REGULATION
DISUSUN OLEH :
PUTRI NUR AZIZAH
MAGISTER AKUNTASI – FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
MATERI
2. KETIDAKSEMPURNAAN
1. KASUS PASAR YANG DIATUR PERATURAN AKUNTANSI
UNTUK INFORMASI AKUNTANSI
MELIPUTI : 4. KONSEKUENSI EKONOMI
• KEGAGALAN PASAR
DARI KEBIJAKAN
3. PROSES REGULASI AKUNTANSI
• TUJUAN SOCIAL
MELIPUTI :
• JUSTIFIKASI KONDIFIKASI
PENYUSUNAN STANDAR • SIFAT POLITIK REGULASI
Menurut (harry I. Wolk, james L. Dodd, 2017) regulasi pasar dapat dibenarkan atas dasar
kepentingan public. Dalam konteks ini, ada dua alasan yang biasanya digunakan untuk
mempertahankan regulasi.
• Pertama adalah kemungkinan kegagalan dalam sistem pasar bebas yang biasa disebut sebagai
kegagalan pasar (market failures) yang mengakibatkan alokasi sumber daya yang tidak
optimal. Contoh dari market failure ini adalah terjadinya monopoli, yang sebenarnya dapat
dikendalikan dengan peraturan-peraturan untuk mencegah kekurangan penawaran dan
monopoli harga.
KASUS PASAR YANG DIATUR UNTUK INFORMASI AKUNTANSI
• Alasan kedua adalah kemungkinan bahwa pasar bebas bertentangan dengan tujuan
sosial. Misalnya, dapat dikatakan bahwa pasar bebas tidak mengkomunikasikan
informasi yang cukup relevan ke pasar sekuritas, sehingga manajer dan yang lainnya
memiliki informasi yang tidak tersedia bagi pemegang saham. Selain itu, informasi
yang akan tersedia di pasar yang tidak diatur mungkin tidak memberikan
komparabilitas yang cukup di antara perusahaan..
KEGAGALAN PASAR
(MARKET FAILURES )
Menurut (Economic Online 2020) Dari sisi informasi, ada 4 hal yang kita bisa
Kegagalan pasar adalah suatu kondisi dapat untuk mempertimbangkan agar
dimana pasar mengalami kegagalan dalam informasi lebih relevan dan mengurangi
menyediakan kebutuhan pasar secara efisien
kegagalan pasar (Scoot, 2015) yaitu
atau ketimpangan antara produsen dan
dengan:
konsumen.
Lalu kegagalan pasar juga merupakan • Externalitas dan free riding
ketidakmampuan perekonomian • Masalah seleksi merugikan
suatu pasar untuk berfungsi secara efisien
dalam pertumbuhan ekonomi. Suatu pasar juga • Masalah bahaya moral
dikatakan gagal jika tidak bisa memberikan • Kebulatan suara
jumlah yang optimal secara kebutuhan sosial.
Kegagalan pasar juga telah memunculkan beberapa argumen yang
mendukung regulasi menurut (Harry I. Wolk, James L. Dodd, 2017)
yaitu
Perusahan sebagai pemasok Kegagalan pelaporan dan Akuntansi sebagai barang
informasi monopoli audit keuangan publik
Kegagalan pasar ini terjadi karena Kegagalan pasar juga dapat terjadi Informasi akuntansi merupakan barang
perusahan sebagai pemasok karena kualitas pelaporan keuangan publik. Ia dapat di akses secara gratis dari
informasi tentang dirinya sendiri, yang rendah dan di bawah regulasi serta orang ke orang dan setiap orang dapat
perusahaan dapat menjadi audit yang buruk, terlalu banyak mengkonsumsi isi dari informasi tersebut.
monopoli jika perusahaan tersebut fleksibilitas manajemen dalam pemilihan Karena karakteristik ini, informasi akuntansi
menguasai bahan baku utama kebijakan dan terkadang kelalaian dari memiliki kualitas sebuah barang publik.
suatu produk, atau auditor.
Terdapat dua aspek regulasi pelaporan
menemukan suatu produk baru atau
Informasi yang baik akan memimpin keuangan yang meningkatkan nilai sosial
teknik produksi baru (yang
kepada keputusan investasi dan alokasi (eksternalisasi), tidak hanya didapatkan
dipatenkan), atau melalui merger
modal yang lebih baik, keduanya secara pribadi.
atau pengambil
merupakan manfaat secara sosial. Wajar
alihan perusahaan saingannya Pertama, peningkatan keterbandingan
bila pelaporan yang buruk memiliki
(monopoli alamiah). akuntansi antar banyak perusahaan
dampak sebaliknya.
Kedua, meningkatkan kepercayaan pasar
sekuritas
TUJUAN SOSIAL
• Untuk mendukung regulasi pelaporan keuangan • Tujuan sosial lainnya, selain simetri informasi,
adalah tujuan social, tujuan social tersebut yaitu adalah komparabilitas. Komparabilitas mengacu
bahwa masyarakat mungkin ingin mencapai tujuan pada keandalan laporan keuangan ketika membuat
tertentu yang tidak terpenuhi oleh pasar bebas, evaluasi menggunakan laporan keuangan pada
bahkan jika tidak ada kegagalan pasar dan juga basis antar perusahaan. Misalnya, jika satu
simetri informasi. Pendekatan ini juga didasari oleh perusahaan menggunakan FIFO dan yang lain
argumen kepentingan publik dan tidak bisa menggunakan LIFO untuk penilaian persediaannya,
dielakkan keterlibatan sebuah pertimbangan sulit untuk membandingkan rasio lancar mereka
normatif tentang bagaimana masyarakat kecuali penyesuaian dibuat untuk menempatkan
seharusnya mengalokasikan sumber dayanya. persediaan mereka pada dasar yang sama.
JUSTIFIKASI KONDIFIKASI PENYUSUNAN STANDAR
Menurut (harry I. Wolk, james L. Dodd, 2017) dalam sebuah monogram penting yang
diterbitkan American Accounting Association (AAA), Gaa telah memberikan sebuah
justifikasi yang berarti dari regulasi pelaporan keuangan dan proses penyusunan standar.
Mereka melihat tugas badan penyusun standar sebagai penyedia standar ‘yang terbaik’
dari sudut pandang social.
Perhatiaan Gaa bukan pada output FASB dalam bentuk standar, konsep, interpretasi dan
semacam itu, tetapi lebih kepada rasionalitas yang mendasari proses penyusunan standar
itu sendiri.
JUSTIFIKASI KONDIFIKASI PENYUSUNAN STANDAR
Dalam (FSAB Accounting Standards Codification®, 2014) FASB memiliki tiga tujuan
utama dalam mengembangkan kodifikasi:
• Pastikan bahwa konten yang dikodifikasi secara akurat mewakili us gaap otoritatif
mulai 1 juli 2009
• Ciri pasar regulasi yaitu produk di pasar • Ciri pasar non regulasi yaitu seperti tidak
yang teregulasi cenderung adanya eksternalitas, asimetri informasi
terstandarisasi dan mudah diakses oleh atau kesenjangan pengetahuan.
masyarakat.
• Contohnya operator telekomunikasi,
• Contoh umum dari produk yang diatur industri kendaraan bermotor, industri
termasuk saham yang dibeli di bursa semen, maskapai penerbangan.
efek, deposito tetap yang ditawarkan
oleh bank, skema investasi kolektif.
KETIDAKSEMPURNAAN PERATURAN AKUNTANSI
• Menurut (Vivian W. Fang, Allen H. Huang, 2017) Akuntansi adalah proses
kompleks yang memerlukan pengetahuan profesional dan penilaian
substansial.