Anda di halaman 1dari 14

ASKEP PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN SISTEM
PERNAPASAN
( PNEUMONIA )
DISUSUN OLEH :

AHMAD AULIA HIDAYAT / 201145


DIDI WAHYUDIN / 201163
SEPTIAN PRIYA AC / 201181
A.
PENGERTIAN
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat yang
mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013). Pneumonia adalah keadaan akut pada
paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi
oleh eksudat peradangan (Mutaqin, 2008). Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan
oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah,
2015). Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi
dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).

B. ETIOLOGI Menurut Nugroho.T


(2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti: a. Bakteri:
stapilococus, sterptococcus, aeruginosa. b. Virus:
virus influenza, dll c.
Micoplasma pneumoniad. d.
Jamur: candida albicanse. e. e.
Benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun
misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru,
anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015)
C. PATOFISIOLOGI
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat yang mengisi
elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi,
disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon, 2013).
Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti menghirup bibit penyakit
di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel
infeksius difiltrasi dihidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia
disaluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru- paru , partikel tersebut akan berhadapan
dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral.
Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan organisme dapat
mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika pathogen
mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam
jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak
mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura
viseral. Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran
darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left shunt
dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat
karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia (Nugroho.T, 2011)
D. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Pemeriksaan Darah Lengkap

Hitung darah lengkap menunjukkan leukositosis, dapat mencapai 15.000- 40.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri (Yasmara &
Nursiswati, 2016). Pada klien Bronkopneumonia terjadi leukositosis, ini terjadi karena selama infeksi terjadi mekanisme
yang mendorong meningkatnya leukosit yang berguna untuk menanggulangi infeksi (Sujono & Sukarmin, 2009). Dapat ditemukan
juga leukopenia yang menandakan prognosis buruk dan dapat ditemukan anemia ringan atau sedang (Sujono & Sukarmin,
2009).Anak (umur < 6 tahun) menderita anemia jika kadar Hb < 9,3 g/dl (kira-kira sama dengan nilai Ht < 27%) (Duke, et
al., 2016).

2) Pemeriksaan Radiologi

Pada pemeriksaan radiologi bronkopneumonia terdapat bercak-bercak konsolidasi yang merata pada lobus dan gambaran
bronkopneumonia difus atau infiltrat pada pneumonia stafilokok (Sujono & Sukarmin, 2009).

3) Pemeriksaan Cairan Pleura

Pemeriksaan cairan mikrobiologi, dapat dibiakkan dari spesimen usap tenggorok, sekresi nasofaring, bilasan bronkus atau
sputum, darah, aspirasi trakea, fungsi pleura atau aspirasi paru (Mansjoer, A 2000 dalam (Sujono & Sukarmin,2009)).
PENATALAKSANAA
N
● Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara lain:

● a. Manajemen Umum

1) Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan.

2) Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg.

3) Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonenia pasti; pasien harus didorong
setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk memaksimalkan kemampuan ventilator.

4) Hidrasi: Pemantauan asupan dan keluaran; cairan tambahan untuk mempertahankan hidrasi dan
mencairkan sekresi.

● b. Operasi , Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah sekunder
seperti empiema terjadi.

● c. Terapi Obat , Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu
perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya: Penicillin G untuk infeksi pneumonia
staphylococcus, amantadine, rimantadine untuk infeksi pneumonia virus. Eritromisin, tetrasiklin,
derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
1) Identitas klien
No Rekam Medis : 634098
Nama Klien : An. R.f
Tanggal masuk : 20 Februari 2022
Tanggal pengkajian : 20 Februari 2022
Tempat/tgl lahir : Wonosari,03 Agustus 2018
Umur : 4,5 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Suku : Jawa
Diagnosa Medis : pneunomia
Nama ayah/ibu/wali : Ny. D.f
Pekerjaan ayah/ibu/wali : Buruh
Pendidikan : SMP
Alamat ayah/ibu/wali : Karangmojo, Gunungkidul

2) Keluhan utama : batukdan sesak nafas, ibu mengatakan


An. R.F mengalami batuk-batuk namun
tidak dapat mengeluarkan dahak

3) Riwayat keluhan saat ini : batuk dan sesak nafas


4) Riwayat kesehatan masa lalu
a. Prenatal

Pada masa kehamilan, sakit yang biasa dirasakan ibu mual dan sakit kepala serta cepat lelah,
riwayat intranatal Ibu bersalin di Puskesmas Pembantu dengan usia kehamilan 32 minggu dan
ditolong oleh bidan dengan jenis persalinan spontan

b. Perinatal dan post natal

An. R. F mendapat ASI sampai dengan usia 2 bulan, dan pada usia 3 bulan bayi sudah mendapatkan
susu formula. Pasien juga tidak alergi terhadap obat-obatan, tidak alergi dengan susu formula

c. Penyakit yang pernah diderita


Ibu pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular atau pun menurun.

d. Hospitalisasi/tindakan operasi

1. Keluarga pasien mengatakan pada saat An. R. F berusia satu bulan, ia pernah dirawat dirumah
sakit karena demam, batuk, pilek dan kejang. Saat itu An. R. F lebih banyak diberikan
obat tradisional dan jarang mengonsumsi obat-obatan medis
e. Alergi
Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi baik makanan, obat atau lainnya.

f. Imunisasi dan tes laboratorium


Status imunisasi dasar belum lengkap lengkap. An R. F baru mendapatkan imunisasi HB 0, BCG,
Polio 1

g. Pengobatan :
-terpasang O2, 5 liter/menit,
-terpasang infus Dextrose 5 % ½ NS 1000cc/24 jam (14 tetes per menit)
-terpasang NGT di lubang hidung sebelah kiri

5) Riwayat pertumbuhan
Duduk saat usia 6 bulan,merangkak 7 bulan, berdiri 9 bulan dan berjalan 12 bulan

6) Riwayat sosial
a. Yang mengasuh : orang tua
b. Hubungan dengan anggota keluarga : baik
7) Riwayat keluarga
a. Sosial ekonomi
Ayah pasien yang mencari nafkah. Kelaurga sering bersosialisasi dengan tetangga

b. Lingkungan rumah
Ibu pasien mengatakan ayah dari pasien merokok disekitaran rumah.Ayah pasien merokok
kurang lebih sekitar 8 tahun.

c. Penyakit keluarga
Tidak terdapat riwayat penyakit menular atau menurun yang diderita oleh keluarga

d. Genogram
8) Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaaan umum
 Tingkat kesadaran : Compos Menthis
 Nadi : 103x/ menit
 Suhu : 37,7º C
 RR : 59x/menit
 Respon nyeri : tidak terdapat rasa nyeri yang drasakan oleh pasien
 BB : 13,5 Kg
 TB : 90 cm
b. Kulit : sawo matang tidak terdapat lesi, turgor kulit baik.
c. Kepala : kepala simetris,
d. Mata : tidak terdapat conjungtiva anemis
e. Telinga : tidak terdapat kotoran telinga, tidak terdapat gangguan
pendengaran.
f. Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung
g. Mulut : pernafasan menggunakan mulut dan hidung, mukosa bibir baik
h. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar
i. Dada :
1) Auskultasi : terdengar suara ronkhi, terdengar suara grok-grok
2) Inspeksi : terdapat retraksi dada, terlihat penggunaan otot-otot pernafasan tambahan.
3) Perkusi : tidak terdapat pembesaran jantung
4) Palpasi : tidak terdapat massa, dan tidak terdapat nyeri tekan.
j. Jantung : tidak terdapat kelainan
k. Abdomen : bising usus 37x/ menit
l. Genetalia : penis bersih tidak terdapat lesi.
m. Anus dan rektum : anus bersih
n. Ekstermitas : terpasang infus di tangan kiri Dextrose 5 % ½ NS 1000cc/24 jam
o. Muskuleskeletal : tidak terdapat kelemahan otot
p. Neurologi : tidak terdapat gangguan persyarafan.

9.) Pemeriksaan laboratorium


Hemoglobin 12.0 g/dL,
Eritrosit 5.60 10^6/uL,
Hematokrit 39.9%,
Monosit 10.8%,
Neutrofil 3.25 10^3/uL,
Limfosit 7.79 10^3/uL,
Trombosit 276 10^3/uL

10) terapi obat


Dextrose 5% ½
NaCl 1000cc/24 jam (14 tetes per menit),
Dexametazole 2 x 2 mg per IV,
Amoxycilin 3x 1½ ctg per NGT,
Cefotaxime 3 x 300 mg per IV 3.2 Diagnosa
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d mucus berlebihan yang ditandai dengan jumlah sputum dalam jumlah
yang berlebihan, dispnea,sianosis, suara nafas tambahan (ronchi). d.d keletihan otot pernafasan yang
ditandai dengan dispena, dispena, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping hidung
Diagnosa Tujuan Intervensi
Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan implementasi -identifikasi kemampuan batuk
efektif b.d mucus berlebihan yang selama 1x24 jam diharap
-monitor adanya retensi sputum
ditandai dengan jumlah sputum
-produksi sputum menurun
dalam jumlah yang berlebihan, -atur posisi fowler/semi fowler
dispnea,sianosis, suara nafas -mengi menurun
tambahan (ronchi). d.d keletihan -anjurkan tarik nafas dalam
otot pernafasan yang ditandai -Wheezing menurun melalui hidung selama 4
dengan dispena, dispena, detik,ditahan selama 2
-dispnea menurun
penggunaan otot bantu pernafasan, detik,kemudian keluarkan dari
pernafasan cuping hidung -sianosis menurun mulut dengan bibir
mencucu(dibulatkan selama 8 detik)
-frekuensi nafas membaik
-anjurkan mengulangi tarik nafas
-pola nafas membaik dalam hingga 3 kali
 
-anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik naas dalam
yang ke 3

Anda mungkin juga menyukai