Autoimmune Disease by Slidesgo

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

STUDI KASUS PKL MAGK

“Sindrome Dispepsia & Gout Arthitis

Lois Br Batubara
Antoneta Iriani Kota
Herlina Mobalen
Oktovina Kolinggea
Stela Susi Wabia
Data Pasien
Nama : Ny. Novita. G

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 33 Tahun
Pengambilan data : 16 Februari 2022

Diagnosa Medis : Sindrome Dispepsia & Gout Arthitis


Data Dasar
● Antropometri Identifikasi Masalah

● BB : 62 Kg Berdasarkan IMT
● TB : 149 Cm menunjukkan status gizi
● IMT : 27,9 Kg/m2 (Obesitas 1) pasien Obesitas
● BBI : 44,1 Kg

(TB-100) – 10% (TB-100)


(149-100) – 10% (149-100)
49 – 10% (49)
49 – 4,9
44,1 Kg
Data Dasar Identifikasi Masalah
Biokimia
16 Februari 2022 Kadar MCV & MCH menurun
  indikasi adanya anemia
● Hematologi mikrositik disebabkan karena
● MCV : 67,7 fl ↓ kekurangan zat gizi / difensiesi
● MCH : 23,8 pg ↓ zat besi
 
● Diferrential Leucocyte Kadar limfosit menurun indikasi
● LYM : 8,4 ↓ adanya inveksi virus, bakteri
● MID : 3,2 ↓ atau jamur di dalam tubuh
● GRA : 88,4 ↓  
  Kadar SGOT & SGPT meningkat
● Faal Hati yaitu 180 u/L & 86 u/L indikasi
● SGOT : 180 u/L ↑ adanya gangguan fungsi hati
● SGPT : 86 u/L ↑
Data Dasar
Fisik – Klinis Identifikasi Masalah
● GCS = 456 (normal)
● Tekanan Darah = 120/80 mmHg Sakit nyeri ulu hati tembus
(normal) ke punggung disebabkan
● Nadi = 72 kali/menit (Normal)
● RR = 20 kali/menit (Normal)
karena adanya asam yang
● Suhu = 360C (Normal) berlebihan
  pada lambung atau dikenal
● Pasien mengatakan nyeri ulu hati
dengan tukak lambung.
● Pasien mengatakan nyeri tulang
belakang
● Pasien mengatakan perut kembung
Data Dasar
Dietary Identifikasi Masalah
● Riwayat makan terdahulu
● Frekuensi makanan pokok 3x sehari Berdasarkan hasil analisis
● Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur recall 24 jam pasien
● Pasien selalu mengkonsumsi makanan pedas, didapatkan,
berbumbu, goreng – gorengan dan makanan Intake energi baik 81,2%
bersantan.  
  Intake protein lebih 119,1%
● Riwayat makan sekarang
 
Hasil Recall 24h
E : 1277 Kkal (81,2%) Intake lemak baik 84,4%
P : 70,19 gr (119,1%)  
L : 27,6 gr (79%) Intake karbohidrat 73,5%
KH: 187,9 gr (73,5%) kurang
Data Dasar
Ekologi Identifikasi Masalah
● Sosial Ekonomi
Agama Kristen Sindrome Dispepsia & Gout
Belum Nikah Arthitis
 
● Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengaku tidak ada riwayat
penyakit dahulu

● Riwayat penyakit sekarang


Sindrome Dispepsia & Gout
Arthitis
Data Dasar
● Obat Esomeprazole adalah obat untuk
NACl (Sodium Chloride) mengobati penyakit asam lambung
Esomeprazole atau gastroesophageal reflux
Ondansetron disease (GERD).
Antrain
Ondansetron adalah obat yang
NACL merupakan cairan infus yang digunakan untuk mencegah serta
mengandung NaCl. Infus ini mengobati mual dan muntah
digunakan untuk mengembalikan
keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi. Antrain adalah obat analgetik
(pereda nyeri)
Diagnosa Gizi
● NI 2.1 ● NC 3.3
Asupan oral tidak adekuat berkaitan Berat badan lebih berkaitan dengan
dengan kondisi pasien obesitas ditandai kurangnya aktifitas fisik ditandai
dengan hasil recall 24H yaitu Intake dengan IMT : 27,9 Kg/m2 (Obesitas 1)
energi baik 81,2%, Intake protein lebih
119,1%, Intake lemak baik 84,4%, dan
Intake karbohidrat 73,5% kurang.
● NB 1.1
Kurangnya pengetahuan mengenai gizi
berkaitan dengan pasien belum pernah
● NI 5.4 mendapatkan edukasi gizi sebelumnya
Penurunan kebutuhan protein berkaitan ditandai dengan kurangnya paparan
dengan perubahan metabolisme fungsi informasi terkait gizi.
hati ditandai dengan SGOT : 180 u/L ↑
dan SGPT : 86 u/L ↑
Intervensi Gizi
ND-1 Pemberian diet lambung dan
diet rendah purin. Makanan utama
3x dan 2x makanan selingan

E-1 Edukasi gizi (konten) : mengedukasi terkait informasi diet


lambung dan diet rendah purin untuk mempercepat proses
penyembuhan. ● RC 1
● Kolaborasi dan rujukan asuhan gizi
• Gambaran umum diet lambung

dengan tenaga kesehatan lain terkait:
Gambaran umum diet rendah purin
• Tujuan diet lambung yang diberikan
● Dokter : Pemeriksaan nilai laboratorium
• Tujuan diet rendah purin yang diberikan (Hematologi, SGOT & SGPT), serta
• Bahan makanan yang dihindari dan dianjurkan check up secara rutin.
• Sasaran : pasien dan keluarga pasien ● Perawat: Pemeriksaan fisik klinis (Nyeri
• Tempat: diruang perawatan Anggrek perut)
• Media: leaflet dan buku porsimetri (foto makanan)
Monitoring & Evaluasi
FH 1.1 Mengkaji tingkat asupan pasien BD 1.2 Pemeriksaan hematologi dan
dengan metode 24 hour recall yang dilakukan faal hati pasien dengan tujuan untuk
setiap hari. Tingkat asupan pasien diharapkan melihat nilai / hasil dari laboratorium.
naik hingga memenuhi minimal 90% dari ● Target : Hasil pemeriksaan
kebutuhan energi sehari laboratorium kembali normal
● Metode : Pemeriksaan laboratorium
● Waktu : Selama intervensi secara
PD 1.1 Pemeriksaan fisik klinik yaitu tekanan berkala
darah, nadi, pernafasan dan suhu.
Pemeriksaan dilakukan setiap hari dibantu
oleh perawat.
FH 4.1 Peningkatan pengetahuan pasien dan
keluarga yang ditandai dengan peningkatan nilai post
tes mencapai nilai 80. Dilakukan dengan pre dan post
test secara verbal.
Preskripsi Diet
● Tujuan :
● Memperbaiki status gizi hingga mencapai normal
● Menurukan kadar asam urat dalam darah dan urin
● Mengatasi keluhan nyeri pada perut bagian atas atau dada dan perut kembung

● Prinsip :
Diet Lambung & Diet Rendah Purin
● Syarat :
● Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan yaitu sebesar 1572 Kkal untuk
memperbaiki status gizi pasien hingga mencapai normal
● Protein diberikan 10 – 15 % dari kebutuhan energi total yaitu sebesar 55,2 gram
● Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >
150mg / 100 gr
● Lemak diberikan 20% dari kebutuhan energi total yaitu sebesar 32,7 gram. Lemak
berlebih dapat menghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui urin.
● Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak 65% dari kebutuhan energi total yaitu
sebesar 253,7 gram. Mengingat kebanyakan pasien gout artritis mempunyai berat
badan lebih, maka dianjurkan untuk menggunakan sumber karbohidrat kompleks.
● Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan gizi atau angka kecukupan
gizi.
● Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata – rata asupan
cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2,5 liter / hari.
● Pemberian Diet : 3 x makanan utama dan 2 x makanan selingan
● Bentuk makanan lunak
● Pemberian makanan oral
Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
● BBI : (TB-100) – 10% (TB-100) ● P : 15% x
● : (149-100) – 10% (149-100) ● : 58,9 gr
● : 49 – 10% (49)
● : 49 – 4,9 ● L : 20% x
● : 44,1 Kg ● : 34,9 gr
● BEE : 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) –
(4,7 x U) ● KH : 65% x
● : 655 + (9,6 x 44,1) + (1,8 x 149) – (4,7 x 33) ● : 255,4 gr
● : 655 + 423,3 + 268,2 – 155,1
● : 1.191,4 Kkal
● TEE : BEE x FA x FS
● : 1.191 x 1,1 x 1,2
● : 1.572 Kkal
Monitoring & Evaluasi
Indikator Metode Frekuensi Target
Fisik Klinis Melihat rekam medis atau melakukan 1x/ hari Semuanya tetap berada di angka
PD 1.1 kolaborasi dengan perawat untuk normal
- Tekanan darah mengecek secara langsung
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu

Biokimia Melihat rekam medis Selama intervensi Nilai lab berada pada batas normal
BD 1.6 berlangsung
Pengukuran lab hematologi dan faal
hati

Asupan Makan Recall 24H 1x/hari Pemenuhan asupan dapat terpenuhi


FH 1.1 minimal 90% dari kebutuhan energi
Energi, protein, lemak, karbohidrat, dalam sehari. Selain itu, tidak
dan natrium terdapat kelebihan asupan natrium
 
Tingkat Pengetahuan Pre-post test yang dilakukan dengan Saat pasien dalam kondisi Skor post test > 80
FH 4.1 wawancara langsung oleh ahli gizi yang memungkinkan serta
Pengetahuan terkait gizi sebelum pasien pulang
 
Menu
Menu
Menu
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai