Anda di halaman 1dari 11

LORENCI CHAKTI P.

B10015203
PERLINDUNGAN TERHADAP PETUGAS MEDIS DI
DAERAH KONFLIK BERDASARKAN HUKUM
HUMANITER INTERNASIONAL (STUDI KASUS
PERAWAT PALESTINA RAZAN AL NAJJAR YANG
DITEMBAK MATI OLEH ISRAEL PADA TAHUN
2018)
LATAR BELAKANG
• Peperangan menimbulkan dampak negatif
• tanggal 21 April–12 Agustus tahun 1949 International Comitte of
the Red Cross (ICRC), berhasil merumuskan Konvensi Jenewa
1949.
• Pentingnya tenaga Medis dalam suatu sengketa bersenjata
• Kematian Razan Al Najjar pada tanggal 01 Juni 2018
RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana perlindungan terhadap tenaga medis di daerah
konflik berdasarkan Hukum Humaniter Internasional
dalam Konflik Israel dan Palestina?
• Faktor apa saja yang menyebabkan aturan dari Hukum
Humaniter Internasional tentang perlindungan petugas
medis tidak dapat dipatuhi oleh para pihak dalam konflik
antara Israel dan Palestina?
TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
• Untuk mengetahui perlindungan terhadap tenaga medis pada
daerah konflik berdasarkan Hukum Humaniter Internasional
dalam Konflik Israel dan Palestina.
• Untuk mengetahui Faktor apa saja yang menyebabkan aturan
dari Hukum Humaniter Internasional tentang perlindungan
petugas medis tidak dapat dipatuhi oleh para pihak dalam
Konflik antara Israel dan Palestina
KERANGKA KONSEPTUAL
• Perlindungan hukum
• Tenaga medis
• Konflik bersenjata
• Hukum Humaniter Internasional
LANDASAN TEORI
• Teori hukum alam
• Teori kehendak Negara
• Teori positivisme
METODE PENELITIAN
• Tipe penelitian
• Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif
• Pendekatan penelitian
• Pendekatan Historis (Historical Approach)
• Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach)
• Pendekatan Kasus (Case Approach)
• Pendekatan Konseptual (Conseptual Approach)
• Sumber-sumber penelitian
• Bahan Hukum Primer : Konvensi Jenewa 1949 (Geneva Convention of 1949)
Protokol Tambahan Pada Konvensi-Konvensi Jenewa 1949
• Bahan Hukum Sekunder : Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang
hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi
PEMBAHASAN 1
Perlindungan Hukum Terhadap Petugas
Medis di Palestina
• Penyerangan terhadap petugas medis dalam konflik Israel dan Palestina, menurut penulis merupakan
pelanggaran terhadap ketentuan Konvensi Jenewa I 1949 dan Protokol Tambahan I 1977. Hal tersebut
menunjukkan petugas medis tidak mendapatkan haknya yaitu dilindungi dan dihormati sebagaimana mestinya di
dalam konflik Israel dan Palestina Pelanggaran tersebut terlihat jelas bahwa para pihak yang berkonflik yaitu
Israel dan Palestina, telah menjadikan petugas medis yang tidak terlibat juga menjadi sasaran serang. Hal
tersebut menjadikan derita jasmani yang tidak terhingga, dan tidak jarang juga menimbulkan korban jiwa atau
hilangnya nyawa seseorang.
• Pasal 24 Konvensi jenewa 1949 “Anggota dinas kesehatan yang dipekerjakan khusus untuk mencari atau
mengumpulkan, mengangkut atau merawat yang luka dan sakit, atau untuk mencegah dan staf yang
dipekerjakan khusus dalam administrasi kesatuan dan bangunan kesehatan harus dihormati dan dilindungi dalam
segala keadaan. Personil Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan himpunan yang bersifat netral juga
mendapat hak yang sama”.
• Namun, pada kenyataannya Israel tetap menyerang berbagai obyek sipil tersebut, yang tak lain adalah sekolah,
rumah sakit, tempat ibadah, rumah penduduk, pipa air hingga jaringan listrik. Padahal Israel turut serta
menandatangani perjanjian tersebut. Namun Israel juga yang akhirnya melanggarnya.
PEMBAHASAN 2
Faktor Penyebab Aturan Hukum Humaniter Internasional Tentang Perlindungan
Petugas Medis Tidak Dapat Dipatuhi Oleh Para Pihak Yang Bersengketa antara Israel
dan Palestina

• Hukum Humaniter Internasional harus diterapkan pada waktu yang sangat sulit
• Hukum Humaniter Internasional bersifat sangat kompleks.
• Berbagai ketentuan Hukum Humaniter Internasional tidak bersifat operasionil
Kesimpulan dan saran
kesimpulan
• Di dalam sebuah sengketa bersenjata, petugas medis telah mendapatkan perlindungan
sebagaimana diatur di dalam Konvensi Jenewa I 1949 dan Protokol Tambahan II 1977,
berdasarkan Konvensi Jenewa I 1949 dan Protokol Tambahan II 1977 petugas medis adalah pihak
yang netral dan harus selalu dihormati dan dilindungi dalam keadaan apapun dan tidak boleh
dijadikan obyek serangan. Saat terjadinya sengketa bersenjata Israel dan Palestina.
• Kurang efektifnya penerapan ketentuan Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan 1977 saat
sengketa terjadi di Israel dan Palestina disebabkan bukan karena lemahnya hukum yang mengatur,
namun karena perbedaan subyek hukum dari para pihak yang bersengketa dapat menyebabkan
berbedanya tingkat pengetahuan dan pemahaman akan Hukum Perang yaitu Hukum Humaniter
Internasional, selain itu disebabkan pula karena kurangnya kamauan dan itikad baik dari para
pihak yang bersengketa untuk menetapkan dan mematuhi ketentuan Hukum Humaniter
Internasional pada saat sengketa terjadi
Saran
• Memberikan fasilitas dengan akses yang lebih aman kepada para petugas
medis saat melakukan tugas kemanusiaan agar terhindar dari segala
bentuk ancaman dan dampak sengketa bersenjata.
• Para pihak yang bersengketa juga sebaiknya selalu memberikan
perlindungan untuk rumah sakit, gedung-gedung dan segala fasilitas-
fasilitas medis pada saat sengketa bersenjata terjadi
• Sangat diperlukan penyebarluasan dan pembekalan pengetahuan tentang
Hukum Humaniter Internasional kepada para pihak yang bersengketa,
setiap personil kombatan, rakyat sipil dan pihak netral yang berada di
dalam wilayah sengketa
• Harus ada langkah yang tegas dari Dewan Keamanan PBB didalam
menindaklanjuti hal-hal seperti ini agar kedepannya tidak terjadi lagi

Anda mungkin juga menyukai