Anda di halaman 1dari 30

Laporan Jaga IGD

16 November 2019

KEPANITERAAN KESEHATAN ANAK


DAN REMAJA Pembimbing:
dr. H. Jumnalis, Sp.A.
UNIB-RS. M. Yunus
Disusun Oleh:
Mifta Huljannah
Identitas Pasien:
Nama : An. Ananda Hanna
Umur : 6 tahun 4 bulan
Berat badan : 17 kg
Panjang badan : 115 cm
Lingkar kepala : 43 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Masuk RS : 05-02-2022, pukul 23.00 WIB
Identitas Pasien:
Nama : An. Dara syafira
Umur : 2 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Masuk RS : 05-02-2022, pukul 23.00 WIB
Diagnosis: : apnoe e.c pneumonia, + kejang
tanpa demam
Anamnesis
 KU :
Kejang 1x sejak ± 15 menit SMRS
 RPS :

± 1 hari SMRS pasien mengalami demam tinggi, demam hilang timbul, demam
meningkat pada malam hari dan menurun pada siang hari. Kemudian ± 15
menit SMRS, pasien mengalami kejang 1x dengan durasi ± 5 menit, kejang
berupa kaku seluruh tubuh disertai lonjakan tangan dan kaki, mata mendelik
ke atas, setelah kejang pasien sadar dan menangis. Setelah itu pasien dibawa
ke IGD RSMY. Kejang tidak berulang. BAB cair disangkal, batuk disangkal, pilek
disangkal, muntah juga disangkal.
Anamnesis
Kurva Demam :

Awal demam, Hari Sabtu


Jumat siang Pukul 21.00 WIB, Kejang , dibawa ke IGD
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah kejang sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat kejang pada ibu pasien
Riwayat Kehamilan Ibu:
 P1A0
 Riwayat ANC rutin dengan bidan dan dokter spesialis kandungan.

Riwayat Kelahiran :
 Usia kehamilan cukup bulan
 Lahir secara sectio caesarea , langsung menangis, BBL lahir 2.600 gram, PBL 48. ,
Apgar Score tidak diketahui.
Riwayat Imunisasi :
Imunisasi
0 hari Hepatitis B O (HB O)
1 Bulan BCG dan Polio 0
2 bulan DPT-HB-Hib 1 dan Polio 1
3 bulan DPT-HB-Hib 2 dan Polio 2
4 bulan DPT-HB-Hib 3 dan Polio 3
9 bulan -
18 bulan belum

Riwayat Nutrisi :
Lahir- 6 bulan : ASI ekslusif
6 bulan- 13 bulan : ASI +SF+ MPASI
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Kesan gizi : Baik
 Tanda vital
 Nadi : 102 kali/menit
 Pernapasan : 34 kali/menit
 Suhu : 38,8 °C
 SpO2 : 98% tanpa oksigen.
Kepala Normocephali

Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


edema palpebra (-/-) Pupil isokor (2mm/2mm) RCL (+/
+) RCTL (+/+)
Hidung Nafas cuping hidung (-), sekret (-)

Telinga Sekret (-)

Mulut Sianosis (-), bibir kering (-), lidah kering (-), stomatitis
(-)
Leher Pembesaran kelenjar getah bening (-), Pembesaran
kelenjar parotis (-), Pembesaran tiroid (-)
Thorax I Gerakan dinding dada simetris saat statis dan dinamis, Retraksi
Pulmo dinding dada (-)

Pa Stem fremitus kanan=kiri


Per Sonor (+/+)
A Suara napas vesikuler (-/-), wheezing (-/-), rhonki (-/-)

Cor I Ictus cordis tidak terlihat


Pa Ictus cordis tidak teraba

Per Batas jantung dalam batas normal

A Bunyi Jantung I-II normal, irama reguler, murmur (-),


gallop (-).
Abdomen I Datar (+), kembung (-)
A Bising usus (+) normal

Per Timpani
Pal Hepatomegali (-) splenomegali (-), nyeri tekan (-)

Extrimitas Superior CRT < 2’’, akral hangat, edema tungkai (-)

Extrimitas inferior CRT < 2’’, akral hangat, edema tungkai (-)

Genitalia Tidak diperiksa


Lengan Kanan Tungkai Kanan Lengan Kiri Tungkai Kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutonus Eutonus Eutonous Eutonus
Klonus Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Refleks Fisiologis Bicep (+), Tricep Patela (+), Aciles Bicep (+), Tricep Patela (+), Aciles
(+) (+) (+) (+)

Refleks Patologis Tromner (-) Babinski (-) Tromner (-) Babinski (-)

Tanda Rangsang Meningeal


Kaku Kuduk (-)
Kernig Sign (-) Kesan : Tidak terdapat
Lasegue Sign (-) kelainan neurologi
Brudzinski 1 (-)
Brudzinksi 2 (-)
STATUS GIZI

Umur : 1 tahun 1 bulan


BB : 9 KG

Normoweight
≥ -2 SD sampai 2 SD
STATUS GIZI

Umur : 1 tahun 1 bulan


TB : 70 cm

TB pendek
-3 SD s/d -2 SD
Kurva Nellhaus

Umur : 1 tahun 1 bulan


LK : 46 cm
Kesan : Normochepali
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
(13-11-2021)Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Hemoglobin 11.0 gr/dl (N: 13.0 gr/dl-18 gr/dl)

Hematokrit 34 % (N: 37-47%)


Leukosit 9.200 sel/mm3 (N: 4000-10.000)
Trombosit 240.000 sel/mm3 (N: 150.000-450.000)
Basofil 6.0 %
0.0-1.0

Eosinofil 6.0 %
1.0-6.0

Batang 0 %
3-5
Segmen 47.0 %
35.0-70.0
Limfosit 28.0 %
20.0-45.0

monosit 13.0 %
2.0-10.0
Natrium 129 Mmol/L 135-145

Kalium 4.5 Mmol/L 3.4-5.3

Chlorida 108 Mmol/L 50-200


Assesment
Kejang Demam Simpleks
DD/
 Kejang Demam kompleks
 Kejang e.c. infeksi SSP
 Kejang e.c. gangguan elektrolit
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa Medikamentosa
 IVFD Kaen 1B 8 tpm (makro)
 Longgarkan pakaian anak yang  Paracetamol supp 80 mg perrek-
ketat terutama disekitar leher tal (extra)
saat kejang  Diazepam iv 2,5 mg (jika kejang)
 Ukur suhu, observasi, dan catat  Paracetamol inf 3x100 mg
durasi jika terjadi kejang selanjutnya  Asam Valproat sirup 2x1,3 ml
 Istirahat cukup
 Minum air putih cukup
Plan
 Observasi tanda-tanda vital
 Pemeriksaan H2TL ulang
 Pemeriksaan elektrolit
 Pemeriksaan NS1
 Pemeriksaan EEG
Edukasi
 Meyakinkan orangtua bahwa kejang demam umumya mempunyai
prognosis baik.
 Memberitahukan cara penanganan kejang.
 Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali.
 Pemberian obat profilaksis untuk mencegah berulangnya kejang
memang efektif, tetapi harus diingat adanya efek samping obat.
PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah
tepat? Diagnosis Kejang Demam Simpleks
 Berdasarkan anamnesis didapatkan
 Riwayat demam sejak ± 1 hari SMRS
 Riwayat kejang 1 kali dalam 24 jam,
 Kejang pertama saat ± 15 menit SMRS, pasien mengalami ke-
jang 1x dengan durasi ± 5 menit, kejang tonik-klonik, setelah ke-
jang pasien sadar dan menangis
1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah
tepat? Diagnosis Kejang Demam Simpleks
 Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Kesan gizi : Baik
 Tanda vital
 Nadi : 102 kali/menit
 Pernapasan : 34 kali/menit
 Suhu : 38,8 °C
 SpO2 : 98% tanpa oksigen.
1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
Diagnosis Kejang Demam Simpleks
 Diagnosis Kerja : Kejang Demam simpleks Pada pasien ini didapatkan riwayat kejang 1x
dalam 24 jam dan tidak ada kejang berulang dan suhu tubuh 38.8 C
Sesuai dengan definisi Kejang Demam yaitu bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (diukur dibagian manapun > 38 C akibat suatu proses ekstrakranial)
 Sedangkan dikatakan Kejang Demam simpleks apabila Kejang demam yang berlangsung
singkat (kurang dari 15 menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik), serta tidak beru-
lang dalam waktu 24jam.
 Belum dapat menyingkirkan DD:
 Kejang demam kompleks (lihat apakah ada kejang berulang)
 Kejang e.c. gangguan elektrolit (pemeriksaan lanjut: elektrolit darah)

 Kejang e.c. infeksi SSP (pemeriksaan lanjut: punksi lumbal)


2. Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah
tepat?
 Pasien sampai di IGD RSMY dalam keadaan kejang sudah
berhenti, diberikan tatalaksana:
 IVFD Kaen 1B 8 tpm (makro)
 Paracetamol supp 80 mg perrektal (extra)
 Diazepam iv 2,5 mg (jika kejang)
 Paracetamol inf 3x100 mg
 Asam Valproat sirup 2x1,3 ml
2. Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah
tepat?
 Menurut teori Tatalaksana kejang demam:
 Antipiretik
1. Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari atau
2. Ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali, 3-4 kali sehari

BB pasien adalah 9 kg, maka dosis Paracetamol (90-135 mg)


Pasien diberikan Paracetamol supp 80 mg ekstra pada saat pasien datang
ke IGD dan Paracetamol inf 3x100 mg , seharusnya pasien diberikan
tatalaksana Paracetamol syr 4x 3,75 ml (4x90 mg).
2. Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah
tepat?
 Tatalaksana kejang demam:
 Antikonvulsan
1. Diazepam oral dosis 0,3-0,5 mg/kgBB tiap 8 jam saat demam, atau
2. Diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB tiap 8 jam pada suhu >38,5 C.
Suhu tubuh pasien adalah 38.8 C dengan BB pasien adalah 9 kg, maka diberikan Diazepam
oral dosis 3x (2,7-4.5 mg)
 Pasien diberikan Diazepam iv 2,5 mg (jika kejang)
Pasien tidak diberikan diazepam per rektal karena pada saat datang ke IGD pasien tidak
dalam keadaan kejang. Pasien seharusnya diberikan Diazepam oral dosis 3x (2,7-4.5
mg)
 Dan untuk rumatan Asam Valproat dengan Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/
kg/hari dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis.
 Pasien dengan BB 9 kg diberikan asam valproat 2x1,3 ml.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai