Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEKS

LIA KAMILA, S.S.T., M.KEB.


TUJUAN MATA KULIAH
ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEKS

 Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu dengan atau kompleks dengan pendekatan manajemen kebidanan dengan pokok bahasan :
 Patofisologi, Ginekologi, Obstetrik, Pengkajian asuhan kebidan kompleks (faktor risiko, alur
epidemiologi, sosial budaya) pada morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi, kewenangan –peran dan
pengambilan keputusan klinis serta alur rujukan  pada kasus kompleks, profesionalisme, Isu Etik dan
Legal, Komunikasi pada perempuan disabilitas (Fisik maupun mental) dalam menyampaikan keadaan
buruk ,informed concent dan choices, bekerja dalam Tim Interdisiplin (IPE)
Apa Perbedaan Kondisi Patologi
dengan Kondisi Gawat Darurat??
PATOLOGI POST NATAL DAN NEONATAL
APA YANG DIMAKSUD DENGAN MASA POST NATAL
DAN MASA NEONATAL
PATOLOGI POSTNATAL
REVIEW KASUS

Kasus 1 Kasus 2
 Seorang perempuan, P2A0, melahirkan 3 hari yang  Seorang perempuan, P2A0, melahirkan 6 jam yang
lalu di PMB, saat ini datang ke bidan dengan lalu di PMB mengeluh pusing dan merasa ada darah
keluhan payudara terasa kencang dan sakit. Hasil yang mengalir dari jalan lahir. Hasil anamnesa
anamnesa ASI keluar sedikit-sedikit. Hasil persalinan spontan tanpa Tindakan. Hasil
pemeriksaan tampak payudara kemerahan dan pemeriksaan darah di pembalut penuh dan tampak
kencang, perabaan payudara nyeri dan suhu ibu 38,5 darah kelura merembes terus menerus dari jalan
O C. lahir. TFU 2 Jari di atas pusat, ada kontraksi,
kandung kemih kosong.
PATOLOGI NEONATAL
REVIEW KASUS

Kasus 1 Kasus 2
 Seorang bayi perempuan lahir beberapa saat yang  Seorang bayi perempuan lahir 4 hari yang lalu di
lalu di PMB tidak segera menangis. Hasil PMB. Saat ini bayi di bawa oleh ibu ke RS dengan
pemeriksaan tonus otot lemah dan warna kulit bagian keluhan kuning. Hasil anamnesa persalinan spontan
ekstrimitas kebiruan. di PMB, menyusu 5-6 x/hari. Hasil pemeriksaan
tampak kulit bayi kuning mulai dari wajah sampai
pusat. TTV bayi normal, cek lab bilirubin 10mg/dl
BAYI BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH)

BBLR : bayi dgn BB dibawah 2500 gr pada saat lahir.


BBLSR (Berat Badan lahir sangat rendah) : bayi dgn BB di
bawah 1500 gr pada saat lahir.
BBLER (Berat badan ekstrem rendah) : bayi dgn BB dibawah
1000 gr pada saat lahir
PENYEBAB HAMBATAN PERTUMBUHAN INTRAUTERIN

Faktor maternal
 Hipertensi, preeklampsi
 Hipertensi kronis
 Diabetes melitus
 Nutrisi tidak adekuat
 Merokok, alkohol
 Usia ibu
 Riwayat obstetrik buruk
PENYEBAB HAMBATAN PERTUMBUHAN INTRAUTERIN

Faktor Janin
 Gestasi multipel
 Kelainan kromosom, genetik (penyakit trisomi)
 Kelainan metabolisme
 Infeksi intrauterin (TORCH)

Faktor Plasenta
 Abrupsio plasenta
 Plasenta previa
 Korioamnionitis
 Insersi tali pusat tdk normal
 Arteri umbilikalis tunggal
IKTERUS NEONATURUM

 Adalah keadaan klinis pada bayi yg ditandai oleh pewarnaan kuning pada kulit dan sklera akibat akumulasi
bilirubin tak terkonjugasi yg berlebih.
 Terdapat dua kategori : fisiologis dan patologis
TABEL PERBEDAAN

Ikterus Fisiologis Ikterus Patologis


Terjadi pada hari ke 2-3 pasca lahir Terjadi sebelum umur 24 jam
Untuk bayi cukup bulan kadar bilirubin : Disertai tanda penyakit lain (muntah,
6-8 mg/dL letargis, malas menetek, penurunan BB yg
cepat, apnea, takipneu, suhu tdk stabil)
Untuk bayi kurang bulan 10-12 mg/dL Ikterus bertahan setelah 8 hari (bayi cukup
bulan) dan 11 hari (bayi kurang bulan)
Peningkatan kadar bilirubin > 0,5
mg/dL/jam
HIPOGLIKEMI

 Hipoglikemia pada bayi terjadi bila kadar glukosa darah < 45mg/dL.
FAKTOR RESIKO ANTENATAL

 Diabetes melitus maternal


 Obesitas maternal
 Infus glukosa yg banyak atau cepat sesaat sebelum persalinan
FAKTOR NEONATAL

 Pertumbuhan janin terhambat (PJT)


 Besar untuk masa Kehamilan (BMK)
 Preterm
 Bayi yang sakit-sepsis
 Iatrogenik
 Hipotermi
HIPOTERMIA
 Definisi : suhu aksila < 36,5°C
 Bayi baru lahir
 Hipotermia sering terjadi
 Terpapar lingkungan dingin
 Merupakan tanda bahaya

• Mekanisme
Radiasi
Konduksi
Konveksi
Evaporasi
KONDUKSI

 Yaitu perpindahan panas yang terjadi sebagai akibat perbedaan suhu antara kedua obyek. Kehilangan panas terjadi
saat terjadi kontak langsung antara kulit BBL dengan permukaan yang lebih dingin. Sumber kehilangan panas
terjadi pada BBL yang berada pada permukaan/alas yang dingin, seperti pada waktu proses penimbangan.
KONDUKSI

 Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin.Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi
(pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek) (JNPK-KR,2008).
 Mencegah kehilangan panas : Hangatkan seluruh barang-barang untuk perawatan (stetoskop, timbangan, tangan
pemberi perawatan, baju, dan sprei) (JNPK-KR,2008)
KONVEKSI

 Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Panas
hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada
kecepatan dan suhu udara).
KONVEKSI

 Transfer panas terjadi secara sederhana dari selisih suhu antara permukaan kulit bayi dan aliran udara yang dingin
di permukaan tubuh bayi. Sumber kehilangan panas disini dapat berupa : inkubator dengan jendela yang terbuka,
atau pada waktu proses transportasi BBL ke rumah sakit.
 Mencegah kehilangan panas:Hindari aliran udara/pendingin udara, kipas angin, lubang angin terbuka (JNPK-
KR,2008).
RADIASI

 Yaitu perpindahan suhu dari suatu objek panas ke objek yang dingin, misalnya dari bayi dengan suhu yang hangat
dikelilingi suhu lingkungan yang lebih dingin. Sumber kehilangan panas dapat berupa suhu lingkungan yang
dingin atau suhu inkubator yang dingin.
RADIASI

 Panas dipancarkan dari Bayi Baru Lahir keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas
antara dua objek yang mempunyai suhu berbeda).
 Sebagai contoh, membiarkan Bayi Baru Lahir dalam keadaan telanjang atau menidurkan Bayi Baru Lahir
berdekatan dengan ruangan yang dingin (dekat tembok) (JNPK-KR,2008).
RADIASI

Mencegah kehilangan panas:


 Kurangi benda-benda yang menyerap panas (logam)
 Tempatkan tempat tidur bayi jauh dari tembok
EVAPORASI

 Panas terbuang akibat penguapan, melalui permukaan kulit dan traktus respiratorius. Sumber kehilangan panas
dapat berupa BBL yang basah setelah lahir, atau pada waktu dimandikan.
EVAPORASI

Mencegah kehilangan panas :


 Saat mandi, siapkan lingkungan yang hangat
 Basuh dan keringkan setiap bagian untuk mengurangi evaporasi
 Batasi waktu kontak dengan pakaian basah/selimut basah (JNPK-KR,2008
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai