Kasus
Tinea
Cruris
Merry Beatrix Da Clama Nusa
(112019260)
FK UKRIDA
Nama : An. C A
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kampung sungai begog
Suku : Jawa
Agama : Islam
Anamnesis
Allonamnesis , tanggal 22 November 2021
• Lokalisata
• Tampak lesi di regio inguinal sinistra dan
dextra
• (Dextra) plak hiperpigmentosa berbatas
tegas dengan pinggiran aktif, ukuran
lenticular- plakat dan bentuk polisiklik
• (Sinistra) macula eritematosa, plak
hiperpigmentosa berbatas tegas dengan
pinggiran aktif, ukuran lenticular- plakat dan
bentuk polisiklik
Tinea kruris Psoriasis Kandidiasis
Etiologi T.rubrum, T.mentagrophytes, Fak. Genetik C. Albican
E.floccosum Autoimun
Predileksi Genitokrural, sekitar anus, Kulit kepala, wajah, siku, lutut, Daerah lipat paha, intergluteal,
bokong, perut bagian bawah, lumbosacral, sela paha lipat payudara, glans penis dan
lipat paha, inguinal, genitalia, umbilikus
pubis, perianal
Efloresensi Makula eritem dengan tepi lebih Plak eritema, skuama tebal, Lesi berupa bercak batas tegas,
aktif dan central healing, macula berlapis, kasar, putih mengkilat, bersisik, basah dan eritematosa.
hiperpigmentasi, dan skuama batas tegas central healing Lesi dikelilingi satelit vesikel
erosi akibat garukan dan dan pustul kecil. Konfigurasi hen
likenifikasi. and chicken
Gejala Gatal (berkeringat makin gatal) Gatal ringan Gatal ringan
Pemeriksaan - Kerokan kulit (Terlihat - Koebner (munculnya - Kerokan kulit atau dengan
Penunjang Hifa dengan dua garis kelainan adalah pada pewarnaan gram terlihat sel ragi,
sejajar terbagi oleh sekat tempat yang baru saja blatospora atau hifa semu.
dan bercabang dengan terjadi trauma).
spora berderet (artrospora)) - Auspitz (bila dibawah
- Kultur (untuk menentukan kerak tampak bintik-bintik
spesies jamur) perdarahan saat diangkat)
- Fenomena tetesan lilin
(saat kerak digores dengan
pinggir kaca objek maka
akan terjadi perubahan
warna menjadi lebih putih)
- Histopatologi
(penebalan/akantois
dengan elongasi seragam
dan penipisan epidermis
diatas papilla dermis)
Diagnosis kerja : Tinea cruris
Pitiriasis Versikolor,
Non Dermatofitosis folikulitis
malassezia,piedra
Mikosis Superfisial
Dermatofitosis Tinea
Dermatomikosis
micetoma,
kromomikosis,
Mikosis SubKutan zigomikosis subkutan,
sporotrikosis dan
rinosporidiosis
Tinea Kruris
● Yang kedua
Penetrasi melalui ataupun di antara sel, setelah terjadi perlekatan spora harus
berkembang dan menembus stratum korneum pada kecepatan yang lebih
cepat daripada proses deskuamasi. Penetrasi juga dibantu oleh sekresi
proteinase lipase dan enzim mucinolitik yang juga menyediakan nutrisi untuk
jamur. Trauma dan maserasi juga membantu penetrasi jamur ke jaringan.
Fungal mannan di dalam dinding sel dermatofita juga bisa menurunkan
kecepatan proliferasi keratinosit. Pertahanan baru muncul ketika begitu jamur
mencapai lapisan terdalam epidermis.
Patogenesis
● Langkah terakhir
Perkembangan respon host, derajat inflamasi dipengaruhi oleh status imun
pasien dan organisme yang terlibat. Reaksi hipersensitivitas tipe IV atau
Delayed Type Hypersensitivity (DHT) memainkan peran yang sangat penting
dalam melawan dermatifita.pada pasien yang belum pernah terinfeksi
dermatofita sebelumnya inflamasi menyebabkan inflamasi minimal dan
trichopitin test hasilnya negatif. Infeksi menghasilkan sedikit eritema dan
skuama yang dihasilkan oleh peningkatan pergantian keratinosit. Dihipotesakan
bahwa antigen dermatofita diproses oleh sel langerhans epidermis dan
dipresentasikan oleh limfosit T di nodus limfe. Limfosit T melakukan proliferasi
dan bermigrasi ke tempat yang terinfeksi untuk menyerang jamur. Pada saat
ini, lesi tiba-tiba menjadi inflamasi dan barier epidermal menjadi permaebel
terhadap transferin dan sel-sel yang bermigrasi. Segera jamur hilang dan lesi
secara spontan menjadi sembuh.
Manifestasi klinis
• Efloresensi polimorfik, lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas,
dengan eritem, skuama.
• Erosi dan krusta akibat garukan
• Bagian tepi lesi lebih aktif
• Rasa gatal biasanya memperburuk dengan keringat
• Kronis tanda aktif menjadi hilang dan selanjutnya hanya
meninggalkan daerah hiperpigmentasi
Pemeriksaan Penunjang
Topikal:
Obat Golongan alilamin (krim terbinafin, butenafin) sekali sehari selama 1-2 minggu
Golongan azol: misalnya, krim mikonazol, ketokonazol, klotrimazol 2 kali sehari selama 4-6 minggu