Anda di halaman 1dari 10

Analisis Teori

Kritis Terhadap Ekonomi


Kelompok 01:
Fery Vijailani
Ahmad Farisi
Jamilatin Sika Karimah
 Pendekatan Supradisipliner Teori Kritis
 Ancangan Metodologi Teori Kritis
 Ciri dan Sumbangan Teori Kritis
 Kelemahan Fundamental
 Perkembangan Teori Kritis
Pendekatan Supradisipliner Teori Kritis

Teori kritis lebih mengedepankan penggunaan sistematik


semua disiplin riset keilmuan sosial demi mengembangkan
sebuat teori yang komprehensif tentang masyarakat. Teori
kritis tentang masyarakat disadari tidak mungkin tumbuh
menurut pengkaplingan bidang ilmu tertentu, dan oleh sebab
itu untuk memastikan arah pergerakan yang tepat, maka teori
kritis harus bisa memanfaatkan seluruh spektrum disiplin ilmu
sosial agar mampu meneliti dengan tepat konflik yang
sesungguhnya dari kekuatan dan selerasi produksi.
Ancangan Metodologi Teori Kritis

Teori Kritis menawarkan pendekatan multidisipliner-atau lebih


tepat disebut pendekatan supradisipliner-untuk teori sosial
yang menggabungkan perspektif-perspektif yang bersumber
dari ekonomi politik, sosiologi, teori kebudayaan, filsafat,
antropologi, dan sejarah.”

Singkatnya, teori kritik bertujuan untuk mendorong kita


melakukan eksplorasi refleksi diri tentang berbagai
pengalaman yang kita miliki dan cara di mana kita memandang
diri kita, budaya kita, dan dunia (Malpas & Wake (eds.), 2006).
Ciri dan Sumbangan Teori Kritis

Ciri Ciri umum yang menjadi karakteristik dan kekhasan teori kritis:

 teori sosial kritis beranggapan pengetahuan bukan semata-mata


refleksi atas dunia statis diluar sana, tetapi konstruksi aktif oleh
ilmuwan dan teori yang berasumsi hingga sepenuhnya bebas menilai.

 teori sosial kritis membedakan masa lalu dan masa kini, yang
secara umum di tandai dominasi, eksploitasi dan penindasan, masa
depan akan meluruhkan fenomena ini.

 Teori kritis mengungkapkan struktur itu untuk membantu


masyarakat dalam memahami akar global dan rasional penindasan
yang dialami.
 teori sosial kritis beranggapan pengetahuan bukan semata-mata
refleksi atas dunia statis diluar sana, tetapi konstruksi aktif oleh
ilmuwan dan teori yang berasumsi hingga sepenuhnya bebas menilai.

 teori sosial kritis membedakan masa lalu dan masa kini, yang
secara umum di tandai dominasi, eksploitasi dan penindasan, masa
depan akan meluruhkan fenomena ini.

 kehidupan masyarakat sehari-hari dipengaruhi oleh institusi sosial


yang lebih besar seperti politik, ekonomi, budaya, gender, dan ras

 teori sosial kritis mematahkan kesadaran palsu dengan menyakini


adanya kuasa manusia baik pribadi maupun kolektif untuk mengubah
masyarakat
Sumbangan teori kritis

Perkembangan teori sosial yang tak kalah penting adalah


dialektika yang didalamnya mengandung komponen singkronis
dan diakronis. Pandangan singkronis mengarahkan perhatian
kita pada ke saling keterkaitan keseluruh komponen masyarakat
sekarang, pandangan diakronis mengarahkan perhatian kita pada
akar-akar historis masa kini maupun masa depan.
Kelemahan Fundamental
Teori Kritis dianggap mengabaikan isu kesetaraan lain karena
hanya berfokus pada ranah ekonomi dan politik saja, sedangkan
isu kesetaraan cakupannya cukup luas, termasuk permasalahan
gender. Selain itu, komunikasi dan dialog intersubjektif yang
diajukan sebagai solusi secara logis tentu akan sulit untuk
diwujudkan karena setiap pihak memiliki kepentingan yang
berbeda, yang juga disertai dengan perbedaan nilai dan
ideologi. Kritik yang terakhir menyatakan bahwa Teori Kritis
tidak memperhatikan aspek power yang sejatinya merupakan
hal berperan penting dalam interaksi antar komunitas politik.
Perkembangan Teori Kritis

Ben Agger (2003 : 339-384). Misalnya, saat ini telah mengidentifikasi paling
tidak terdapat sebelas tempat di mana teori kritis telah atau dapat diterapkan
pada berbagai penelitian empiris, yang berkaitan dengan tema-tema :
1. Negara dan kebijakan sosial
2. Kontrol sosial
3. Budaya pop, analisis wacana dan media massa
4. Kajian jender
5. Psikologi sosial
6. Sosiologi pendidikan
7. Gerakan sosial
8. Metode penelitian
9. Ras dan etnisitas
10. Politik dan politik makro; serta
11. Pendidikan dan politik kurikulum.
Sekian Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai