Opsi tersebut dijual dengan harga kesepakatan atau strike price, yaitu harga di mana
pemegang mempunyai opsi untuk membeli atau menjual item tersebut. Jika investor pemegang
call option untar membeli satu lembar saham PT lnduk seharga Rp5.000 per lembar dari penerbit
opsi, maka pemes opsi dapat melaksanakan opsi pada saat harga pangsa pasar melebihi strike
price. Jika harga pasar au Rp6.000 per lembar saham, maka pemegang opsi dapat menghemat
Rp1.000 dengan melaksanakan dan membeli saham seharga Rp5.000. Jika pemegang opsi
berkeinginan untuk menambah penghematan tersebut menjadi laba tunai, maka investor akan
menjual saham tersebut, yang dibelinya dengan harga Rp5.000, beredar di pasaran untuk harga
Rp6.000. Alternatif lain, pemegang opsi dapat secara langsung menjual opsi seharga Rp1.000,
sebesar nilai intrinsiknya. Pada saat harga pasar lebih tinggi dari strike price, maka opsi untuk
membeli disebut "in the money." Sementara pada saat harga pasar lebih rendah dari strike price,
maka opsi untuk membeli disebut "out of the money."
Jika investor adalah pemegang put option untuk menjual satu lembar saham PT Induk
senilai Rp5.000 per lembar kepada penerbit, pemegang opsi akan melaksanakan option tersebut
ketika harga saham di bawah strike price. Jika harga pasar adalah Rp4.000 per lembar, maka
pemegang opsi akan melaksanakan haknya untuk menjual opsi pada harga Rp5.000 per lembar
daripada menjual saham tersebut di pasar terbuka dengan harga Rp4.000 per lembar. Ketika
harga pasar lebih rendah dari harga opsi, maka opsi untuk menjual disebut "in the money."
Untuk contoh saham PT Induk, ikhtisar hubungan antara jenis opsi dan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara harga pasar saat ini dari variabel pokok yang
mendasari dan harga kesepakatan opsi adalah sebagai berikut.
OPSI Harga pasar saat ini sama Harga pasar saat ini sama Harga pasar saat ini sama
dengan harga kesepakatan opsi dengan harga kesepakatan opsi dengan harga kesepakatan opsi
(Rp. 5.000 = Rp. 5.000) (Rp. 6.000 > Rp. 5.000) (Rp. 4.000 < Rp. 5.000)
Beli At the money In the money Out of the money
Jual At the money Out of the money In the money
Opsi umumnya dibeli dengan membayar biaya yang umumnya persentase kecil dari nilai
item terkini yang diopsikan (misalnya 1 sampai 7%). Istilah opsi yang menetapkan apakah opsi
tersebut dapat dilaksanakan pada setiap saat selama periode opsi atau hanya pada akhir periode
pelaksanaan. Nilai minimum dari opsi jual adalah nol karena opsi jual tidak perlu dilaksanakan.
Oleh karena itu, opsi jual tidak pernah mempunyai nilai negatif, dan kerugian maksirnum dari
pemegang opsi jual tersebut merupakan premi yang awal dibayar untuk memperoleh opsi
tersebut.
SWAP
Swap adalah perjanjian mana kedua pihak dapat menukarkan arus kas selama periode waktu
tertentu. Swap dapat ditujukan untuk swap mata uang, tingkat bunga, atau komoditas. Dua jenis
swap keuangan yang paling umum digunakan oleh perusahaan adalah (1) swap mata uang dan
(2) swap tingkat bunga.
Contoh dari Swap mata uang :
PT Induk menjual produk ke Inggris, di mana dari transaksi tersebut ia menerima
poundsterling. Perusahaan lain yang berlokasi di London, Inggris, menjual produk ke Indonesia
di mana ia menerima rupiah. Swap mata uang yang akan terjadi, sebagai contoh, jika PT Induk
(perusahaan Indonesia) setuju bahwa arus kas uang berkala dalam poundsterling dari operasinya
di Inggris akan diteruskan ke pihak lain (counterparty) di Inggris, dan penjualan dalam rupiah di
Indonesia oleh perusahaan London akan diteruskan ke PT Induk. Pada akhir setiap periode,
kedua perusahaan setuju untuk menyelesaikan setiap perbedaan dalam jumlah Hosional swap
pada akhir periode. Dengan demikian, kedua pihak yang terlibat dalam swap mata dang
menghindar untuk berurusan dengan mata uang selain mata lokal dan menghindari biaya
pertukaran mata uang asing.
Contoh lain dari Swap :
swap tingkat bunga di mana kedua pihak setuju untuk menukarkan pembayaran bunga atas jumlah
yang ditetapkan pada pokok pinjaman (disebut juga aman “nosional"). Umumnya, swap tersebut
merupakan pertukaran antara tingkat bunga variabel ngambang) dengan tingkat bunga tetap. Sebagai
contoh, PT Induk dapat mengeluarkan utang dengan tingkat bunga variabel, tetapi perusahaan ingin
membuat tingkat bunganya tetap karena perusahaan yakin bahwa tingkat bunga variabel akan meningkat.
PT Induk dapat masuk ke dalam kontrak dengan counterparty yang mempunyai obligasi pada tingkat bunga
tetap, tetapi juga sedang mengusahakan tingkat bunga variabel karena perusahaan mengasumsikan bahwa
tingkat bunga akan menurun. Kontrak tersebut sering kali memasukkan perantara keuangan yang mana
pembayaran penyelesaian neto dilakukan dan akan membebankan biaya nominal untuk jasanya. Terkadang
counterparty adalah dealer, yang merupakan bank atau perusahaan perbankan investasi (investment banking
firm), yang menciptakan pasar swap dan derivatif tingkat bunga lainnya. Jumlah nosional (pokok pinjaman)
ditetapkan sama untuk kedua pihak, dan PT Induk memperoleh tingkat bunga tetap atas jumlah nosional
sementara counterparty mendapatkan tingkat bunga variabel sesuai yang diinginkannya. Ingat bahwa utang
tidak dilunasi dan setiap biaya yang dibayarkan untuk mengatur swap harus diperlakukan sebagai biaya
emisi utang yang diamortisasi selama jangka waktu utang, Setiap perusahaan tetap bertanggung jawab
untuk pembayaran bunga aktual ke kreditornya. Swap hanya sekadar perjanjian untuk penyelesaian periodik
secara neto dari perbedaan antara dua tingkat bunga dan dilakukan semata-mata antara dua perusahaan yang
terlibat kontrak untuk swap tingkat bunga. Swap sederhana dari tingkat bunga tetap dan variabel sering
disebut sebagai swap sederhana (plain vanilla swap) atau swap generik.
FIGUR 11-9
Fitur kontrak forward, kontrak berjangka, dan option
1. Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas; dan
2. Sifat dan cakupan risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos
selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko
tersebut.
PSAK 60 menambahkan sejumlah pengungkapan yang terkait dengan derivatif dan
instrumen keuangan. Perusahaan holding atau penerbit derivatif harus mengungkapkan tujuan
untuk pemilikan atau penerbitan instrumen dan kebijakan manajemen risiko keuangan.
Perusahaan juga harus mengungkapkan secara terpisah antara lindung nilai atas nilai wajar,
lindung nilai arus kas, lindung nilai investasi neto dalam operasi luar negeri: 1) penjelasan
tentang lindung nilai, 2) penjelasan tentang instrumen keuangan yang didesain sebagai
instrumen lindung nilai serta nilai wajarnya pada tanggal laporan posisi keuangan, 3) sifat dari
risiko yang dilindung nilai, 4) untuk lindung nilai atas arus kas, periode di mana arus kas
diharapkan akan terjadi, periode di mana arus kas tersebut memengaruhi laba atau rugi, dan
penjelasan setiap transaksi sebelumnya diperhitungkan sebagai lindung nilai atas arus kas,
tetapi transaksi tersebut sudah tidak lagi diharapkan akan terjadi.
Perusahaan yang beroperasi secara internasional memiliki kenaikan risiko pada saat
melakukan transaksi dengan menggunakan lebih dari satu mata uang. Oleh karena alasan
tersebut, sejumlah instrumen keuangan digunakan agar dapat mengelola kenaikan risiko
tersebut.