Anda di halaman 1dari 26

PEMUSATAN

DAN PENYEBARAN DATA

Oleh:
Dr. Hartono D.Mamu, M.Pd

Tahun 2019
Pengantar
Penyajian data berbentuk diagram, tabel,
histogram, dll dapat dikembangkan menjadi:
1. Ukuran penempatan/Ukuran Letak: median, kuartil, desil,
persentil.
2. Ukuran gejala pusat/ ukuran tendensi sentral: rata-rata/
rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonik, modus.
3. ukuran gejala pusat tentang nilai dispersi berupa
simpangan varians dan simpangan baku (deviasi standar).
Tabel yang menunjukan kemampuan data untuk melakukan
pemusatan berdasarkan jenis data yang dimiliki.
Tabel diatas menunjukkan bahwa:
• Data yang berjenis nominal hanya memiliki
kemampuan untuk melakukan pemusatan berupa
modus atau banyaknya data yang sering muncul.
• Data ordinal ukuran pemusatan yang bisa dilakukan
adalah modus dan median atau titik tengah data.
• Data interval & rasio bisa melakukan ukuran
pemusatan baik berupa modus, median maupun
mean atau rata-rata.
Menghitung Median, Kuartil, Desil dan
Persentil
1. Median
 Nilai tengah data yg diobservasi (simbol Me)
 nilai Me : data yang berada di urutan paling
tengah.
 Jika data berjumlah genap, nilai Me adalah
jumlah dua nilai data di tengah dibagi dua.
Contoh: data: 2 5 6 8 11 13 16 16 18 , nilai
Me dari data tersebut ialah 11.
Data : 2 5 6 8 11 13 16 16 18 18,
nilai Me adalah (11 + 13) / 2 = 12
2. Kuartil
• Jika data telah disusun dari urutan terkecil sampai data
terbesar dibagi 4 sama banyak maka letak keempat data
tersebut dinamakan kuartil.
• Ada 3 kuartil u/ data yang terbagi: kuartil pertama = K1,
kuartil kedua = K2 dan kuartil ketiga = K3.
• Langkah untuk menentukan nilai kuartil :
1). Susun urutan data dari terkecil sampai terbesar
2). Tetapkan letak kuartil dengan rumus :

3). Tetapkan nilai kuartil tersebut


Contoh soal :
• Data disusun dengan urutan : 4 5 6 6 7 8 8 9 10 12
• Letak K1 = 1 (10 + 1) / 4 = 2,75 dengan demikian kuartil pertama terletak
antara data ke-2 dan data ke-3
• Nilai K1 = data ke-2 ditambah dengan ¼ (data ke-3 dikurangi data ke-2)
= 5 + ¼ (6-5)
= 5,25
• Letak K2 = 2 (10 + 1) / 4 = 5,5 dengan demikian kuartil kedua terletak
antara data kelima dengan data keenam
• Nilai K2 = data ke-5 ditambah ¼ (data ke-6 dikurangi data ke-5)
= 7 + ¼ (8 – 7)
= 7,25
• Letak K3 = 3 (10 + 1) / 4 = 8,25 dengan demikian kuartil ketiga terletak
antara data kedelapan dan data kesembilan
• Nilai K3 = data kedelapan ditambah ¼ (data ke-9 dikurangi data ke-8)
= 9 + ¼ (10 – 9). = 9,25
Desil
Kumpulan data dibagi 10 bagian yang sama,
diperoleh sembilan pembagi dan setiap pembagi
dinamakan Desil. Langkahnya :
1.Susun urutan data dari terkecil sampai terbesar
2.Tetapkan letak desil dengan rumus :

3.Tetapkan nilai desil.


Contoh soal :
• Data penelitian : 10 4 6 8 5 9 12 9 7 6 14 11
• Data disusun : 4 5 6 6 7 8 9 9 10 11 12 14
• Letak D5 = 5 (12 + 1) / 10 = 6,5 . Desil kelima
terletak antara data ke-6 dan data ke-7
• Nilai D5 = data ke-6 ditambah dengan 1/10 (data
ke-7 dikurangi data ke-6)
= 8 + 0,1 (9 - 8)
= 8,1
A. Menghitung Means
1. Rata-rata Hitung

• Dipakai untuk menghitung rata-rata dari sekumpulan


data kuantitatif.
• Apabila data berupa sampel maka simbol rata-rata
hitung ad/ x sedangkan untuk populasi adalah μ.
• Untuk mencari rata-rata hitung suatu sampel
digunakan rumus :

Dimana: x = yaitu rata-rata hitung


Σxi= jumlah seluruh nilai x
Σni= jumlah seluruh anggota sampel
Contoh Soal:
 Terdapat sekumpulan data sebagai berikut:
77 58 84 94 66 82
 Rata-rata hitung:

77 + 58 + 84 + 94 + 66 + 82
x= = 76,83
6

• Jika data tersebut memiliki frekwensi atau disusun dalam


daftar distribusi frekwensi maka digunakan rumus :
Contoh Soal:

• Rata-rata hitung ialah 3660 / 50 = 73,2, artinya nilai rata-rata


ujian Biometri untuk mahasiswa Biologi UNGsebesar 73,2
Rumus ini juga digunakan untuk menentukan rata-rata yang
diboboti, misalnya data beriut :

Apabila data ini dihitung dengan rumus rata-rata biasa maka akan
diperoleh nilai rata-rata sebesar (83,30 + 86,36 + 95,45) / 3 = 88,37.
2. Rumus rata-rata hitung
Jika digunakan rumus rata-rata hitung untuk daftar
distribusi frekwensi, tabelnya diubah menjadi :

Bila angka 11498,24 dibulatkan menjadi 11498, dan diperoleh


nilai (11498/ 130) x 100% = 88.44 artinya rata-rata kelulusan
mahasiswa sebesar 88,46 % dari seluruh mahasiswa Biologi yang
mengikuti ujian Biometri tahun 2006
Bila data pada tabel 4.1 akan dihitung rata-ratanya maka perlu
ditentukan tanda kelas untuk mewakili setiap kelas yang ada. Sehingga
tabel akan disusun sebagai berikut
Penentuan tanda kelas untuk mewakili setiap kelas yang ada.
Tabel akan disusun sebagai berikut

Nilai rata-ratanya ialah 3079 / 50 = 61,58


Rumus Menghitung Rata-Rata Gabungan Beberapa
Sampel:

Misalnya terdapat tiga buah sampel dengan jumlah anggota berturut-


turut sebanyak 9, 11 dan 10 sedangkan rata-rata setiap sampel
adalah 87, 95 dan 84. Nilai rata-rata gabungan ketiga sampel adalah :
Rata-Rata Ukur
• Rata-rata ukur lebih baik digunakan apabila suatu data
memiliki perbedaan yang tetap atau hampir tetap. Untuk data
yang memiliki nilai tunggal maka digunakan rumus :

yaitu akar pangkat n dari x1, x2, x3, ..., xn

• Contoh soal : Terdapat kumpulan data anggotanya: 4, 8 dan


16, maka rata-rata ukur data tersebut ialah akar pangkat 3
dari 4 x 8 x 16 = 8
Rata-Rata Ukur
• Bila sampel memiliki anggota yang besar, maka rumusnya:

Contoh Soal:
• Apabila data pada contoh soal sebelumnya dicari dengan
menggunakan rumus ini diperoleh perhitungan sebagai
berikut : Log 4 = 0,6021, log 8 = 0,9031, log 16 = 1,2041
• Maka Log U = (0,6021 + 0,9031 + 1,2041) / 3 = 0,9031
• Setelah dicari di dalam daftar nilai 0,9031 adalah logaritma
untuk 8.
Rata-rata Harmonik
Rata-rata harmonik digunakan jika ada beberapa peristiwa
yang tidak bisa dicari melalui rata-rata hitung maupun rata-rata
ukur, Rumusnya :

Contoh soal:
Terdapat sekumpulan data sebagai berikut : 5, 6, 9, 5, 4, 8, 5, 7. Dengan
n=8
• Apabila data disusun dalam daftar distribusi frekwensi maka rumusnya:

• Jika tabel 4.4 digunakan untuk latihan soal, tabel disusun :

• nilai H untuk daftar di atas = 50 / 0,918 = 54,47


Ukuran Penyebaran Data (Varians dan
Simpangan Baku)
• Ukuran simpangan (varians/dispersi) menunjukan derajat
berpencarnya data kuantitatif.
• Bahasanya: rentang, simpangan baku dan varians.
• Simpangan baku untuk sampel disebut s tentu saja variansnya
adalah s2
• Jika sampel berukuran n dengan data x1, x2, x3, ..., xn dan rata-
rata x maka nilai s2 dapat dihitung dengan rumus :

• Mencari s=
Contoh soal :
• Carilah nilai simpangan baku dari data berikut : 3 5 7 8 10 10
12 14 14 14
• Nilai rata-rata hitung adalah 9,7

• Nilai varians: 138,10 / (10-1) = 15,3444 dan nilai simpangan


bakunya: akar pangkat dua dari varians
• yaitu 3,92
Jika data disusun dalam daftar distribusi frekwensi,
maka rumus:
= = 3,92
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai