Anda di halaman 1dari 17

BANK INDONESIA

Makalah Ekonomi Moneter


Kelompok 1
PETA KONSEP
01 Sejarah Bank Sentral

02 Peranan Bank Sentral

03 Sejarah Bank Indonesia

04 Kelembagaan Bank Indonesia

05 Peranan Bank Indonesia Pasca


Terbentuknya OJK
Sejarah Bank
Sentral
Bank sentral, dalam pengertian umum adalah sebuah
lembaga yang diserahi tugas untuk mengontrol sistem keuangan
dan perbankan.
Secara historis, Bank Sentral tertua di dunia adalah Sveriges
Riskbank di Swedia dan Bank of England di Inggris yang berdiri
sejak abad ketujuh belas. Di Indonesia sendiri Bank Sentral yang
pertama kali didirikan dikenal dengan nama De Javasche Bank
yang bertindak sebagai bank sirkulasi di Hindia Belanda sejak 24
Januari 1828.
Setelah kemerdekaan Indonesia, De Javasche Bank
dinasionalisasikan menjadi Bank Indonesia dan berada di bawah
pemerintah Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank
Indonesia.
Peranan
Bank Sentral
Peran bank sentral mengalami evolusi yang beragam
tergantung pada perkembangan ekonomi, sosial politik dan
tuntutan masyarakat pada eranya.
Berikut merupakan peran Bank Sentral :
1. Bank Sentral bertugas untuk menjaga stabilitas moneter
melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
2. Bank Sentral memiliki peran yang penting dalam menciptakan
kinerja lembaga keuangan yang sehat.
3. Bank Sentral memiliki wewenang untuk mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran.
4. Bank Sentral memiliki fungsi riset dan pemasaran, dengan
fungsi ini bank sentral memiliki akses terhadap informasi-
informasi yang dinilai berisiko bagi stabilitas keuangan.
Sejarah Bank
Indonesia
Sejarah Bank Indonesia adalah dimulai pada tahun 1828,
tepatnya saat masa pemerintahan Hindia-Belanda dengan
didirikannya De Javasche Bank. Pada Tahun 1951, muncul
desakan kuat untuk mendirikan bank sentral sebagai wujud
kedaulatan ekonomi Republik Indonesia sehingga Pemerintah
memutuskan untuk membentuk Panitia Nasionalisasi DJB.
Pada 1 Juli 1953 Pemerintah Ri menerbitkan UU No.11 Tahun
1953 tentang Pokok Bank Indonesia, De Javasche Bank berganti
nama menjadi Bank Indonesia dan mengalihfungsikannya.
Pada tahun 1968, UU yang mengatur tentang Bank Indonesia
diterbitkan oleh pemerintah dan berisi aturan tentang tugas dan
kedudukan Bank Indonesia. Undang-Undang tersebut di
antaranya juga bertujuan sebagai pembeda dengan bank-bank
komersial lainnya.
Memasuki era baru pada tahun 1999, wewenang dan tugas
utama baru Bank Indonesia adalah mencapai dan menjaga nilai
rupiah agar tetap stabil yang diatur dan ditetapkan melalui
Undang-Undang No. 23 Tahun 1999.
Kemudian, pemerintah melakukan amandemen dengan
menerbitkan Perpu Pengganti UU No.2 Tahun 2008 terkait
perubahan kedua atas UU No.23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagai solusi untuk memelihara stabilitas sistem
keuangan negara.
Kelembagaan
Bank
Indonesia
Perkembangan kelembagaan bank sentral tidak terlepas dari
hasil implementasi dari konsep free banking system dengan
central banking system. Konsep free banking system adalah setiap
bank bebas mengeluarkan bank note, menerima deposit dan
memberikan pinjaman/kredit. Sedangkan dalam konsep central
banking diciptakan suatu lembaga sentral dari bank untuk
sentralisasi pengeluaran bank note.
Kelembagaan, tujuan, tugas dan peran bank sentral juga
mengalami penyesuaian seiring dengan perkembangan
ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi. Pada umumnya,
kontribusi terpenting dari bank sentral dalam perekonomian
adalah di bidang moneter, perbankan, dan yang paling
konvensional adalah di bidang sistem pembayaran suatu negara
atau kawasan.
Bank sentral sebagai lembaga sentral ditugaskan untuk
mengambil kebijakan dan melakukan tindakan yang memihak
pada kepentingan pemegang kedaulatan negara, yaitu mencapai
dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat suatu negara atau
kawasan.
Kelembagaan bank sentral telah banyak berkembang sejak
pertama kali muncul sekitar 400 tahun lalu. Awalnya, bank
sentral berperan sebagai penyimpan dan penyortir uang koin
dan pada beberapa kasus tertentu menjadi sumber dana untuk
perang. Seiring waktu fungsi bank sentral berkembang menjadi
penerbit uang, sebagai bank untuk pemerintah dan bank yang
lain, pengawas sistem keuangan, pengawas bank, serta pembuat
kebijakan moneter.
Peran BI Pasca
Terbentuknya
OJK
Undang-Undang No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan yang menyebutkan bahwa banyaknya permasalahan
lintas sektoral di sektor jasa keuangan semakin mendorong
diperlukannya pembentukan lembaga pengawasan di sektor jasa
keuangan yang terintegrasi.
Dalam Pasal 34 Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia, disebutkan bahwa tugas Bank Indonesia (BI)
sebagai pengawas perbankan hanya sampai pada tahun 2002,
yang kemudian tugas mengawasi bank akan dilakukan LPJK
(Lembaga Pengawas Jasa Keuangan) yang independen dan
dibentuk undangundang.
Penyatuan semua lembaga yang mengatur dan mengawasi
lembaga keuangan (BI dan Bapepam-LK) diharapkan dapat
memberikan perlakuan yang sama bagi semua jenis industri
keuangan dan semua bentuk hukum kepemilikannya . Penyatuan
itu sekaligus diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan
mengatasi keterbatasan tenaga profesional serta memudahkan
koordinasi antarlembaga yang selama ini berdiri sendiri.
Alasan Departemen Keuangan berkeinginan untuk
memisahkan fungsi pengawasan dari Bank Indonesia dan
menggabungkannya ke lembaga pengawas jasa keuangan adalah
sebagai berikut :
1. Sistem keuangan yang bertumpu pada satu sektor keuangan
beresiko menimbulkan systemic risk.
2. Kelemahan regulasi dan supervisi terhadap konglomerasi
sektor keuangan.
3. Globalisasi sektor keuangan yang menyebabkan banyaknya
transaksi finansial antar negara sehingga masuknya lembaga
keuangan asing dapat mengancam sektor keuangan
domestic.
4. Pemberantasan money laundering.
5. Berkembangnya produk lembaga keuangan (misalnya
produk unit link dan universal banking) yang saling berkaitan
sehingga menyulitkan otoritas untuk membuat batas
demarkasi kewenangan.
Thank You for Your
Attention

Anda mungkin juga menyukai