Anda di halaman 1dari 28

RESPONSI

ILMU KESEHATAN JIWA

Disusun Oleh:

Pembimbing:
dr. Erni, Sp.KJ

KSM ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2021
LATAR BELAKANG

Pemeriksaan status mental dilakukan untuk, mengetahui diagnosis dari


seorang pasien, membantu dokter dalam melakukan tindakan
selanjutnya pada pasien, dan mengetahui perkembangan serta
kemajuan terapi pada pasien, serta digunakan sebagai standar
pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna terhadap pasien.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu rumusan masalah yaitu
bagaimana cara melakukan pemeriksaan status mental ?

Tujuan
 Mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan status mental
secara berurutan dan mampu mengetahui keadaan normal dan
abnormal
 Mampu melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada
 Mampu mengenal dan menentukan berbagai bentuk gangguan
perilaku, pikiran dan perasaan yang bermanifestasi sebagai gangguan
jiwa.
DEFINISI
Status mental meliputi penilaian status mental, penilaian
kesadaran, penilaian aktivitas psikomotorik, penilaian orientasi,
penilaian persepsi, penilaian bentuk dan isi pikir, penilaian
mood dan afek, penilaian pengendalian impuls, penilaian
menilai realitas, penilaian kemampuan tilikan (insight),
penilaian kemampuan fungsional.
Penilaian Status Mental
Wawancara
Wawancara merupakan wadah utama pemeriksaan status mental. Wawancara poin
utama dalam menentukan diagnostik maupun terapeutik. Berhadapan dengan
pasien, dokter memengaruhi pasiennya dengan sikap dan perkataanya, dari saat ke
saat membuat pasien lebih tenang, tegang, ataupun membuatnya lebih terbuka,
tertutup, atau percaya diri, dan curiga. Wawancara akan lebih efektif bila tidak
memberi kesan bahwa dokter memburu gejala dengan menemukan dan
mengumpulkan sifat-sifat psikopatologik saja pada pasiennya, bahkan kadang-
kadang dengan mencoba “memprovokasi” gejala-gejala itu.
Terbuka Tertutup

Dengan pertanyaan terbuka Keterbatasan dari pertanyaan tertutup


didapatkan jawaban lebih adalah pasien memberikan respons
dari satu kata, misalnya: dengan jawaban satu kata, misalnya:
“Bagaimana reaksi anda jika "Apakah Anda merasa sedih?”
orang tua anda menolak hal dengan pertanyaan tertutup, pasien tidak
itu?” mendapatkan kesempatan untuk berpikir
tentang apa yang mereka katakan.
Jawaban akan singkat
Pemeriksaan Status Mental
Deskripsi Umum
Jenis Kelamin
Roman wajah
Lebih muda dari usia
Sesuai usia
Lebih tua dari usia
• Sikap terhadap pemeriksa

Contoh: pasien laki-laki berpenampilan cukup rapi, roman wajah sesuai


usia, berbau, pasien menjawab dengan lambat, kooperatif
Kontak
Verbal / nonverbal :
dapat berkomunikasi dan menjawab / mutism (tidak mau berbicara)
Lancar/ tidak lancar :
ditentukan dari verbal atau nonverbal
Relevan/ irelevan :
Tanya A jawab A; sudah makan? Ia sudah / Irelevan; tanya Ajawab B,
irelevan bukan tidak sesuai kenyataan tapi jawaban tidak sesuai
pertanyaan.
Kontak mata -/+
Kesadaran
Kualitatif ( fungsional )

Berubah:kemampuan relasi dan limitasi ( batasan ) terhadap lingkungan


dandiri terganggu pada taraf tidak sesuai kenyataan.
Berkabut: suatu perubahan kualitas kesadaran yakni individu tidak mampu
berpikir jernih dan berespons secara memadai terhadap situasi sekitarnya.
Seringkali individu tampak bingung, sulit memusatkan perhatiandan
mengalami disorientasi.
• Hipnosa : kesadaran yang sengaja diubah
• Disosiasi : kesadaran berkabut, kejadian memisahkan diri secara
psikologis darikesadaran, dapat berupa:
> Trans : penurunan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap
lingkungan (upacara kepercayaan , meditasi)
> Fugue : periode penurunan kesadaran pelarian secara fisik dari
suatu keadaan yang menimbulkan banyak stress tetapi dengan
mempertahankan kebiasaan ketrampilan.
Kuantitatif (Organik)

Compos mentis / Apatis / Somnolen / Delirium / Sopor / Koma


Mood
Suasana perasaan yang mewarnai seseorang terhadap kehidupannya
Depresi : rasa sedih yang psikopatologis
Euforia : perasaan gembira, euforie yang disertai kebesaran.
Kesepian : merasa dirinya ditinggalkan
Labil : berubah secara cepat dan tiba-tiba ( menangis- marah ).
Ambivalensi : A/M berlawanan timbul bersama-sama terhadap seorang,
suatu,objek/suatu hal.
Mania : keadaan mood yang ditandai dengan elasi, agitasi, hiperaktivitas
• Elevasi : aura percaya diri dan keriangan; mood yang lebih ceria
daripadabiasanya
Afek
Ekspresi yang keluar dari mood
Afek luas: Ekspresi emosi yang luas dengan sejumlah variasi yang beragam dalam
ekspresi wajah, irama suara maupun gerakan tubuh sesuai dengan suasana yang
dihayatinya.
Afek menyempit: Menggambarkan suasana emosi yang terbatas
Afek menumpul: Merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi.
Afek labil: Menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak
berhubungan dengan stimulus eksternal
• Afek mendatar: Suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek menumpul. Pada
keadaan ini dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan ekspresi emosi.
Keserasian
Afek serasi (Appropriate): Menggambarkan keadaan normal dari
ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan
suasan yang dihayatinya.
• Afek tidak serasi (inappropriate):Kondisi sebaliknya yakni
ekspresi emosi yang tidak cocok dengan suasana yang dihayati.
Persepsi
Daya mengenal mengenal barang, kualitas/hubungan serta perbedaan
antara hal inimelalui proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan
setelah panca indra mendapatstimulas

Halusinasi : Ilusi : persepsi atau intepretasi yang salah


persepsi sensorik palsu akan stimulus sensorik eksterna yang nyata
yang tidak dikaitkan Derealisasi : sesuatu yang dialaminya
dengan stimulus eksternal seperti dimimpi
yang nyata.
Halusinasi hipanogik : prp palsu yang tjd saat akan tertidur; tdk dianggap patologis
Halusinasi hipnopompik : prp palsu yang tjd saat mw bgn tidur, tdk patologis.
Halusinasi Audiotorik/ pendengaran :prp palsu akan bunyi, berupa suara-suara,musik
Halusinasi visual / pengelihatan : Persepsi palsu yg melibatkan pengelihatan
(orang,bayangan,cahaya )
Halusinasi olfaktorik/penciuman: prp palsu akan bau
• Halusinasi taktil/ raba: prp palsu akan rabaan
• Halusinasi Kongruen-mood : halusinasi yang isinya konsisten dengan mood
depresifatau manik.
• Halusinasi Inkongroen-mood : halusinasi yang isinya tidak konsisten
Proses Berpikir
Bentuk pikiran:

Dereistik : aktivitas mental yang tidak sejalan dengan logika atau pengalaman.
Autistik : hidup dalam pikirannya sendiri( biasanya kalau di IGD terpakusama lampu,
terus diajak ngomg kayak orang autism. Asik dengan duniasendiri)
Realistik: cara berfikir sesuai kenyataan atau realita yang ada
• Non realistik : dinilai dari alasan, sebab, akibat, asosiasi longgar. Tidak berdasarkan
kenyataan . Ex di IGD : “ saya bisa memindahkan ratu pantaiselatan ke dalam pulpen
ini; saya pernah kesurga, etc”
Proses Berpikir
Arus pikiran:
Blocking : Pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
Perseverasi : Berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara berlebihan.
Logorea : Pembicaraan cepat tidak terhenti.
Neologisme : Membentuk kata-kata baru yang tidak difahami oleh umum.
Irrelevan : Ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal
yang sedang dibicarakan.
Assosiasi bunyi : Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi
Neologisme : kata-kata baru yang tidak dipahami “ saya radiltu, sayapartimun”
Ekolalia : pengulangan kata yang diucapkan pemeriksa
Koheren : Kalimat / pembicaran dapat difahami dengan baik.
Inkoheren : Kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit difahami.
Sirkumstansial : Pembicaraan yangberbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan.
Tangensial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan
pembicaraan.
Asosiasi longgar : Pembicaraan tidak ada hubungan antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
• Flight of idea: Pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya, masih
ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan
Proses Berpikir
Isi pikiran:

Miskin ide : pikiran yang memberi informasi yang sedikit, atau kalimatyang samar.
Preokupasi: pikiran terpaku hanya pada sebuah ide saja, Ex: pasien selalumenceritakan
tentang ayahnya yang meninggal saatdiwawancarai, dari awal sampai akhir akan di ulang-
ulang.
Pikiran tdk memadai/ PTM :Pikiran yang eksentrik, tidak cocok denganbanyak hal,
terutama dalam pergaulan dan pekerjaanseseorang
Obsesif : Pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha menghilangkannya
Phobia : Ketakutan yang pathologis / tidak logis terhadap obyek / situasi tertentu
Ekstasi : Kegembiraan yang luar biasa
Fantasi :
Waham : kepercayaan yang salah, didasarkan pada kesimpulan yangsalah
tentang realitas eksterna, tidak konsisten dengan latar belakang intelegensi, dan
budaya pasien.tidak dapat dikoreksi dengan penalaran.

waham bizar : kepercayaan yg salah dan aneh, sangat tidak masuk akal.
waham kebesaran : konsep seseorang akan arti penting diri, kekuatan atau
identitasnya yang terlalu dilebih-lebihkan
• waham kejaran : kepercayaan yang salah pada seseorang yang merasa
dirinya dilecehkan, dicurangi, atau dikejar
waham keagamaan : waham dengan tema keagamaan
waham dosa : keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan
ygbesar, yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertgg jawab atas suatu
kejadianyang tdk baik.
waham kongroen-mood: waham yang sesuai dengan mood.
Waham inkongroen-mood: waham yang tidak sesuai dengan mood.
Waham nihilistik : perasaan yang salah bahwa dirinya, orang lain, dan
dunia ini tidakada atau akan mengalami kiamat.\
Waham somatik : keyakinan ttg (sbg) tubuhnya tdk mungkin benar,
umpamanya adaular dalam perutnya.
Daya Ingat / Kognitif
Menilai S/P/M/PJ : sewaktu/pendek/menegah /Panjang

Amnesia : tidak mampu mengingat pengalaman total/ sebagian pada GMO


Amnesia anterograd : lupa terhadap pengalaman setelah gangguan terjadi
Amnesia retrograd : lupa terhadap pengalaman sebelum gangguan terjadi
Paramnesia: ingatan yang keliru karena distorsi recall
Deja Vu : seperti sudah pernah melihat sesuatu pdhl belum pernah
Jaivais Vu: seperti belum pernah padahal pernah
Hiperamnesia : retensi & recall berlebihan
Orientasi : kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungan serta hubunganwaktu &
ruang thdp dirinya sendiri & hubungan dirinya dengan orang lain.
Kemauan

3 aspek kemauan : Pekerjaan, sosial, perawatan diri , pekerjaan Ex: ADL


menuru, pekerjaan menurun, sosial menurun
Psikomotor
Gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa, Intepretasi harus ditulis Menurun atau
meningkat.

Hipokinesia : penurunan aktifitas motorik dan kognitif ,. Perlambatan secara nyata pada
proses pikir, bicara, dan gerakan.
Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu
Mutism : menjadi bisu tanpa abnormalitas struktural.
Mannerism : seperti orang main drama
Ekhopraksia : meniru gerakan orang laing yang dilihat
Stereotipi : gerakan yang tidak bertujuan dan berkali-kali salah satu anggota badan
Kompulsi : dorongan yang mendadak berkali-kali biarpun tidak disukai agar berbuat
sesuatu yang bertentangan dengan keinginan dan sehari-hari bisa terjadi karena fobi.
Grimas : mimik yang aneh dan berulang-ulang ( mecucu, etc).
Gagap : berbicara terhenti-henti
KESIMPULAN

Status mental merupakan suatu pemeriksaan yang bertujuan mengetahui suatu kondisi
mental atau kejiwaan seseorang. Pemeriksaan status mental meliputi penilaian status
mental, penilaian kesadaran, penilaian aktivitas psikomotorik, penilaian orientasi,
penilaian persepsi, penilaian bentuk dan isi pikir, penilaian mood dan afek, penilaian
pengendalian impuls, penilaian menilai realitas, penilaian kemampuan tilikan (insight),
penilaian kemampuan fungsional.
Daftar Pustaka

Septiarini, Kadek Verlyanita,.Dkk. 2018. Hubungan Antara Pemenuhan


Kebutuhan Spiritual Dengan Tingkat Status Mental Pada Orang Dengan
Gangguan Jiwa (Odgj). Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 1 No 2,
Hal 69 – 75, November 2018
Rakesda. 2018. Situasi Kesehatan Jiwa Di Indonesia. Pusat Data Dan
Informasi Kementrian Kesehatan republic Indonesia.
Maramis, Willy F. 2012. Buku Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2.
Airlangga University Press :Surabaya
Mesah Novelita dan Wicaksono Aji Bayu. 2014. Buku Ingenio edisi 2.
Psikiatri hal.28

Anda mungkin juga menyukai