Disusun Oleh:
Pembimbing:
dr. Erni, Sp.KJ
Tujuan
Mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan status mental
secara berurutan dan mampu mengetahui keadaan normal dan
abnormal
Mampu melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada
Mampu mengenal dan menentukan berbagai bentuk gangguan
perilaku, pikiran dan perasaan yang bermanifestasi sebagai gangguan
jiwa.
DEFINISI
Status mental meliputi penilaian status mental, penilaian
kesadaran, penilaian aktivitas psikomotorik, penilaian orientasi,
penilaian persepsi, penilaian bentuk dan isi pikir, penilaian
mood dan afek, penilaian pengendalian impuls, penilaian
menilai realitas, penilaian kemampuan tilikan (insight),
penilaian kemampuan fungsional.
Penilaian Status Mental
Wawancara
Wawancara merupakan wadah utama pemeriksaan status mental. Wawancara poin
utama dalam menentukan diagnostik maupun terapeutik. Berhadapan dengan
pasien, dokter memengaruhi pasiennya dengan sikap dan perkataanya, dari saat ke
saat membuat pasien lebih tenang, tegang, ataupun membuatnya lebih terbuka,
tertutup, atau percaya diri, dan curiga. Wawancara akan lebih efektif bila tidak
memberi kesan bahwa dokter memburu gejala dengan menemukan dan
mengumpulkan sifat-sifat psikopatologik saja pada pasiennya, bahkan kadang-
kadang dengan mencoba “memprovokasi” gejala-gejala itu.
Terbuka Tertutup
Dereistik : aktivitas mental yang tidak sejalan dengan logika atau pengalaman.
Autistik : hidup dalam pikirannya sendiri( biasanya kalau di IGD terpakusama lampu,
terus diajak ngomg kayak orang autism. Asik dengan duniasendiri)
Realistik: cara berfikir sesuai kenyataan atau realita yang ada
• Non realistik : dinilai dari alasan, sebab, akibat, asosiasi longgar. Tidak berdasarkan
kenyataan . Ex di IGD : “ saya bisa memindahkan ratu pantaiselatan ke dalam pulpen
ini; saya pernah kesurga, etc”
Proses Berpikir
Arus pikiran:
Blocking : Pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
Perseverasi : Berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara berlebihan.
Logorea : Pembicaraan cepat tidak terhenti.
Neologisme : Membentuk kata-kata baru yang tidak difahami oleh umum.
Irrelevan : Ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal
yang sedang dibicarakan.
Assosiasi bunyi : Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi
Neologisme : kata-kata baru yang tidak dipahami “ saya radiltu, sayapartimun”
Ekolalia : pengulangan kata yang diucapkan pemeriksa
Koheren : Kalimat / pembicaran dapat difahami dengan baik.
Inkoheren : Kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit difahami.
Sirkumstansial : Pembicaraan yangberbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan.
Tangensial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan
pembicaraan.
Asosiasi longgar : Pembicaraan tidak ada hubungan antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
• Flight of idea: Pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya, masih
ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan
Proses Berpikir
Isi pikiran:
Miskin ide : pikiran yang memberi informasi yang sedikit, atau kalimatyang samar.
Preokupasi: pikiran terpaku hanya pada sebuah ide saja, Ex: pasien selalumenceritakan
tentang ayahnya yang meninggal saatdiwawancarai, dari awal sampai akhir akan di ulang-
ulang.
Pikiran tdk memadai/ PTM :Pikiran yang eksentrik, tidak cocok denganbanyak hal,
terutama dalam pergaulan dan pekerjaanseseorang
Obsesif : Pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha menghilangkannya
Phobia : Ketakutan yang pathologis / tidak logis terhadap obyek / situasi tertentu
Ekstasi : Kegembiraan yang luar biasa
Fantasi :
Waham : kepercayaan yang salah, didasarkan pada kesimpulan yangsalah
tentang realitas eksterna, tidak konsisten dengan latar belakang intelegensi, dan
budaya pasien.tidak dapat dikoreksi dengan penalaran.
waham bizar : kepercayaan yg salah dan aneh, sangat tidak masuk akal.
waham kebesaran : konsep seseorang akan arti penting diri, kekuatan atau
identitasnya yang terlalu dilebih-lebihkan
• waham kejaran : kepercayaan yang salah pada seseorang yang merasa
dirinya dilecehkan, dicurangi, atau dikejar
waham keagamaan : waham dengan tema keagamaan
waham dosa : keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan
ygbesar, yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertgg jawab atas suatu
kejadianyang tdk baik.
waham kongroen-mood: waham yang sesuai dengan mood.
Waham inkongroen-mood: waham yang tidak sesuai dengan mood.
Waham nihilistik : perasaan yang salah bahwa dirinya, orang lain, dan
dunia ini tidakada atau akan mengalami kiamat.\
Waham somatik : keyakinan ttg (sbg) tubuhnya tdk mungkin benar,
umpamanya adaular dalam perutnya.
Daya Ingat / Kognitif
Menilai S/P/M/PJ : sewaktu/pendek/menegah /Panjang
Hipokinesia : penurunan aktifitas motorik dan kognitif ,. Perlambatan secara nyata pada
proses pikir, bicara, dan gerakan.
Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu
Mutism : menjadi bisu tanpa abnormalitas struktural.
Mannerism : seperti orang main drama
Ekhopraksia : meniru gerakan orang laing yang dilihat
Stereotipi : gerakan yang tidak bertujuan dan berkali-kali salah satu anggota badan
Kompulsi : dorongan yang mendadak berkali-kali biarpun tidak disukai agar berbuat
sesuatu yang bertentangan dengan keinginan dan sehari-hari bisa terjadi karena fobi.
Grimas : mimik yang aneh dan berulang-ulang ( mecucu, etc).
Gagap : berbicara terhenti-henti
KESIMPULAN
Status mental merupakan suatu pemeriksaan yang bertujuan mengetahui suatu kondisi
mental atau kejiwaan seseorang. Pemeriksaan status mental meliputi penilaian status
mental, penilaian kesadaran, penilaian aktivitas psikomotorik, penilaian orientasi,
penilaian persepsi, penilaian bentuk dan isi pikir, penilaian mood dan afek, penilaian
pengendalian impuls, penilaian menilai realitas, penilaian kemampuan tilikan (insight),
penilaian kemampuan fungsional.
Daftar Pustaka