Anda di halaman 1dari 34

DYAH WIDODO

Komunikasi terapeutik
(Purwanto, H., 1994) :

Komunikasi yang
direncanakan secara
sadar,
Bertujuan dan
Kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan klien
Komunikasi profesional
yang mengarah pada tujuan
penyembuhan

Termasuk komunikasi
interpersonal dengan titik
tolak saling memberikan
pengertian antar perawat
dengan klien
 KOMUNIKASI TERAPEUTIK  KOMUNIKASI SOSIAL
◦ Perawat -klien atau tim ◦ Setiap hari antar orang
kesehatan lain perorang baik dalam
◦ Lebih akrab, mempunyai tujuan, pergaulan - lingkungan
fokus pd klien yang kerja
membutuhkan ◦ Sifat: dangkal, tidak ada
◦ Perawat aktif mendengarkan & tujuan
merespons dg cara menunjukkan ◦ Lebih banyak dalam
sikap mau menerima & mau pekerjaan, aktivitas sosial,
memahami dll
◦ Tidak mempunyai fokus
◦ Mendorong klien berbicara tertentu, lebih mengarah
terbuka tentang dirinya pada kebersamaan dan rasa
◦ Membantu klien melihat & senang
memperhatikan apa yang tidak ◦ Dapat direncanakan atau
disadari sebelumnya tidak
PERAWAT
Mengenal diri sendiri
Sikap saling menerima, saling percaya dan
saling menghargai
Memahami , menghayati nilai yang dianut
klien
Menyadari pentingnya kebutuhan klien
Menciptakan suasana yang
memungkinkan klien bebas berkembang
tanpa rasa takut
Ciptakan suasana yang memungkinkan
klien memiliki motivasi mengubah diri
Mampu menguasai perasaan sendiri
Mampu mempertahankan waktu yang
sesuai & mempertahankan konsistensi
Memahami betul arti empati sebagai
tindakan terapeutik
Kejujuran & komunikasi terbuka
merupakan dasar hubungan terapeutik
Mampu berperan sebagai role model
Disarankan untuk mengekspresikan
perasaan bila dianggap
mengganggu
Altruisme
Berpegang pada etika
Bertanggung jawab terhadap diri
sendiri dan orang lain
Mendorong dan
menganjurkan kerjasama
antara perawat-klien melalui
hubungan perawat-klien
KUALITAS
PERSONAL + KOMUNIKASI
FASILITATIF
DIMENSI
RESPONSIF + DIMENSI
TINDAKAN
KEBUNTUAN
TERAPEUTIK
HASIL
TERAPEUTIK

KESADARAN PERILAKU KONFRONTASI RESISTENS


DIRI VERBAL KESEJATIAN
UNTUK
KLARIFIKASI PASIEN
KESEGERAAN
NILAI HORMAT TRANSFE
PERILAKU RENS
EKSPLORASI NON VERBAL UNTUK
PENGUNGKAP
PERASAAN AN DIRI MASYARAKA
EMPATI
PERMODELAN KONTER T
ANALISIS TRANS
PERAN KATARSIS
MASALAH FERENS
ALTRUISME KEKONKRITA
N UNTUK
PELANGGARA
ETIK & BERMAIN PERAWAT
TEKNIK PERAN
N BATASAN
TANGGUNG
TERAPEUTIK
JAWAB
KUALITAS PERSONAL
KESADARAN DIRI
KLARIFIKASI NILAI
EKSPLORASI PERASAAN
KEMAMPUAN UNTUK MENJADI
MODEL PERAN
MOTIVASI ALTRUISME
RASA TANGGUNG JAWAB & ETIK
BENTUK KOMUNIKASI

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI


NON VERBAL
Kata-kata
yang diucapkan

Tulisan
KATEGORI (Stuart & Sundeen, 1995 & Keliat1992) :

 Isyarat vokal/paralinguistik: nada, kualitas, keras atau


lembut, kecepatan
 Isyarat tindakan: semua gerakan tubuh: reflek, postur,
ekspresi muka, gerakan yang berulang, gerakan-gerakan lain
 Isyarat obyek: obyek yang digunakan secara sengaja atau
tidak seperti pakaian atau benda pribadi
 Ruang atau jarak fisik antara dua orang
 Sentuhan: kontak fisik antara dua orang (komunikasi non
verbal yang paling personal, perlu dipertimbangkan aspek
budaya dan kebiasaan)
EMPAT ZONE JARAK DALAM BERKOMUNIKASI
(Hall, dikutip oleh Stuart & Sundeen, 1995)

Jarak intim
sampai dengan 45,5 cm (18 inchi)
Jarak personal
45,5-120 cm (18 inchi - 4 feet)
Jarak konsultatif-sosial
270-360 cm ( 9-12 feet)
Jarak publik
360 cm (12 feet) dan lebih
Berhadapan
Mempertahankan kontak mata
Membungkuk kearah klien
Mempertahankan sikap terbuka
Tetap relaks

MENGHADIRKAN DIRI
SECARA FISIK
Mendengar (listening)
Pertanyaan terbuka (broad
opening)
Identifikasi tema (theme
identification)
Diam (silence)
Mengulang (restating)
Klarifikasi (clarification)
Refleksi ( reflection)
Pemusatan (focusing)
Memberi informasi
(informing)
Saran (suggesting)
Membagi Persepsi
(sharing perception)
Humor (humor)
DIMENSI DIMENSI
RESPONSIF
TINDAKAN
 KESEJATIAN

 HORMAT

 EMPATI

 KONKRIT
Kemampuan mengenali dengan akurat perspektif
emosional orang lain namun tetap mempertahankan
perspektif sendiri (Shea,S.C., 1996).

Siklus empati, terdiri dari fase:


◦ Pasien mengekspresikan perasaannya
◦ Praktisi mengenali perasaan ini
◦ Praktisi memperlihatkan pengenalan perasaan ini pada
pasien
◦ Pasien menerima pengenalan yang ditunjukkan
◦ Pasien memberikan umpan balik kepada praktisi bahwa
pengenalan telah diterima
KONFRONTASI
KESEGERAAN
PENGUNGKAPAN
DIRI PERAWAT
KATARSIS
EMOSIONAL
BERMAIN PERAN
KLIEN: PERAWAT:

 RESISTENS: upaya klien  KONTERTRANSFERENS:


untuk tetap tidak kebuntuan terapeutik
menyadari aspek yang dibuat oleh
penyebab ansietas yang perawat
dialaminya
 PELANGGARAN
 TRANSFERENS: respons BATASAN: perawat
tidak sadar dimana melampaui batasan
klien mengalami hubungan terapeutik
perasaan dan sikap dan membina
terhadap perawat yang hubungan sosial,
pada dasarnya terkait ekonomik, atau
dengan tokoh personal dengan klien
kehidupannya yang lalu
 Supresi dan represi informasi terkait
 Intensifikasi gejala
 Devaluasi diri & pandangan keputusasaan ttg masa
depan
 Kesembuhan sementara
 Hambatan intelektual; tidak tepat janji, lupa diam,
mengantuk
 Perilaku amuk atau tidak rasional
 Pembicaraan bersifat permukaan
 Perilaku maladaptif; MPE intelektualisasi tanpa
penghayatan
 Muak terhadap normalitas
 Reaksi transferens
 Tidak mampu empati
 Menekan perasaan selama sesi
 Ceroboh, tidak tepat waktu
 Mengantuk selama sesi
 Marah, tidak sabar
 Dorongan terhadap ketergantungan, pujian atau afeksi
pasien
 Berdebat, memaksa
 Mencoba menolong pasien dalam segala hal
 Keterlibatan tingkat personal atau sosial
 Melamunkan atau terlalu memikirkan pasien
 Fantasi seksual atau agresi pada pasien
 Ansietas, gelisah, bersalah pada pasien
 Kecenderungan memusatkan secara berulang hanya pada
satu aspek
 Kebutuhan untuk mempertahankan intervensi kep.dg pasien
 Pasien mengajak perawat makan diluar
 Hub.profesional berubah menjadi hub.sosial
 Perawat menghadiri pesta/undangan pasien
 Perawat secara teratur memberikan informasi personal
pada pasien
 Pasien mengenalkan perawat pada anggota keluarganya
untuk hub.sosial
 Perawat menerima hadiah dari bisnis pasien
 Perawat menyetujui untuk menemui pasien untuk
tindak penanggulangan diluar tatanan terapeutik
 Perawat menghadiri acara sosial pasien
 Pasien memberi perawat hadiah yang mahal
 Perawat secara rutin memeluk atau memegang pasien
 Perawat menjalankan bisnis atau memesan pelayanan
dari pasien
Perawat harus tahu tentang kebuntuan
terapeutik & mengenali perilaku tsb.
Klarifikasi & refleksi perasaan
Gali latar belakang perawat-klien
Bertanggung jawab terhadap kebuntuan terapeutik &
dampak negatif proses terapeutik
Tinjau kembali hubungan, area kebutuhan dan masalah
klien
Bina kembali kerjasama perawat-klien yg konsisten
1. PROSES KEPERAWATAN:
◦ KONDISI KLIEN
◦ DIAGNOSA KEPERAWATAN
◦ TUJUAN
◦ TINDAKAN KEPERAWATAN
2. STRATEGI KOMUNIKASI
◦ FASE ORIENTASI
 Salam
 Evaluasi/validasi
 Kontrak: Topik, Tempat dan Waktu
◦ FASE KERJA
 Pelaksanaan dari tindakan keperawatan / kontrak topik pada
fase orientasi, sesuai dengan tujuan pada point 1
◦ FASE TERMINASI
 Evaluasi: subyektif dan obyektif
 Rencana tindak lanjut
 Kontrak yang akan datang: Topik, Tempat dan Waktu

Anda mungkin juga menyukai