Kelompok 3 :
1.Risnawati
2.Della Hastiana
3.Isti Adsah
4.Jian Anshari
5.Risaldi
KAS DAN BANK
Ditambah: Ditambah:
Setoran dlm perjalanan 216.000 Jasa giro 10.600
Uang kas belum disetor 48.000 750.900
264.000
1.057.000
Dikurangi: Dikurangi:
Cek yang masih beredar: Biaya bank 1.900
No 0980 70.000 Koreksi penerimaan 1.100
No 0984 95.000 3.000
No 0989 145.000
310.000
Saldo bank yang benar 747.900 Saldo kas yang benar 747.900
Akuntansi Pajak
Perlakuan akuntansi kas dan bank ini tidak diatur
tersendiri dalam undang-undang pajak,
sehingga dalam pengertian kas juga mengikuti
ketentuan akuntansi komersial. Yang tidak
termasuk kategori kas, yaitu:
1. Deposito
2. Persediaan prangko dan materai
3. Uang muka
4. Cek mundur atau cek kosong
Contoh:
Pada tanggal 14 Februari 2014 Tn. Nurdin menerima bunga deposito
dari Bank Mandiri sebesar Rp.8.000.000 dengan tarif Pajak
Penghasilan yang pemungutnya bersifat final (Pasal 4 ayat 2):
PPh atas bunga deposito bersifat final:
20% x Rp.8.000.000 = Rp.1.600.000
Ada 2 metode pencatatan jurnal, yaitu:
Metode Bruto
Kas dan bank Rp.6.400.000
PPh Pasal 4 (2) Rp.1.600.000
Penghasilan bunga Rp.8.000.000
Metode Neto
Kas dan bank Rp.6.400.000
Penghasilan bunga Rp.6.400.000
PIUTANG
Piutang merupakan bagian dari aset lancar. Aset lancar
merupakan aset yang diharapkan akan direalisasi
dalam siklus aset operasi berjalan.
Piutang digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu:
Piutang usaha
Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena
adanya penjualan produk atau penyerahan jasa dalam
rangka kegiatan usaha normal perusahaan.
Piutang lain-lain
Piutang lain-lain timbul dari transaksi di luar kegiatan
usaha normal perusahaan.
Akuntansi atas piutang
Perlakuan akuntansi atas piutang tetap mendasarkan
pada SAK.
Metode penghapusan piutang
a. Metode penghapusan langsung (Direct write-off method)
b. Metode penyisihan/pencadangan (Allowance method)
Penyisihan piutang tidak tertagih
a. Atas dasar saldo piutang
b. Atas dasar saldo penjualan
Penghapusan piutang
Penghapusan piutang didebit pada akun “Penyisihan
piutang tidak tertagih”
Akuntansi Pajak
Dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang Pajak Penghasilan
telah mengatur pembebanan sebagai biaya atas piutang yang
nyata-nyata tidak dapat ditagih atau lebih dikenal dengan
penghapusan piutang, dengan syarat:
1. Telah dibebankan sebagai biaya pada laporan laba rugi
komersial;
2. WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan
Negeri atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan atau telah dipublikasikan dalam penerbitan
umum atau khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa
utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 130/KMK.04/1998
tentang penghapusan piutang tidak tertagih yang
boleh dikurangkan sebagai biaya.
1. Piutang tidak tertagih yang dapat dibebankan sebagai
biaya dalam menghitung PKP adalah piutang tidak
tertagih yang timbul dibidang usaha bank, lembaga
pembiayaan, industri, dagang dan jasa lainnya.
2. Piutang tidak tertagih yang dapat dihapuskan adalah
piutang usaha sesuai dengan bidang usaha dari WP
yang bersangkutan.
3. Terdapat persyaratan dalam mengelompokkan
sebagai piutang tidak tertagih seperti yang dimuat
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh.
Pembentukan Cadangan Piutang Tidak
Tertagih Usaha Bank
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan No.
235/KMK.01/1998 Tanggal 14 April 1998 tentang
perubahan Keputusan Menteri Keuangan No.
80/KMK.04/1995 tentang besarnya dana cadangan yang
boleh dikenakan sebagai biaya yang menyatakan bahwa
Bank dapat membentuk dana cadangan piutang tidak
tertagih.
1. 5% dari kredit yang digolongkan perhatian khusus
2. 15% dari kredit yang digolongkan kurang lancar
3. 50% dari kredit yang digolongkan diragukan
4. 100% dari kredit yang digolongkan macet
PERSEDIAAN
Pengertian persediaan menurut PSAK No. 14
(Revisi 2008) digunakan untuk menyatakan aset
yang:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
normal
2. Dalam proses produksi dan/atau dalam
perjalanan
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Pengukuran persediaan