essence of selfplagiarism is [that] the author attempts to
deceive the reader)”.

1. Redundant dan duplicate (dual) publications


• Praktik mengirim sebuah makalah dengan
data yang sama ke lebih dari satu jurnal tanpa
memberi tahu editor atau pembaca kepada
keberadaan versi lain yang identik namun
dipublikasikan di tempat lain.
• Redundant publication dapat terjadi di
lingkungan kampus yang dikenal dengan istilah
academic self-plagiarism (double-dipping).
2. Salami-slicing (data fragmentation)
• Membagi sebuah studi berskala besar menjadi dua
atau lebih publikasi. Pembaca dapat mengira
bahwa data yang ditampilkan di masing-masing
publikasi (salami-slice) berasal dari sampel yang
berbeda.
• Jika hasil dari suatu studi yang kompleks, lebih
baik ditampilkan sebagai satu kesatuan
• Data lama yang ditambah data baru lalu
ditampilkan sebagai studi baru termasuk tindak
kecurangan.
3. Pelanggaran hak cipta
• Terlalu banyak bagian jurnal yang diambil
dapat berarti pelanggaran hak cipta.

4. Daur-ulang teks
• Penulis menggunakan kembali bagian teks
yang dulu dipakainya di makalah yang lain.
• Daur-ulang teks kadang dibolehkan kadang
tidak.

Anda mungkin juga menyukai