OLEH :
RAHMADANI PUTRI INSANI
2021144010002
D3.KEPERAWATAN TINGKAT II
UMNATSIR YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
2021/2022
KONSEP
• PPOK/COPD (cronic obstruction pulmonary disease) merupakan
istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang
berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap
aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
• Genetik
• Alergen
• Stress
• Makanan
• Infeksi virus
• Umur
• Jenis kelamin
PATOFISIOLOGI
• Asma merupakan kondisi yang diakibatkan inflamasi kronis pada
saluran napas yang kemudian dapat meningkatkan kontraksi otot
polos.di sekeliling saluran napas. Hal ini, bersama dengan faktor
lain menyebabkan penyempitan saluran napas sehingga
menimbulkan gejala klasik berupa mengi. Penyempitan saluran
napas biasanya dapat pulih dengan atau tanpa pemberian
terapi.Adakalanya saluran napas itu sendiri yang berubah. Biasanya
terjadinya perubahan di saluran napas, termasuk
meningkatnya eosinofil dan penebalan lamina retikularis. Dalam
jangka waktu lama, otot polos saluran napas bisa bertambah
ukurannya bersamaan dengan bertambahnya jumlah kelenjar
lendir.Jenis sel lain yang terlibat yaitu: Limfosit T, makrofag,
dan neutrofil. Kemungkinan ada juga keterkaitan komponen
lain sistem imun yaitu: antara lain sitokin, kemokin, histamin,
and leukotrien
Tanda dan Gejala Asma
• Batuk-batuk, kerap kali menjadi tanda awal
asma.
• Dada tertekan, orang menderita asma
biasanya mengatakan dada nya terasa
ditekan.
• Mengik, bunyi dari napas yang keluar.
• Napas pendek
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan asma dilakukan melalui berbagai pendekatan yang dapat
dilaksanakan (applicable), mempunyai manfaat, aman dan dari segi harga terjangkau.
Integrasi dari pendekatan tersebut dikenal dengan : Program penatalaksanaan
asma, yang meliputi: - Edukasi - Menilai dan monitor berat asma secara berkala -
Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus - Merencanakan dan memberikan
pengobatan jangka panjang - Menetapkan pengobatan pada serangan akut - Kontrol
secara teratur - Pola hidup sehat Diagnosis Asma Diagnosis asma didasari oleh
gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di
dada dan variabiliti yang berkaitan dengan cuaca. Anamnesis yang baik cukup untuk
menegakkan diagnosis, ditambah dengan pemeriksaan jasmani dan pengukuran faal
paru terutama reversibiliti kelainan faal paru, akan lebih meningkatkan nilai
diagnostik. Riwayat penyakit/gejala: bersifat episodik, seringkali reversibel dengan
atau tanpa pengobatan, gejala berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada dan
berdahak, gejala timbul/memburuk terutama malam/dini hari, diawali oleh faktor
pencetus yang bersifat individu, serta respons terhadap pemberian bronkodilator. Hal
lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit: riwayat keluarga (atopi),
riwayat alergi / atopi, penyakit lain yang memberatkan, perkembangan penyakit dan
riwayat pengobatan (misalnya pasien sudah sering menggunakan obat inhaler).
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Oksigen 4 - 6 liter / menit
• Pemeriksaan analisa gas darah mungkin memperlihatkan
penurunan konsentrasi oksigen.
• Anti inflamasi (Kortikosteroid) diberikan untuk
menghambat inflamasi jalan nafas.
• Antibiotik diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi
• Pemberian obat ekspektoran untuk pengenceran dahak
yang kental
• Bronkodilator untuk menurunkan spasme
bronkus/melebarkan bronkus
• Pemeriksaan foto torak
• Pantau tanda-tanda vital secara teratur agar bila terjadi
kegagalan pernafasan dapat segera tertolong
KAJIAN KEPERAWATAN
• Identitas klien
• Pemeriksaan fisik
• Kepla
• Leher
• Dada/toraks
• Abdomen
• Ekstremitas
• Anus genetalia
Tambahan
wahyu arini
• a. Pengkajian
Menurut Doenges (2012) pengkajian pada pasien dengan PPOK ialah : 1)
Aktivitas dan istirahat :
Gejala :
- Keletihan, kelemahan, malaise.
- Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit
bernafas.
- Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi.
- Dispnea pada saat istirahat atau respons terhadap aktivitas atau latihan.
Tanda :
- Keletihan.
- Gelisah, insomnia.
- Kelemahan umum atau kehilangan masa otot.
• 2. Sirkulasi
Gejala : Pembengkakan pada ekstrimitas bawah
Tanda : - Peningkatan tekanan darah.
- Peningkatan frekuensi jantung atau takikardia berat atau
disritmia.
- Distensi vena leher atau penyakit berat.
- Edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung.
KOMPLIKASI COPD
• Hipoxemia
• Asidosis Respiratory
• Infeksi Respiratory
• Gagal jantung
• Cardiac Disritmia
• Status Asmatikus
BRONKHITIS
• Bronkitis berasal dari bronkhus (saluran napas) dan itis artinya
menunjukkanadanya suatu peradangan.Bisa disimpulkan bronkitis
merupakan suatu gejala penyakit pernapasan.Bronkitis adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi pada pembuluh
bronkus, trakea dan bronkioli. Inflamasi menyebabkan bengkak
pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan
menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi.
• Bronkitis akut. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak berusia di
bawah 5 tahun. Bronkitis tipe akut biasanya pulih dengan sendirinya
dalam waktu satu minggu hingga 10 hari. Namun, batuk yang dialami
dapat berlangsung lebih lama.
• Bronkitis kronis. Bronkitis tipe ini biasanya dialami oleh orang
dewasa berusia 40 tahun ke atas. Bronkitis kronis dapat berlangsung
hingga 2 bulan, dan merupakan salah satu penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK).
• Bronkitis yang memburuk dan tidak mendapatkan
penanganan yang tepat, berpotensi menimbulkan
komplikasi berupa pneumonia. Pneumonia adalah
peradangan pada satu atau kedua kantung paru-
paru. Seseorang yang sudah mencapai tahap ini
akan merasakan gejala berupa:
• Nyeri dada ketika batuk bahkan bernapas.
• Badan terasa lelah.
• Linglung, atau terjadi penurunan kesadaran.
• Mual dan muntah.
• Diare.
ETIOLOGI
• Virus influenza merupakan etiologi tersering dari bronkitis akut
dan merokok merupakan faktor risiko yang memperberat
penyakit.
• Bronkitis akut disebabkan oleh karena infeksi virus atau bakteri.
Sekitar 90% bronkitis akut bersifat self-limited disease karena
disebabkan oleh virus. Selain infeksi, bronkitis akut juga dapat
disebabkan oleh karena alergen dan iritan. Bentuk iritan yang
paling sering adalah asap rokok, polusi udara, dan debu.[3,4,5]
• Virus yang sering menjadi penyebab terjadinya bronkitis akut
adalah virus influenza tipe A dan B, parainfluenza, respiratory
syncytial virus, dan coronavirus. Hanya 5-10% bronkitis
disebabkan oleh bakteri patogen. Bakteri yang sering
menyebabkan bronkitis akut adalah Bordetella pertussis,
Mycoplasma pneumonia, dan Chlamydia pneumoniae.[3,4]
FAKTOR RESIKO
• Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian maupun tingkat
keparahan bronkitis akut, yaitu:
• Merokok atau Menghirup Asap Rokok
• Pasien yang merokok secara aktif maupun perokok pasif memiliki faktor risiko yang
lebih tinggi mengalami bronkitis. Hal ini disebabkan oleh karena asap rokok
merupakan iritan kuat yang dapat mengganggu bahkan merusak sel mukosiliari dan
produksi mukus yang berlebihan. Pasien yang merokok merupakan penyebab
utama terjadinya bronkitis kronik dan ekstraserbasi akut pada bronkitis kronik.
• Alergi
• Terdapat hubungan antara riwayat alergi dengan kejadian bronkitis. Beberapa studi
mendapatkan bahwa pasien yang memiliki riwayat alergi, misalnya alergi makanan,
dermatitis atopi, rhinitis alergi, atau asthma, memiliki kemungkinan yang lebih tinggi
mengalami infeksi saluran napas, termasuk bronkitis. [6]
• Usia
• Orang dengan lanjut usia atau > 60 tahun, anak di bawah 5 tahun lebih rentan
mengalami bronkitis akut karena sistem kekebalan tubuh yang melemah.[4]
• Paparan Bahan Kimia Saat Bekerja
• Risiko bronkitis akut juga akan meningkat pada orang yang bekerja pada area yang
tercemar polusi, seperti pabrik tekstil, biji-bijian, terpapar oleh uap zat kimia.
PATOFISIOLOGI
• Disfungsi membran mukosiliar dan hipersekresi mukus pada bronkus
merupakan patofisiologi bronkitis akut yang menyebabkan timbulnya batuk
produktif.
• Bronkitis akut merupakan inflamasi pada daerah bronkus yang ditandai dengan
adanya batuk dan biasanya terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas.
Beberapa pasien yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas, infeksi dan
inflamasi dapat menjalar sampai ke trakea, bronkus, dan bronkiolus. Sel-sel dari
jaringan bronkial akan teriritasi dan membran mukosa menjadi hiperemis dan
edema. Hal ini menyebabkan fungsi mukosiliar akan terganggu. Akibatnya,
saluran udara menjadi tersumbat oleh debris dan iritasi akan semakin
memberat. Tubuh akan merespon dengan melakukan sekresi mukus yang
berlebih (hipersekresi mukus). Adanya refleks batuk membantu eliminasi mukus
dari saluran napas.[1,2,3]
• Pada beberapa hari pertama infeksi, keluhan bronkitis akut biasanya akan
serupa dengan infeksi saluran pernapasan atas. Namun, pada bronkitis akut
batuk akan menetap lebih dari 5 hari. Pada pasien yang sehat, infeksi virus
akan tereliminasi dan membran mukosa akan kembali normal pada 7-10 hari.
Namun, pada kasus infeksi bakteri biasanya inflamasi akan menetap sebelum
diberikan pengobatan definitif.
TANDA dan GEJALA
• Pemeriksaan diagnostik
• a.Rontgen dada
• Menunjukkan hiperinflasi, pendataran diafragama,
pelebaran margin intercosta, dan jantung normal.
• b. Spirometri
• Pemeriksaan fungsi pulmonary, biasanya menunjukkan
peningkatan kapasitas paru total dan volume residual,
penurunan dalam kapsitas vital dan volume ekspirasi kuat
• c.Pemeriksaan gas-gas darah arteri
• Dapat menunjukkan hipoksia ringan dengan hiperkapnia.
KAJIAN KEPERAWATAN
• 1) Identitas Klien
• Nama : Tuan A
• TTL : 17/11/1970
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 40 tahun
• Pekerjaan : Buruh bangunan
• Nama Ayah/ Ibu : Tn. M (Alm) / Ny.M
• Pekerjaan Istri : Ibu rumah tangga
• Alamat : Jl. Kedinding 78, Surabaya
• Agama : Islam
• Suku bangsa : Jawa
• Pendidikan terakhir : SD
• Pendidikan terakhir Istri : SD
• Diagnosa : Emfisema
• 2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
• Keluhan Utama : sesak napas.
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Tuan A tinggal bersama istri dan dua anaknya. Tuan A mengeluh sesak napas, batuk, dan nyeri
di daerah dada sebelah kanan pada saat bernafas. Banyak sekret keluar ketika batuk, berwarna
kuning kental. Tuan A tampak kebiruan pada daerah bibir dan dasar kuku. Tuan A merasakan
sedikit nyeri pada dada. Tuan A cepat merasa lelah saat melakukan aktivitas.
• Riwayat Penyakit dahulu :
• Tuan A selama 3 tahun terakhir mengalami batuk produktif dan pernah menderita pneumonia
• Riwayat Keluarga :
• Tidak Ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama atau berhubungan dengan
klien saat ini.
• Pengkajian Psikologi dan Spiritual
• Klien kooperatif, tetap rajin beribadah dan memohon agar penyakitnya bisa disembuhkan.
• 3) Pemeriksaan Fisik
• Tanda-Tanda Vital :
• S : 37,40C
• N :102 x/mnt
• TD :130/80 mmHg
• RR : 30 x/mnt
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Tes pencitraan. Contohnya adalah foto Rontgen dada untuk
mengidentifikasi adanya perubahan pada paru-paru yang
menandakan emfisema. Foto Rontgen biasanya akan
dipadukan dengan CT scan guna menghasilkan gambar yang
lebih detail untuk memastikan emfisema.
• Tes darah. Tes ini berfungsi untuk melihat memeriksa jumlah
oksigen dan karbondioksida dalam aliran darah atau
dinamakan analisia gas darah.
• Tes fungsi paru. Dalam tes fungsi paru atau yang disebut juga
spirometri, pasien akan diminta mengembuskan udara ke alat
khusus untuk mengukur jumlah udara yang keluar.
• Elektrokardiografi, untuk melihat fungsi jantung dalam rangka
meneliti penyebab dari gejala yang ditimbulkan.
TERIMA KASIH