Anda di halaman 1dari 21

HIDUP BERMARTABAT DENGAN

BERBUSANA MUSLIM
Pengertian Busana Muslim

Busana muslim adalah busana atau pakaian yang seharusnya dikenakan oleh
umat Islam, baik itu wanita (muslimah) ataupun laki-laki (muslim) dalam setiap
aktivitas sehari-hari, baik kegiatan resmi maupun santai, seperti rekreasi, jalan
sehat, aktivitifas sehari-hari.
Syarat syarat busana atau berpakaian muslim adalah sebagai berikut.

1. Menutupi aurat

Aurat secara makna adalah bagian tubuh yang haram dilihat, karena itu harus ditutupi.

sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ْ ‫ك َأ ْو َما َم َل َك‬
َ ‫ت َي ِمي ُن‬
‫ك‬ َ ‫احْ َف ْظ َع ْو َر َت‬
َ ‫ك ِإالَّ ِمنْ َز ْو َج ِت‬
Jagalah (tutuplah) auratmu kecuali pada istri atau budak yang engkau miliki.” (HR. Abu Daud
no. dan Tirmidzi)

Imam Nawawi menyatakan pula bahwa aurat itu wajib ditutupi dari pandangan manusia dan
ini adalah ijma’ (kata sepakat ulama).
• Menurut Islam, batas aurat bagi wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak
tangan berdasar pada firman Allah Q.S. al-Ahzab/33:59 yang berbunyi:

Artinya: “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”

Kata Imam Nawawi tentang aurat Wanita yaitu seluruh badan kecuali wajah dan kedua
telapak tangan.

Pendapat yang dikemukakan oleh Imam Nawawi di atas adalah pendapat mayoritas ulama
dan itulah pendapat terkuat.

• Adapun batasan aurat laki-laki yaitu cukup sebatas pusar sampai lutut.

sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Karena di antara pusar sampai lutut adalah aurat.” (HR. Ahmad, Al Baihaqi)
2. Pakaian yang tidak mengundang syahwat

Busana atau pakaian yang dikenakan boleh sebagai hiasan, tetapi bukan sebagai alat mengundang
perhatian lawan jenis. karena, hakikat berbusana adalah menutup aurat dan melindungi seseorang
dari cuaca panas dan dingin meskipun tidak melupakan unsur keindahan.

3. Tidak transparan

Bahan yang dipakai berbusana adalah tidak boleh transparan atau tembus pandang karena fungsi
berpakaian dalam Islam adalah untuk menutup aurat.

Rasulullah Saw. bersabda, yang artinya:

“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat: satu kaum mencambuk orang-
orang dengan cambuk seperti ekor sapi, dan satu golongan kaum wanita yang berpakaian, tetapi
telanjang, memberitahukan (memperlihatkan) kepada orang lain perilaku mereka yang tercela,
menyimpang dari ketaatan kepada Allah, serta dari apa yang wajib mereka jaga, rambut mereka itu
laksana punuk unta yang berjalan miring. Mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium
aromanya, padahal semerbak surga bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian” (H.R.
Muslim)
“Para ulama menjelaskan [wanita yang berpakaian tapi telanjang] adalah wanita yang
menggunakan pakaian yang pendek yang tidak menutupi aurat. Sebagian ulama menafsirkan,
mereka yang menggunakan pakaian yang tipis yang tidak menghalangi terlihatnya apa yang ada di
baliknya yaitu kulit wanita. Sebagian ulama menafsirkan, mereka yang menggunakan pakaian yang
ketat, ia menutupi aurat namun memperlihatkan lekuk tubuh wanita.”
4. Harus longgar dan tidak ketat sehingga tidak memperlihatkan lekukan tubuh yang ditutupi.

“Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah memakaikanku baju Quthbiyyah yang tebal. Baju tersebut
dulu dihadiahkan oleh Dihyah Al Kalbi kepada beliau. Lalu aku memakaikan baju itu kepada istriku. Suatu
kala Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menanyakanku: ‘Kenapa baju Quthbiyyah-nya tidak engkau
pakai?’. Kujawab, ‘Baju tersebut kupakaikan pada istriku wahai Rasulullah’. Beliau berkata, ‘Suruh ia
memakai baju rangkap di dalamnya karena aku khawatir Quthbiyyah itu menggambarkan bentuk
tulangnya” (H.R. al-Baihaqi, Ahmad, Abu Dawud dan Adh-Dhiya)

Pakaian Quthbiyyah adalah pakaian dari Mesir yang tipis. Jika tidak dikenakan baju rangkap di dalamnya,
maka akan nampak bentuk tulangnya sehingga nampaklah aurat wanita.

5. Tidak diberi wewangian atau parfum yang baunya sangat mencolok, khususnya bagi wanita, karena
perbuatan tersebut dapat mengundang perhatian.

Umar bin Khatab :

“Kalian, para perempuan keluar rumah dengan memakai wewangian sehingga para laki-laki mencium bau
harum kalian?! Sesungguhnya hati laki-laki itu ditentukan oleh bau yang dicium oleh hidungnya. Keluarlah
kalian dari rumah dengan tidak memakai wewangian”. (HR. Abdurrazaq dalam al Mushannaf no 8107)
6. Tidak menyerupai laki-laki atau sebaliknya

Busana atau pakaian serta hiasan yang dikenakan oleh laki-laki tidak menyerupai pakaian atau
hiasan yang biasa dikenakan oleh Wanita.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki”
[HR. Al-Bukhâri, Abu Dawud,Tirmidzi]

Al-Hâfizh Ibnu Hajar


Maknanya adalah laki-laki tidak boleh menyerupai wanita dalam hal pakaian dan perhiasan yang
khusus bagi wanita. Dan tidak boleh pula sebaliknya (wanita menyerupai laki-laki dalam hal
pakaian dan perhiasan yang khusus bagi laki-laki). [Fathul Bâri, 10/332]

7. Bukan busana atau pakaian syuhrah

Pakaian syuhrah merupakain pakaian yang dikenakan dalam rangka untuk mencari sensasi
sehingga tenar dan pemakainya dikenal orang atau berpenampilan berbeda di tengah tengah
masyarakat.

Pakaian Syuhrah adalah semua pakaian (atau cara berpakaian) yang tidak syar’i, yang dapat
membuat orang-orang melihat (dan merasa aneh dengan) pemakainya dikarenakan suatu hal yang
mencolok dari pakaian tersebut, baik karena saking jeleknya atau terlalu mewah.
8. Bukan untuk tabarruj

Kata tabarruj Allah sebutkan dalam al-Quran di surat al-Ahzab ayat 33.

”Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan
seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33)

berdandan ala jahiliyah yang dimaksud adalah berdandan yang dilakukan oleh wanita dengan
berpendampilan cantik dengan niat agar bisa dilihat di hadapan para pria
9. Bukan kain sutra bagi laki-laki

Telah ditetapkan dalam hadis Nabi Muhammad Saw. bahwasanya untuk laki-laki haram
hukumnya memakai pakaian dari kain sutra.

Dari Abu Musa Al Asy’ari, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Diharamkan bagi laki-laki dari umatku sutera dan emas, namun dihalalkan bagi perempuan.”
(HR. Tirmidzi no. 1720).

Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Janganlah kalian memakai sutera karena siapa yang mengenakannya di dunia, maka ia tidak
mengenakannya di akhirat.” (HR. Bukhari dan Muslim). pakaian penduduk surga adalah sutera.
Jadi seakan-akan hadits di atas adalah kinayah (ibarat) untuk tidak masuk surga. Allah Ta’ala
berfirman mengenai pakaian penduduk surga,
‫َولِ َبا ُس ُه ْم فِي َها َح ِري ٌر‬
“Dan pakaian mereka adalah sutera” (QS. Al Hajj: 23).
Tujuan Berbusana atau Berpakaian dalam Ajaran Islam
1. Menutup aurat dan sebagai perhiasan

Allah Berfirman dalam Q.S. al-A’raf/7: 26 yang berbunyi:

Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi
auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah
sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.”

Menurut Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirnya ayat di atas menjelaskan tentang dua fungsi yang
menjadi prinsip dari sebuah pakaian, yaitu menutup aurat dan sebagai hiasan diri setiap insan.
2. Memelihara diri dari panas matahari dan dinginnya cuaca

Allah Berfirman Swt. dalam Q.S. an-Nahl/16: 81:

Artinya: “Dan Allah menjadikan tempat bernaung bagimu dari apa yang telah Dia ciptakan, Dia
menjadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia menjadikan pakaian bagimu
yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan.
Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”
3. Sebagai bagian dari ibadah

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-A’raf/7: 31 yang berbunyi:

Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan.”
4. Menghindari diri dari godaan setan

Allah Swt.berfirman dalam Q.S. al-A’raf/7: 27 yang berbunyi:

Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia
(setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk
memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu
tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu
pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
5. Sebagai identitas diri

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-Ahzab/33 :59 yang berbunyi:

Artinya: “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu
agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.”
6. Untuk menggapai rida Allah Swt

menerapkan etika berbusana menurut syariat Islam adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah,
sehingga kita bisa menggapai ridha Allah Swt.
Tata Cara Berbusana sesuai dengan Ajaran Islam

 Bagi wanita

hendaklah memakai kerudung/ jilbab yang menutup dada dan menutupi seluruh tubuhnya, selain muka
dan telapak tangan, kecuali dihadapan mahramnya. Namun demikian, ketika berada di lingkungan
mahram, harus tetap terjaga untuk aurat-aurat tertentu karena dikhawatirkan menimbulkan fitnah. Lain
halnya jika kepada suaminya, keharaman berpakaian ketat, tipis, pendek tidak berlaku lagi.

Mengenai model atau mode pakaian, bergantung pada selera masing masing orang. Pakaian tersebut
harus menutup aurat, tidak transparan dantidak ketat, dan tidak menyerupai lawan jenis. Oleh karena
itu, berbagai busana daerah di Indonesia yang beraneka dapat dikategorikan sebagai busana muslim
bila sesuai dengan syariat
Contoh busana Muslimah manakah yang sesudah sesuai syariat islam ?

A B
 bagi laki-laki

cara berpakaiannya minimal menutupi lutut sampai pusar. Namun demikian, seorang laki-laki
dalam berinteraksi pada kehidupan keseharian harus tetap menjaga kesopanan dan kesantunan.

Contoh busana muslim manakah yang sudah sesuai syariat


A B
Hikmah Mengenakan Busana atau Berpakaian Muslim

1. Sebagai bukti keimanan kepada rukun iman yang enam, yakni: iman kepada adanya Allah Swt,
Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir dan qadha dan qadar;
2. Sebagai cara untuk mendapatkan pahala dari Allah Swt., sehingga kelak akan mendapatkan
kebahagiaan di akhirat berupa surga-Nya;
3. Sebagai cara menghindari murka dan laknat Allah Swt. yang menyebabkan seseorang akan
menderita kelak di akhirat;
4. Sebagai cara untuk terjaga dari fitnah dan pelecehan seksual; dan
5. Sebagai motivasi untuk lebih baik lagi dalam beribadah, sehingga tampak dalam sikap perilaku
akhlaknya.
Syukron
(Terimakasih)

Anda mungkin juga menyukai