Anda di halaman 1dari 41

HEMOSTATIK

Hemostatik adalah zat atau obat yang


digunakan untuk menghentikan perdarahan
Pemilihan obat harus dilakukan secara tepat
sesuai dengan patogenesis perdarahan
Bila daerah perdarahan kecil, tindakan fisik
seperti penekanan, pendinginan atau
kauterisasi seringkali dapat menghentikan
perdarahan dengan cepat
1
HEMOSTASIS
Hemostasis merupakan proses penghentian
perdarahan pada pembuluh darah yang cedera
Dalam proses tersebut berperan faktor faktor
pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan
darah. Dalam proses ini pembuluh darah akan
mengalami vasokonstriksi, trombosit akan
beragregasi membentuk sumbat trombosit.
Selanjutnya sumbat trombosit oleh fibrin yang
dibentuk melalui proses pembekuan darah akan
memperkuat sumbat trombosit yang terbentuk
sebelumnya
2
PROSES PEMBEKUAN DARAH
Dalam garis besar proses pembekuan darah
berjalan melalui tiga proses ;
1. aktivasi tromboplastin melalui mekanisme
ekstrinsik dan intrinsik
2. pembentukan trombin dari protrombin
3. pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses pembekuan darah diperlukan faktor
faktor pembekuan darah dan hngga kini dikenal 15
faktor pembekuan darah
(Farmakologi dan terapi edisi 4, hal 747-749)

3
MACAM HEMOSTATIK
1. HEMOSTATIK LOKAL
a. Hemostatik serap
b. Astringen
c. Koagulan
d.Vasokontriktor

4
2. HEMOSTATIK SISTEMIK
a.Faktor antihemofilik(faktor VIII) dan Cryoprecipitated
antihemophilic factor
b.Komplek faktor IX
c. Desmopresin
d. Fibrinogen insani
e. Vitamin K
f.Asam aminokaproat
g. Asam traneksamat

5
1. HEMOSTATIK LOKAL

6
A. HEMOSTATIK SERAP
Hemostatik serap(absorbable hemostatics)
menghentikan perdarahan dengan penghentian
suatu bekuan buatan atau memberikan jala
serat serat yang mempermudah pembekuan
bila diletakkan langsung pada permukaan yang
berdarah
Dengan kontak pada permukaan asing,
trombosit akan pecah dan membebaskan faktor
yang memulai proses pembekuan darah
7
Hemostatik golongan ini berguna untuk
mengatasi perdarahan yang berasal dari
pembuluh darah kecil saja, misalnya kapiler
dan tidak efektif untuk menghentikan
perdarahan arteri atau vena yang tekanan
intravaskulernya cukup besar.
Termasuk golongan ini antara lain spons
gelatin, oksisel(selulosa oksida), dan busa
fibrin insani(human fibrin foam)

8
B. ASTRINGEN
Zat ini bekerja lokal dengan mengendapkan
protein darah sehingga perdarahan dapat
dihentikan
Yang termasuk kelompok ini adalah feri
klorida, nitras argenti, asam tanat
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan
perdarahan kapiler

9
C. KOAGULAN
Menimbulkan hemostasis denga dua cara yaitu
dengan mempercepat perubahan protrombin
menjadi trombin dan secara langsung
menggumpalkan fibrinogen
Macam : 1. Aktivator protrombin
2. Trombin

10
D. VASOKONTRIKTOR
Epinefrin dan norepinefrin berefek
vasokontriksi, dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu
permukaan. Cara penggunaannya adalah
dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi
dengan larutan 1 : 1000 tersebut pada
permukaan yang berdarah

11
2. HEMOSTATIK SISTEMIK

12
A. FAKTOR ANTIHEMOFILIK(FAKTOR VIII)
DAN CRYOPRECIPITATED ANTIHEMOPHILIC
FACTOR)
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah
atau mengatasi perdarahan pada penderita
Hemofili A(defisiensi faktor VIII yang sifatnya
herediter)

13
B. KOMPLEKS FAKTOR IX
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX, X
serta sejumlah kecil protein plasma lain dan
digunakan untuk pengobatan hemofili B atau
bila diperlukan faktor faktor yang terdapat
dalam sediaan tersebut untuk mencegah
perdarahan

14
C. DESMOPRESIN
Merupakan vasopresin sintetik yang dapat
meningkatkan kadar faktor VIII dan vWf

15
D. FIBRINOGEN INSANI
Sediaan ini hanya digunakan bila dapat
ditentukan kadar fibrinogen dalam darah
penderita dan daya pembekuan yang
sebenarnya

16
E. VITAMIN K
Tahun 1929 Dam mendpatkan perdarahan
spontan pada ayam yang mendapatkan diet
yang tidak sempurna. Selanjutnya ternyata
perdarahan tersebut dapat diatasi dengan
memberikan suatu zat yang larut dalam
lemak yang diberi nama vitamin
K(koagulation vitamin)

17
MACAM
1. Vitamin K alam :
a. Vitamin K1(filokuinon=fitonadion)
b. Vitamin K2(senyawa menakuinon)
2. Vitamin K sintetik yaitu Vitamin
K3(menadion)

18
Vitamin K1 yang digunakan untuk
pengobatan terdapat pada kloroplas
sayuran berwarna hijau dan buah buahan
Vitamin K2 disintesis oleh bakteri usus
terutama bakteri gram positif
Vitamin K sintetik yaitu vitamin
K3(menadion) merupakan derivat
naftokuinon, dengan aktivitas mendekati
vitamin K alam

19
FARMAKODINAMIK
Pada orang normal vitamin K tidak
mempunyai aktivitas farmakodinamik,
tetapi pada penderita defisiensi vitamin K
berguna untuk meningkatkan biosintesis
beberapa faktor pembekuan darah yaitu
protrombin, faktor VII(prokonvertin), faktor
IX(faktor Christmas) dan faktor X(faktor
Stuart) yang berlangsung di hati.
Mekanisme kerja vitamin K ini masih belum
diketahui dengan pasti
20
Jumlah kebutuhan manusia akan vitamin K
akan vitamin tidak diketahui dengan jelas,
tetapi rupanya kebutuhan tersebut sangat
kecil. Pada orang dewasa sehat, kebutuhan
akan vitamin K biasanya akan terpenuhi
dari makanan dan hasil sintesis oleh bakteri
usus. Sintesis vitamin K oleh bakteri usus
sekitar 50% dari kebutuhan vitamin K
perhari

21
Defisiensi vitamin K menyebabkan
hipoprotrombinemia dan menurunnya
kadar beberapa faktor pembekuan darah
sehingga waktu pembekuan darah
memanjang dan dapat terjadi perdarahan
spontan seperti ekimosis, epistaksis,
hematuri, perdarahan saluran cerna,
perdarahan intrakranial, perdarahan pasca
bedah dan hemoptisis

22
INTOKSIKASI
Pemberian filokuinon(fitonadion) secara IV yang
terlalu cepat dapat menyebabakan kemerahan
pada muka, berkeringat, bronkospasme dan
sianosis, sakit pada dada dan kadang kadang
dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi belum
diketahui dengan jelas apakah memang
disebabkan oleh vitamin K atau bahan lain yang
terdapat pada sediaan tersebut. Juga dilaporkan
timbulnya hiperbilirubinemia pada bayi yang
mendapat filokuinon

23
Menadion bersifat iritatif pada kulit dan
saluran nafas
Larutan menadion dapat menyebabkan
kulit melepuh
Pada bayi terutama bayi prematur,
menadion dan derivatnya dapat
menyebabkan anemia hemolitik,
hiperbilirubinemia dan ikterus

24
FARMAKOKINETIK
Absorbsi vitamin K melalui usus sangat
tergantung dari kelarutannya. Absorbsi
filokuinon dan menakuinon hanya
berlangsung baik bila terdapat garam
garam empedu, sedangkan menadion dan
derivatnya yang larut air dapat diabsorbsi
walaupun tidak ada empedu

25
Berbeda dengan filokuinon dan
menakuinon yang harus melalui saluran
limfe lebih dahulu, menadion dan
derivatnya yang larut air dapat langsung
masuk sirkulasi darah
Vitamin K alam dan sintetik diabsorbsi
dengan mudah setelah penyuntikan IM.
Metabolisme vitamin K dalam tubuh tidak
banyak diketahui

26
Pada empedu dan urin hampir tidak
ditemukan bentuk bebas, sebagian besar
dikonyugasi dalam bentuk bebas

27
SEDIAAN
1. Tablet fitonadion(vitamin K1) 5 mg. Emulsi
fitonadion yang mengandung 2 mg/ml (Neo K)
atau 10 mg/ml (Fitomenadion), untuk parenteral,
1 ampul = 1 ml
2. Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan
menadion dalam minyak yang mengandung 2, 10,
dan 25 mg/ml, untuk pemakaian IM
3.Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan
menadion natrium bisulfit yang mengandung 5
dan 10 mg/ml, untuk pemakaian parenteral

28
4. Tablet menadiol natrium difosfat yang
mengandun 5 dan 10 mg/ml untuk
pemakaian parenteral

29
NEO K (2 Mg/ampul)

30
INDIKASI
1. Mencegah atau mengatasi perdarahan
akibat defisiensi vitamin K. Defisiensi
vitamin K akibat asupan yang tidak
mencukupi jarang terjadi, karena vitamin K
terdapat pada banyak makanan dan juga
disintesis oleh bakteri usus

31
2. Pada bayi baru lahir hipoprotrombinemia
dapat terjadi teutama karena belum adanya
bakteri yang mensintesis vitamin K di usus
dan tidak adanya depot vitamin K. Karena
itu dianjurkan untuk memberikan
profilaksis vitamin K secara rutin pada bayi
yang baru dilahirkan. Filokuinon(vitamin
K1) yang rupanya kurang toksik merupakan
obat terpilih untuk tindakan pencegahan
tersebut dan diberikan sejumlah 0,5-1 mg
IM atau IV segera setelah bayi dilahirkan.
32
(Pada APN(Asuhan Persalinan Normal)
diberika injeksi 1 mg vitamin K1 secara
intramuskuler (IM) pada semua bayi baru
lahir untuk mencegah perdarahan bayi baru
lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat
dialami oleh sebagian bayi baru lahir)
3. Hipoprotrombinemia

33
F. ASAM AMINOKAPROAT
Merupakan penghambat bersaing dari
aktivator plasminogen dan penghambat
plasmin
Plasmin berperan menghancurkan
fibrinogen, fibrin, dan faktor pembekuan
darah lain
Oleh karena itu asam aminokaproat dapat
membantu mengatasi perdarahan berat
akibat fibrinolisis yang berlebihan
34
FARMAKOKINETIK
Asam amino kaproat diabsorbsi secara baik
per oral dan juga dapat diberikan secara IV.
Diekskresi secara cepat melalui urin,
sebagian besar dalam bentuk asal.

35
INDIKASI
1.Mengatasi hematuria yang berasal dari
kandung kemih, prostat atau uretra
2. Antidotum untuk melawan efek
trombolitik streptokinase dan urokinase
yang merupakan aktivator plasminogen
Sebaiknya tidak digunakan selama
kehamilan trimester pertama dan kedua
kecuali bila memang benar-benar diperlukan

36
EFEK SAMPING
Pruritus, eritema, ruam kulit, hipotensi,
dispepsia, mual, diare, inhibisi ejakulasi,
eritema konyungtiva dan hidung tersumbat
Yang paling berbahaya adalah trombosis
umum

37
G. ASAM TRANEKSAMAT
Obat ini mempunyai indikasi dan
mekanisme kerja yang sama dengan asam
aminokaproat tetapi 10 kali lebih kuat
dengan efek samping yang lebih ringan

38
FARMAKOKINETIK
Asam traneksamat cepat diabsorbsi dari
saluran cerna. Sampai 40% dari satu dosis
oral dan 90% dari satu dosis IV diekskresi
melalui urin dalam 24 jam. Obat ini dapat
melalui sawar uri

39
DOSIS
Dosis yang dianjurkan 0,5-1 g, diberikan 2-3
kali sehari secara IV lambat sekurang
kurangnya dalam waktu 5 menit
Per oral 1-1,5 g, 2-3 kali per hari.
Pada pasien gagal ginjal dosis dikurangi

40
ASAM TRANEKSAMAT INJEKSI

41

Anda mungkin juga menyukai