Anda di halaman 1dari 30

AKUNTANSI PAJAK ATAS ASET

LANCAR (CURRENT ASSET)

Kelompok 3 :
1.Risnawati
2.Della Hastiana
3.Isti Adsah
4.Jian Anshari
5.Risaldi
KAS DAN BANK

Kas dan bank menunjukkan informasi tentang


saldo uang kas dan simpanan di bank yang
dimiliki oleh suatu perusahaan.
Kas diartikan sebagai alat pertukaran yang dapat
diterima untuk pelunasan utang, dapat pula
diterimanya sebagai setoran ke bank.
Akun bank menunjukkan saldo perusahaan di bank
yang dapat digunakan untuk kepentingan
perusahaan.
AKUNTANSI KAS/PENGENDALIAN KAS
Bentuk-bentuk prosedur pengendalian kas, antara lain:
 Untuk penerimaan uang
1. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam
penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera
dicatat dan disetor ke bank;
2. Diadakan pemisahaan fungsi antara pengurusan kas
dengan fungsi pencatatan kas;
3. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi
penerimaan dan pencatatan kas;
4. Dibuat laporan kas untuk setiap hari sebagai
pertanggungjawaban kas.
 Untuk pengeluaran kas
1. Pengeluaran uang harus menggunakan cek, kecuali
pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya kecil, yaitu
menggunakan kas kecil;
2. Dibentuk kas kecil;
3. Diadakan pemisahan antara pihak yang mengumpulkan
bukti pengeluaran, yang menulis cek dan yang
menandatangani cek serta yang mencatat pengeluaran kas;
4. Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tentu;
5. Dibuat laporan pengeluaran kas harian sebagai
pertanggungjawaban.
Pengelolaan dan sistem pencatatan kas kecil

Pengelolaan kas kecil adalah kasir kas kecil yang


bertanggungjawab terhadap pembayaran-
pembayaran melalui kas kecil.
Ada dua metode dalam mengelola kas kecil,
yaitu:
1. Metode imprest
2. Metode fluktuasi
 Metode imprest yaitu sebesar cek yang
diserahkan kepada kasir kecil untuk membentuk
dana kas kecil. Pencatatan pengeluaran
dilakukan pada saat pengisian kembali.
 Metode fluktuasi yaitu saldo uang yang dicatat
pada akun kas kecil selalu berubah (tidak tetap).
Pencatatan dilakukan secara langsung pada saat
pengeluaran.
Contoh:
PT Sukses pada tanggal 1 desember 2015 membentuk
dana kas kecil sebesar Rp.1.000.000 pengeluaran kas
kecil sampai dengan tanggal 20 Desember 2015
sebesar Rp.800.000 dengan rincian berikut:
Tanggal Keterangan Jumlah
5 Des ‘15 Beban BBM motor operasional Rp. 450.000
7 Des ‘15 Beban ATK Rp. 100.000
10 Des ‘15 Beban rekening listrik Rp. 200.000
20 Des ‘15 Beban administrasi kantor Rp. 50.000
Total Rp. 800.000

Tanggal 25 Desember 2015 memgisi kembali kas kecil.


 Metode imprest

Tanggal Akun Debit Kredit


1 Kas kecil 1.000.000
Bank 1.000.000
25 Beban BBM motor opersional 450.000
Beban ATK 100.000
Beban rekening listrik 200.000
Beban administrasi kantor 50.000
Bank 800.000
 Metode fluktuasi
Tanggal Akun Debit Kredit
1 Kas kecil 1.000.000
Bank 1.000.000
5 Beban BBM motor operasional 450.000
Kas kecil 450.000
7 Beban ATK 100.000
Kas kecil 100.000
10 Beban rekening listrik 200.000
Kas kecil 200.000
20 Beban administrasi kantor 50.000
Kas kecil 50.000
25 Kas kecil 800.000
Bank 800.000
Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank sangat bermanfaat untuk mengecek
ketelitian pencatatan akun kas dan catatan bank serta
untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang
telah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan.
Yang menimbulkan perbedaan antara saldo menurut
catatan kas dengan saldo menurut laporan bank, adalah:
 Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat
sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank
 Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan
oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
 Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan
sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh bank.
 Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai
pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
Contoh:
Laporan rekonsiliasi saldo akhir berikut disusun berdasarkan data yang
diperoleh dari catatan PT Andalas pada tanggal 31 Desember 2014:
Laporan bank
Jasa giroRp.10.600.000
Biaya bank Rp.900.000
Saldo akhir Rp.793.900.000
Perhitungan kas
Setoran dalam perjalanan Rp.216.000.000
Uang kas yang belum disetorRp.48.000.000
Cek yang masih beredar:
Nomor 0980 Rp.70.000.000
Nomor 0984 Rp.95.000.000
Nomor 0989 Rp.145.000.000
Diketahui:
Kesalahan pencatatan penerimaan sebesar Rp.121.400.000 salah
dicatat Rp.122.500.000 dan saldo akhir kas sebesar Rp.740.300.000
PT. Andalas
Rekonsliasi Laporan Bank
Per 31 Desember 2014

Saldo laporan bank 793.900 Saldo kas 740.300

Ditambah: Ditambah:
Setoran dlm perjalanan 216.000 Jasa giro 10.600
Uang kas belum disetor 48.000 750.900
264.000
1.057.000
Dikurangi: Dikurangi:
Cek yang masih beredar: Biaya bank 1.900
No 0980 70.000 Koreksi penerimaan 1.100
No 0984 95.000 3.000
No 0989 145.000
310.000

Saldo bank yang benar 747.900 Saldo kas yang benar 747.900
Akuntansi Pajak
Perlakuan akuntansi kas dan bank ini tidak diatur
tersendiri dalam undang-undang pajak,
sehingga dalam pengertian kas juga mengikuti
ketentuan akuntansi komersial. Yang tidak
termasuk kategori kas, yaitu:
1. Deposito
2. Persediaan prangko dan materai
3. Uang muka
4. Cek mundur atau cek kosong
Contoh:
Pada tanggal 14 Februari 2014 Tn. Nurdin menerima bunga deposito
dari Bank Mandiri sebesar Rp.8.000.000 dengan tarif Pajak
Penghasilan yang pemungutnya bersifat final (Pasal 4 ayat 2):
PPh atas bunga deposito bersifat final:
20% x Rp.8.000.000 = Rp.1.600.000
Ada 2 metode pencatatan jurnal, yaitu:
 Metode Bruto
Kas dan bank Rp.6.400.000
PPh Pasal 4 (2) Rp.1.600.000
Penghasilan bunga Rp.8.000.000
 Metode Neto
Kas dan bank Rp.6.400.000
Penghasilan bunga Rp.6.400.000
PIUTANG
Piutang merupakan bagian dari aset lancar. Aset lancar
merupakan aset yang diharapkan akan direalisasi
dalam siklus aset operasi berjalan.
Piutang digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu:
 Piutang usaha
Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena
adanya penjualan produk atau penyerahan jasa dalam
rangka kegiatan usaha normal perusahaan.
 Piutang lain-lain
Piutang lain-lain timbul dari transaksi di luar kegiatan
usaha normal perusahaan.
 Akuntansi atas piutang
Perlakuan akuntansi atas piutang tetap mendasarkan
pada SAK.
 Metode penghapusan piutang
a. Metode penghapusan langsung (Direct write-off method)
b. Metode penyisihan/pencadangan (Allowance method)
 Penyisihan piutang tidak tertagih
a. Atas dasar saldo piutang
b. Atas dasar saldo penjualan
 Penghapusan piutang
Penghapusan piutang didebit pada akun “Penyisihan
piutang tidak tertagih”
Akuntansi Pajak
Dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang Pajak Penghasilan
telah mengatur pembebanan sebagai biaya atas piutang yang
nyata-nyata tidak dapat ditagih atau lebih dikenal dengan
penghapusan piutang, dengan syarat:
1. Telah dibebankan sebagai biaya pada laporan laba rugi
komersial;
2. WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan
Negeri atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan atau telah dipublikasikan dalam penerbitan
umum atau khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa
utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 130/KMK.04/1998
tentang penghapusan piutang tidak tertagih yang
boleh dikurangkan sebagai biaya.
1. Piutang tidak tertagih yang dapat dibebankan sebagai
biaya dalam menghitung PKP adalah piutang tidak
tertagih yang timbul dibidang usaha bank, lembaga
pembiayaan, industri, dagang dan jasa lainnya.
2. Piutang tidak tertagih yang dapat dihapuskan adalah
piutang usaha sesuai dengan bidang usaha dari WP
yang bersangkutan.
3. Terdapat persyaratan dalam mengelompokkan
sebagai piutang tidak tertagih seperti yang dimuat
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh.
Pembentukan Cadangan Piutang Tidak
Tertagih Usaha Bank
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan No.
235/KMK.01/1998 Tanggal 14 April 1998 tentang
perubahan Keputusan Menteri Keuangan No.
80/KMK.04/1995 tentang besarnya dana cadangan yang
boleh dikenakan sebagai biaya yang menyatakan bahwa
Bank dapat membentuk dana cadangan piutang tidak
tertagih.
1. 5% dari kredit yang digolongkan perhatian khusus
2. 15% dari kredit yang digolongkan kurang lancar
3. 50% dari kredit yang digolongkan diragukan
4. 100% dari kredit yang digolongkan macet
PERSEDIAAN
Pengertian persediaan menurut PSAK No. 14
(Revisi 2008) digunakan untuk menyatakan aset
yang:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
normal
2. Dalam proses produksi dan/atau dalam
perjalanan
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Pengukuran persediaan

Dalam pengukuran persediaan bahwa persediaan


harus berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto,
mana yang lebih rendah.
Biaya persediaan dalam PSAK No. 14 meliputi
biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain
yang timbul sampai persediaan berada dalam
kondisi dan lokasi saat ini.
Pencatatan persediaan
Dalam akuntansi terdapat dua sistem pencatatan persediaan, yaitu:
 Sistem perpetual
Persediaan biasanya dapat diketahui secara terus-menerus tanpa
melakukan inventarisasi (stock opname).
 Sistem periodik
Persediaan dihitung dengan melakukan inventarisasi pada akhir
periode.
Contoh:
a. Pada tanggal 2 Januari 2014 Tn. Yahya membeli 4.000 karung
semen @Rp.40.000 per karung dari PT Semen Cibinong
b. Pada tanggal 5 Januari 2014 Tn. Yahya menjual 3.000 karung
semen @Rp.45.000 kepada PT Maju.
 Sistem perpetual
 Pada saat pembelian
Persediaan 160.000.000
Utang dagang 160.000.000
 Pada saat penjualan
Piutang dagang 135.000.000
Penjualan 135.000.000
HPP 120.000.000
Persediaan 120.000.000
• Sistem periodik
 Pada saat pembelian
Pembelian 160.000.000
Utang dagang 160.000.000
 Pada saat penjualan
Piutang dagang 135.000.00
Penjualan 135.000.000
Metode penilaian persediaan
Penetapan besarnya nilai persediaan akhir atau HPP
dapat menggunakan metode:
 Berdasarkan Harga Perolehan
1. Metode Identifikasi Khusus
2. Metode FIFO
3. Metode LIFO
4. Metode Rata-rata
 Berdasarkan Estimasi
a. Metode laba kotor
b. Metode eceran
Akuntansi Pajak
Pasal 10 ayat (6) UU PPh menyatakan bahwa
persediaan harus dinilai berdasarkan harga
perolehan.
Pelaporan persediaan, sebagaimana telah diatur
dalam PSAK No. 14 Tahun 2008 bahwa persediaan
dalam neraca/laporan posisi keuangan dinyatakan
sebesar harga pokok atau perolehan:
1. Harga terendah antara harga pokok dan harga
pasar; atau
2. Harga jual
 Data mutasi barang dagangan PT Maju
No Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Unit Harga/Unit Unit Harga/Unit Unit Harga/Unit

1 Persediaan Awal - - 3.000 4.000


2 Pembelian ke 1 4.000 10.000 2.000 17.000 3.500 20.000
3 Pembelian ke 2 4.000 15.000 3.000 20.000 2.000 25.000
4 Penjualan ke 1 3.000 2.000 2.500
5 Penjualan ke 2 2.000 2.000 4.000
6 Persediaan Akhir 3.000 4.000 3.000
Perhitungan harga pokok barang yang dijual
 Menggunakan metode LIFO
No Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
1 Persediaan awal - 30.000 47.000
2 Pembelian ke 1 40.000 34.000 70.000
3 Pembelian ke 2 60.000 60.000 50.000
4 Barang tersedia untuk dijual 100.000 124.000 167.000
5 Persediaan Akhir (30.000) (47.000) (30.000)
6 Harga Pokok Barang dijual 70.000 77.000 137.000

Perhitungan persediaan akhir:


 Persediaan akhir tahun 2012 = 3.000 x Rp.10.000 : Rp.30.000.000
 Persediaan akhir tahun 2013 = 3.000 x Rp.10.000 : Rp.30.000.000
1.000 x Rp.17.000 : Rp.17.000.000
: Rp.47.000.000
 Persediaan akhir tahun 2014 = 3.000 x Rp.10.000 : Rp.30.000.000
 Menggunakan metode FIFO
NO Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
1 Persediaan Awal - 45.000 77.000
2 Pembelian 40.000 34.000 70.000
3 Pembelian 60.000 60.000 50.000
4 Barang tersedia dijual 100.000 139.000 197.000
5 Persediaan Akhir (45.000) (77.000) (70.000)
6 Harga pokok barang dijual 55.000 62.000 127.000

Perhitungan persediaan akhir:


 Persediaan akhir tahun 2012 = 3.000 x Rp.15.000 = Rp.45.000.000
 Persediaan akhir tahun 2013 = 1.000 x Rp.17.000 = Rp.17.000.000
= 3.000 x Rp.20.000 = Rp.60.000.000
= Rp.77.000.000
 Persediaan akhir tahun 2014 = 1.000 x Rp.20.000 = Rp.20.000.000
= 2.000 x Rp.25.000 = Rp.50.000.000
= Rp.70.000.000
 Laporan keuangan komersial
No Keterangan 2012 2013 2014 Total
1 Harga penjualan 150.000 160.000 325.000 635.000
2 Harga pokok barang dijual (55.000) (62.000) (127.000) (244.000)
3 Laba kotor 95.000 98.000 198.000 391.000

 Laporan keuangan fiskal


No Keterangan 2012 2013 2014 Total
1 Harga penjualan 150.000 160.000 325.000 635.000
2 Harga pokok barang dijual (70.000) (77.000) (137.000) (284.000)
3 Laba kotor 80.000 83.000 188.000 351.000
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai