Anda di halaman 1dari 17

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Oleh

Dr. Sukanda Husin, SH., LL.M.


SEJARAH HPI

1. ZAMAN ROMAWI
2. MASA PERTUMBUHAN ASAS PERSONAL
( ABAD KE KE 6 – 10 )
3. MASA PERTUMBUHAN PRINSIP
TERITORIAL (ABAD KE 11 - 12)
4, MASA PERKEMBANGAN TEORI STATUTA DI
ITALIA (ABAD KE 13 – 15)
5. TEORI STATUTA DI PERANCIS
(ABAD KE 16)
6. TEORI STATUTA DI NEGERI BELANDA
( ABAD KE 17 – 18 )
7. TEORI HPI UNIVERSAL ( ABAD 19 )
Zaman Romawi

Sengketa Perdata
Cives

Bangsa Romawi Praetor Peregrinis

Municipia Ius Civile

Ius Gentium

Ius Privatum Ius Publicum

Hukum Perdata Hukum Publik


Internasional Internasional

Azas Teritorial
Asas Asas Hukum
Romawi

Lex Rei Sitae


Lex Loci Contractus Lex Domicili
(Lex Situs)

Benda Tdk Benda Hukum Hukum


Bergerak Bergerak Origo Domicil

Lex Solutionis/Place of
Performance

Azas Teritorial Azas Personal


ASAS ASAS HUKUM ROMAWI

1. Asas Lex Rei Sitae (Lex Situs)


hukum yang harus diberlakukan atas suatu
benda tdk bergerak adalah hukum di tempat
benda itu berada.
2. Asas Lex loci Contractus
perjanjian perjanjian (yang bersifat HPI) berlaku
kaidah-kaidah hukum dari tempat pembuatan
perjanjian.
3. Asas Lex Domicili
hukum yang mengatur hak serta kewajiban
perorangan adalah hukum dari tempat seseorang
berkediaman tetap.
Masa Pertumbuhan Azas Personal
(Abad VI - X M)

Wilayah Kerajaan Bangsa Barbar +


Romawi Bangsa2 Lain
(Akhir Abad VI) (Geneologis)

Hukum Personal, Ius Civile


Prinsip Teritorial
Keluarga, Agamanya ditinggalkan

Beberapa
Prinsip Personal
Sistem Hukum
ASAS PERSONAL

1. Hukum yang berlaku dalam suatu perkara adalah Hukum personal dari
pihak tergugat (asas actor sequituur forum rei).
2. Kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum seseorang ditentukan
oleh Hukum personal orang tersebut atau kapasitas para pihak dalam
suatu perjanjian harus ditentukan oleh hukum personal dari masing
masing pihak.
3. Masalah pewarisan diatur berdasarkan asas personal dari si pewaris.
4. Peralihan hak milik atas benda harus harus dilaksanakan sesuai
dengan hukum personal dari pihak yang mengalihkan.
5. Penyelesaian perkara PMH dilakukan berdasarkan hukum personal
dari pihak yang melakukan PMH.
6. Pengesahan suatu perkawinan harus dialkukan berdasarkan hukum
personal sang suami
Masa Pertumbuhan Azas Teritorial
(Abad XI - XII M)

Wilayah Eropa Personal Teritorialistik/


Utara Geneologis Feodalistis

Tidak ada pengakuan Hukum mereka


hak asing Land Lords
sendiri

HPI tdk berkembang


Masa Pertumbuhan Azas Teritorial
(Abad XI - XII M)

Wilayah Eropa Personalitas


Selatan Teritorial
Geneologis
Asas Otonom

Italia
Kota Perdagangan:
Florencia, Pisa, Perugia venetia,
Milan, Padua, Genoa

Otonomi sendiri-sendiri

 Batas teritorial sendiri


 Sistem hukum lokal yg berbeda Kebutuhan
 Municipal law tdk mengakui hak orang asing Norma HPI
 Hukum Romawa dan Lombardi tdk diterapkan
TEORI STATUTA DI ITALIA

Accursius (1228)
Bila seseorang dari suatu kota tertentu
Menjawab kelemahan
dituntut secara hukum di suatu kota lain,
Azas Teritorial
maka ia tidak dapat diadili berdasarkan
hukum di kota lain itu.

Hubungan-hubungan hukum antara


pihak – pihak yang tunduk pada
dua sistem hukum yang berlainan

Bartolus de Sassoferato

 Asas yg dpt digunakan utk menentukan statuta yg berlaku bagi


satu peristiwa hukum
 Klasifikasi hubungan atau persoalan hukum
 Berdasarkan klasifikasi di atas, ditentukan ststuta yang berlaku
dan dapatkah statuta itu diberlakukan terhadap orang asing
Tujuan Teori Statuta

menyelesaikan perkara-perkara
yang menyangkut perselisihan antara:

 kaidah hukum lokal dengan kaidah dari


berbagai kota di Italia.
 kaidah-kaidah hukum lokal dengan kaidah
hukum umum.
Jenis-Jenis Statuta

1. Statuta Realia : status benda


2. Statuta Personalia : status orang
3. Statuta Mixta : status perbuatan
TEORI STATUTA BELANDA
(ABAD KE 17 – 18)

TOKOH : Ulrik Huber dan Johannes Voet


Ulrik Huber mengajukan tiga prinsip dasar yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah perselisihan sengketa/perkara
Hukum Perdata Internasional, yaitu :
1. Hukum dari suatu negara mempunyai daya
berlaku yang mutlak, hanya dalam batas-batas
wilayah kedaulatannya saja.
2. Semua orang baik tetap maupun sementara, berada di
dalam wilayah suatu negara yang berdaulat, harus
sebagai subjek hukum dari negara itu dan terikat pada
hukum negara itu.
TEORI STATUTA PERANCIS

Dumoulin (1500 – 1566) dan D’ Argentre (1523 – 1603)

Latar belakang Statuta Prancis :


Perancis yang terdiri dari provinsi-provinsi secara politis merupakaan
bagian dari Negara Perancis. Provinsi-provinsi tersebut memiliki sistem
hukumnya masing-masing yang disebut Coutume (custom).
Berdasarkan alasan Sopan Santun Antar Negara (asas Komitas Gentium)
diakui pula bahwa setiap pemerintahan negara yang berdaulat mengakui
bahwa hukum yang sudah berlaku di negara asalnya, akan tetap memilki
kekuatan berlaku dimana-mana, sejauh tidak bertentangan dengan
kepentingan subjek hukum dari negara yang memberikan pengakuan itu.
Pendapat Johannes Voet

Pada dasarnya tidak ada negara yang wajib


menyatakan bahwa suatu kaidah hukum asing
hanya berlaku di dalam wilayah yurisdiksinya.
Bila suatu negara mengakui kaidah hukum
asing, maka itu dilakukan hanya demi asas
Comitas Gentium (Sopan Santun antar
bangsa).
 salah satu asas yang didasarkan pada teori
Comutas adalah Locus Regit Actum (tempat
perbuatan menentukan bentuk perbuatan).
TEORI HPI UNIVERSAL (ABAD 19)

 TOKOH : Fredrich Carl von Savigny


Didahului oleh Von Wachter dengan Choice of Rule, atau
kaidah pilihan hukum.ia membantah Teori Statuta.
Teori Savigny menjadi dasar dari seluruh sistem HPI
Eropa Kontinental.
Fokus HPI Eropa Kontinental menjadi “Hubungan hukum
tertentu” dengan bantuan titik taut (tempat kedudukan
hukumnya).
Di dalam sistem HPI Eropa Kontinental, yang penting
untuk memutus perkara adalah menentukan sistem
hukum , bukan memilih aturan hukum substantif.

Anda mungkin juga menyukai