Anda di halaman 1dari 29

APLIKASI

PENGINDERAAN JAUH
UNTUK EKSPLORASI
Oleh:
Emi Sukiyah

Program Studi Teknik Geologi


FTG - Universitas Padjadjaran

2018
 Aplikasi penginderaan jauh dirancang untuk
memberikan pemahaman lebih lanjut tentang
penerapan teknologi penginderaan jauh dalam
aktivitas ilmu kebumian.
 Perkembangan teknologi penginderaan jauh
yang sangat pesat harus diimbangi pula oleh
ketersediaan sumberdaya manusia.
 Di bidang geologi yang erat terkait dengan
beragam masalah tentang bumi, teknologi
penginderaan jauh sangat diperlukan, mengingat
manusia tidak mungkin meneliti setiap jengkal
permukaan bumi secara menyeluruh.
eksplorasi
eksplorasi pemetaan
sumberdaya
MIGAS geologi
mineral

eksplorasi Aplikasi
potensi Penginderaan Jauh SIG
panas bumi

perencanaan Pengelolaan hasil


pemetaan
lahan analisis data
Kawasan bencana
penginderaan jauh
KEMAJUAN TEKNOLOGI
PENGINDERAAN JAUH DAN
PEMANFAATANNYA
Penggunaan penginderaan jauh meningkat pesat:
1. Jumlah bidang penggunanya
2. Frekuensi penggunaannya dalam tiap bidang

Alasan peningkatan penggunaan RS (Sutanto, 1992):


1. Citra menggambarkan objek, daerah dan gejala di
permukaan bumi dengan
(a) ujud dan letak objek mirip di permukaan bumi,
(b) relatif lengkap,
(c) meliputi daerah yang luas dan
(d) permanen.
2. Jenis citra tertentu dapat membentuk gambaran tiga
dimensi apabila pengamatannya dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut stereoskop.
3. Karakteristik objek yang tidak tampak dapat
diujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan
pengenalan objeknya.
4. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk
daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.
5. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah
bencana.
6. Citra sering dibuat dengan periode ulang yang
pendek.
Kemajuan Teknologi Satelit
Penginderaan Jauh

Sejumlah besar satelit telah dibangun


untuk memantau kondisi lingkungan darat
dan laut yang beragam.

Konfigurasi orbit yang berbeda digunakan,


dan sensor satelit dapat menampilkan
bumi dalam mode vertikal, menyamping
atau sebagian saja.
Data dan citra hasil penginderaan jauh
oleh satelit mempunyai 4 keuntungan
dibandingkan observasi langsung ke
lapangan, yaitu:
1. Synoptic view (tampilan mirip
aslinya)
2. Repetitive coverage (cakupan yang
berulang)
3. Multispectral data
4. Low-cost data (murah)
Sejarah Singkat Landsat
Faktor-faktor yang berperan penting untuk mewujudkan
satelit observasi bumi di bawah program Landsat
(Lauer et al, 1997; dalam Aber, 2005), yaitu:
• Diperlukan informasi yang lebih baik mengenai sumberdaya
bumi, perubahan lingkungan dan pengaruh aktivitas
manusia.
• Data hankam nasional dan intelejen untuk melindungi USA
dari agresor.
• Tantangan komersial untuk keuntungan sistem perusahaan
bebas dan peningkatan ekonomi nasional.
• Kerjasama internasional dan program pertukaran dengan
negara lain untuk pemahaman yang lebih baik tentang
masalah antar bangsa dan ukuran-ukuran global.
• Hukum internasional USA menyetujui tidak mendahulukan
kemudahan akses data Landsat.
NASA mulai merencanakan satelit berukuran kecil
pada awal 1967.
Dep. Dalam Negeri USA & NASA merencanakan
menggunakan kamera televisi khusus (return beam
vidicons = RBV) sebagai instrumen pencitraan.
Tahun 1968, pesawat terbang Hughes-Virginia
Norwood menawarkan untuk menempatkan tipe baru
peralatan pencitraan pada satelit berupa scanner.
1969, Apollo 9 melakukan misi, termasuk eksperimen
fotografi. Pada empat sumbu simetri menempel
kamera yang digunakan untuk simulasi citra multi
saluran MSS.
23 Juli 1972, Earth Resources Technology Satellite
(ERTS-1) diluncurkan di Pusat Angkatan Udara
Vandenberg di California.
MSS merupakan sistem ujicoba yang melampaui
harapan optimis perancangnya, bukan hanya
kualitas tetapi juga dalam perkembangan
komunitas pemakai yang besar.

Kesuksesan MSS diikuti oleh kelompok Norwood


di Hughes untuk membangun scanner generasi
kedua, yang disebut thematic mapper (TM),
dengan perbaikan resolusi spektral dan spasial.

Peralatan TM diletakkan pada Landsat 4 dan 5 di


awal tahun 1980an
TM telah dilengkapi dengan:
1) Tampilan sinoptik bumi;
2) Liputan dunia secara menyeluruh setiap 16 hari
antara 81° LU and 81° LS;
3) Sudut iluminasi yang seragam dan time-of-day
imagery;
4) Multispectral mampu melampaui keterbatasan
fotografi;
5) Format data dijital untuk pemrosesan citra
menggunakan komputer;
6) Kebenaran planimetrik dari citra ortografik
secara dekat.
Satelit Sumberdaya Bumi
(Lauer et al,1997; dalam Aber, 2005)
TAHUN PLATFORM NEGARA SENSOR

1972 Landsat 1 USA-NASA MSS, RBV

1975 Landsat 2 USA-NASA MSS, RBV

1978 Landsat 3 USA-NASA MSS, RBV

1982 Landsat 4 USA-NASA TM,MSS

1984 Landsat 5 USA-NASA TM, MSS

1986 SPOT-1 France HRV

1988 RESURS-01 Soviet Union MSU-SK

1988 IRS-1A India LISS-1


1990 SPOT-2 France HRV

1991 IRS-1B India LISS-2

1992 JERS-1 Japan OPS

1993 Landsat 6 USA (Eosat) ETM

1993 SPOT-3 France HRV

1993 IRS-P1 India LISS-2, MEOSS

1994 IRS-P2 India LISS-2, MOS

1994 RESURS-02 Russia MSU-E

1995 IRS-1C India LISS-3


1996 ADEOS Japan AVNIR

1996 PRIRODA Germany/Russia MOMS

1997 CBERS China/Brazil LCCD

1997 IRS-1D India LISS-3

1998 SPOT-4 France HRVIR

1998 IRS-P5 India LISS-4

1999 Landsat 7 USA-NASA ETM+

1999 Ikonos Commercial High-res MSS


1999 Terra USA/Japan ASTER, etc.
NASA membangun dan meluncurkan Landsat 7
pada 15 April 1999, dan operasi penerbangan
selanjutnya dialihkan ke EDC.

Landsat 7 membawa Enhanced Thematic Mapper


plus (ETM+), merupakan pengembangan data
Landsat TM dengan peningkatan resolusi
spektral dan spasial.

NASA telah mengumpulkan data seluruh dunia,


orthorectified dataset dari citra Landsat MSS, TM
dan ETM yang mewakili 3 periode, yaitu: 1970-
an, 1990-an dan 2000-an (Tucker et al, 2004;
dalam Aber, 2005).
Perbandingan beberapa platform penginderaan jauh (Bedell, 2004)
Spektrum/ Satelit Bands Pixel ( M ) Harga ( $ US ) Website
Quick Bird 22.50 sq / km www digitalglobe. com
4.45 – 90 1 0,5 – 1
4.4 - 90 4 2 -5
Ikonos 1 1 18.00 sq /km www.intercamericacascom/
0.45 – 9.0 4 4 16.00 sq /km www satripcas. Com
0.45 – 0.85
Spot 5 1 25 60x60 km 6,700.00 www.sportimage.id
0.48 – 9.0 3 10 2,700.00
1.58 – 1.75 1 20
TM Edcimswww.crugs.gov /
0.45 – 2.35 7 30 180 x 180 km 425.00 Pub / imswelcome.
10,45 – 12,5 1 120
ETM Asterweb.jpl.nasa.gov
0,45 – 2.35 6 30 60x60 km 55.00
0.52 – 0.9 1 15
10.4 – 12.5 1 60
Hyperspectral satelite

Hyperion 250.00 Eolugs.gov/instru/hyperion


0.4 – 2.5 220 30 7.5x100km asp
Hyperspectral Airbone
AVIRIS 500.00 Aviris.jpl.nasa.gov/html/
0.38 – 2.5 224 20 –5 10km wide Aviris.quicklooks.html
Spec TIR 20 - 5 13.00 sq/km www .spectir.com
4.5 – 2.45 227
Hy Map
0.45 – 2.5 126
Definisi istilah-Istilah yang terkait
dengan data penginderaan jauh

Active sensor (sensor aktif): sensor yang


dilengkapi dengan kemampuan membangun
sumber energi sendiri. Sensor jenis ini mampu
melepaskan dan menerima energi (misalnya radar
dan laser)
Band (saluran gelombang): biasanya berkaitan
dengan saluran panjang gelombang, yang
mengindikasikan rentang spesifik spektrum
elektromagnet pada sensor yang sensitif. Pada
umumnya dapat menandai beberapa layer dari
citra berukuran mikro.
Cluster digunakan dalam kontek klasifikasi
citra untuk mengindikasikan konsentrasi
observasi (titik-titik dalam ruang feature)
berkaitan dengan kelas uji atau contoh.

Colour infrared film (film warna infra


merah) merupakan film dengan
sensitivitas spesifik untuk panjang
gelombang infra merah. Secara khusus
digunakan dalam survei vegetasi.
Digital Terrain Model = DTM (model lahan
dijital) merupakan istilah untuk
mengindikasikan deskripsi dijital relief
lahan.

DTM dapat disimpan dalam bentuk yang


berbeda (garis kontur, TIN, raster) dan
kemungkinan juga mengandung arti
tertentu, informasi yang berkaitan dengan
relief (garis putus-putus, garis titik-titik,
dll.).
Electromagnetic spectrum merupakan
rentang lengkap seluruh panjang
gelombang, dari sinar gamma (10-12 m)
sampai gelombang radio sangat panjang
(1012 m).
Filter memiliki dua pengertian, yaitu:
(1) produk yang secara fisik terbuat dari gelas,
digunakan dalam peralatan penginderaan jauh
untuk menandai panjang gelombang tertentu,
misalnya filter ultraviolet
(2) operator matematika yang digunakan dalam
pengolahan citra untuk modifikasi sinyal,
misalnya filter penghalusan.
Geo-spatial data merupakan data yang memuat posisi
geografik, atau disingkat data spasial.
Geocoding merupakan proses transformasi dan
pencontohan kembali data citra sehingga dapat
digunakan secara berkesinambungan dengan data
yang memiliki proyeksi peta tertentu. Bahan masukan
untuk proses kodifikasi adalah data citra dan titik-titik
kontrol, keluarannya adalah citra yang terkodifikasi
secara geografi. Kategori khusus citra terkodifikasi
adalah orthophoto dan orthoimage.
Geographic information merupakan informasi yang
berasal dari data spasial (data citra). Informasi adalah
segala sesuatu yang relevan dalam kontek aplikasi
tertentu.
Geographic Information System = GIS (Sistem
Informasi Geografik = SIG) merupakan paket
perangkat lunak yang mengakomodasi
penangkapan (capture), analisis, manipulasi dan
presentasi data bergeoreferensi. SIG merupakan
alat (tool) yang dapat diaplikasikan untuk beragam
penggunaan (aplikasi SIG).

Georeferencing (rujukan posisi geografi)


merupakan proses menghubungkan citra pada
proyeksi peta tertentu. Hasil proses ini adalah data
vektor yang tersimpan dalam sistem proyeksi
tersebut dan dapat diletakkan di atas citra
(overlay). Masukan untuk proses georeferencing
adalah data citra dan koordinat titik kontrol,
keluarannya adalah citra bergeoreferensi.
Global Navigation Satellite System (GNSS)
diterjemahkan sebagai sistem satelit navigasi
global, merupakan infrastruktur global untuk
penyediaan informasi pengaturan waktu dan posisi.
Sistem ini terdiri atas sistem GPS Amerika dan
Glonass Rusia. Ada juga sistem Galileo Eropa yang
akan datang.
Ground Control Points (GCPs) diterjemahkan
sebagai titik-titik kontrol di permukaan bumi, yaitu
titik-titik yang digunakan untuk menetapkan atau
validasi proses transformasi geometrik. Kadang-
kadang juga dirujuk sebagai titik-titik kontrol tetap
yang telah diukur di permukaan bumi. GCPs
seharusnya dapat dikenal dengan baik pada citra
maupun di dunia nyata.
Image (citra) merupakan file dijital terdiri atas pixels
yang mewakili ukuran nilai refleksi lokal (emisi atau
backscatter) dalam beberapa bagian desain spektrum
elektromagnetik. Secara khusus, citra disimpan dalam
sistem lajur-kolom. Sebuah citra terdiri atas beberapa
nomor saluran (channels). Setelah nilai-nilai refleksi
diterjemahkan ke dalam beberapa variabel tematik,
citra menjadi raster. Dengan citra, kita mengatakan
unsur pokok pixels, dengan raster kita katakan
selnya.
Image classification (klasifikasi citra) adalah proses
pengarahan pixels menjadi nominal, misalnya tematik,
kelas-kelas. Masukan berupa citra multi saluran, keluaran
berupa raster dalam mana setiap sel memiliki kode tematik.
Klasifikasi citra dapat menggunakan pendekatan terawasi
dan tidak terawasi.
Image enhancement (peningkatan citra) adalah proses
improvisasi representasi visual citra, contoh dengan
histogram equalization atau menggunakan filter

Image interpretation (interpretasi citra) adalah proses


ekstraksi informasi dari data citra. Arti istilah
informasi didefinisikan oleh kontek aplikasinya.
Interpretasi visual dan teknik pengenalan pola dapat
digunakan.
Image processing system (sistem pengolahan citra)
adalah sistem komputer yang spesifik didesain untuk
pengolahan data citra dan mengekstrak informasi
dengan visualisasi data, aplikasi dari model dan teknik
pengenalan pola.
Panchromatic merupakan salah satu saluran
spektral dalam spektrum elektromagnet tampak dan
infra merah dekat.

Passive sensor merupakan sensor yang merekam


energi yang dihasilkan oleh sumber eksternal,
misalnya matahari dan bumi.

Pattern recognition (pengenalan pola) adalah istilah


teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mengenali dan mengidentifikasi pola. Pola dapat
ditemukan dalam lingkup spasial, spektral dan
temporal. Contoh pengenalan pola spektral adalah
klasifikasi citra dan pengenalan pola spasial adalah
segmentasi.
Pixel merupakan kependekan dari picture element
yang menjadi unit dasar/terkecil data citra. Pixel
data citra mewakili luas tertentu suatu kawasan
yang berhubungan dengan resolusi spasial sistem
sensor yang menghasilkan citra tersebut.

Pixel value, mewakili ukuran energi pada suatu titik,


biasanya diekspresikan sebagai nilai angka dijital
atau DN (Digital Number).

Polychromatic (polikromatik) merupakan radiasi


matahari yang terdiri atas komposit (gabungan)
beragam panjang gelombang monokromatik.
Radar merupakan singkatan dari Radio detection
and ranging. Radar merupakan sensor aktif pada
panjang gelombang antara 1-100 cm.

Resolution, mencirikan perbedaan terkecil yang


dapat diobservasi (diukur) pada objek yang masih
dapat dikenali. Dalam kontek penginderaan jauh
digunakan dalam resolusi spasial, spektral dan
radiometrik

SAR, singkatan dari Synthetic Aperture Radar. SAR


dapat berfungsi jika memiliki celah/lubang antena
virtual yang besar, terbentuk dari banyak observasi
dengan antena yang relatif kecil dari sistem SAR.
Backscatter adalah sinyal gelombang mikro yang
dipantulkan oleh unsur-unsur permukaan yang
teriluminasi dalam arah antena radar.

Electromagnetic energy (energi elektromagnetik)


adalah energi dengan komponen elektrik dan
magnetik. Baik model gelombang maupun foton
digunakan untuk menjelaskan fenomena ini.
Pengukuran energi elektromagnetik yang
direfleksikan dan diemisikan merupakan aspek
penting dalam penginderaan jauh.

Anda mungkin juga menyukai