KELOMPOK 2
Andi. Muh Azzam
(20100121071)
Nur Fahmi
(20100121072)
Indryani Ansar
(20100121073)
Sejarah Aliran Murji’ah
Aliran Murji’ah Nama Murji’ah berasal dari
kata irja atau arja’a yang berarti penundaan,
penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a juga
memiliki arti memberi harapan, yakni memberi
harapan kepada pelaku dosa besar untuk
memperoleh pengampunan dan rahmat Allah.
Oleh karena itu, murji’ah artinya orang yang
menunda penjelasan kedudukan seseorang yang
bersengketa, yakni Ali dan Muawiyah serta
pasukannya masing-masing ke hari kiamat kelak.
Doktrin-Doktrin Murji’ah
Nama Murji’ah berasal dari kata irja atau arja’a yang berarti penundaan,
penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a juga memiliki arti memberi
harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk
memperoleh pengampunan dan rahmat Allah. Oleh karena itu, murji’ah
artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang
bersengketa, yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke
hari kiamat kelak.
Doktrin teologi murji’ah, W. Montgomery watt merincinya sebagai berikut:
a.Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah
memutuskannya di akhirat kelak.
b.Penangguhan Ali untuk menduduki ranking keempat dalam peringkat Al-
khalifah Ar-Rasyidun.
c.Pemberian harapan terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
d.Doktrin-doktrin murji’ah menyerupai pengajaran (madzhab) para skeptic
dan empiris dari kalangan Helenis.
Berkaitan dengan doktrin teologi murji’ah, Harun
Nasution menyebutkan empat ajaran pokoknya, yaitu:
a. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin
Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ary yang terlibat tahkim
dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat
kelak.
b. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang
muslim yang berdosa besar.
c. Meletakkan ( pentingnya) iman dari pada amal.
d. Memberikan pengharapan kepada muslim yang
berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan
rahmat dari Allah.
Abu ‘A’ la Al-Maududi menyebutkan dua doktrin
pokok ajaran Murji’ah, yaitu:
a. Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul-Nya
saja. Adapun amal atau perbuatan tidak merupakan
suatu keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan hal
ini, seseorang tetap di anggap mukmin walaupun
meninggalkan perbuatan yang di fardhukan dan
melakukan dosa besar.
b. Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama
masih ada iman di hati, setiap maksiat tidak dapat
mendatangkan madarat ataupun gangguan atas
seseorang. Untuk mendapatkan pengampunan,
manusia cukup hanya dengan menjauhkan diri dari
syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.
Sekte-sekte dan Ajaran Dalam Aliran
Murji’ah
Sekte dalam aliran Murji’ah tidak jelas jumlahnya karena
masing-masing ahli memiliki pendapat masing-masing. Al-
Baghdadi membagi mereka dalam tiga golongan , yaitu al-
Murji’ah yang dipengaruhi ajaran-ajaran al-Qodariyah, al-
Murji’ah yang dipengaruhi ajaran-ajaran al-Jabariyah, dan al-
Murji’ah yang tidak dipengaruhi keduanya. Golongan ketiga ini
terdiri dari lima sekte, yaitu al-Yunusiyah, al-Ghazaniyah, al-
Saubaniyah, al-Tumaniyah, dan al-Murisiyah. Al-Asy’ary
membagi menjadi 12 golongan, sedangkan al-Syahrastani
membagi menjadi tiga sekte, yaitu al-Murji’ah al-Khawarij, al-
Murji’ah al-Jabariyah, dan al-Murji’ah asli.
Aliaran Murji’ah Dapat Dibagi Menjadi Dua Golongan Besar