NAMA KELOMPOK 4
1. INDRA FIRDAUS
( 2001046045 )
2. MOH. HAMDI
( 2001046050 )
MATERI PEMBAHASAN
Dasar hukum jual beli dapat ditemukan dalam al-Qur’an, al- Sunnah dan Ijma’ umat. Jual beli sebagai
sarana tolong-menolong antara sesama manusia mempunyai landasan yang amat kuat. Misalnya firman
Allah dalam surat al-Baqarah: 275:
Artinya : “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS. al-Baqarah: 275).6
Dalam surat al-Nisa’: 29
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka (taradli) di antara kamu”. (QS. al-Nisa:
29)
bahwa Allah S.W.T. mengharamkan manusia memakan atau memperoleh harta dengan cara bathil, baik
dengan jalan mencuri, menipu, merampok atau korupsi. Perolehan harta dibenarkan dengan jalan
perniagaan atau jual beli ataupun sejenisnya atas dasar suka sama suka dan saling menguntungkan.
RUKUN JUAL BELI
Ijab qabul
1. Kesepakatan bersama
2. Penggunaan akal sehat
3. Barang yang diperjualbelikan harus dimiliki penjual
4. Pihak penjual harus bisa menyerahkan barang pada pembeli
5. Harga barang harus diketahui
6. Barang harus diketahui
HUKUM JUAL BELI
Asal muasal hukum jual beli itu sendiri adalah mubah, atau diperbolehkan. Namun
terkadang hukumnya bisa berubah menjadi wajib, sunat, makruh bahkan haram
sekalipun, tergantung situasi dan kondisi berdasarkan asal maslahat jual beli itu sendiri.
Untuk menghindari dari kerugian salah satu pihak maka jual beli haruslah dilakukan dengan kejujuran,
tidak ada penipuan, paksaan, keliruan dan hal lain yang dapat mengakibatkan persengketaan dan
kekecewaan atau alasan penyesalan bagi kedua belah pihak.
Kedua belah pihak harus melaksanakan apa yang menjadi hak dan kewajiban masing – masing seperti,
pihak penjual menyerahkan dagangannya dan pihak pembeli menyerahkan uangnya.
Jadi penjual dan pembeli mempunyai hak dan kewajiban yang hak dan kewajiban tersebut harus
dipenuhi oleh masing – masing pihak.
MACAM – MACAM JUAL BELI
(1). Jual beli barang yang diharamkan. Dalam hadist rasulullah mengharamkan menjual arak, bangkai, babi dan
dzat lainnya yang secara syara diharamkan.
(2). jual beli dengan perantara ( wasilah ), maksudnya orang yang menjualkan barang atau mencarikan pembeli,
antara penjual dan pembeli untuk memudahkan jual beli.
(3). Jual beli muqallah dan / baqallah yaitu jual beli tanaman yang masih diladang atau sawah yang masih belum
pasti wujudnya
( 4), jual beli mukhadarah yaitu menjual buah – buahan yang belum pantas untuk dipanen
(5). Jual beli mummasah yaitu jual beli secara nyentuh menyentuh kain yang sedang dipajang
(6). Jual beli munabadzah yaitu perlelangan dimana tawaran yang paling besar yang mendapatkan barang tersebut.
Jual beli menurut imam taqiyuddin ada 3 macam yaitu :
Jual beli barang yang kelihatan / terlihat : maksudnya pada proses jual beli barang yang diperjual
belikan nampak bentuknya
Jual beli yang hanya disebutkan sifat – sifatnya : hal ini dilakukan oleh masyarakat dalam jual beli
pesan barang ( bai’ salam ) misalnya memesan makanan di restoran
Jual beli benda yang tidak ada : misalnya, seperti membeli kacang yang masih didalam tanah, membeli
ikan didalam kolam, dalam hukum islam tidak diperbolehkan . Kecuali bagi orang – orang tertentu
yang mempunyai keahlian menaksir , maka diperbolehkan
KHIYAR DALAM JUAL BELI