Anda di halaman 1dari 31

Pemantapan Pelaksanaan SMK3

Dalam Peningkatan Investasi

Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja Departemen


Tenaga Kerja Dan Transmigrasi R.I.

PT
Pendahuluan
• investasi atau penanaman modal: kegiatan yang dilakukan
oleh pengusaha (orang atau badan hukum) dengan
menggunakan dananya untuk mendapatkan keuntungan

• Investasi:
- Investasi jangka panjang
- Investasi jangka pendek

• Dalam melakukan investasi, pertimbangan investor:


– Kapan atau berapa lama dana yang diinvestasikan akan kembali
– Besarnya keuntungan yang akan diperoleh atau diharapkan
– Resiko yang akan dihadapi selama dananya di investasikan
• Kebijakan umum Pemerintah dalam investasi adalah
menciptakan iklim yang kondusif

Faktor
Ekonomi
Investasi
• moneter Faktor
• pajak Non Ekonomi
• fiskal
• kepastian hukum
• stabilitas (sosial & politik)
• infra struktur

ketenagakerjaan
Faktor Ketenagakerjaan

Adanya :
• Kepastian hukum thd norma ketanagakerjaan dan penegakan
hukum (Law Enforcement)
• Stabilitas dalam hubungan industrial secara tripartit
• Lembaga ketenagakerjaan dan sistem pengawasan
ketenagakerjaan yang efektif :
oLembaga ketenagakerjaan : asosiasi pengusaha, serikat pekerja/buruh,
institusi perselisihan ketenagakerjaan, institusi pengawasan
ketenagakerjaan, institusi K3 (P2K3)
oSistem Pengawasan Ketenagakerjaan : birokrasi yang efektif,
personil yang kompeten (pengawas, ahli K3, dokter pemeriksa
kesehatan tenaga kerja)
o Pelayanan masyarakat yang prima

• Tenaga kerja (SDM) yang kompeten

• Angka kecelakaan kerja, tingkat absensi karena sakit

• Produktivitas Tenaga Kerja


Kebijakan K3
• Pengertian K3

– Secara filosofi: suatu pemikiran dan upaya untuk


menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur.

– secara keilmuan: suatu ilmu pengetahuan dan


penerapannya dalam usaha mencegah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja

• Kebijakan Nasional K3
– Kebijakan nasional K3: Pasal 27 ayat (2) UUD 1945
– UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
– Pasal 86 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Tujuan kebijakan K3 adalah agar :
– Tenaga kerja dan orang lain yang ada di
tempat kerja dijamin selamat dan sehat

– sumber-sumber produksi dapat dipakai dan


digunakan secara efisien

– proses produksi dapat berjalan lancar tanpa


hambatan

– meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan


kesejahteraannya
UU No.13 tahun 2003
Pasal 86
(1)Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sama
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaiamana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menetapkan


sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah
DEFINISI SISTEM MANAJEMEN K3

Bagian dari sistem manajamen perusahaan secara


keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi :
pengembangan penerapan,
pencapaian,
pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan K3

dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan


kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif
Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Peningkatan
Komitmen
Berkelanjutan
dan
Kebijakan
Peninjauan
Peninjauan
Ulang
Ulang&&
Peningkatan
Peningkatan
oleh
olehManajemen
manajemen
SMK3 √ Perencanaan
K3
Pengukuran
dan
Evaluasi Penerapan
K3
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN

• K3 belum mendapatkan perhatian yang memadai


• Kecelakaan kerja masih tinggi
• Pelaksanaan pengawasan masih bersifat parsial dan belum
menyentuh aspek manajemen
• Relatif rendahnya komitment pimpinan perusahaan dalam hal
K3
• Kualitas tenaga kerja berkorelasi dg kesadaran atas K3
• Tuntutan global dlm perlindungan tenaga kerja yang diterapkan
oleh komunitas perlindungan hak buruh internasional
• Desakan LSM internasional dalam hal perlindungan hak tenaga
kerja
Masih rendahnya komitment pimpinan
perusahaan terhadap K3 :
• Belum semua perusahaan membentuk lembaga K3 seperti
P2K3

• Dari P2K3 yang ada 10-12 % yang berfungsi optimal

• Perusahaan yang mempunyai dokter perusahaan (pasal 8


UUKK No.1/1970) tercatat 1.155 orang

• Program kesehatan kerja belum berjalan optimal


Depnakertrans bukan institusi pemegang kebijakan investasi, ttp tenagakerja
sangat berpengaruh thd proses produksi dan sektor ketenagakerjaan
mempengaruhi iklim investasi

Human Development Index


2002 2003 2004
Rank ASEAN Rank Asean Rank Asean Rank 10 teratas
28 Singapore 28 Singapore Singapore 1 Norway
Brunei 31 Brunei Brunei 2 Iceland
58 Malaysia 58 Malaysia 59 Malaysia 3 Sweden
74 Thailand 74 Thailand 76 Thailand 4 Australia
85 Philippines 85 Philippines 83 Philppines 5 Netherlands
110 Vietnam 109 Vietnam 111 Indonesia 6 Belgium
112 INDONESIA 112 INDONESIA 112 Vietnam 7 USA
- Cambodia 130 Cambodia Cambodia 8 Canada
- Myanmar 131 Myanmar Myanmar 9 Japan
- Laos 135 Laos Laos 10 Switzerland
Tolok Ukur HDI : - pendidikan
- kesehatan
- ekonomi

• Total countries on the list 175 (2003)


Country Competitiveness Vs Safety
Penerapan K3 mempunyai korelasi langsung dg daya saing suatu negara

Dari 27 negara responden


K3 Dan Globalisasi

Standar internasional, ISO, IMO, OSHAS,


SMK3

Corporate Social Responsibility

Social accountability 8000

Standar kompetensi
ILO
The most efficient way to build a
sustained safety culture

Establishment of OSH MS
Regulation Based Risk Based
OSH Program OSH Program

OSH MS
Na
SMK3 MEMBANGUN BUDAYA K3
tu ral
In
sti
nc
ts
Sup
Injury Rates

e rvis
i on

Self

Teams
Reactive Dependent Independent Interdependent
• Safety by Natural • Management • Personal Knowledge,
Commitment Commitment, and • Help Others Conform
Instinct • Condition of •
Standards Others’ Keeper
• Compliance is the Employment • Internalization • Networking Contributor
Goal • Fear/Discipline •
• Delegated to Safety • Personal Value Care for Others
• Rules/Procedures • Organizational Pride
Manager • Supervisor Control, • Care for Self
• Lack of Management Emphasis, and Goals • Practice, Habits
Involvement • Value All People • Individual Recognition
• Training

Engineering OSH - MS Behavioral


Control Safety
TUJUAN PENERAPAN SMK3

• Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya


(pasal 27 ayat 2 UUD 1945)

• Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam melindungi


tenaga kerja

• Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi


kompetisi perdagangan global

• Meningkatkan pelaksanaan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan


sistem

• Upaya pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi yang tekait


dengan penerapan K3
Jumlah perusahaan yang diaudit dari 1996 - 2003
J u m la h P eru s ah a an P e n e rim
12 0
Pen gh argaan SM K 3
10 0
10 0

79
80 72
70
65
59
60

40 33
23
20

0
1997 1998 1999 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4
Tah u n

Perkembangan jumlah perusahaan yang telah di Audit SMK3 sejak tahun 1997 s.d 2004 menurut
Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Pelaksanaan audit SMK3 menurut Propinsi 1997 – 2003
Jumlah Perusahaan
No Propinsi
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

1 Nanggroe Aceh D. - 3 - - 1 1 - 1
2 Sumatera Utara 3 4 15 17 15 21 17 22
3 Sumatera Barat - - 2 - 1 - - 1
4 Riau - 13 9 1 15 6 14 9
5 Kep. Riau - - - - - - - 5
6 Jambi 1 - 2 2 1 2 2 1
7 Sumatera Selatan - 1 1 - 1 1 1 3
8 Bengkulu - - 1 - - 1 - -
9 Lampung - - 3 - 3 2 1 4
10 Banten - - - 4 4 5 3 3
11 DKI Jakarta 7 - 4 3 7 5 5 8
12 Jawa Barat 5 2 17 6 6 13 14 9
13 Jawa Tengah - - - 2 2 2 2 4
14 DI Yogyakarta 1 - - 1 - - 1 -
15 Jawa Timur 6 5 5 9 9 6 10 18
16 Bali - 3 - 1 1 1 - 2
17 Kalimantan Barat - - - 1 - - 2 1
18 Kalimantan Tengah - 3 - - - - - -
19 Kalimantan Timur - 3 1 1 2 2 5 2
20 Kalimantan Selatan - - 2 2 2 3 1 5
21 Sulawesi Utara - - - - - - - 1
22 Sulawesi Selatan - - - - - 1 1 1
23 Irian Jaya - - 1 - - - - -
Jumlah 23 33 65 59 70 72 79 100
Prosentase Kepesertaan Sektor Industri Dalam
C. Pelaksanaan audit SMK3
Pelaksanaan Audit Eksternal Dari Tahun 1997-2003
menurut sektor industri
3.45% 2.40% 5.20%
5.50%
4.10%
10.30%

38.30%
24.10%

6.60%

Farm asi & Kesehatan Konstruksi


Manufaktur Um um Elektronik
Presentase Kepesertaan Sektor Industri Dalam Pelaksanaan Audit
Perkebunan &K
Eksternal ehutanan
Dari Tahun 1997 – 2003 Petro Kim ia (industri Kim ia)
Oil & Gas (Energi Pem bangkitan ) Makanan & Minum an
Dll
HASIL AUDIT SMK3
TINGKAT KEPATUHAN BERDASARKAN HASIL AUDIT SMK3 TAHUN 2001 -
2003
% Perusahaan

Memenuhi Tdk memenuhi


No Elemen
(conformance) (unconformance)

2001 2002 2003 2001 2002 2003

1 Pembangunan & pemeliharaan komitmen


20 25,42 26.58 80 74,58 73.42

2 Strategi pendokumentasian 38,6 33,39 46.84 61,4 66,10 53.16

3 Peninjauan ulang perancangan (desain) dan kontrak


78,6 62,71 69.62 21,4 37,29 30.38

4 Pengendalian dokumen 51,4 44,07 43.04 21,4 55,93 56.96

5 Pembelian 65,7 79,66 81.01 34,3 20,34 18.99

6 Keamanan bekerja berdasarkan SMK3 2,9 8,47 2.53 97,1 91,53 97.47

7 Standar pemantauan 30 30,51 22.78 70 69,49 77.22

8 Pelaporan dan perbaikan kekurangan 45,7 42,37 35.44 54,3 57,63 64.56

9 Pengelolaan material & perpindahan 28.6 32,20 15.19 71,4 67,80 84.81

10 Pengumpulan dan penggunaan data 45,7 61,02 62.03 54,7 38,98 37.97

11 Audit SMK3 64,3 57,63 51.90 35,7 42,37 48.10

12 Pengembangan ketrampilan & kemampuan


14,3 28,81 39.24 85,7 71,19 60.76

Jumlah perusahaan yg diedit 70 72 79 70 72 79


ANALISA STATISTIK KECELAKAAN KERJA DI
INDONESIA
Tabel kasus kecelakaan kerja dari 1999 – 2004 (Jamsostek)

Akibat Kecelakaan

Cacat Tetap
Jml Kasus Meninggal (C. fungsi + C. Total + Sembuh (STMB)
No Ta hun
Kecelakaan C. Sebagian)

Jml (%) Jml (%) Jml (%)

1 1999 91.510 1.476 1.61 11.871 12.97 78.163 85.41

2 2000 98.902 1.592 1.61 12.025 12.16 85.285 86.23

3 2001 104.774 1.768 1.69 12.566 11.99 90.440 86.32

4 2002 103.804 1.903 1.83 10.345 9.97 91.556 88.20

5 2003 105.846 1.748 1.65 7.228 9.82 93.703 88.53

Sept
6 70.215 1.229 1.75 4.648 6.62 64.338 91.63
2004
Data Kasus Kecelakaan Kerja, Jumlah Perusahaan dan Jumlah Tenaga
Kerja Peserta Program Jamsostek

Jumlah
Tahun Kasus Kece lakaan
Prsh Naker

1999 91.510 80.802 11.094.575

2000 98.902 84.439 13.552.141

2001 104.774 93.329 16.356.250

2002 103.804 100.929 17.369.960

2003 105.846 109.807 19.337.886

Sept 2004 70.215 120.877 24.497.345


Analisa Frequency Rate

5.00
P r o s en tas e

4.00 4.21
3.72
3.27
3.05 2.79
3.00

2.00

1.00 FR = Ttl Cases x 1.000.000


man hours
-
1999 2000 2001 2002 2003
Tah u n
Fr eq u en cy Rate
Kasus Kematian Akibat Kecelakaan Kerja per 100 ribu Tenaga
Kerja

13,30
14,00
11,75
Jm l Ten ag a K er j a (100 r b )

12,00 10,81 10,96


10,00 9,04
8,00

6,00
4,00

2,00

0,00
1999 2000 2001 2002 2003
Tah u n

Kematian terhdp 100 Tenaga Kerja


Penutup

• Iklim usaha dan upaya peningkatan investasi mrpk kebijakan


umum pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi
dan membuka kesempatan kerja dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat

• Kebijakan sektor ketenagakerjaan tidak langsung berkaitan


dengan investasi perusahaan, namun kebijakan dan kondisi
pada sektor ketenagakerjaan sangat mempengaruhi iklim
usaha dan investasi

• Frequensi Rate dan Fatal Accident Rate cenderung menurun


• Kecelakaan dan penyakit akibat kerja mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas perusahaan, akhirnya
berpengaruh thd pengembangan perusahaan dan
peningkatan investasinya

• Kondisi ketenagakerjaan yang stabil dan kepastian hukum


bidang ketenagakerjaan termasuk bidang K3 akan
berdampak positif thd upaya peningkatan investasi

• Kebijakan SMK3 merupakan instrumen yg dapat


mendorong semua pihak yang terkait dengan proses
produksi dalam meningkatkan K3

Anda mungkin juga menyukai