Anda di halaman 1dari 21

Gangguan Tidur Akibat Parkison

1. Heni Fitrianingsih 202303101027


2. Desca Delina Joise Fereira 202303101031
3. Ninis Anggun Prastiwi 202303101037
4. Silfiyah 202303101092
5. Khoirun Nisak 202303101034
6. M. Nuril Huda 202303101110
7. Istiariningsih 202303101050
8. Rovika Dwi setyaningrum 202303101064
9. Azzhara Nanda W 202303101048
10. Ivander Muhammad angwyn 202303101086
11. Citra Dewi Triana 202303101098
Definisi Parkinson
Parkinson adalah penyakit neurologik kronik,
progresif yang disebabkan karena hilangnya
neurotranmitter dopamine di otak sehingga terjadi
gangguan kontrol pergerakan yang ditandai adanya
tremor pada tangan, kekakuan, bradikinesia
(lambat dalam pergerakan) (Black, 2009).
Etiologi
01 03 02
Genetik & Faktor
Usia Periode
Lingkungan
Insiden meningkat dari 10 jumlah penderita pnyakit Adanya riwayat penyakit parkinson
per 10.000 penduduk pada arkinson tiap periode mungkin pada keluarga meningkatkan faktor
usia 50 sampai 200 dari berhubungan dengan hasil resiko penderita menderita penyakit
10.000 penduduk pada usia pemaparan lingkungan yang parkinson sebesar 8,8 kali pada usia
80 tahun. episodik, misalnya proses lebih dari 70 tahun dan 2,8 kali
infeksi, indistrialisasi ataupun pada usia lebih dari 70 tahun,
gaya hidup. Meskipun sangat jarang. 
Tanda & Gejala
1. Gejala utama penyakit ini adalah keluhan motorik, yang
meliputi lambatnya gerakan (bradikinesia), kekakuan, dan
tremor saat istirahat (nugraha & hamdan,2020).
2. Gejala non motorik gejala non-motorik yang biasa terlihat pada
pasien PD. Selama beberapa dekade terakhir, banyak yang
telah menunjukkan adanya keluhan nonmotorik yang beragam
ditemukan pada pasien PD. Gangguan tidur, disfungsi
gastrointestinal, disfungsi kandung kemih, dan bahkan
kelelahan (kelelahan yang ekstrem) telah dijelaskan sebagai
keluhan non-motorik yang biasa ditemukan pada pasien
PD. Seorang yang mengidap PD juga terjadi peningkatan
kerentanan terhadap gangguan memori dan perubahan
perilaku(Nugraha & hamdan, 2020).
Mekanisme Gangguan tidur
pada pasien parkinson

Pasien Parkinson memiliki perubahan otak neuropatologis yang khas di mana


terdapat pembentukan badan protein abnormal yang disebut badan Lewy, spindel atau seperti
benang, serta pada sebagian dari mereka memiliki percabangan Lewy neurites di somata dari
sel-sel saraf yang terlibat. Parkinson sendiri dibagi menjadi enam tahap penyakit
neuropatologis.Pada tahap pra-gejala penyakit (tahap 1-2), badan inklusi terbatas pada medula
oblongata/pontine tegmentum dan bulbus olfaktorius/nukleus olfaktorius anterior. Dengan
perkembangan penyakit, substansia nigra dan inti otak Parkinson dan prevalensinya mencapai
hampir 90% pasien Parkinson. (Tysnes dan Storstein) dalam studinya menyebutkan bahwa
gangguan tidur adalah salah satu keluhan non-motorik yang umum terjadi pada pasien
Parkinson.
ANAMNESA
Askep
● Identitas klien meliputi nama
● Usia
Lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50-an dan 60-an) 
● jenis kelamin
lebih banyak pada laki-laki
● keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh,kelemahan otot, dan hilangnya
refleks postural.
● Riwayat penyakit saat ini
Pada anamnesis, sering klien mengeluh adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan,
kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral.
● Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan tentang adanya riwayat
hipertensi,diabetesmellitus.penyakit jantung, anemia.penggunaan obat-obat antokoagulan
aspirin, vasodilator, dan penggunaan obat anti kolinergik dalam jangka waktu lama.
● Riwayat penyakit keluarga
● Walaupun tidak ditemukan adanya hubungan penyakit Parkinson dengan sebab genetic
yang jelas, perawat perlu melakukan pengkajian riwayat penyakit pada keluarga
Pemeriksaan fisik kekurangan
kebutuhan tidur
● B1 (Breathing)
Gangguan fungsi pernapasan: berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi
makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran napas.
a. Inspeksi umum
Didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk batuk efektif,
peningkatan produksi sputum, sesak napas, dan penggunaan otot bantu napas. 
b. Palpasi
Taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
c. Parkusi
Adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.
d. Auskultasi
Bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi stridor,ronkipada klien dengan
peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering
didapatkan pada klien dengan inaktifitas.
2. B2 (blood)
Hipotensi postural:berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga gangguan
pada pengaturan tekanan darah oleh sistem persarafan otonom. Rasa lelah berlebihan dan
otot terasa nyeri, otot-otot lelah karena rigiditas.
3. B3 (Brain)
Inspeksi umum: Didapatkan perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh
otot, dan kaku pada seluruh gerakan.
- Pengkajian tingkat kesadaran. Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga
tergantung pada aliran darah serebral regional menurun yang mengakibatkan perubahan pada
status kognitif klien.
- Pengkajian fungsi serebral. Status mental: biasanya status mental klien mengalami perubahan
yang berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan
memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
- Pemeriksaan saraf kranial. Pengkajian saraf kranial meliputi pemeriksaan saraf kranial I-XII
4. B4 (Bladder) Perkemihan
Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi kognitif dan persepsi
klien secara umum.Ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol
motorik dan postural. 
5. B5 (Bowel) Pencernaan
Penurunan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang karena
kelemahan fisik umum dan kesulitan dalam menelan, konstipasi karena penurunan aktivitas.
6. B6 (Bone) Muskulus
Adanya kesulitan untuk beraktivitas untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot,
tremor dan kaku pada seluruh gerakan memberikan risiko pada trauma fisik bila melakukan
aktivitas.
Pemeriksaan Penunjang

Menurut Tarwoto, 2013


a. EEG ( terjadi perlambatan yang progresif).
b. CT Scan kepala (terjadi atropi kortikal
difus, sulki melebar, hidrosefalua eks
vakuo).
Diagnosa Keperawatan
(SDKI,2017)
Diagnosa Utama:
Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan restrain fisik ditandai
dengan mengeluh sulit tidur dan sering terjaga, tidak puas tidur, pola
tidur berubah, istirahat tidak cukup, kemampuan aktivitas menurun.
Intervensi Keperawatan
Intervensi utama :
Dukungan Tidur (I. 05174)
(SIKI,2017)
Definisi : Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur.
Observasi
• Identifikasi pola aktivitas tidur 
• Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan atau psikis)
• Identifikasi makanan dan minuman yang menganggu tidur (mis. kopi, teh, alkohol, makanan mendekati waktu tidur,minum
banyak air sebelum tidur)
• Identifikasi obat yang dikonsumsi
Terapeutik
• Modifikasi lingkungan (mis, pencahayaan, kebisingan, suhu,matras, dan tempat tidur)
• Fasilitasi menghilangkan stress, jika perlu.
• Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
• Tetapkan jadwal tidur rutin 
• Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis,pijat, pengaturan posisi, terapi akupresure)
• Sesuaikan jadwal pemberian obat dan / tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
• Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
• Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
• Anjurkan makanan atau minuman yang menganggu tidur 
• Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur REM
• Ajarkan faktor- faktor yang berkonstribusi terhadap gangguan pola tidur (mis,psikologis : gaya hidup, sering berubah shift
bekerja)
• Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya
Intervensi lain :
Edukasi Aktivitas/Istirahat(1. 12362)
Definisi: Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat
Observasi
• Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
• Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
• Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
• Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
• Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin
• Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
• Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat(mis. Kelelahan, sesak nafas saat
aktivitas)
• Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
• Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan.
 
Implementasi utama :
Implementasi keperawatan
SIKI
Dukungan Tidur (I. 05174)
Definisi : Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur.
Observasi
• Mengidentifikasi pola aktivitas tidur 
• Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan atau psikis)
• Mengidentifikasi makanan dan minuman yang menganggu tidur (mis. kopi, teh, alkohol, makanan mendekati waktu
tidur, minum banyak air sebelum tidur)
• Mengidentifikasi obat yang dikonsumsi
Terapeutik
• Memodifikasi lingkungan (mis, pencahayaan, kebisingan,suhu, matras, dan tempat tidur)
• Memfasilitasi menghilangkan stress, jika perlu.
• Memfasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
• Menetapkan jadwal tidur rutin 
• Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis,pijat, pengaturan posisi, terapi akupresure)
• Menyesuaikan jadwal pemberian obat dan / tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
• Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
• Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
• Menganjurkan makanan atau minuman yang menganggu tidur 
• Menganjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur REM
• Mengajarkan faktor- faktor yang berkonstribusi terhadap gangguan pola tidur (mis,psikologis : gaya hidup, sering berubah
shift bekerja)
• Mengajarkan relaksasi otot autogenik atau caranonfarmakologi lainnya
Standar Operasional Prosedur Ritual Menjelang Tidur

Definisi​: Aktivitas yang dilakukan sebelum tidur yang berguna secara alami membuat hanyut tertidur.
Tujuan​: 
1. Memudahkan proses tidur.
2. Meningkatkan kualitas tidur.
Pengkajian Keperawatan
• Cek catatan medis dan catatan keperawatan.
Perencanaan Keperawatan
1. Hasil yang diharapkan selama prosedur :
a. Klien dan keluarga kooperatif dalam tindakan.
b. Klien dan keluarga memahami tujuan dari tindakan yang diberikan.
c. Klien mengikuti arahan yang diajarkan oleh perawat.
2. Cek keakuratan serta kelengkapan data pada buku catatan klien dengan advis dokter. Cek nama klien, diagnose da
personal hiegine kuku.
Persiapan alat
• Radio
• Tap recorder
• Buku cerita
• Alat beribadah
• Makanan dan minuman kesukaan klien
Implementasi Keperawatan
1. Memperkenalkan dirI
2. Memberikan salam dan menyebutkan nama klien
3. Menjaga privasi
4. Memberi penjelasan tentang tujuan dan prosedur serta meminta klien untuk berpartisipasi
5. Mencuci tangan 
6. Mengatur klien senyaman mungkin
7. Modifikasi lingkungan yang menunjang isirahat tidur:
8. Mempersiapkan lingkungan yang tenang, pasang sketsel, kalau perlu matikan lampu /pasang lampu tidur yang redup
9. Menggali kebiasaan ritual tidur klien 
10. Memfasilitasi ritual tidur (sesuai kebutuhan klien)
a. Beribadah: 
Seperangkat alat ibadah untuk beragama Islam/Kristen (Protestan/Katolik/Agama lain)
b. Membaca
c. Minum susu
d. Mendengarkan radio
e. Menonton televisi
f. Mengobrol/berbincang-bincang
11. Mengobservasi tidur klien nyenyak atau tidak
12. Mencuci tangan

Evaluasi Keperawatan
1. (Setelah bangun tidur) Mengobservasi respon klien
2. Observasi keadaan klien setelah bangun tidur
3. Mendokumentasikan tindakan dan hasil observasi dafam catatan keperawatan (Kurninto, 2020).
Standar Operasional Prosedur Guided Imagery
Persiapan pasien
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
Persiapan Alat
• Ruangan yang tenang dengan lampu yang redup
• Tape dan casset instrumentalia
• Tempat tidur atau kursi yang nyaman
Cara kerja
• Baca status dan data pasien untuk memastikan tindakan yang akan dilakukan
• Cek alat-alat yang akan digunakan
• Beri salam dan panggil pasien sesuai dengan namanya
• Perkenalkan nama perawat
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
• Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
• Kaji faktor-faktor yang menjadi kontraindikasi dilakukan Guided Imagery
• Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya
• Tanyakan keluhan pasien saat ini
• Periksa tanda vital pasien sebelum memulai Guided Imagery (terutama nadi dan tekanan darah)
• Atur tempat tidur pada posisi yang nyaman
• Tutup pintu dan gorden
• Anjurkan pasien untuk memilih posisi duduk atau tidur
• Bantu pasien pada posisi yang nyaman
• Minta pasien untuk menutup mata
• Minta pasien untuk bernafas dalam pelan-pelan 3-5 kali sampai pasien merasa rileks
• Nyalakan musik instrumental yang slow
• Minta pasien untuk membayangkan saat ini pasien berada di daerah yang disukai pasien misalnya di pantai, gunung, taman, air
terjun, dll) bersamaan dengan orang yang dicintai.
• Minta pasien untuk menikmati bayangan yang diciptakannya, minta pasien untuk memfokuskan pada satu bayangan.
• Jika pasien tidak dapat menciptakan bayangannya berikan sensasi/stimulasi yang dapat menimbulkan suasana rileks. Misalnya
dengan suara air gemericik atau berikan aroma bunga yang disukai pasien.
• Jika pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah, atau tidak nyaman, hentikan latihan.
• Setelah lebih kurang 20-30 menit, minta pasien untuk nafas dalam beberapa kali sambil mulailah kembali ke kondisi sekarang
untuk mengakhiri teknik Guided Imagery.
• Meminta pasien untuk membuka mata dan tersenyum.
• Bereskan dan rapikan tempat tidur
• Buka gorden/pintu kamar pasien. Implementasi jurnal :
• Tinggikan side rail dan turunkan kepala tempat tidur pasien • Mengkolaborasikan pemberian
• Tanyakan kenyamanan pasien obat dopaminergik dan
• Kaji kembali tekanan darah dan nadi levodopa (Muliawan, 2018).
• Catatan hal-hal yang terjadi selama latihan • Menganjurkan pasien
• Berikan reinforcement pada pasien
melakukan terapi
• Buat kontrak pertemuan selanjutnya
• Akhiri kegiatan dengan baik dzikir (Khoirunnisaa, 2019).
Hasil  • Mengkolaborasikan pemberian
• Tanyakan pada pasien bagaimana perasaannya obat antikolinergik (Gunawan,
• Tanyakan kelelahan yang dirasakan 2017).
• Kaji skala nyeri pasien setelah dilakukan Guided Imagery
1. Pengkajian Keperawatan SOP pemberian obat oral
• Lakukan pengkajian kontraindikasi pemberian obat oral.
• Lakukan pengkajian riwayat kesehatan klien.
• Kumpulkan data laboratorium yang mungkin dapat mempengaruhi pengobatan.
• Kaji tingkat pengetahuan klien tentang kesehatan dan pengetahuan obat.
Perencanaan Keperawatan
1. Hasil yang diharapkan selama prosedur :
• Klien dapat menjelaskan tujuan pengobatan.
• Pengalaman klien tentang efek pengobatan.
• Klien menolak bila ada ketidaknyamanan pada saluran cerna.
2. Cek keakuratan serta kelengkapan data pada buku catatan pengobatan dengan resep dokter :
• Cek nama klien.
• Cek nama obat.
• Cek dosis.
• Cek cara pemberian.
Implementasi Keperawatan
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan.
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral.
3. Cek kembali pesanan obat sesuai keperluan.
4. Tentukan cara penggunaan obat oral : dikunyah, sub lingual, bukkal, langsung telan.
5. Yakinkan benar obat benar klien.
6. Atur posisi klien, duduk bila memungkinkan.
7. Berikan cairan/ air minum yang cukup untuk memudahkan menelan.
8. Bila obat memiliki rasa pahit atau tidak enak, beri klien beberapa butir es batu untuk dihisap sebelumnya/ menggunakan lumatan
apel/pisang.
9. Tetap bersama klien sampai obat ditelan.
10. Catat tindakan pengobatan yang tela dilakukan.
11. Rapikan klien kembali pada posisi nyaman.
12. Bereskan alat dan cuci tangan.
Evaluasi Keperawatan
1. Datangi kembali klien dalam 30 menit untuk
mengevaluasi respon klien terhadap pengobatan.
2. Minta klien atau keluarga untuk
menyebutkan nama obat serta menjelaskan
tujuan, cara kerja, dosis dan efek samping obat.
SOP Terapi Dzikir
SOP yang digunakan pada penelitian ini meliputi:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Memposisikan pasien pada posisi yang paling nyaman (semi fowler atau terlentang)
3) Menginstruksikan pasien fokus dan relaksasi
4) Menginstruksikan pasien agar tenang dan mengendorkan otot-otot tubuh dari ujung kaki sampai
dengan otot wajah dan rasakan rileks
5) Menginstruksikan kepada pasien agar menarik nafas dalam lewat hidung, tahan 3 detik lalu
hembuskan lewat mulut disertai dengan mengucapkan dzikir yang ada pada secarik
kertas,berisikalimat dzikir Menurut Hadist riwayat Bukhari dan Muslim dalam Islamiyah (2014):
1. Astagfirullah hal adzim(3x)
2. Subhanallah (33x)
3. Alhamdulillah (33x)
4. Allahuakbar(33x)
5. syarikalah lahul mulku wa lahul 
6. hamdu yuhyi wa yumitu wahuwa (3x)
7. 6) Menginstruksikan pasien untuk membuang pikiran negatif, dan tetap fokus pada nafas
dalam dan dzikir
8. 7) Melakukan selama ± 15 menit menjelang tidur selama 3 hari
Thank You

Anda mungkin juga menyukai