Anda di halaman 1dari 43

1

ASKEP INFEKSI PUEPERIUM


PENGERTIAN
□ Infeksi puerperalis adalah infeksi yang
terjadi di dalam struktur yang berhubungan
dengan persalinan setelah melahirkan
Infeksi puerperalis merupakan
penyebab utama morbiditas dan
mortalitas ibu
□ Insiden infeksi ini bervariasi dari 1%
sampai 5 % dari seluruh kelahiran,
terdapat insiden yang lebih tinggi pada
kelahiran saesar. 2
□ Tempat utama infeksi pascapartum adalah
rongga panggul, tempat umum lainnya
adalah payudara, saluran kemih, dan
sistem vena.
□ Infeksi yang terlokalisasi bisa
mempengaruhi vagina, vulva,
dan perineum.
□ Endometritis, infeksi terlokalisasi di
lapisan uterus terjadi dalam 48 jam
sampai 72 jam setelah kelahiran.

3
Etiologi ;
□ Infeksi puerperalis dapat disebabkan oleh
1. teknik steril yang buruk,
2. persalinan dengan manipulasi
yang siginifikan ,
3. kelahiran saesar
4. pertumbuhan flora lokal yang
berlebihan.

4
Patofisologi
□ Organisme penyebab ;
• Organisme aerobik meliputi
Streptococcus beta hemolyticus,
Escherihia coli, Klebsiella, Proteus
Murabilis. Pseudomonas,
Staphylicoccus aureus dan
Neisseria
• Organisme anaerobik meliputi ;
Bacteroides, Peptostreptococcus,
peptococcus dan Clostridium
Perfiringens
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 5
□ Pada parametritis (pelvik selulitis), infeksi
menyebar melalui lymfatik pada jaringan
ikat di sekitar uterus.

□ Infeksi puerperalis bisa meluas ke


peritonium melalui nodus lymfatikus
dan dinding uterus.

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 6


pengkajian
□ Manifestasi klinis
□ kenaikan suhu 38o C(100o F) atau lebih
setelah 24 jam pertama
pascapartum selama dua hari dari 10
hari pertama pascapartum
□ Infeksi vagina, vulva, dan perineum
terlokalisasi ditandai dengan nyeri,
kenaikan suhu, edema, kemerahan, kaku
dan nyeri tekan pada luka, sensasi panas,
perih waktu berkemih dan adanya
keluaran dari luka.
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 7
Manifestasi endometritis
□ meliputi kenaikan suhu selama
beberapa hari. Pada Endometritis berat
gejalanya meliputi malaise, sakit
kepala, sakit punggung, rasa tidak
nyaman umum, kehilangan selera
makan, uterus membesar dan kersa,
kram pascapartum yang berat, serta
lokhea berwarna merah kecoklatan dan
berbau busuk.
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 8
Parametritis (Pelvik selulitis
• umumnya mengakibatkan
kenaikan suhu > dari 38o C
(102o – 104o F), menggigil.
Nyeri abdomen, sub-
involusi uterus, takikardi,
letargi.
• Tanda dan gejala peritonitis,
meliputi demam tinggi, nadi
cepat, nyeri abdomen, mual,
muntah dan gelisah.
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 9
Penatalaksanaan / Penanganan
□ Meningkatkan resolusi proses infeksi
□ Inspeksi perineum dua kali sehariu
apakah ada tanda REEDA ?
□ Evaluasi nyeri abdomen, demam,
malaise, takikardi dan lokhea yang
berbau busuk
□ Periksa spesimen laboratorium ; laporkan
hasilnya

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 10


• Tawarkan diet yang
seimbang, sering minum
dan ambulasi dini.
• Berikan antibiotik atau
obat-obatan sesuai
program, respons klien.
□ Memberi penyuluhan klien dan
keluarga
□ Jelaskan dan demonstrasikan perawatan
diri, tekankan hygiene perineum dan
cuci tanga dengan seksama.
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 11
Mastitis
□ Adalah inflamasi jaringan payudara yang biasanya
disebabkan oleh infeksi atau statis ASI dalam
duktus
□ Epidemik didapat dari sumber nosokomial,
biasanya S. aureus dan terlokalisasi di dalam
kelenjar dan duktus laktiferus.
□ INfeksi mastitis endemik terjadi secara acak dan
terlokalisasi pada jaringan ikat periglandular.
□ Infeksi mastitis secara umum dapat dicegah
dengan tindakan-tindakan profilaktis,
seperti hygiene payudara yang baik

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 12


Etiologi

□ Cedera pada payudara merupakan faktor


predisposisi utama (misalnya, putting
susu yang mengalami distensi berlebihan,
statis atau pecah-pecah)

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 13


Patofisiologi
□ Penyebab utama statis ASI dalam duktus tidak
diketahui
□ Namun, tidak menyusui BH yang terlalu
kencang atau gangguan menyusui pada bayi
merupakan faktor-faktor yang berperan.
□ Masuknya organisme infeksius baik dari
tangan ibu setelah mencuci tangan secara tidak
tepat maupun dari mulut bayi yang merupakan
faktor penyebab.
□ Selain itu, putting pecah-pecah dan melepuh
merupakan pintu masuk agen infeksius.
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 14
Hasil Pengkajian

□ Oleh karena gejala biasanya tidak terjadi


sampai minggu ketiga atau keempat
pascapartum (beberapa bulan kemudian),
ajarkan untuk mengenali tanda dan
gejala mastitis dan laporkan pada
perawat atau dokter.

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 15


Manifestasi Kliniks
□ , meliputi ;
– Kenaikan suhu, menggigil, neyri menyeluruh,
malaise, dan nyeri terlokalisasi.
– Peningkatan nadi
– Pembengkakkan, keras, kemerahan pada
payudara
– Putting susu pecah dan retak
– Bengkak dan nyeri tekan pada nodus limfe
aksila

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 16
Penatalaksanaan / Penanganan
□ Meningkatkan resolusi proses laktasi
□ Observasi apakah ada kenaikan suhu,
menggigil, takikardi, sakit kepala, nyeri
tekan, keras dan kemerahan pada payudara.
□ Berikan antibiotika dan jelaskan pentingnya
meneruskan rejimen yang diprogramkan
meskipun gejala telah hilang.
□ Tawarkan tindakan untuk memperoleh rasa
nyaman, seperti bantal kecil, penggunaan
kompres dingin atau hangat pada abses
lokal
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 17
Memberi penyuluhan klien dan
keluarga Jelaskan cara mencegah

□ infeksi dengan mencuci tangan secara


seksama dan memberi perhatian cepat
pada duktus ASI yang tersumbat.

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 18


Anjurkan ibu
– Sering menyusui ASI
– Lakukan perawatan payudara dan putting susu
– Kenali tanda dan gejala infeksi

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 19


TROMBOPLEBITIS
TROMBOSIS

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 20


Deskripsi

□ Tromboflebitis adalah inflamasi


endotelium vaskuler dengan
pembentukan bekuan pada dinding
pembuluh darah
□ Trombus terbentuk bila komponen-
komponen darah (trombosit dan fibrin)
bergabung untuk membentuk
aggregate body (bekuan)

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 21


□ Emboli Pulmonar terjadi bila bekuan darah
yang berjalan melalui sistem vena
tersangkut di dalam sistem sirkulasi
pulmonar, yang menyebabkan oklusi atau
infark.
□ Insiden tromboflebitis pascapartum sebesar
0,1 % sampai 1 %, bila tidak ditangani pada
24 % kasus akan memburuk menjadi
emboli pulmonar, dengan angka kematian
15 %

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 22


Etiologi
□ Riwayat tromboflebitis
□ Obesitas
□ Riwayat kelahiran saesar
□ Riwayat kelahiran forseps
□ Usia ibu lebih 35 tahun
□ Multiparitas
□ Supresi laktasi dengan estrogen
□ Varises
□ Anaemia dan diskrasia darah
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 23
Patofisiologi
– Tiga penyebab utama pembentukan trombus
dan inflamasi adalah statis vena, kemampuan
darah untuk mengalami hypercogulasia dan
cedera pada lapisan terdalam pembuluh darah
– Statis vena (pada pelvik dan ekstrimitas bagian
bawah) dan kemampuan darah untuk
mengalami hypercoagulasi keduanya ada
selama kehamilan.

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 24


– Kadar faktor-faktor pembekuan yang
paling banyak (terutama fibrinogen dan
faktor III,VII dan X) meningkat selama
kehamilan. Peningkatan ini disertai
dengan penurunan plasmanogen dan
antitrombin III yang menyebabkan
bekuan darah mengalami penghancuran.
– Cedera pada lapisan pembuluh darah
yang terdalam, secara umum
kemungkinan tidak berperan
tromboflebitis dan trombosis selama
kehamilan. Namun demikiam,
kemungkinan ini terjadi jika kelahiran
dengan saesar
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 25
– Hasil pengkajian
– Manifestasi klinis umum
– Tromboflebitis superfisial di dalam sistem vena
safena mempunyai manifestasi sebagai nyeri
pada pertengahan betis, nyeri tekan, kemerahan
dan hangat sepanjang vena tsb.
□ Gejala-gejala DVT/Trombosis Vena
Profunda meliputi nyeri otot, adanya
tanda Homan (yakni nyeri betis pada
posisi kaki dorsifleksi pasif, kemungkinan
disebabkan oleh DVT).

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 26


• Namun demikian adanya
tanda Homan tidak lagi
dipercaya sebagai suatu
kesimpulan karena nyeri bisa
berasal dari penyebab lain
seperti otot tegang atau
memar.
• Tromboflebitis pada panggul,
biasanya terjadi 2 minggu
setelah persalinan,
menimbulkan menggigil,
demam, malaise dan nyeri.
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 27
• Tromboflebitis femoralis
umumnya terjadi 10 – 14
hari pascapartum,
menimbulkan menggigil,
demam, malaise, kaku dan
nyeri.
• Emboli pulmonar ditandai
oleh nyeri dada yang tiba-tiba
dan intens dengan dyspnea
berat diikuti dengan takipnea,
nyeri pleuritis, gelisah, batuk
takikardi, hemoptosis dan suhu
10/11/2011 diatas
DESWANI, 38o C (100,4o F)
Sp.Mat/2011 28
– Hasil Uji Laboratorium dan pemeriksaan
Diagnostik
• Venografi mendiagnosis DVT secara
akurat. Terdapat resiko yang
dihubungkan dengan pewarnaan
radiopak yang digunakan
• USG dan berwarna akan mendiagnosa
DVT
• Pletismograf impendansi mengukur
perubahan-perubahan dalam volume
darah vena dan alirannya.

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 29


– Penatalaksanaan / Penanganan
– Meningkatkan resolusi gejala dan mencegah
perkembangan embolus
– Kaji tanda-tanda vital
– Kaji tanda inflamasi. Bengkak dan apakah ada
tanda Homan pada ekstremitas
– Berikan terapi anticoagulan sesuai program dan
observasi tanda perdarahan dan reaksi alergi.

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 30


□ Catatan : Sediakan antidot p[rotamin sulfat
jika terjadi overdosis Heparin berat.
Biasanya larutan protamin sulfat dibeikan
melalui i.v. dengan kecepatan tidak lebih
daro 50 mg setiap 10 menit.
□ Perhatian : Jangan diberikan Estrogen
untuk menekan Laktasi karena Estrogen
dapat mendorong pembentukan bekuan
darah

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 31


• Siapkan klien untuk pemeriksaan
diagnostik (misalnya ; venografi
dan USG Dopler) sesuai
indikasi.
• Lakukan tindakan-tindakan
untuk mencegah komplikasi
akibat tirah baring (misalnya ;
tempat tidur dalam posisi
trendelenberg, gunakan papan
kaki, lakukan latihan ROM pasif
atau aktif, sering ganti posisi,
serta asupan dan haluaran cairan
10/11/2011 yang adekuat).
DESWANI, Sp.Mat/2011 32
– Memberi penyuluhan klien dan keluarga
• Jelaskan strategi untuk mencegah
statis vena dan juga tromboflebitis.
• Beri informasi tentang rejimen
pengobatan (misalnya ; terapi
anticoagulan, analgetik dan tirah
baring).
– Membantu klien dan keluarga
menghadapi stress fisik dan emosional
akibat komplikasi pascapartum
– Mendorong ikatan orangtua-bayi

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 33


10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 34
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 35

INFEKSI KANDUNG KEMIH


PENGERTIAN
– ISK diindikasikan dengan terdapat lebih dari
105 koloni bakteri/ml urine dalam spesimen
urine porsi tengah (midstream) yang bersih dua
kali berturut-turut.
– Dua macam ISK adalah Sistitis, inflamasi pada
kandung kemih dan Pyelonefritis, inflamasi
pada pelvik ginjal.
– ISK terjadi pada 5 % wanita pascapartum ; ini
terjadi pada 15 % wanita yang menjalani
kateterisasi pascapartum.
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 36
ETiologi
□ Infeksi bakteri yang naik bertanggung jawab atau
sebagian besar ISK
□ Penyebab lain ISK adalah retensi dan urine residu
karena distensi berlebihan dan pengosongan
kandung kemih yang inkomplit.
□ Retensi urine sementara mungkin terkait
dengan penurunan persepsi keinginan mendesak
berkemih, akibat trauma perineum dan efek
analgesik atau anestesi.
□ Statis urne dan urine residu menyediakan media
untuk [ertumbuhan bakteri, faktor predisposisi
bagi klien untuk menderita sistitis dan
pyelonefritis DESWANI, Sp.Mat/2011
10/11/2011 37
Patofisiologi
□ Organisasi penyebab sistitis dan
pyelonefritis meliputi E. Coli (paling
umum) , Proteus, Pseudomonas, S.Aureus,
dan streptococcus faenalis.
□ Konsekuensi tidak mengenali gejala-gejala
awal ISK meliputi perluasan infeksi ke
atas dan selanjutnya kehilangan fungsi
ginjal permanen.

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 38


Hasil Pengkajian
□ Masifestasi Klinis : bergantung pada type
infeksi ;
□ Manifestasi sistitis meliputi peningkatan
frekuensi berkemih, keinginan kuat untu
untuk berkemih, yang tidak dapat
ditahan (urgency), disuria, hematuria,
koturia, kenaikan suhu dan nyeri
suprapubik.
□ Menifestasi pyelonefritis meliputi ; demam
tinggi, menggigil, nyeri pinggang, mual
dan muntah.DESWANI, Sp.Mat/2011
10/11/2011 39
Penatalaksanaan / Penanganan
□ Menggali tanda-tanda infeksi dan
mencegah perkembangan komplikasi lebih
lanjut.
□ Tentukan jika timbul gejala dan jika klien
tsb. mengalami kesulitan berkemih
setelah melahirkan.
□ Ambil spesimen, laporkan hasilnya dan
berikan antibiotika dan obat-obatan
sesuai program.

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 40


□ Jelaskan perawatan mandiri berhubungan
dengan pengosongan kandung kemih
secara teratur, membersihkan perineum
secara tepat dan kebutuhan untuk
meningkatkan cairan.
Masukkan kateter intermeten atau
permanen sesuai kebutuhan
□ Observasi dan catat respons
terhadap pengobatan.

10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 41


10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 42
10/11/2011 DESWANI, Sp.Mat/2011 43

Anda mungkin juga menyukai