Anda di halaman 1dari 28

SISTEM PENGUKURAN

KINERJA PUBLIK
KONSEP VALUE FOR MONEY DAN PELAPORAN KINERJA
PUBLIK (LAKIP)

Mutiara Simbolon — Sapta Reza Gautama — Hafidz Nurhuda


SUB MATERI
 Pengukuran Kinerja dan Fungsi  Konsep Value For Money
Pengendalian Manajemen
Organisasi Sektor Publik  Konsep Dasar : Input,
Output dan Outcome
 Tujuan & Manfaat Pengukuran
Kinerja  Pelaporan Kinerja Publik
(LAKIP)
 Kesesuaian Desain Pengukuran
Kinerja Dengan Desain Sistem
Pengendalian Manajemen
Pengukuran Kinerja dan Fungsi Pengendalian
Manajemen Organisasi Sektor Publik
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik menilai capaian suatu strategi melalui tolak ukur kinerja yang
ditetapkam. Tolak ukur tersebut berupa pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan.
Mahmudi (2007) membagi fungsi pengendalian menjadi dua jenis yaitu :
1. Pegendalian formal
Pengendalian formal dilakukan melalui saluran komunikasi formal berupa aktivitas
resmi oranisasi yang bersifat rutin seperti perumusan strategi, perencanaan strategis,
penganggaran, operasional anggaran dan evaluasi kinerja
2. Pengendalian Informal
Pengendalian informal dilakukan melalui jalur komunikasi informal seperti
komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, memo, observasi lapangan, jamuan atau
disebut juga metode management by walking around
Tujuan Pengukuran Kinerja
Tujuan dilakukannya pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik,
yaitu :
1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2. Menyediakan sarana pembelajaran bagi pegawai
3. Memperbaiki kinerja untuk periode berikutnya
4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishment
5. Memotivasi pegawai
6. Menciptakan akuntabilitas publik
Manfaat Pengukuran Kinerja
Manfaat disusunnya pengukuran kinerja bagi organisasi pemerintah adalah :
1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen
2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target serta melakukan tindakan korektif untuk
memperbaiki kinerja
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and
punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan
sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi
6. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif
Berdasarkan tujuan dan manfaat, pengukuran kinerja sektor publik
dilakukan untuk memenuhi :
1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah, maksudnya adalah untuk membantu
pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian
sumberdaya dan pembuatan keputusan.
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan
akuntabilitas publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
Kesesuaian Desain Pengukuran Kinerja Dengan
Desain Sistem Pengendalian Manajemen

Pengukuran kinerja merupakan alat bagi manajemen untuk menilai keberhasilan


organisasi. Desain sistem pengendalian yang efektif harus mempertimbangkan beberapa
faktor. Faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam menyusun sistem pengendalian
manajemen yang nantinya juga akan mempengaruhi dalam menyusun sistem pengukuran
kinerja yaitu :
1. Desain sistem pengendalian tergantung pada karakteristik lingkungan yang dihadapi.
2. Paradigma merupakan peta yang menggambarkan kondisi lingkungan yang dihadapi
oleh suatu organisasi.
3. Sistem terdiri atas dua bagian yaitu proses dan struktur.
4. Keahlian manjerial (magerial skill)
Konsep Value For Money Pada Pengukuran Kinerja

Konsep value for money merupakan konsep untuk mengukur ekonomi, efektifitas dan
efisiensi kinerja program kegiatan dan organisasi. Konsep value for money adalah konsep
yang penting dalam organisasi sektor publik sehingga sering kali disebut dengan inti dari
pengukuran kinerja sektor publik.
Untuk mengimplementasikan konsep VFM pada pengukuran kinerja diperlukan
pengembangan indikator kinerja. Indikator kinerja dikembangkan dari variabel kunci yang
berhasil diidentifikasi oleh organisasi untuk unit kerja yang terkait untuk dapat diketahui
tingkat capaian kinerjanya.
Begitu juga dengan orientasi pengembangan indikator kinerja hendaknya harus seimbang
yaitu tidak hanya mengembangkan indikator kinerja keuangan saja melainkan juga indikator
kinerja nonkeuangan antara indikator hasil dengan proses, dan antara indikator kuantitatif
dengan indikator kualitatif.
Pengukuran Ekonomi
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan
(cost of input). Dengan kata lain ekonomi adalah praktik pembelian
barang dan jasa input dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik
yang dimungkinkan.
Dalam konteks organisasi pemerintahan, ukuran ekonomi berupa berapa
anggaran yang dialokasikan untuk membiayai aktifitas tertentu. Apabila
sumber daya yang dikeluarkan berada di bawah anggaran maka terjadi
penghematan, sedangkan sebaliknya apabila di atas anggaran maka terjadi
pemborosan.
Pengukuran Efisiensi
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu
organisasi.
Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dibagi menjadi 2
yaitu:
1. Efisiensi alokasi
Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk mendayagunakan
sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal.
2. Efisiensi teknis atau manajerial
Efisiensi teknis (manajerial) terkait dengan kemampuan
mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu.
Dalam implementasinya, untuk mengukur efisiensi organisasi sektor
publik dapat menggunakan teknik tertentu, seperti data envelopment
analys (DEA).
DEA adalah sebuah teknik yang didasarkan pada pemrograman linear
yang membantu analis untuk mengukur dan memperbaiki kinerja dari
sebuah agen, program, layanan atau “keputusan unit” lainnya dengan
memperkenankn mereka untuk menentukan efisiensi relatifnya.
Pengukuran efisiensi dengan teknik DEA ini cocok untuk organisasi
sektor publik karena karakteristik organisasi sektor publik yang lebih
menghasilkan output bersifat nonkeuangan dan lebih dari satu output.
Pengukuran Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir dari suatu
pelayanan yang dikaitkan dengan outputnya (cost of outcome).
Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak
(outcome) dan keluaran (output)program dalam mencapai tujuan program.
Oleh karena itu indikator efisiensi dan efektivitas harus digunakan secara
bersama sama. Jika suatu program dinyatakan efektif dan efisien, maka
program tersebut dapat dikatakan cost-effectiveness.
Konsep Dasar : Input, Output, dan Outcome

Untuk melakukan pengukuran kinerja, organisasi perlu mengidentifikasi variabel kunci


yang nantinya akan dikembangkan menjadi indikator kinerja bagi unit kerja yang
bersangkutan.
Mahmudi (2007:89) menyebutkan bahwa indikator kinerja yang akan dikembangkan
hendaknya memiliki karakteristik, yaitu :
1. Sederhana dan mudah dipahami
2. Dapat diukur
3. Dapat dikuantifikasikan
4. Dikaitkan dengan standar atau target kinerja
5. Berfokus pada pelayanan pelanggan, kualitas dan efisiensi
6. Dikaji secara teratur
Peran Indikator Kinerja
Sedangkan, dalam organisasi pemerintahan indikator kinerja memiliki
peran antara lain :
1. Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi.
2. Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan.
3. Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial.
4. Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk
melakukan pilihan.
5. Untuk menunjukkan standar kinerja.
6. Untuk menunjukkan efektivitas.
7. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas
biaya paling baik untuk mencapai target sasaran.
8. Untuk menunjukkan wilayah bagian atau proses yang masih potensial
untuk dilakukan penghematan biaya.
Komponen
Untuk menentukan kinerja perlu mempertimbangkan komponen sebagai
berikut (Mahmudi,2007:90; Mardiasmo, 2009:125) :
1. Biaya Pelayanan
2. Tingkat Penggunaan
3. Kualitas dan Standar Pelayanan
4. Cakupan Pelayanan
5. Kepuasan
Indikator Input

Input adalah semua jenis sumber daya masukan yang digunakan


dalam suatu proses tertentu untuk menghasilkan output.
- Input priemer
- Input sekunder
Pengukuran input adalah pengukuran sumber daya yang dikonsumsi
oleh suatu proses dalam rangka menghasilkan output.
Indikator Output

Output adalah hasil langsung dari suatu proses. Pengukuran output


merupakan keluaran yang dihasilkan dari proses.
Sudrajat (2007:197) menyebutkan beberapa karakteristik:
1. Ditujukan ke bidang kerja sesungguhnya
2. Tepat sasaran
3. Tepat waktu
4. Objektif
Indikator Outcome

Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap


masyarakat. Dengan kata lain, outcome merupakan hasil yang dicapai dari suatu
program atau kegiatan dibandingkan dengan hasil yang
diharapkan. Pengukuran outcome adalah pengukuran dampak sosial
suatu aktivitas.
Konsep Best Value

Konsep best value merupakan perluasan konsep dari konsep VFM (Mahmudi,
2007). Konspe best value dalam organisasi pemerintahan merupakan konsep
yang mewajibkan unit kerja pemerintah pemberi pelayanan public untuk
memberi pelayanan terbaik.
Karakteristik utama konsep best value merupakan serangkaian indikator
kinerja untuk mengatur kinerja unit kerja pemberi layanan yang merupakan
unit kerja best value.
Implementasi Pengukuran Kinerja di Pemerintahan

Mahmudi (2007), bahwa manajemen kinerja yang terintegrasi terdiri atas dua bagian
utama, yaitu perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja.
Perencanaan kinerja terdiri atas empat tahapan, yaitu:
- Penentuan visi, misi, dan tujuan serta strategi
- Penerjemah visi, misi, dan tujuan serta strategi : sasaran strategis, inisiatif kinerja, indikator
kinerja, target kinerja
- Penyusunan program
- Penyusunan anggaran
Komponen

Pengukuran kinerja Value For Money dibangun atas tiga komponen:


1. Komponen visi, misi, sasaran, dan target
2. Komponen input, proses, output, dan outcome
3. Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
Pelaporan Kinerja Publik ( LAKIP )

Dalam konteks instansi pemerintah, akuntabilitas kinerja disajikan


dalam suatu bentuk laporan yang disebut Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah atau sering disebut dengan LAKIP.
LAKIP adalah media akuntabilitas yang dapat dipergunakan oleh instansi
pemerintah untuk melaksanakan kewajiban untuk menjawab kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Fungsi LAKIP
1. Suatu media hubungan kerja organisasi yang berfungsi informasi
dan data yang telah diolah.
2. Wujud tertulis pertanggungjawaban suatu organisasi instansi
kepada pemberi wewenang dan mandat
3. LAKIP berisi tentang kinerja instansi dan akuntabilitasnya, yaitu
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan,
sasaran organisasi dan merupakan media akuntabilitas setiap
instansi.
4. Sebagai media informasi tentang sejauh mana penetuan prinsip-prinsip good governance
termasuk penerapan fungsi-fungsi manajemen secara benar di instansi yang
bersangkutan.
 
Tujuan LAKIP

1. Mewujudkan akuntabilitas instansi pemerintah kepada pihak


pemberi mandat/amanat.
2. Pertanggungjawaban dari unit yang lebih rendah kepada unit
kerja yang lebih tinggi atau pertanggungjawaban dari bawahan kepada
atasan.
3. Perbaikan dalam perencanaan, khususnya perencanaan jangka
menengah dari pendek.
LAKIP yang disampaikan oleh instansi pemerintah memiliki manfaat, diantaranya
untuk:
1. Meningkatkan akuntabilitas, kredibilitas instansi dimata instansi yang lebih
tinggi dan akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap instansi.
2. Merupakan umpan balik untuk peningkatkan kinerja instansi pemerintah.
3. Dapat mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawab instansi.
4. Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum
pemerintah dan pembangunan secara baik, sesuai ketentuan, peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan yang transparasi dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
5. Menjadikan instansi yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara
efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan.
Laporan akan dikatakan bermanfaat apabila telah dapat meyajikan
informasi yang kredibel kepada penggunanya. Dengan informasi yang
kredibel tersebut, pengguna akan terpengaruh dalam melakukan
pengambilan keputusan yang terbaik.
Karakteristik kualitatif yang membuat informasi berguna bagi pemakai,
yaitu:
1. Dapat dipahami.
2. Relevan.
3. Handal.
4. Dapat diperbandingkan.
Format Laporan Kinerja
1. Uraian singkat organisasi.
2. Rencana dan target kinerja yang ditetapkan
3. Pengukuran kinerja
4. Evaluasi dan analisa kinerja untuk setiap sasaran strategis atau
hasil program / kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya
ter wujud.

Sebagai catatan : “Analisis ini juga mencakup atas efisiensi penggunaan sumber daya yang ada.”
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai