Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA


Ny. S DENGAN HALUSINASI
DI RUANG LARASATI RSJD dr. ARIF
ZAINUDIN SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

FIRLIANISA NUR RAHMADANI (1901026)

ILHAM ILAHI (1901027)

JASITA PUTRI ASMARANI (1901029)

LINTANG SETIANINGRUM (1901030)

LUTFIYANTI EKA PARANTI (1901031)

MUH RIZA ARIFIN (1901032)

MUKHLIS NUR HUDAF (1901033)

NADIYA MEI LINA (1901034)

NANDA ATIKA SARI (1901035)


PENGERTIAN JENIS – JENIS :
Halusinasi adalah salah satu gejala
1. Halusinasi Pendengaran
gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori 2. Halusinasi Penglihatan
persepsi, merasakan sensasi palsu 3. Halusinasi Penciuman
berupa suara, penglihatan, pengecapan 4. Halusinasi Pengecapan
perabaan atau penghiduan. Klien 5. Halusinasi Perabaan
merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada
FAKTOR PREDISPOSISI

1. Faktor Biologis SUMBER KOPING


2. Faktor Psikologis
3. Sosial budaya dan lingkungan 1. Personal ability
2. Social support
FAKTOR PRESIPITASI 3. Material asset
4. Positif belief
Adanya riwayat penyakit infeksi,
penyakit kronis atau kelainan struktur
otak, adanya riwayat kekerasan dalam
keluarga, adanya kegagalan dalam
hidup, dll
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS PASIEN B. KELUHAN UTAMA
Nama : Ny. S Pasien mengatakan melihat seseorang yang mengajaknya
Umur : 50 tahun tertawa dan mendengar suara yang menyuruhnya sholat.

Jenis kelamin: perempuan


Alamat : Sragen C. ALASAN MASUK

Pendidikan : SMA Pasien mengatakan sudah beberapa kali masuk RSJD.


Pasien dibawa ke RSJ karena pasien tidak bisa tidur saat
Pekerjaan : Tidak Bekerja
dirumah dan tiba – tiba tertawa. Pasien mengatakan
Agama : Islam sudah lama merasakan halusinasinya. Pasien
Status pernikahan : Menikah mengatakan suaminya sudah meninggal dan pasien
pernah melempar gula ke arah kamar tamu karena
Tgl MRS : 29 Desember 2021
marah, sejak saat itu pasien merasakan halusinasi dan
Diagnosa Medis : Skizofrenia keluarga membawanya ke RSJD dr. Arif Zainudin
Surakarta
D. FAKTOR PREDISPOSISI E. PEMERIKSAAN FISIK
Pasien beberapa kali di rawat di RSJD. Pasien 1. Tanda-Tanda Vital
mengatakan mempunyai pengalaman masa lalu TD : 116/68 mmHg
yang tidak menyenangkan yakni ditinggalkan
oleh suami, ayah dan ibunya yang meninggal N : 103 x/menit
dunia dan pernah ada pengalaman ditendang S : 36,3 C
budenya saat nonton TV karena pasien tidak R : 20 x/menit
mengerti apa yang disuruh oleh budenya.
2. Ukur =
Pasien mengatakan ada anggota keluarganya
BB : 75 kg
yang mengalami gangguan jiwa yaitu adik
perempuannya dan pernah di rawat di RSJ TB : 160 cm
dengan gejala suka marah-marah dan 3. Keluhan fisik :
menyendiri. Pasien mengatakan tidak pernah
Pasien mengatakan terkadang pusing dan sesak
mengalami kecelakaan, pasien hanya pernah
nafas
mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
KONSEP DIRI HUBUNGAN SOSIAL
– Citra tubuh 1. Pasien mengatakan yang paling dekat dengan dia
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya adalah budhe, karena budhe yang peduli dan paling
terutama bagian rambut dan wajah karena pasien merasa baik dengan pasien, pasien mengatakan budhenya
cantik dengan itu. yang memasakkan makanan untuk pasien.
– Identitas diri
2. Pasien mengatakan sudah tidak mengikuti kegiatan
Pasien mengatakan dia seorang perempuan dan seorang ibu, di masyarakat
pasien mengatakan dia seorang ibu dari 2 anaknya
– Peran diri 3. Di RS pasien aktif mengikuti kegiatan yang ada di RS,
pasien berkomunikasi kooperatif.
Pasien berperan sebagai anak dan juga seorang ibu. Pasien
sudah tidak mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat. SPIRITUAL
– Ideal diri 4. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan pasien memiliki perut buncit dan pasien
Pasien mengatakan menganut agama islam dan pasien
ingin dirinya langsing. Pasien juga ingin segera pulang.
mengatakan takut kepada Allah, sholat adalah kepastian
– Harga diri
ibadah yang harus dilakukan, dan yakin pasti akan
Pasien mengatakan bahwa dia merasa dihargai oleh sembuh.
keluarganya dan orang sekitarnya. Namun pasien juga merasa
minder dan merasa menjadi orang yang tidak pintar 2. Kegiatan ibadah
Pasien melakukan sholat 5 waktu dan berpuasa.
STATUS MENTAL e. Afek
a. Penampilan Afek pasien labil, pasien nampak tiba-tiba tertawa
Pasien berpenampilan rapi, memakai pakaian yang sesuai terbahak-bahak
dengan kegunaannya dan fungsinya dan rambut acak- f. Interaksi selama wawancara
acakan. MK: DPD
Saat wawancara pasien nampak kooperatif, tidak
b. Pembicaraan mudah tersinggung, ada kontak mata dan nampak
Pasien berbicara dengan suara keras dan jelas. Pasien merasa aman.
berbicara panjang dan terkadang keluar dari topik
g. Persepsi < halusinasi
pembicaraan.
Pasien mengatakan mendengar suara bisikan yang
MK: kerusakan komunikasi verbal
menyuruhnya untuk sholat, pasien juga melihat
c. Aktivitas motorik seseorang yang mengajaknya tertawa, pasien
Pasien nampak lesu dirawat di RSJD dr. Arif Zainudin mengatakan melihat seseorang itu saat sedang
Surakarta dan merasa bosan dengan ruangannya. Gerakan ngobrol dengan orang lain dan muncul lebih dari 2x
otot berubah-ubah dapat di kontrol sehari, dan respon pasien adalah tertawa.
d. Alam perasaan
Pasien tampak sumringah, bila disapa pasien selalu
menjawab dan menegur balik.
h. Isi pikir l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien selalu menyebutkan nama seorang pria Tingkat konsentrasi mudah beralih dapat diarahkan,
yang ada di masa lalunya. Pasien mengatakan dulu dan pasien kurang mampu berhitung saat ditambah
ingin kuliah dan menjadi presiden. satu angka pasien nampak kebingungan.
i. Arus pikir m. Kemampuan penilaian
Pasien berbicara keras dan cepat namun Selama wawancara pasien memiliki kemampuan,
terkadang tak sampai tujuan. mengambil keputusan yang sederhana dengan
j. Tingkat kesadaran sedikit bantuan orang lain

Tingkat kesadaran compos mentis dan pasien n. Daya tilik diri


merasa bingung Pasien menyadari bahwa ia dibawa ke RSJD dr. Arif
k. Memori Zainudin Surakarta untuk dirawat dan diberikan
pengobatan agar cepat sembuh.
Daya ingat pasien baik terbukti saat ditanya
kejadian masa lalu paisen dapat mejawab.
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 4. Berpakaian/ berhias
1. Makan Pasien dapat berpakaian sendiri dengan rapi
Pasien mengatakan makan 3x sehari yang sudah 5. Istirahat dan tidur
disiapkan perawat pada jam 06.30, 12.00 & 17.00
Pasien tidur sianng jam 13.00-15.00 WIB sehari,
WIB. Dengan porsi nasi, lauk, sayur, buah 1 potong.
tidur malam pasien mengatakan tidur malam jam
Pasien minum secara baik. Setelah makan pasien
20.000-06.00 WIB
dapat membereskan tempat makan dan membuang
sisanya. 6. Penggunaan obat
2. BAB/BAK Pasien minum obat sesuai jadwal yang telah
Pasien mengatakan BAB/BAK dikamar mandi dan diberikan dari RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.
dibersihkan sendiri Terapi medis :
3. Mandi – Risperidone 2x sehari 2mg
Pasien mengatakan mandi 2x sehari jam 08.00 dan – THP 2x sehari 2mg
jam 16.00 WIB. Setiap hari dengan menggosok gigi,
– Clozapine 1x sehari 100mg
memakai sabun, pasien jarang keramas, badan tidak
bau.
7. Pemeliharaan kesehatan MEKANISME KOPING
Pasien dianjurkan minum obat sesuai jadwal yang Maladaptif : ketika ada masalah pasien hanya
diberikan RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.
memendam masalahnya sendiri dan tidak
8. Aktivitas dirumah dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Pasien megatakan setelah klien pulang pasien pasien kadang tiba-tiba tertawa sendiri dan
ingin bertemu dengan anak anaknya mengatakan meihat seseorang yang sedang
9. Aktivitas di luar rumah tertawa dengannya.
Pasien mengatakan setelah klien pulang klien ingin
ke Karanganyar. MK: koping individu tidak efektif
PENGETAHUAN DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Pasien mengtakan sudah tau apa itu penyakit a. Resiko perilaku kekerasan
jiwa dan mengetahui jenis penyakit yang b. Halusinasi pendengaran dan penglihatan
sedang ia alami, dan pasien tau fungsi dari
c. Isolasi sosial
minum obat.
d. Tidak efektifnya penatalaksanaan resimen
terapeutik
ASPEK MEDIS e. Tidak efektifnya koping individu.
a. Diagnosa medis : skizofrenia
b. Terapi medis :
– Risperidone 2x sehari 2mg
– THP 2x sehari 2mg
– Clozapine 1x sehari 100mg
ANALISA DATA
N Analisa data Masalah
o keperawatan
1 DS: pasien mengatakan melihat seorang laki-laki yang sedang mengajaknya Halusinasi
tertawa dan pasien ikut tertawa, muncul kadang-kadang lebih dari 2x penglihatan
sehari . muncul tiap pasien akan tidur dan saat sendiri.
DO: pasien nampak sering berbicara sendiri, pasien kooperatif dan ada
kontak mata

2 DS: pasien mengatakan ia tidak tau saat ditanya oleh pengkaji. Pasien Isolasi sosial
mengatakan lebih suka tiduran di tempat tidurnya.
DO: pasien nampak pendiam, menjawab saat ditanya, ada kontak mata
sesekali, nampak bingung dan lebih banyak menyendiri.

3 DS : pasien mengatakan pernah marah dan melemparkan gula ke ruang Resiko perilaku
tamu dan kesulitan untuk tidur kekerasan
DO: pasien nampak bingung saat menjawab pertanyaan, tatapan mata
tajam, dan sedikit murung.
POHON MASALAH DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko perilaku kekerasan
Resiko
perilaku b. Halusinasi pendengaran dan
efek
kekerasan penglihatan
c. Isolasi sosial
d. Tidak efektifnya penatalaksanaan
resimen terapeutik
Halusinasi Core e. Tidak efektifnya koping individu.
penglihatan problem

Isolasi sosial Causa


NO. DIAGNOSA TINDAKAN
RENCANA KEPERAWATAN
1 2
PERTEMUAN

3 4 5 S.D 12

1 HALUSINASI PASIEN 1. Identifikasi halusinasi : isi, 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan latihan
frekuensi, waktu terjadi, mengahardik. Beri pujian menghardik & obat. Beri menghardik & obat & menghardik & obat &
situasi pencetus, perasaan, 2. Latih cara mengontrol pujian bercakap-cakap. Beri bercakap-cakap & kegiatan
respon halusinasi dengan obat 2. Latih cara mengontrol pujian harian. Beri pujian
2. Jelaskan cara mengontrol (jelaskan 6 benar : jenis, halusinasi dengan 2. Latih cara mengontrol 2. Latih kegiatan harian
halusinasi : hardik, obat, guna, dosis, frekuensi, bercakap-cakap saat halusinasi dengan 3. Nilai kemampuan yang
bercakap-cakap, cara, kontinuitas minum terjadi halusinasi melakukan kegiatan telah mandiri
melakukan kegiatan obat) 3. Masukkan pada jadwal harian (mulai 2 kegiatan) 4. Nilai apakah halusinasi
3. Latih cara mengontrol 3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan 3. Masukkan pada jadwal terkontrol
halusinasi dengan kegiatan untuk latihan mengahrdik, minum obat kegiatan untuk latihan
menghardik menghardik dan minum dan bercakap-cakap menghardik, minum
4. Masukan pada jadwal obat obat, bercakap-cakap
kegiatan untuk latihan   dan kegiatan harian.
menghardik

KELUARGA 1. Diskusikan masalah yang 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
dirasakan dalam merawat keluarga dalam dalam merawat/melatih keluarga dalam dalam merawat/melatih
pasien merawat / melatih pasien menghardik dan merawat / melatih pasien, menghardik &
2. Jelaskan pengertian, tanda pasien menghardik. Beri memberikan obat. Beri pasien menghardik, memberikan obat &
& gejala, dan proses pujian pujian memberikan obat & bercakap-cakap &
terjadinya halusinasi 2. Jelaskan 6 benar cara 2. Jelaskan cara bercakap- bercakap-cakap. Beri melakukan kegiatan harian
(gunakan booklet) memberikan obat cakap dan melakukan pujian dan follow up. Beri pujian
3. Jelaskan cara merawat 3. Latih cara memberikan / kegiatan untuk 2. Jelaskan follow up ke RSJ 2. Nilai kemampuan keluarga
halusinasi membimbing minum mengontrol halusinasi / PKM, tanda kambuh, merawat pasien
4. Latih cara merawat obat 3. Latih dan sediakan waktu rujukan 3. Nilai kemampuan keluarga
halusinasi : hardik 4. Anjurkan membantu bercakap-cakap dengan 3. Anjurkan membantu melakukan control ke
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan pasien terutama saat pasien sesuai jadwal dan RSJ/PKM
pasien sesuai jadwal dan memberi pujian halusinasi memberikan pujian
memberi pujian
2 ISOLASI PASIEN 1. Identifikasi penyebab 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan
SOSIAL isolasi sosial : siapa yang berkenalan (berapa berkenalan (berapa berkenalan, bicara saat latihan berkenalan,
serumah, siapa yang orang). Beri pujian orang) & bicara saat melakukan empat berbicara saat
dekat, yang tidak dekat, 2. Latih cara berbicara saat melakukan dua kegiatan kegiatan harian. Beri melakukan kegiatan
dana pa sebabnya melakukan kegiatan harian. Beri pujian pujian harian dan sosialissi.
2. Keuntungan punya teman harian (latih 2 kegiatan) 2. Latih cara berbicara saat 2. Latih cara bicara sosial : Beri pujian
dan bercakap-cakap 3. Masukkan pada jadwal melakukan kegiatan meminta sesuatu, 2. Latih kegiatan harian
3. Kerugian tidak punya berkenalan 2-3 orang harian (2 kegiatan baru) menjawab pertanyaan 3. Nilai kemampuan yang
teman dan tidak bercakap- pasien, perawat dan 3. Masukkan pada jadwal 3. Masukkan pada jadwal telah mandiri
cakap tamu, berbicara saat kegiatan untuk latihan kegiatan untuk latihan 4. Nilai apakah isolasi
4. Latih cara berkenalan melakukan kegiatan berkenalan 4-5 orang, berkenalan > 5 orang, sosial teratasi
dengan pasien dan harian berbicara saat orang baru, berbicara
perawat atau tamu melakukan 4 kegiatan saat melakukan kegiatan
5. Masukkan pada jadwal harian harian dan sosialisasi
kegiatan untuk latihan
berkenalan

KELUARGA 1. Diskusikan masalah yang 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam merawat/melatih keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam
pasien pasien berkenalan dan merawat / melatih pasien merawat/melatih pasien merawat/melatih pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda berbicara saat melakukan berkenalan, berbicara berkenalan, berbicara berkenalan, berbicara
& gejala, dan proses kegiatan harian. Beri saat melakukan kegiatan saat melakukan kegiatan saat melakukan kegiatan
terjadinya isolasi sosial pujian harian. Beri pujian harian/RT, berbelanja. harian/RT, berbelanja &
(gunakan booklet) 2. Jelaskan kegiatan rumah 2. Jelaskan cara melatih Beri pujian kegiatan lain dan follow
3. Jelaskan cara merawat tangga yang dapat pasien melakukan 2. Jelaskan follow up ke up. Beri pujian
isolasi sosial melibatkan pasien kegiatan sosial seperti RSJ/PKM, tanda kambuh, 2. Nilai kemampuan
4. Latih dua cara merawat berbicara (makan, sholat berbelanja, meminta rujukan keluarga merawat
berkenalan bersama) di rumah sesuatu dll 3. Anjurkan membantu pasien
5. Anjurkan membantu 3. Latih cara membimbing 3. Latih keluarga mengajak pasien sesuai jadwal 3. Nilai kemampuan
pasien sesuai jadwal dan pasien berbicara dan pasien belanja saat besuk kegiatan dan keluarga melakukan
memberikan pujian saat memberi pujian 4. Anjurkan membantu memberikan pujian control ke RSJ/PKM
besuk 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
pasien sesuai jadwal saat berikan pujian saat besuk
besuk
3 RESIKO PASIEN 1. Identifikasi penyebab, 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan
PERILAKU tanda & gejala, PK yang latihan fisik. Berikan fisik & obat. Beri pujian fisik & obat & verbal. latihan fisik & obat &
KEKERASAN dilakukan, akibat PK pujian 2. Latih cara mengontrol Beri pujian verbal & spiritual. Beri
2. Jelaskan cara mengontrol 2. Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara 2. Latih cara mengontrol pujian
PK : fisik, obat, verbal, PK dengan obat yaitu : mengungkapkan, spiritual (2 kegiatan) 2. Nilai kemampuan yang
spiritual (jelaskan 6 benar : meminta, menolak 3. Masukkan pada jadwal telah mandiri
3. Latihan cara mengontrol jenis, guna, dosis, dengan benar) kegiatan untuk latihan 3. Nilai apakah PK
PK secara fisik : tarik frekuensi, cara, 3. Masukan pada jadwal fisik, minum obat, terkontrol
nafas dalam dan pukul kontinuitas minum kegiatan untuk latihan verbal dan spiritual
Kasur dan bantal obat) fisik, minum obat dan
4. Masukan pada jadwal 3. Masukan pada jadwal verbal
kegiatan untuk latihan kegiatan untuk latihan
fisik fisik dan minum obat

KELUARGA 1. Diskusikan masalah yang 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam
pasien merawat/melatih merawat / melatih merawat / melatih merawat / melatih
2. Jelaskan pengertian, tanda pasien fisik. Beri pujian pasien fisik dan pasien fisik, memberikan pasien fisik,
& gejala, dan proses 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat. Beri obat, latihan bicara yang memberikan obat, cara
terjadinya PK (gunakan memberikan obat pujian baik & kegiatan spiritual. bicara yang baik &
booklet) 3. Latih cara memberikan / 2. Latih cara membimbing : Beri pujian kegiatan spiritual dan
3. Jelaskan cara merawat PK membimbing minum cara bicara yang baik 2. Jelaskan follow up ke follow up. Beri pujian
4. Latih satu cara merawat obat 3. Latih cara membimbing RSJ/PKM, tanda kambuh, 2. Nilai kemampuan
PK dengan melakukan 4. Anjurkan membantu kegiatan spiritual rujukan keluarga merawat
kegiatan fisik : tarik nafas pasien sesuai jadwal 4. Anjurkan membantu 3. Anjurkan membantu pasien
dalam dan pukul kasur dan memberi pujian pasien sesuai jadwal dan pasien sesuai jadwal dan 3. Nilai kemampuan
dan bantal memberikan pujian memberikan pujian keluarga melakukan
5. Anjurkan membantu control ke RSJ/PKM
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
Hari/ Dx
IMPLEMENTASI & EVALUASI
Implementasi Evaluasi TTD
tangga
l
11 Halusinasi DS: pasien mengatakan mendengar dan S: pasien merasa senang dan lebih Jasita
januari melihat seorang pria dari masalalunya yang baik
2022 mengajaknya tertawa, muncul saat malam O:
(16.00) hari, sering dan respon pasien adalah ikut  Pasien dapat menyebutkan jenis, isi,
tertawa waktu, situasi serta respon saat
DO: pasien nampak bingung, saat muncul halusinasi
diwawancara pasien tiba-tiba tertawa, dan  Pasien mampu latihan manghardik
bicara ngelantur. A: masalah halusinasi masih ada
Tindakan : P: anjurkan klien untuk latihan
a. Mengidentifikasi jenis, isi, frekuensi, waktu, menghardik 3x sehari pada pukul 06.00,
situasi serta respon saat muncul halusinasi. 15.00 dan 19.00
b. Mengajarkan menghardik.
RTL:
c. Mengevaluasi SP 1
d. Melatih SP 2 dengan mengajari mengontrol
halusinasi dengan minum obat (6 cara benar
minum obat)
(18. Halusinasi DS: pasien mengatakan mendengar suara bisikan yang S: klien merasa lebih baik dan Jasita
00) menyuruhnya untuk sholat, saat malam hari, membuat pasien tenang
sulit tidur. O: pasien dapat minum obat
DO: pasien nampak bingung sendiri dan paham akan
TD: 116/68 mmHg ; S: 36,5 derajat ; N: 108x/menit penjelasan yang diberikan oleh
R: 20x/menit ; Saturasi : 97% perawat
Dx: halusinasi A: halusinasi masih ada
Tindakan : P: anjurkan klien untuk bercakap-
 Melatih mengontrol halusinasi dengan minum obat dengan 6 cakap agar mengontrol halusinasi
cara benar minum obat tiap halusinasi muncul.
RTL:
 Mengevaluasi SP 2
 Melatih SP 3 dengan bercakap-cakap.

12 Halusinasi DS: pasien mengatakan tidak mendengar suara-suara hari ini. S: pasien merasa lebih tenang Jasita
Janu Pasien mengatakan ingin tiduran sambil menghafal surah al- dan nyaman
ari quran saja O: pasien sudah bisa menghardik
2022 DO: pasien nampak berbaring dan bergumam sambil hafalan dan bercakap-cakap dengan
( 15.0 sural Al-Quran. pasien lain saat halusinasi
0) Dx: halusinasi muncul
Tindakan: A: masalah halusinasi masih ada
 Mengajak pasien bercakap-cakap mengenai halusinasi yang P: anjurkan untuk minum oabt 2x
dirasakan sehari pada pukul 07.00 dan
RTL: 17.00 WIB
 Mengevaluasi SP3
 Melanjutkan SP 1,2 dan 3
( 15.20) Isolasi sosial DS: pasien mengatakan ia tidak S: pasien merasa lebih percaya diri Jasita
banyak berbaur dengan orang lain, dan senang .
pasien punya teman di bangsal O:
namun lebih sering diam di tempat  Pasien mengikuti kegiatan yang
tidur dan menyendiri. diajarkan dengan baik
DO: pasien jarang memulai  Kontak mata ada
pembicaraan dengan orang lain,  Kooperatif
pasien kadang nampak bingung,  Kadang bingung
kontak mata tidak stabil serta A: masalah isos masih ada
kurang fokus P: anjurkan berkenalan dengan pasien/
Dx: isolasi sosial perawat tiap bertemu dan saat pukul
Tindakan : 09.00 ataupun saat makan dan senam.
 Identifikasi penyebab isos
 Menjelaskan keuntungan punya
teman dan keinginan tidak punya
teman
 Melatih cara berkenalan dengan
pasien lain atau perawat
RTL:
 Evaluasi SP 1
 Melatih cara berbicara saat
melakukan kegiatan harian
(16. Resiko DS: pasien mengatakan pernah marah dan melempar gula S: pasien merasa lebih baik Jasita
00) perilaku ke ruang tamu dan tenang
kekerasan DO: paien nampak gelisah dan bingung, kontak mata harus O: pasien sudah bisa
diingatkan melakukan teknik relaksasi
Dx: RPK nafas dalam
Tindakan : mengidentifikasi penyebab tanda, gejala PK A: resiko perilaku kekerasan
yang dilakukan dan menjelaskan cara mengontrol PK masih ada
dengan tarik nafas dalam. P: anjurkan latihan relaksasi
RTL: nafas dalam tiap 3x sehari
 Mengevaluasi SP1 tiap pukul 08.00, 14.00 dan
 Latih cara mengontrol PK dengan minum obat (6 cara benar pukul 19.00 WIB
minum obat

13 Halusinasi DS: pasien mengatakan ada seseorang yang mengajaknya S: pasien merasa lebih baik Jasita
janu berbicara dan menyuruhnya untuk sholat dan lebih konsentrasi
ari DO: pasien bercerita sambil tertawa, kontak mata stabil, O: pasien sudah bisa
202 berbicara jelas namun tidak sampai ketujuan menghardik secara mandiri
2 Dx: halusinasi A: halusinasi masih ada
(15. Tindakan : menganjurkan pada pasien untuk menghardik P: anjurkan cara mengontrol
30) dan bercakap-cakap halusinasi dengan inum obat
RTL: setiap 2x1 hari pukul 07.00
 Evaluasi SP 1, 2,3 dan pukul 18.00
 Lanjutkan SP 2 dengan cara minum obat (6 cara benar)
(16.00) Resiko DS: pasien mengatakan saat S: pasien merasa sudah Jasita
perilaku marah hanya sering diam saja tenang dan baik
kekerasan dan pasien pernah O: pasien nampak sudah
melemparkan toples ke paham dan tenang
kakaknya saat marah A: resiko perilaku kekerasan
DO: pasien nampak gelisah, masih ada
kontak mata ada dan bingung P: anjurkan mengontrol PK
saat d berikan pertanyaan dengan teknik relaksasi nafas
Dx: Resiko perilaku kekerasan danlan tiap pukul 07.00,
Tindakan : latih cara 13.00, dan 18.00
mengontrol PK dengan obat
( 6 bena cara minum obat)
RTL:
 Evaluasi SP 2
 Latih cara mengontrol PK
secara verbal
 
(16.20) Isolasi sosial DS: pasien mengatakan S: pasien merasa lebih Jasit
punya teman di bangsal ini percaya diri a
DO: pasien sering O:pasien kooperatif,
menghabiskan waktu di kontak mata perlu
bed dan pendiam. Tidak diingatkan
menjwab saat tidak ditanya A: isolasi sosial masih ada
dan pasien beberapa kali P: anjurkan cara
nampak menyapa pengkaji berkenalan dengan 4-5
ketika bertemu orang setiap pukul 13.00
Dx: isolasi sosial WIB
Tindakan : melatih
berbicara saat melakukan
kegiatan harian
RTL:
 Evaluasi SP 2
 Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan harian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai