Anda di halaman 1dari 19

SISTEMATIKA AKTA OTENTIK

AKTA OTENTIK
Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata  (“KUHPerdata”) :
 
“Suatu akta otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang
ditentukan oleh Undang-Undang oleh atau di hadapan pejabat umum yang
berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat.”

Akta otentik merupakan alat pembuktian yang sempurna bagi kedua


belah pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang mendapat hak
darinya tentang apa yang dimuat dalam akta tersebut.
Akta Autentik merupakan bukti yang mengikat yang berarti kebenaran
dari hal-hal yang tertulis dalam akta tersebut harus diakui oleh hakim,
yatiu akta tersebut dianggap sebagai benar selama kebenarannya itu tidak
ada pihak lain yang dapat membuktikan sebaliknya.
SYARAT AKTA OTENTIK
Suatu akta otentik harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:

1. Akta itu harus dibuat oleh atau di hadapan seorang


pejabat umum.
2. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan
oleh undang-undang.
3. Pejabat umum oleh atau di hadapan siapa akta itu
dibuat, harus mempunyai wewenang untuk
membuat akta itu
CIRI-CIRI AKTA OTENTIK
1. Bentuknya sesuai UU
Bentuk dari akta notaris, akta perkawinan, akta kelahiran dll
sudah ditentukan format dan isinya oleh Undang-Undang.
Namun ada juga akta-akta yang bersifat perjanjian antara kedua
belah pihak yang isinya berdasarkan kesepakatan dari kedua
belah pihak sesuai dengan azas kebebasan berkontrak.

2. Dibuat di hadapan pejabat umum yang berwenang.

3. Kekuatan pembuktian yang sempurna.

4. Kalau disangkal mengenai kebenarannya, maka penyangkal


harus membuktikan mengenai ketidak benarannya.
JENIS AKTA
a. Relaas Akta / Akta Berita Acara
Adalah akta yang dibuat oleh notaris, berdasarkan apa yang
didengar, dilihat fakta dan data. Biasanya relaas akta dibuat
berkenaan dengan kehadiran orang banyak, oleh karenanya
minuta cukup ditanda tangani oleh salah satu yang hadir,
notaris dan saksi-saksi.
Ciri khasnya adalah “Berdasarkan permintaan ………”

b. Partai Akta / Akta Para Pihak.


Akta yang dibuat dihadapan notaris, berdasarkan keterangan
dan data yang diberikan oleh penghadap.
Ciri khasnya adalah “Menurut keterangannya ………”
LEGALISASI

Adalah Penanda tanganan dokumen dibawah tangan,


yang harus dilakukan dihadapan notaris oleh
penghadap, berarti notaris memastikan/menjamin
kebenaran tanda tangan dari penghadap dan tanggal
penanda tanganan dokumen tersebut. Yang kemudian
dicatat dalam buku khusus.
WAARMERKING

Adalah pencatatan dalam buku daftar khusus atas asli


dokumen dibawah tangan yang sudah ditanda tangani
oleh para pihak.
Jadi notaris tidak menjamin keaslian tanda tangan dan
kebenaran tanggal penanda tanganan.

Pencocokan Foto Copy / Foto copy sesuai aslinya.


Adalah suatu foto copy dari dokumen yang diberi kata
kata “ foto copy ini setelah dicocokan  adalah sesuai
dengan aslinya yang diperlihatkan kepada saya, notaris” .
RENVOOI

Catatan Koreksi dipinggir minuta akta dan harus di


paraf oleh penghadap/para pihak.
Macam-macam renvoi :

- Tambahan
- Coretan
- Coretan dengan penggantiannya
SAKSI DALAM AKTA
Saksi instrumentair / saksi dalam akta notaris, minimal
harus 2 orang.
SISTEMATIKA AKTA OTENTIK
Berdasarkan Pasal 38 Undang-undang Jabatan Notaris
(yang diubah dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun
2014), sistematika akta notaris secara garis besar terdiri
atas :

1. Awal akta atau kepala akta;


2. Badan akta; dan
3. Akhir atau penutup akta.
SISTEMATIKA AKTA NOTARIS
Struktur Akta:
1. Kepala / Awal Akta
2. Komparisi
3. Kapasitas Penghadap
4. Premise
5. Isi / Badan Akta
6. Akhir Akta
SISTEMATIKA AKTA NOTARIS
Awal akta atau kepala akta memuat :
1. Judul akta;
2. Nomor akta;
3. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun
ditandatanganinya akta tersebut;
4. Nama lengkap dan tempat kedudukan notaris. [Akta
notaris pengganti dan pejabat sementara notaris juga
wajib memuat nomor dan tanggal penetapan
pengangkatan, serta pejabat yang mengangkatnya.]
SISTEMATIKA AKTA NOTARIS
Badan akta memuat :
1. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat
tinggal para penghadap dan/atau orang yang mereka
wakili. Hal ini lazim dikenal dalam praktek sebagai
komparisi;
2. Keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;
3. Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari
pihak yang berkepentingan;
4. Nama lengkap, tempat, dan tanggal lahir, serta
pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan tempat tinggal dari
tiap-tiap saksi pengenal.
SISTEMATIKA AKTA NOTARIS
Akhir atau penutup akta memuat :
1. Uraian mengenai pembacaan akta;
2.Uraian mengenai penandatanganan dan tempat
penandatanganan atau penerjemahan akta jika ada;
3. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,
jabatan, kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap
saksi akta; dan
4. Uraian tentang ada tidaknya perubahan yang terjadi
dalam pembuatan akta atau uraian tentang adanya
perubahan yang dapat berupa penambahan,
pencoretan, atau penggantian, serta jumlah
perubahannya.
SISTEMATIKA AKTA NOTARIS
KEPALA AKTA
Kepala Akta terdiri atas :
1. Judul Akta
Judul akta disesuaikan dengan perbuatan hukum yang dibuat.
Perlu diingat bahwa satu akta notaris hanya dapat memuat satu
perbuatan hukum saja.
Sebagai contoh : “Jual Beli”, “Hibah”, “Izin Kawin”, dan lain
sebagainya.

2. Nomor Akta
Nomor akta hanya diberikan nomor urut akta saja, tanpa
diberikan bulan dan tahun. Sebagai contoh : “Nomor : 01”. Untuk
akta notaris, nomornya berganti tiap satu bulan sekali (setiap
bulan selalu kembali lagi ke nomor 01).
SISTEMATIKA AKTA NOTARIS
3. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun
ditandatanganinya akta tersebut;
Untuk penulisannya tidak harus urut, karena tidak
disyaratkan demikian oleh undang-undang.

Contoh penulisannya adalah sebagai berikut :


- Pada hari ini, Kamis, tanggal 20-09-2013 (duapuluh
November duaribu tigabelas), pukul 10.00 WIB
(sepuluh Waktu Indonesia Barat);
SISTEMATIKA AKTA NOTARIS
4. Nama lengkap dan tempat kedudukan notaris.
Contoh penulisannya adalah sebagai berikut :
- Berhadapan dengan saya, CHRISTINE ELISIA
WIDJAYA, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan,
Notaris berkedudukan di Kabupaten Mojokerto, dengan
wilayah kerja seluruh Provinsi Jawa Timur, dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang akan disebut pada bagian
akhir akta ini dan telah dikenal oleh saya, Notaris.

Variasi pada bagian awal akta ini adalah bila Notaris


tersebut cuti, maka menggunakan Notaris Pengganti.
KARAKTER YURIDIS AKTA NOTARIS
1. Akta Notaris wajib dibuat dalam bentuk yang sudah
ditentukan oleh Undangundang (UUJN).
2. Akta Notaris dibuat karena ada permintaan para pihak, dan
bukan keinginan Notaris.
3. Meskipun dalam Akta Notaris tercantum nama Notaris, tapi
dalam hal ini Notaris tidak berkedudukan sebagai pihak yang
bersama-sama para pihak atau penghadap yang namanya
tercantum dalam akta.
4. Pembatalan daya ikat akta notaris hanya dapat dilakukan
atas kesepakatan para pihak yang namanya tercantum dalam
akta. Jika ada yang tidak setuju, maka pihak yang tidak setuju
harus mengajukan permohonan ke pengadilan umum agar
akta yang bersangkutan tidak mengikat lagi dengan alasan-
alasan tertentu yang dapat dibuktikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai