Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENGANTAR
AKUNTANSI
PERPAJAKAN

WIDI DWI ERNAWATI,


SE.,MSA.,CA.,AK.,BKP
LITERATUR

 AKUNTANSI PERPAJAKAN, WALUYO, SALEMBA EMPAT

 AKUNTANSI PAJAK SUKRISNO AGUS , SALEMBA EMPAT

 UU PPH, UU PPN, UU KUP

 LITERATUR DARI INTERNET YG RELEVAN


MATERI

PENGANTAR PEMBUKUAN DAN AKUNTANSI PPN DAN AKUNTANSI PPH 21 AKUNTANSI PppH PSL
AKUNTANSI PENCATATAN PPnBM 22,23,24,25,26
PERPAJAKAN.

PERTEMUAN 1 PERTEMUAN II PERTEMUAN III PERTEMUAN IV PERTEMUAN V


KONTRAK KULIAH

 SAAT KULIAH SINKRON, MAKA VIIDEO HARUS DINYALAKAN , BERPENAMPILAN RAPI, SIAP
MENGIKUTI KULIAH
 MENGIKUTI KULIAH TEPAT WAKTU

 MAHASISWA WAJIB MELAKSANAKAN PRESENSI SESUAI DENGAN YG DITETAPKAN

 APABILA MAHASISWA TIDAK IKUT DALAM PERKULIAHAN, MAKA DIANGGAP TIDAK MASUK KULIAH
DAN APABILA KEHADIRAN KURANG MAKA TIDAK DIPERBOLEHKAN IKUT UJIAN
 PENILAIAN: KEAKTIFAN, TUGAS, UTS, UAS
NILAI AKHIR
MK TEORI DAN PRAKTIK
NA= (0,15% X UTS)+(0,15XUAS)+(0,70XUKK)

KISARAN NILAI HURUF MUTU


≥80 -100 A
≥75-80 B+
≥69-75 B
≥60-69 C+
≥55-60 C
≥50-55 D+
≥44-50 D
0-44 E
PENGANTAR AKUNTANSI PERPAJAKAN
 Capaian Pembelajaran
 

Setelah membaca dan mengkaji bab ini, pembaca akan mampu:


1. Memahami pengertian akuntansi pajak dengan baik dan benar.

2. Mengetahui peran akuntansi pajak.

3. Memahami peran prinsip dasar akuntansi pajak

4. Memahami persamaam akuntansi komersial dan akuntansi pajak

5. Mampu membedakan akuntansi komersial dengan akuntansi pajak

6. Mengetahui hubungan antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak

  
DEFINISI

AKUNTANSI PAJAK
Akuntansi Pajak terdiri dari dua kata yaitu akuntansi dan pajak
 Akuntansi adalah suatu proses pengaidentifikasin, pencatatan, penggolongan/pengklasifikasian, pengolahan dan
penyajian suatu transaksi keuangan dan diakhiri dengan suatu pembuatan laporan keuangan yang ditujukan
untuk pihak yang berkepentingan
 Pengertian pajak berdasarkan pasal 1 ayat 1 UU No. 28 tahun 2008 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
 Akuntansi pajak adalah suatu proses pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran suatu transaksi keuangan
yang ada kaitannya dengan kewajiban perpajakan dan diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan fiskal sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perpajakan yang terkait sebagai dasar pembuatan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT).
PERAN AKUNTANSI PAJAK

a. Mengimplementasikan aspek perpajakan pada setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan meliputi
penghitungan, pencatatan pengakuan”atas pajak dan dapat menyajikannya di dalam laporan komersial maupun
laporan fiskal.

b. Sarana pendukung dalam membuat perencanaan dan strategi perpajakan (Tax Planning).

c. Menyusun analisa dan prediksi tentang potensi pajak perusahaan di masa yang akan datang.

d. Sarana dalam melakukan pengarsipan dan dokumentasi perpajakan dengan lebih baik untuk menghadapi
pemeriksaan dari fiskus.
PRINSIP DASAR AKUNTANSI PAJAK

 Prinsip dasar akuntansi adalah sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh laporan keuangan.

 Prinsip dasar akuntansi dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postutat akuntansi, dan konsep teoretis
akuntansi, serta menjadi dasar bagi pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam
menyusun laporan keuangan.
 Menurut Waluyo (2012), akuntansi pajak tercipta karena adanya prinsip dasar yang diatur dalam undang-undang
perpajakan dan pembentukannya dipengaruhi oleh fungsi perpajakan dalam mengimplementasikan kebijakan
pemerintah.
 Prinsip-prinsip dasar yang digunakan akuntansi komersial bersifat netral (tidak memihak) terhadap produk-
produk yang dihasilkan oleh akuntansi.
 Oleh karena itu, prinsip-prinsip dasar akuntansi dapat digunakan atau berlaku bagi akuntansi pajak, dengan tetap
memperhatikan karakteristik dan tujuan pelaporan keuangan fiskal.
ADA 9 PRINSIP DASAR AKUNTANSI YANG TERDAPAT DALAM APB (ACCOUNTING
PRINCIPLES BOARD) STATEMENT NO 4
a. Cost Principles (historical cost): yaitu dasar penilaian untuk mencatat perolehan barang, jasa harga poko , maupun ekuitas, yang
didasarkan harga pertukaran pada tanggal perolehan.

Sebagian besar aktiva dan kewajiban dilaporkan berdasarkan harga perolehan.

Penggunaan historical cost pada saat mencatat perolehan aktiva ini mengabaikan dampak dari perubahan nilai. Pengukuran dengan
menggunakan nilai wajar (fair value) akan menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban serta menyediakan
dasar bagi penilaian prospek arus kas di masa mendatang.

Penggunaan historical cost dipandang akan mengurangi aspek kualitas relevansi, sehingga laporan keuangan tidak dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan.

Oleh karena itu fair value muncul untuk mengatasi kekurangan historical cost. Namun fair value tidak dapat sepenuhnya berguna untuk
pengambilan keputusan karena tidak memiliki reliabilitas.

Baik historical cost maupun fair value mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karena perdebatan ini maka historical cost
B. REVENUE PRINCIPLES:

prinsip ini lebih menjelaskan tentang sifat dan komponen, pengukuran maupun pengakuan pendapatan sebagai salah satu komponen
penyusunan laporan laba rugi.

Laba bersih (net income) diartikan sebagai “kelebihan pendapatan dengan beban, ditambahkan atau dikurangi dengan keuntungan atau
kerugian perusahaan yang berasal dari penjualan, pertukaran, atau penggantian aktiva lainnya.” Artinya laba bersih berasal dari
transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.

Kerangka kerja konseptual FASB mengidentifikasi dua kriteria yang seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan
seharusnya diakui, yaitu: (1)   telah direalisasi atau dapat direalisasi, dan (2)   telah dihasilkan/telah terjadi.

Pengakuan pendapatan pada umumnya dilakuakan pada saat titik penjualan. Namun bisa juga pada proses produksi masih berlangsung
(misalnya untuk kontrak konstruksi jangka panjang atau sering disebut metode persentase penyelesaian proyek atau metode kinerja
proporsional), akhir produksi (bila permintaan dan harga atas produksi yang dihasilkan terjamin, misalnya jenis produk logam atau
produk pertanian tertentu), atau bahkan pada saat kas diterima (misalkan untuk penjualan dengan metode cicilan).
C. MATCHING PRINCIPLES:

prinsip dasar pemandanan atau penandingan (matching) menjelaskan masalah pengaturan pembebanan biaya pada periode yang sama
dengan periode pengakuan hasil, sehingga hasil akan diakui pada periode menurut prinsip dasar pengakuan hasil, sedangkan biayanya
dibebankan sesuai periode tersebut.

 Besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat dalam periode yang tepat dapat dicatat dalam pilihan cash basis dan accrual basis.

 Cash basis akan melaporkan pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan) atau
uang kas dibayarkan (untuk beban). Besarnya laba bersih atau rugi bersih yang dihasilkan dari selisih antara pendapatan dengan beban,
akan mencerminkan jumlah bersih uang kas yang dihasilkan (untuk net income) atau jumlah bersih uang kas yang dikeluarkan (untuk net
loss).

 Sedangkan untuk accrual basis, pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laba rugi dalam periode di mana pendapatan dan
beban tersebut terjadi, tanpa memerhatikan arus uang kas masuk maupun arus uang kas keluar. Dengan accrual basis, beban-beban
yang terkait dengan penciptaan pendapat haruslah dilaporkan dalam periode yang sama di mana pendapat tersebut juga diakui.
D. OBJECTIVITY PRINCIPLES

prinsip ini  terkait dengan cost principle (prinsip harga perolehan). Harga perolehan memiliki keunggulan lebih dapat
diandalkan.
 Pengguna laporan keuangan lebih memilih biaya historis karena memberikan tolak ukur yang lebih dapat
dipercaya (lebih objektif).
 Untuk memberikan keyakinan ini, akuntan menggunakan objectivity principle sebagai dasar pembenaran atas
pilihan suatu ukuran atau prosedur.
 Objectivity dianggap sebagai suatu ukuran yang dapat diverifikasi kebenarannya (keabsahannya), berdasarkan
pada bukti yang ada.
 Sebagai contoh objectivitas sebagai realitas yang disampaikan pihak ketiga yang independen (misalnya laporan
rekening koran dari bank), objektivitas diukur dengan penentuan batas atau limit tertentu.
E. CONSISTENCY PRINCIPLES

transaksi yang sejenis harus dicatat dan dilaporkan dengan metode yang sama pada periode berikutnya.
 Kegunaan dari penerapan prinsip ini adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan (memiliki daya
banding).
 Hal ini tidak berarti bahwa metode tersebut tidak boleh dirubah.

 Jika perubahan metode dilakukan, sifat pengaruh perubahan tersebut serta alasannya harus diungkapkan dalam
catatan laporan keuangan pada periode terjadinya perubahan.
F. DICLOSURE PRINCIPLE

Laporan keuangan diharapkan informatif dan disajikan lengkap (full), jujur(fair),dan memadai (adequate yaitu mencakup
informasi minimal yang memang harus disajikan) sehingga para pengguna laporan keuagan dapat memperoleh manfaat.

 Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) mengharuskan laporan keuangan dibentuk dan disajikan dari peristiwa

ekonomi yang memengaruhi perusahaan dalam suatu periode.

 Seluruh informasi yang relevan seharusnya disajikan dalam laporan keuangan dan mudah dipahami.

 Seringkali faktor perhitungan antara biaya dan manfaat, menyebabkan tidak mungkin untuk melaporkan seluruh

informasi yang relevan.

 Laporan keuangan dapat disajikan dengan memilah-milah dan menggunakan pertimbangan yang sesuai dengan

prinsip pengungkapan penuh agar dapat bermanfaat bagi pengambilan keputusan.


G. CONSERVATISM PRINCIPLES

pada umumnya prinsip ini digunakan untuk suatu hal yang sifatnya tidak menentu atau di tengah kondisi
ketidakpatian.
 Dengan prinsip ini, apabila suatu ketika dihadapkan untuk memilih satu di antara dua atau lebih metode
akuntansi yang sama-sama diterima atau berlaku umum, maka akuntan harus mengutamakan pilihan yang akan
memberikan pengaruh keuntungan yang paling kecil pada ekuitas.
 Prinsip ini merupakan sikap kehati-hatian terhadap ketidakpastian. Salah satu contoh penerapan prinsip
konservatisme adalah penyajian persediaan pada nilai terendah antara harga perolehan dan harga pasar (lower of
cost or market—LOCOM).
H. MATERIALITY PRINCIPLES

 Menurut APB statement No. 4, prinsip materialitas mengandung arti bahwa laporan keuangan hanya
menyangkut informasi yang dianggap penting (material) dalam memengaruhi penilaian.
 Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

 Prinsip ini memungkinkan akuntan untuk menggunakan pertimbangan propesionalnya untuk menentukan apakah
suatu item material atau tidak.
 Secara teori, suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi
atau mengubah penilaian dari seorang pengguna laporan keuangan.
I. UNIFORMITY DAN COMPARABILITY PRINCIPLES:

prinsip yang menekankan pada keseragaman dan dapat diperbandingkan, yang merupakan salah satu tujuan yang
hendak dicapai dalam penyusunan prinsip akuntansi.
 Informasi akan menjadi lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan informasi serupa menyangkut
perusahaan lain pada periode waktu yang sama atau dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama pada
periode waktu yang berbeda.
 Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata dalam beristiwa
ekonomi antar laporan. Komparabilitas memerlukan konsistensi (memerlukan keseragaman metode).
PERSAMAAN AKUNTANSI KOMERSIAL DENGAN AKUNTANSI PAJAK

 1. Karakteristik Kualitatif

Karakteristik kualitatif akuntansi pajak dan komersial meliputi :

 Relevan, adapun syarat informasi keuangan relevan antara lain: Memiliki umpan balik (feedback value), memiliki
manfaat yang prediktif (predictive value), tepat waktu dan lengkap.

 Andal, apabila informasi: Disajikan secara jujur, dapat diverifikasi, dan netral.

 Dapat dibandingkan, informasi padat dibandingkan antar periode atau antar entitas.

 Dapat dipahami, informasi dapat dimengerti oleh semua penggunanya.


LANJUTAN....PERSAMAAN

2. Sistem Akrual

Pada akuntansi komersial, standar akuntansi yang digunakan yaitu sistem akrual. Akuntansi pajak juga menerapkan sistem akrual. Pada akuntansi
pajak diperbolehkan menggunakan sistem campuran (kas dan akrual) dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku seperti pada pasal 28
UU KUP.

3. Neraca

Laporan keuangan neraca pada akuntansi umum dan akuntansi pajak sama yaitu terdiri dari aset, utang dan modal.

4. Konsep Kesatuan Usaha

Akuntansi pajak dan komersial sama-sama menganut prinsip kesatuan usaha, yang berarti adanya pemisahan antara harta atau aset dari pemilik dan
perusahaan.

5. Prinsip Realisasi

Kedua jenis akuntansi tersebut sama-sama menerapkan prinsip realisasi.


PERBEDAAN AKUNTANSI KOMERSIAL DENGAN AKUNTANSI PAJAK

Perbedaan Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

Pengguna Laporan Keuangan pemegang saham, kreditur, fiskus


karyawan, manajemen, pemerintah,masyarakat

Pedoman Penyusun dan PSAK undang-undang perpajakan yang berlaku.


Penyajiannya

Sifat Informasi bersifat umum atau dapat digunakan oleh siapa saja bersifat rahasia, baiasanya yang tahu hanya manajemen dan fiskus
 

Dasar Pencatatan dicatat dengan asas substance over form, artinya pencatatan dan dicatat dan dilaporkan apabila memenuhi syarat dan ketentuan
  pelaporan dilakukan dengan mengutamakan substansi ekonomi perpajakan, yaitu dengan mengutamakan hakikat formal atau hukum
daripada hakikat formal dan hukum daripada substansi ekonominya.

Mata Uang diperbolehkan untuk disusun berdasarkan mata uang selain wajib menggunakan mata uang rupiah atau diperbolehkan menggunakan
rupiah mata uang lain yang diijinkan peraturan.

Batas Waktu Penyampaian Berdasarkan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Berdasarkan UU KUP, laporan keuangan fiskal  diserahkan paling lambat 4
(PT), waktu penyampaian laporan keuangan adalah 6 bulan bulan setelah akhir tahun pajak dan dapat diperpanjang paling lambat 2
setelah tahun buku berakhir. bulan dengan ketentuan tersendiri.
 
HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI KOMERSIAL DAN AKUNTANSI PAJAK

 Akuntansi komersial dengan akuntansi pajak mempunyai hubungan yang erat, satu sama lain tidak dapat

dipisahkan. Proses akuntansi komersial akan menghasilkan laporan keuangan komersial

 Sedangkan akuntansi pajak akan menghasilkan laporan keuangan fiskal.

Untuk membuat laporan keuangan fiskal diperlukan akuntansi komersial. L

aporan keuangan komersial disusun berdasarkan peraturan standar akuntansi keuangan umum(PSAK).

Untuk menghasilkan laporan keuangan fiskal, pada beberapa bagian harus disesuaikan ketentuan perpajakan
yang disebut rekonsiliasi.

Anda mungkin juga menyukai