APBN APBD
Pasal 282 (2) UU 23/2014 Pasal 282 (1) UU 23/2014
Termasuk kegiatan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan
3
SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN KEBIJAKAN DAERAH
RPJMD RPJM
5 tahun 5 tahun
Renstra
SKPD
5 tahun
1 tahun 1 tahun
Renja
RKPD RKP
SKPD
1 tahun 1 tahun
Dibahas bersama
DPRD
KUA PPAS
PEDOMAN
RKA-SKPD PENYUSUNAN
RKA-SKPD
TAPD
RAPERDA
1 tahun
APBD
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dan Pemerintah
Renstra Renja
RKA-SKPD
PD PD DPA-SKPD
KONSISTENSI
KECUALI
DARURAT/MENDESAK
12
BELANJA TIDAK LANGSUNG
BELANJA PEGAWAI
Gaji Pokok dan Tunjangan PNSD sesuai peraturan Penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala
perundang-undangan Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota
DPRD serta PNSD, terkait hal tersebut,
pengembangan cakupan di luar yang disediakan oleh
Pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi BPJS, tidak diperkenankan
Tahun 2015
JKK dan JKM bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala
Kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD
dibebankan pada APBD
tunjangan keluarga dan mutasi pegawai
memperhitungkan acress yang besarnya Tambahan PNSD harus memperhatikan
maksimum 2,5% dari jumlah belanja kemampuan keuangan daerah dengan
pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan persetujuan DPRD
Tunjangan profesi guru PNSD dan dana
tambahan penghasilan guru PNSD yang
Insentif pajak dan retribusi daerah bersumber dari APBN
BELANJA BANTUAN KEUANGAN
UMUM
Pemerintah
penganggaaran
Daerah Lainnya
KHUSUS
1
Penganggaran
Honorarium bagi PNSD dan non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran
dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan
kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja
kegiatan dimaksud
Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka
O pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi
belanja tersebut dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekening berkenaan
Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas
O pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi
sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2014.
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, yang tidak menjadi cakupan
O penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui BPJS yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah dapat
menganggarkannya dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi
pelayanan kesehatan.
Pelayanan diluar BPJS bagi kepala daerah/wakil kepala daerah berupa medical check up sebanyak 1 kali
O setahun termasuk keluarga dan kepada pimpinan dan anggota DPRD sebanyak 1 kali setahun, tidak termasuk
keuarga.
Lanjutan...
Perjalanan Dinas:
penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek pertanggungjawaban
sesuai biaya riil (at cost) atau lumpsum, yaitu:
• Sewa kendaraan
• Biaya transportasi biaya riil (at cost)
• Biaya penginapan
• Uang harian
• Uang representasi
lumpsum
.
Standar satuan harga Ditetapkan oleh kepala daerah
Pemerintah Daerah wajib mempedomani penetapan batas maksimal defisit APBD Tahun Anggaran 2015
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester Tahun Anggaran 2019. Pelanggaran terhadap
ketentuan dimaksud, dapat dilakukan penundaan atas penyaluran dana perimbangan
PEMBIAYAAN DAERAH
22
Penganggaran
1 Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang non
permanen dalam bentuk dana bergulir
Penyaluran
DAPAT BERKERJASAMA
2
Penasehat Investasi
Investasi Kepala Analisis
Independen dan
Daerah Daerah Investasi
profesional
Lanjutan ....
BUMN
BUMD
3 Penyertaan Modal Perda Penyertaan Modal
Badan Usaha Lain
memenuhi kepemilikan
Pemda Pemegang Saham
5 saham menjadi 51% atau
Pengendali
lebih
Memperkuat Stuktur
BUMD
Permodalan
6 Menambah
penyaluran KUR kpd UMKM
Modal
Persyaratan BI & unt memenuhi BUMD
CAR sektor Perbankan
Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja
27
27
Sebelum ini kita menerapkan sistem penganggaran yang
bersifat line-item (tradisional) yaitu suatu sistem penganggaran
yang disusun dengan penekanan terhadap pengendalian atas
pengeluaran.
Era Global adalah suatu era yang menggambarkan hubungan/interaksi antar negara bangsa tidak
ada batas lagi secara nasional.
Era Otonomi adalah : suatu era yang menggambarkan telah terjadi distribusi kewenangan dari
pusat ke daerah, untuk mengurus, mengelola daerahnya sendiri berdasarkan UU.
Anggaran Berbasis Kinerja adalah penyusunan penganggaran yang didasarkan atas perencanaan
kinerja, yang terdiri dari program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan indikator kinerja
yang ingin dicapai oleh suatu entitas anggaran (Indrawati, 2007)
Anggaran Yang Berorientasi Pada Kinerja adalah suatu sistem penganggaran yang berorientasi
output organisasi dan berkaitan sangat erat terhadap visi-misi dan rencana strategis
organisasi
Anggaran kinerja mengalokasikan sumberdaya pada program bukan pada unit organisasi semata
dan memakai ukuran output sebagai indikator kinerja organisasi
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
adalah penyusunan anggaran dengan memperhatikan keterkaitan
antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk
efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut”.
(mengacu pada Pasal 7 ayat (1) PP No.21/2004)
31
31
Keuntungan Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
1. Anggaran Berbasis Kinerja memungkinkan pengalokasian sumber daya yang
terbatas untuk membiayai kegiatan prioritas pemerintah sehingga tujuan
pemerintah dapat tercapai dengan efisien dan efektif.
2. pelaksanaan kegiatan pemerintah yang transparan. Dengan anggaran yang jelas,
dan juga output yang jelas, serta adanya hubungan yang jelas antara pengeluaran
dan output yang hendak dicapai maka akan tercipta transparansi
3. Anggaran memungkinkan untuk peningkatan efisiensi administrasi. Dengan
adanya fokus anggaran pada output dan outcome maka diharapkan tercipta
efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pekerjaan
32
Prinsip-prinsip Pengelolaan Anggaran Berbasis Kinerja Yang Baik
Suatu Sistem Pengelolaan Anggaran yang baik harus mencakup prinsip-prinsip seperti di bawah ini :
• Realistis , artinya perencanaan anggaran dilakukan dengan memperhitungkan kebutuhan yang sesungguhnya (real)
sehingga pada waktu pelaksanaan tidak jauh menyimpang dari rencana;
• Transparan, terbuka bagi masyarakat baik dalam penerimaan maupun pengeluaran. Hal ini memperkecil
kemungkinan kesempatan penyalahgunaan anggaran;
• Sesuai dengan otorisasi, artinya dana publik dibelanjakan sesuai dengan otorisasi yang telah ditetapkan ;
• Laporan yang benar dan baik; artinya laporan pengeluaran sesuai dengan pengeluaran aktual atau sesungguhnya,
dilaporkan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan.
• Adanya pengawasan dan audit , artinya pengawasan dan audit baik oleh pihak luar (eksternal) maupun internal
dilaksanakan dengan benar dan dapat diandalkan;
• Kepastian tersedianya dana; artinya unit pengguna anggaran harus mempunyai kepastian mengenai ketersediaan
dananya.
• Taat peraturan; artinya ada suatu budaya pengelolaan keuangan yang mampu meningkatkan ketaatan terhadap
peraturan.
• Adanya output dan outcome yang harus dicapai baik dalam jangka waktu satu tahun (mengacu pada RKA_KL)maupun
lima tahun (sesuai dengan Rencana Strategis)
• Adanya ukuran atas output dan outcome yang menunjukkan kinerja
Elemen-Elemen Penganggaran Berbasis Kinerja
34
34
PENJABARAN VISI MISI MENJADI SUB KEGIATAN
RENCANA KERJA
VISI
MISI
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROGRAM
KEGIATAN
SUB KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA :
1. Inputs:
Segala sesuatu yg dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran
2. Proses:
sesuatu yg menunjukkan cara/nuansa pencapaian sasaran dan tujuan, atau hasil yg akan diperoleh dlm
waktu harian, mingguan,bulanan.
3. Outputs:
sesuatu yg diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yg dpt berupa fisik & atau non fisik
4. Outcomes:
segala sesuatu yg mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek
langsung)
5. Benefit:
sesuatu yg terkait dg tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan
6. Impact:
pengaruh yg ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan
asumsi yg telah ditetapkan
36
36
Pengadaan O.Generik
INPUT /MASUKAN
Sumberdaya (anggaran/dana, sumberdaya manusia, peralatan/teknologi, material) Jumlah Dana
Yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan Rp
1.Ketaatan pd Hk
PROSES /Aturan
Upaya yang dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran 2.Rata-rata Waktu
Pengadaan
OUTPUT/KELUARAN
Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan baik berupa fisik /non Jumlah Obat Generik
Yang tersedia
fisik
OUTCOMES/HASIL
Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya output/keluaran. Kualitas pengobatan
Hasil nyata yang diperoleh setelah adanya output/keluaran
BENEFIT/MANFAAT
Tingkat Kesembuhan
Manfaat yang diperoleh dari adanya indikator hasil
IMPACT/DAMPAK
Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya manfaat yang diperoleh dari hasil dari suatu Tingkat Kesehatan Masy
Kegiatan. Sifatnya makro, regional 37
37 37
SIKLUS
ANGGARAN PENETAPAN SASARAN:
KINERJA PENETAPAN
OUTPUT & OUTCOME
KEGIATAN/ SUB
KEG.
MENGHITUNG
ANGGARAN DNG
PENGUKURAN STANDAR BIAYA
KINERJA
Menghitung biaya yang dibutuhkan, mengkaitkan biaya dengan aktivitas dan hasil-hasil yang
(a) diharapkan
Pengambilan keputusan kebijakan dan penentuan prioritas anggaran, guna menajamkan informasi
(b)
tentang aktivitas, satuan biaya, dan outcomes.
Pengelolaan terhadap aktivitas yang sedang berjalan, guna mengevaluasi sejauhmana keberhasilan
(d)
pelaksanaan program/ kegiatan.
Pelaporan pelaksanaan anggaran dan akuntabilitas kinerja, agar tidak hanya berfokus pada input dan
(e)
output, tetapi juga pada outcomes.
Terima Kasih