Anda di halaman 1dari 71

ELEMEN MESIN

1
PENGANTAR

Dosen : Asep Hermawan, MT.


Email : asep_hermawan999@yahoo.com
Penilaian :
a. Kehadiran (prasyarat kelulusan, minimal 75% dari
total kehadiran)
b. Tugas dan Quiz
c. Ujian Tengah Semester
d. Ujian Akhir Semester
 Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari
matakuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu
menerapkan prinsip dasar dari elemen mesin
meliputi cara kerja, perancangan dan perhitungan
kekuatan berdasarkan tegangan, bahan, dan
faktor pengaman, dan pemilihan komponen
sesuai standar yang berlaku internasional.
Kisi-kisi materi :
1. Pendahuluan
2. Beban, tegangan dan faktor keamanan
3. Sambungan paku keling
4. Sambungan Las
5. Sambungan mur baut
6. Desain Poros
7. Review materi UTS
8. UTS
9. Desain Pasak
10. Kopling Tetap
11. Kopling Tidak Tetap
12. Rem
13. Bantalan
14. Dasar Sistem Transmisi Roda Gigi
15. Review Materi UAS
16. UAS
Rencana Perkuliahan
Minggu Materi Kuliah Ket.
ke
1 Pengantar Elemen Mesin
Satuan – satuan Teknik & Hukum Gaya
2 Jenis Beban & Gaya

3 Pengetahuan material

4 Diagram Uji Tarik

5 Sambungan Paku Keling

6 Sambungan Las

7 Sambungan Ulir

8 UTS

9 Transmisi Poros

10 Transmisi Poros

11 Elemen Pasak

12 Transmisi Belt & Pully

13 Transmisi Gear

14 Teori Sambungan Paku Keling, Las & Ulir


15 Teori Transmisi Poros, pasak, belt & Pully, Gear
16 UAS
Referensi
1. Beer, Ferdinand P. E. Russell Johnston, Jr. Mechanics of Materials. Second Edition. McGraw-Hill Book
Co. Singapore. 1985.
2. Beer, Ferdinand P., E. Russell Johnston. Vector Mechanics for Engineers : STATICS. 2nd edition.
McGraw Hill. New York. 1994.
3. El Nashie M. S. Stress, Stability and Chaos in Structural Analysis : An Energy Approach. McGraw-Hill
Book Co. London. 1990.
4. Ghali. A. M. Neville. Structural Analysis. An Unified Classical and Matrix Approach. Third Edition.
Chapman and Hall. New York. 1989.
5. Khurmi, R.S. J.K. Gupta. A Textbook of Machine Design. S.I. Units. Eurasia Publishing House (Pvt) Ltd.
New Delhi. 2004.
6. Khurmi, R.S. Strenght Of Materials. S. Chand & Company Ltd. New Delhi. 2001.
7. Popov, E.P. Mekanika Teknik. Terjemahan Zainul Astamar. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1984.
8. Shigly, Joseph Edward. Mechanical Engineering Design. Fifth Edition. Singapore : McGraw-Hill Book Co.
1989.
9. Singer, Ferdinand L. Kekuatan Bahan. Terjemahan Darwin Sebayang. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1995.
10. Spiegel, Leonard, George F. Limbrunner, Applied Statics And Strength Of Materials. 2nd edition. Merrill
Publishing Company. New York. 1994.
11. Spotts, M.F. (1981) Design of machine elements. Fifth Edition. New Delhi : Prentice-Hall of India Private
Limited.
12. Sularso. (2000) Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Pengertian Elemen Mesin

 Mesin diartikan sebagai alat untuk memindahkan


benda energi/benda sehingga mempunyai
efisiensi.
 Efisiensi adalah perbandingan antara luaran
dengan masukan yang berkaitan dengan kerja.
 Efisiensi di sini meliputi efisiensi mekanis,
termis, hidrolis, dan elektris.
 Elemen adalah bagian penting yang dibutuhkan
dari suatu keseluruhan yang lebih besar.
Pengertian Elemen Mesin
 Elemen Mesin adalah bagian dari suatu alat untuk
memindahkan energi/benda yang mempunyai
efisiensi mekanis, termis, hidrolis, maupun elektris.
 Contoh mekanis : pesawat angkat, dongkrak, mesin
pres, mesin tekuk, mesin perkakas, dll
 Contoh termis : ketel uap, motor bakar, mesin uap,
turbin uap, dll
 Contoh hidrolis : pompa air, turbin air, dll
 Contoh elektrik : pembangkit listrik, motor listrik dll
Pengertian Elemen Mesin
 Elemen Mesin adalah Bagian-bagian suatu
konstruksi yang mempunyai bentuk serta fungsi
tersendiri, seperti baut-mur, pene , pasak, poros,
kopling, sabuk-pulli, rantai- sprocket, roda gigi dan
sebagainya.

 Dalam penggunaan elemen mesin bias berfungsi


sebagai elemen pengikat, elemen pemindah atau
transmisi, elemen penyangga elemen pelumas,
elemen pelindung dan sebagainya.
 Elemen mesin (onderdil) dibagi menjadi 3 :
› Komponen
› Unit
› Rakitan
 KOMPONEN :Bagian terkecil dari suatu komponen
mesin yang merupakan satu kesatuan. Contoh :
Torak, blok silinder, katup, pasak, poros, dsb.
 UNIT : Kumpulan dari beberapa komponen mesin
yang tersusun sehingga menjadi suatu bagian mesin.
Contoh : Kopling, presneling, rem, dsb.
 RAKITAN (Assembling) : Kumpulan dari beberapa
komponen dan unit mesin sehingga terbentuk suatu
alat pakai/mesin. Contoh : Mesin mobil, sepeda
motor, mesin perkakas
Elemen mesin menurut fungsinya :
 GENERAL PURPOSE : Penggunaan secara umum Seperti : Pegas, mur-baut,
pasak, poros, dsb.
 SPECIAL PURPOSE : Penggunaan secara khusus Seperti : Sayap pesawat
terbang, baling2 kapal, dsb.

Contoh fungsi elemen mesin :


1. FUNGSI MENYAMBUNG : Mengantarkan dan meneruskan gaya yang tidak
disertai gerakan. Contoh : Samb. Keling, samb. Las, dsb.
2. FUNGSI MERANGKAI : Mengantarkan atau memindahkan gaya disertai
gerakan. Contoh : Kopling-poros, roda gigi, sabuk, rantai, dsb.
3. FUNGSI MENDUKUNG : Meneruskan gaya tanpa disertai gerakan. Contoh :
Kerangka, pondasi, dsb.
4. FUNGSI MENUNTUN : Meneruskan gaya disertai gerakan . Contoh : Bantalan
luncur/gelinding, dsb.
5. FUNGSI MELUMAS : Bahan pelumas padat, cair dan gas.
FUNGSI
6.Fungsi MELINDUNGI
elemen hampir selalu :bersifat
Lapisanmekanik,
cat, lapisan tahan
sering aus . sifat termal, kimia,
ditambah
elektrik, dsb.
Pembagian Elemen Mesin

 Elemen Mesin dapat dikelompokkan sebagai berikut:


1. Elemen-elemen Sambungan
a. Sambungan Lem
b. Sambungan Solder
c. Sambungan Paku Keling
d. Sambungan Las
e. Sambungan Ulir

2. Elemen-elemen Transmisi
a. Poros dan pasak
b. Kopling
c. Sabuk dan rantai penggerak
d. Roda gigi
e. Rem

3. Elemen Penyangga
a. Pegas
b. Bantalan
Prinsip Dasar Perencanan Elemen Mesin

 Pada dasarnya perencanaan elemen mesin merupakan perencanaan komponen yang


diadakan/dibuat untuk memenuhi kebutuhan mekanisme suatu mesin.
 Tahap-tahap dalam perencanaan elemen mesin adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kebutuhan
Menentukan kebutuhan dalam hal ini adalah kebutuhan akan elemen mesin yang akan
direncanakan, sesuai dengan fungsinya.
2. Pemilihan mekanisme
Berdsarkan fungsinya dipilih mekanisme yang tepat dari elemen tersebut.
Contoh: Memindahkan putaran poros penggerak ke poros yang digerakkan dengan
roda gigi miring.
3. Beban mekanis
Berdasarkan mekanisme yang ditentukan pada tahap ke 2 beban-beban mekanis yang
akan terjadi harus dihitung berdasarkan data pada tahap ke 1, hingga diperoleh gaya-
gaya yang bekerja pada elemen tersebut.
Contoh: Data-data : daya yang ditransmisikan, putaran
Prinsip Dasar Perencanan Elemen Mesin
(Cont...2)
4. Pemilihan Material
Untuk mendapatkan elemen mesin yang tahan dipakai, dilakukan pemilihan material dengan
kekuatan yang sesuai dengan kondisi beban yang terjadi.

5. Menetukan Ukuran
Bila terjadi kesesuaian pemakaian bahan dan perhitungan beban mekanis, dapat dicari ukuran-
ukuran elemen mesin yang direncanakan dengan standar.

6. Modifikasi
Modifikasi bentuk diperlukan bila elemen-elemen mesin yang direncanakan telah pernah dibuat
sebelumnya.

7. Gambar kerja
Pada tahap ini, ukuran-ukuran untuk penggambaran gambar kerja diperoleh, baik gambar detail
maupun gambar perakitan.

8. Pembuatan dan control kualitas


Dengan gambar kerja dapat dibuat elemen mesin yang diperlukan.
Pertimbangan-pertimbangan Dalam
Perencanaan Elemen Mesin.
 Hal-hal penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan elemen
mesin adalah.:
1. Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan pembebanan
2. Gerak dari elemen mesin
3. Pemilhan bahan
4. Bentuk dan ukuran komponen
5. Tahanan gesek dan pelumasan
6. Hukum ekonomi
7. Penggunaan komponen standar
8. Keamanan operasi
9. Fasilitas bengkel
10. Jumlah komponen yang akan diproduksi
11. Harga konstruksi total
12. Pemasangan.
Dasar Perhitungan dalam Perencanaan
Elemen Mesin (Cont...2)
Perhitungan pada perencanaan elemen mesin didasarkan pada teori-teori mekanika teknik dan
kekuatan bahan.
 Dasar-dasar mekanika teknik
a.Gaya
Gaya adalah penyebab suatu pergerakan dan deformasi suatu benda atau aksi sebuah benda
terhadap benda lain.
Gaya adalah sebuah besaran vector yang mempunyai besar, arah, dan titik tangkap.

b.Momen
Momen adalah sebuah gaya yang bermaksud untuk menggerakkan atau memutar benda.

c.Kesetimbangan
Suatu benda kaku dikatakan dalam keadaan setimbang bila resultante (jumlah) gaya-gaya
yang bekerja = 0 dan momen disetiap titik benda = 0
Syarat kesetimbangan benda

Jika satu syrat diatas tidak dipenuhi maka benda tersebut dikatakan tidak seimbang.
Dasar Perhitungan dalam Perencanaan
Elemen Mesin (Cont...3)

 Dasar-dasar Kekuatan Bahan


Tegangan-tegangan yang akan terjadi dalam
perencanaan elemen mesin adalah.
a.Tegangan Tarik
b.Tegangan Geser
c.Tegangan Puntir
d.Tegangan Bengkok/lengkung
Dasar Perhitungan dalam Perencanaan
Elemen Mesin (Cont...4)
› Tegangan Tarik
Tegangan Tarik adalah tegangan yang disebabkan oleh gaya yang tegak lurus terhadap
luas bidang gaya.
dengan F = Gaya tarik
A = Luas penampang bidang gaya
› Tegangan Geser
Tegangan Geser adalah tegangan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja sejajar
terhadap luas bidang gaya..
dengan V= Gaya geser
A = Luas penampang bidang gaya
› Tegangan Puntir
Tegangan puntir adalah tegangan yang terjadi disebabkan benda memuntir terhadap
sumbunya.
dengan Mp = Momen puntir
Wp = Momen tahanan punter
› Tegangan Bengkok
Tegangan bengkok adalah tegangan yang terjadi karena adanya momen yang
menyebabkan benda mengalami lentur atau bengkok.
dengan Mb = Momen bengkok
Wb = Momen tahanan bengkok
Faktor Keamanan

 Faktor keamanan adalah faktor yang digunakan untuk


mengevaluasi keamanan dari suatu bagian mesin. Faktor keamanan
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Variasi sifat-sifat bahan
2. Pengaruh ukuran dati bahan yang diuji kekuatannya
3. Jenis beban
4. Pengaruh permesinan dan proses pembentukan
5. Pengaruh perlakuan panas terhadap sifat fisis dari material
6. Pengaruh pelumasan dan umur dari elemen mesin
7. Pengaruh waktu dan lingkungan dimana peralatan tersebut dioperasikan
8. Syarat-syarat khusus terhadap umur dan ketahanan uji mesin
9. Keamanan manusia secara keseluruhan harus diperhatikan
Penggunaan Faktor Keamanan
 Penggunaaan faktor keamanan yang paling banyak terjadi bila kita membandingkan
tegangan dengan kekuatan, untuk menaksir angka keamanannya.3 Katakanlah, sebuah
elemen mesin diberi effek yang kita sebut sebagai F. Kita umpamakan bahwa F adalah
suatu istilah yang umum, dan bisa saja berupa suatu gaya, momen puntir, momen
lentur, kemiringan, lendutan, atau semacam disorsi.
 Jika F dinaikkan, sampai suatu besaran tertentu, sedemikian kalau dinaikkan sedikit
saja, akan mengganggu kemampuan mesin tersebut, untuk melakukan fungsinya
secara semestinya. seandainya kita nyatakan batasan ini, sebagai batas akhir, harga F
sebagai fu , maka faktor keamanan dapat dinyatakan sebagai : Bila F sama dengan Fu,
n=1, dan pada saat ini tidak ada keamanan sama sekali.
 Akibatnya sering dipakai istilah batas keamanan (margin of safety). Batas keamanan
dinyatakan dengan persamaan. Istilah faktor keamanan dan batas keamanan banyak
dipakai dalam praktik industri, yang arti dan maksutnya diketahui jelas. Begitupun,
istilahFu dalam persamaan (1-1), adalah istilah yang terlalu umum untuk semua jenis
kegiatan, merupakan angka tersendiri yang secara statistik bervariasi. Karena alasan
ini, suatu faktor keamanan dengan > 1.
Satuan – satuan Teknik & Hukum Gaya
SATUAN
 Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni:
kuantitas atau nilai dan satuan.
 Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut
dinamakan besaran.
 Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur,
baik secara langsung maupun tak langsung, disebut
besaran fisis, misalnya panjang dan waktu. Tetapi
banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan
non-fisis, karena kuantitasnya belum dapat diukur,
misalnya cinta, bau, dan rasa.
Ada dua jenis satuan yang masih digunakan, yaitu:
 Sistem metrik
 Sistem Inggris (imperial sistem)
 Sistem metrik dikenal sebagai: meter, kilogram, dan
sekon (disingkat MKS), system Inggris dikenal sebagai:
foot, pound dan second (disingkat FPS). Dalam Sistem
Internasional dikenal dua besaran yaitu besaran pokok
dan besaran turunan.
› Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih
dulu atau besaran yang satuannya didefinisikan sendiri
berdasarkan hasil konferensi internasional mengenai berat dan
ukuran. Berdasar Konferensi Umum mengenai Berat dan
Ukuran ke-14 tahun 1971, besaran pokok ada tujuh, yaitu
panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, temperatur, jumlah zat,
dan intensitas cahaya.
Besaran Pokok dan Satuannya dalam SI

Dua satuan SI tanpa dimensi adalah Radian (rad) dan Steradian (sr).
› Besaran turunan adalah besaran yang dapat
diturunkan atau diperoleh dari besaran-besaran pokok.
Satuan besaran turunan diperoleh dari satuan-satuan
besaran pokok yang menurunkannya
Standar Satuan Besaran

 Panjang
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang dapat
dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi ke sisi
yang lain, diukur pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam ilmu fisika dan
teknik, kata "panjang" biasanya digunakan secara sinonim dengan "jarak", dengan
simbol "l" atau "L" (singkatan dari bahasa Inggris length).
Panjang adalah ukuran satu dimensi, sedangkan luas adalah ukuran dua dimensi
(pangkat dua dari panjang) dan volume adalah ukuran tiga dimensi (pangkat tiga dari
panjang). Dalam hampir semua sistem pengukuran, panjang adalah satuan fundamental
yang digunakan untuk menurunkan satuan-satuan lainnya.

› Meter
Meter adalah satuan dasar untuk ukuran panjang dalam sistem SI. Satuan ini
didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh dalam perjalanan cahaya di ruang hampa
(vakum) selama 1/299.792.458 detik. Satuan meter disingkat menggunakan simbol m.
Meter bisa ditulis sebagai metre dalam bahasa Inggris, atau meter dengan ejaan Amerika.
› Penggandaan
Awalan yang sering digunakan untuk kelipatan meter adalah sebagai berikut.
 10-12 meter = pikometer (pm, dari picometer)
 10-9 meter = nanometer (nm), dari sini muncul istilah nanoteknologi, karena
berkaitan dengan material berukuran dalam kisaran satuan nanometer
 10-6 meter = mikrometer (μm)
 10-3 meter = milimeter (mm)
 10-2 meter = sentimeter (cm, dari centimeter)
 10-1 meter = desimeter (dm)
 101 meter = dekameter (dam, dari decameter)
 102 meter = hektometer (hm, dari hectometer)
 103 meter = kilometer (km)
 106 meter = megameter (Mm)
 109 meter = gigameter (Gm)
 1012 meter = terameter (Tm)
 Massa
Massa(berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu
benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang
terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan
dengn berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek
diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.
› Satuan-satuan massa :
Alat yang digunakan untuk mengukur massa biasanya adalah timbangan.
Dalam satuan SI, massa diukur dalam satuan kilogram, kg. Terdapat pula
berbagai satuan-satuan massa lainnya, misalnya:
 Gram : 1 g = 0,001 kg (1000 g = 1 kg)
 Ton : 1 ton = 1000 kg
 MeV/c2 (Umumnya digunakan untuk mengalamatkan massa partikel
subatom.)
 Pada situasi normal, berat suatu objek adalah sebanding dengan
massanya. Namun pembedaan antara massa dengan berat diperlukan
untuk pengukuran berpresisi tinggi. Oleh karena hubungan relativistik
antara massa dengan energi, adalah mungkin untuk menggunakan satuan
energi untuk mewakili massa. Sebagai contoh, eV normalnya digunakan
sebagai satuan massa (kira-kira 1,783×10−36 kg) dalam fisika partikel.

Kilogram
Kilogram (kg), adalah satuan unit SI untuk massa. 1 gram didefinisikan sebagai
1/1000 kilogram.
 Waktu
Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika
proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan
interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu
kejadian.
› Skala
Skala waktu diukur dengan satuan:
 Detik (sekon)
 Menit
 Jam
 hari (Senin, s/d Minggu)
 pekan (minggu)
 Bulan
 Windu
 Dekade (dasawarsa)
 Abad
 Milenium (alaf) dan seterusnya.
› Detik
 Detik atau Sekon adalah satuan waktu dalam SI (Sistem Internasional, lihat unit SI) yang
didefinisikan sebagai durasi selama 9.192.631.770 kali periode radiasi yang berkaitan dengan
transisi dari dua tingkat hyperfine dalam keadaan ground state dari atom cesium-133 pada suhu nol
kelvin.
 Dalam penggunaan yang paling umum, satu detik adalah 1/60 dari satu menit, dan 1/3600 dari satu
jam.
 Arus listrik
› Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik
dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan
Coulomb /detik atau Ampere . Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari
berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (μA) seperti di dalam
jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang
terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan
resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir
dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
› Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.
Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan
Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus
sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama
lain dalam ruang hampa udara.
Untuk arus yang konstan, besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan
persamaan:

di mana I adalah arus listrik, Q adalah muatan listrik, dan t adalah waktu (time).
› Ampere
Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk arus listrik.
Satu ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir, sedemikian sehingga di antara
dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga, dengan penampang yang dapat
diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak satu meter dalam vakum,
menghasilkan gaya sebesar 2 × 10-7 newton per meter. Satuan ini diambil dari nama
André-Marie Ampère, salah satu penemu elektromagnetisme.
 Temperatur
Temperatur atau Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun
benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat
termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan
Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:
 C:R:(F-32) = 5:4:9 dan
 K=C + 273.
› Alat Ukur Suhu
 Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda
yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan
termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata
termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur
(to measure).
› Tipe termometer
Beberapa tipe termometer antara lain:
 termometer alkohol
 termometer basal
 termometer merkuri
 termometer oral
 termometer Galileo
 termometer infra merah, dll.
 Molekul
Molekul didefinisikan sebagai sekelompok atom (paling sedikit dua) yang saling
berikatan dengan sangat kuat (kovalen) dalam susunan tertentu dan bermuatan netral
serta cukup stabil. Menurut definisi ini, molekul berbeda dengan ion poliatomik. Dalam
kimia organik dan biokimia, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga
molekul organik dan biomolekul bermuatan pun dianggap termasuk molekul.
Dalam teori kinetika gas, istilah molekul sering digunakan untuk merujuk pada partikel
gas apapun tanpa bergantung pada komposisinya. Menurut definisi ini, atom-atom gas
mulia dianggap sebagai molekul walaupun gas-gas tersebut terdiri dari atom tunggal
yang tak berikatan.
Sebuah molekul dapat terdiri atom-atom yang berunsur sama (misalnya oksigen O 2),
ataupun terdiri dari unsur-unsur berbeda (misalnya air H 2O). Atom-atom dan kompleks
yang berhubungan secara non-kovalen (misalnya terikat oleh ikatan hidrogen dan ikatan
ion) secara umum tidak dianggap sebagai satu molekul tunggal.
› Mol
Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. Istilah "mol" pertama kali diciptakan
oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893, walaupun sebelumnya telah
terdapat konsep massa ekuivalen seabad sebelumnya. Istilah mol diperkirakan berasal dari
kata bahasa Jerman Molekül. Nama gram atom dan gram molekul juga pernah digunakan
dengan artian yang sama dengan mol, namun sekarang sudah tidak digunakan. Satu mol
didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung "entitas elementer" (atom,
molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12.
 Intensitas Cahaya
Intensitas Cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh
suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah
Candela (Cd). Dalam bidang optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia hanya
sensitif dan dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu (spektrum cahaya nampak)
yang diukur dalam besaran pokok ini.
Intensitas cahaya monokromatik pada panjang gelombang λ adalah:

di mana
› Iv intensitas cahaya dalam satuan Candela,
› I intensitas radian dalam unit W/sr,
› fungsi intesitas standar.

Intensitas cahaya total untuk semua panjang gelombang menjadi:

› Candela
Candela (cd) adalah unit SI yang mengukur kekuatan dari sinar bercahaya yang memberikan arah dari
suatu sumber yang mengeluarkan radiasi monochromatic sebesar frekuensi 540 x 1012 hertz.
Satuan penting untuk Elemen Mesin

NO BESARAN SIMBOL SATUAN

1 Panjang L m

2 Massa m kg

3 Waktu t s

4 Temperature T K

5 Sudut αβθγ Rad

6 Kecepatan Linier V m/s

7 Percepatan Linier A

8 Kecepatan Sudut w rad/s

9 Percepatan Sudut α rad/

10 Massa Jenis ρ Kg/

11 Gaya,Berat F,W N

12 Tekanan,Tegangan p, N/

13 Kerja,Energi,Enthalpi W,E,H J

14 Daya P W
 Keterangan:
› 1 Newton =1 kg

› 1 Joule =1 N.m

› 1W =1

› g =9.81
Gaya
 Gaya ialah tarikan atau dorongan yang bekerja pada suatu benda
dan menghasilkan perubahan gerak benda atau deformasi benda.
 Berat ialah besar gaya yang dibutuhkan untuk menopang sebuah
benda terhadap pengaruh gravitasi bumi.

 Gaya(F) =Massa(m)*pecercepatan(a)
 Berat(W) = Massa(m)*gravitasi(g)

Satu newton(1N) adalah gaya yang dibutuhkan untuk menggerakan


massa satu kilogram (1kg) denganb percepatan satu meter per detik
kuadrat(1)
Alfabet Yunani
beberapa Hukum Dasar dan Statika
Benda Tegar
 Hukum Paralelogram Gaya: Dua buah gaya yang
bereaksi pada suatu zarah (titik) dapat diganti
dengan sebuah gaya resultan, yang apabila ujung
keduanya dihubungkan dengan garis, akan
membentuk jajaran genjang.
 Hukum Transmisibilitas Gaya: Sistem gaya yang
dikenakan pada benda tegar akan memberikan
aksi yang sama, asal terletak pada garis kerja
 Hukum I Newton:
Bila Resultan gaya (ΣF) dan atau momen (ΣM) yang
dikenakan benda sama dengan nol maka sistem akan
seimbang ΣF = 0 (kesetimbangan gaya) ΣM = 0
(kesetimbangan momen)
 Hukum II Newton:
Jika resultan gaya/momen yang dikenakan pada benda
tidak sama dengan nol, maka benda tersebut akan
mendapat percepatan linier atau anguler berbanding
lurus dengan resultan yang bersangkutan. a = ΣF/m
(untuk gerak lurus) a = ΣM/I (untuk gerak melingkar)
 Hukum III Newton:
Setiap benda yang mendapat gaya aksi akan
memeberikan gaya reaksi yang besarnya sama dengan
gaya aksi, namun arahnya berlawanan.  ΣF aksi = - ΣF
reaksi Review beberapa H
 Keseimbangan gaya
› Dua buah gaya seimbang harganya sama, berlawanan
arah, dan segaris kerja
› Gaya yang bekerja dalam kesetimbangan, bila
dijumlahkan scr geometris akan membentuk
segibanyak tertutup
› Tiga buah gaya atau lebih seimbang terletak pd satu
bid (koplanar) dan berpot pd satu titik (konkuren)
 Keseimbangan Momen
› Momen adalah perkalian antara gaya dengan lengan
gaya yang tegak lurus dengan arah gaya
› Momen resultan dari beberapa buah gaya sama
dengan jumlah momen komponennya
› Jumlah momen sama dengan nol jika pusat momen
terletak pada garis kerja gaya dan jumlahnya sama
dengan nol
Diagram Benda bebas (Free Body
Diagram)
 DBB/FBD: merupakan bagian potongan dari
elemen atau struktur yang dilengkapi
gaya/momen yang bekerja padanya
 DBB banyak digunakan baik untuk penyelesaian
sistem mekanis atau dinamis
 Langkah DBB: menentukan semua gaya aksi,
melepas benda yang bersentuhan, dan
menggambar gaya aksi reaksi pada benda yang
dipisah
 Gaya Luar
› Gaya berat elemen mesin yang bersangkutan
› Gaya karena daya yang ditransmisikan
› Gaya Luar
› Gaya karena perubahan suhu
› Gaya tumbukan
› Gaya pegas
› Gaya inersia
› Gaya gesek, dll
 Gaya aksi/reaksi
› Gaya gravitasi bumi arahnya ke bawah
› Gaya normal arahnya tegak lurus permukaan sentuh
› Gaya gesek arahnya berlawanan arah dengan gerak benda
› Gaya tekan pada roda gigi yg berpasangan digambar searah dgn
sudut tekan
› Tumpuan jepit/las memberikan reaksi gaya vertikal, horizontal dan
momen bengkok
› Tumpuan engsel memberikan reaksi gaya harizontal dan vertikal
› Tumpuan rol memberikan reaksi vertikal
› Tumpuan normal memberikan reaksi gaya tegak lurus permukaan
sentuh
 Macam-macam pembebanan
› Pemb tarik Teg. tarik
› Pemb tekan Teg. tekan
› Pemb geser Teg. geser
› Pemb bengkok Teg. tarik & tekan
› Pemb puntir Teg. geser
› Pemb campuran Menyesuaikan
Tegangan
 Konsep Tegangan
› Tegangan adalah pembebanan per satuan luas
› Istilah tersebut untuk analisis kekuatan benda padat
› Untuk benda cair dan gas menggunakan istilah
tekanan
Macam-macam Tegangan

 Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan,


bengkokan, dan reaksi. Pada pembebanan tarik
terjadi tegangan tarik, pada pembebanan tekan
terjadi tegangan tekan, begitu pula pada
pembebanan yang lain.
 Tegangan Normal, yang dibagi menjadi 2, yaitu:
› Tegangan Tarik
› Tegangan Tekan
 Tegangan Geser, yang dibagi menjadi 2, yaitu:
› Tegangan geser lurus
› Tegangan geser puntir
 Tegangan Lentur (Lengkung)
 Tegangan Variable (Dinamis)
I. Tegangan Normal

Tegangan normasl terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan


pada benda. Jika gaya dalam diukur dalam N, sedangkan luas
penampang dalam m2, maka satuan tegangan adalah N/m2 atau
dyne/cm2.
II. Tegangan Tarik

 Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan
lain-lain. Rantai yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik
yang besarnya tergantung pada beratnya.
III. Tegangan Tekan

 Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling
berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada
tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan
batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis:
IV. Tegangan Geser Lurus

 Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan
arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya
tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya:
sambungan keling, gunting, dan sambungan baut.
 Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada penampang
normal dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda diabaikan.
Untuk hal ini tegangan yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n
buah paku keling, maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya
adalah
V. Tegangan Geser Puntir

 Tegangan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang
torsi pada mobil, juga saat melakukan pengeboran. Jadi, merupakan
tegangan trangensial.
VI. Tegangan Lentur (Lengkung)

 Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan
ditumpu. Jadi, merupakan tegangan tangensial. Gambar 20.Tegangan
lengkung pada batang rocker arm.
VII. Modulus Elastisitas

 Modulus Elastisitas adalah hubungan antara


tegangan dan regangan, dimana bisa
dirumuskan :

Dimana :
⋿ : Modulus Elastisitas
σ : Tegangan
ε : Regangan
VIII. Modulus Geser

 Modulus Geser didefinisikan sebagai


perbandingan tegangan geser dan regangan geser.
Dirumuskan :

Dimana :
G = Modulus geser
𝜏 = Tegangan geser
φ = Regangan geser
IX. Hubungan Modulus Elastisitas
dengan Modulus Geser

Dimana :
G = Modulus Geser
⋿ = Modulus Elastisitas
µ = Bilangan Poisson’s
X. Faktor Keamanan (SF)

 Faktor keamanan didefinisikan sebagai berikut :


a. Perbandingan antara tegangan maksimum dan tegangan kerja
aktual atau tegangan ijin.

b. Perbandingan tegangan luluh (σy) dengan tegangan kerja atau


tegangan ijin.

c. Perbandingan tegangan ultimate dengan tegangan kerja atau


tegangan ijin.
Dalam desain konstruksi mesin, besarnya angka keamanan harus lebih
besar dari 1 (satu). Faktor keamanan diberikan agar desain konstruksi
dan komponen mesin dengan tujuan agar desain tersebut mempunyai
ketahanan terhadap beban yang diterima. Pemilihan SF harus
didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut :
› Jenis beban
› Jenis material
› Proses pembuatan / manufaktur
› Jenis tegangan
› Jenis kerja yang dilayani
› Bentuk komponen
Makin besar kemungkinan adanya kerusakan pada komponen mesin,
maka angka keamanan diambil makin besar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai