KESI WULANDARI
(1915401124)
REGULER 3 TK 2
ADAPTASI FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR
TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS
A. Perubahan Pernafasan
Definisi Neonatus (Bayi Baru Lahir) normal adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. Bayi lahir melalui jalan lahir
dengan presentasi kepala ssecara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur, berat badan antara 2500-4000gram dan panjangnya 14-20 inci (35.6-
50.8 sentimeter, walaupun bayi baru lahir pramasa adalah lebih kecil).
Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan yang lain,
Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika
dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir masih belum sempurna menjadi tulang. Setengah
bayi baru lahir mempunyai bulu halus yang dinamakan lanugo, khususnya di belakang,
bahu, dan dahi bayi pramasa. Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa
minggu. Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan
usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Jadi asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi
yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra
uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat
2.500- 4.000 gram.
Masa bayi baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
· Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat
kelahiran sampai 15 dan 30 menit setelah kelahiran.
· Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan
pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari
kehidiupan pascamatur dua.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:
Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi
karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi
pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan
diselimuti. Misal : BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.
Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya
lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme
konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut. Misal : popok/celana
basah tidak langsung diganti.
Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar
yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin
akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi
konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin
ruangan. Misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa
kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas
tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). misal : BBL diletakkan
ditempat yang dingin.
Mencegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya
sebagai berikut:
Keringkan tubuh bayi tanpa menghilangkan verniks
Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit
bayi
Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala
bayi
7 Cara Menjaga Paru-Paru Supaya Sehat
Sampai Tua
1. Kurangi Merokok, Kalau Perlu Berhentilah.
2. Jauhkan Diri dari Asap Rokok dan Debu.
3. Kurangi Kebiasaan Minum Alkohol.
4. Olahraga Ringan Setiap Pagi.
5. Jaga Kebersihan Udara di Sekitar.
6. Hindari Segala Sesuatu yang Berbau Tajam.
7. Terapkan Pola Makan Sehat.
CARA MEMOTONG DAN MERAWAT TALI PUSAT
Persiapan
Dalam melakukan pemotongan tali pusat setelah proses persalinan diperlukan berbagai
macam persiapan yang perlu disiapkan oleh dokter maupun bidan, diantara persiapan
yang perlu dilakukan antara lain.
2. Penggunaan klem Setelah memastikan semua aliran darah berhenti beserta denyut jantung,
selanjutnya anda dapat menyiapkan klem penjepit yang akan digunakan untuk menjepit sisa tali
pusat setelah dilakukkan pemotongan. Jangan lupa untuk memilih klem yang aman untuk bayi
agar tidak mudah menyangkut pada pakaian bayi nantinya, anda juga dapat menggunakkan pita
katun yang steril dengan ukuran 3 milimeter atau juga yang memiliki ukuran hampir sama dengan
klem pada umumnya. Siapkan juga cincin tali pusat yang nantinya akan diikatkan di bagian ujung
tali pusat dan ditempelkan pada tali pusat nantinya.
3. Pemotongan Sebelum melakukan pemotongan, pastikan semua alat sudah dilakukan pensterilan
kemudian anda dapat menyiapkan kain yang sebelumnya sudah disterilkan terlebih dahulu.
Namun hindari pemakaian tali tipis karena dapat membuat tali pusat terpecah saat dilakukan
pengikatan. Sebelum dilakukan penjepitan menggunakan klem tali pusat akan diikat terlebih
dahulu dengan menggunakan kain tersebut. Ikatkan dengan kencang tali pusat tersebut dengan
hati-hati secara perlahan, penjepitan klem pertama bisa dilakukan dengan mengikatkan sekitr 6
cm dari arah bayi.
1. LANGKAH PERTAMA YANG PERLU DILAKUKAN DALAM PEMOTONGAN TALI PUSAT ADALAH
MENSTERILKAN SEMUA ALAT YANG DISIAPKAN DENGAN MENGGUNAKAN DESINFEKTAN AGAR
MENCEGAH BAYI DARI TERKENA BAHAYA INFEKSI, ANDA JUGA DAPAT MELIHAT TERLEBIH DAHULU
DAN MEMASKTIKAN ALIRAN DARAH PADA PLASENTA YANG MELALUI TALI PUSAR BERHENTI, HAL
INI DAPAT TERLIHAT DARI BERHENTINYA DENYUT TALI PUSAT, BIASANYA SIRKULASI DARAH AKAN
BERHENTI SEKITAR 10 MENIT SETELAH BAYI DILAHIRKAN, UNTUK LEBIH MEMASTIKANNYA JANGAN
LANGSUNG MEMOTONG TALI PUSAT SEBELUM DENYUT BENAR-BENAR BERHENTI DAN SIRKULASI
DARAH BERHENTI DENGAN SENDIRINYA, ANDA JUGA BISA MEMINTA BANTUAN ORANG DI DALAM
RUANGAN UNTUK LEBIH MEMASTIKANNYA.
2. PENGGUNAAN KLEM SETELAH MEMASTIKAN SEMUA ALIRAN DARAH BERHENTI BESERTA DENYUT
JANTUNG, SELANJUTNYA ANDA DAPAT MENYIAPKAN KLEM PENJEPIT YANG AKAN DIGUNAKAN
UNTUK MENJEPIT SISA TALI PUSAT SETELAH DILAKUKKAN PEMOTONGAN. JANGAN LUPA UNTUK
MEMILIH KLEM YANG AMAN UNTUK BAYI AGAR TIDAK MUDAH MENYANGKUT PADA PAKAIAN BAYI
NANTINYA, ANDA JUGA DAPAT MENGGUNAKKAN PITA KATUN YANG STERIL DENGAN UKURAN 3
MILIMETER ATAU JUGA YANG MEMILIKI UKURAN HAMPIR SAMA DENGAN KLEM PADA UMUMNYA.
SIAPKAN JUGA CINCIN TALI PUSAT YANG NANTINYA AKAN DIIKATKAN DI BAGIAN UJUNG TALI
PUSAT DAN DITEMPELKAN PADA TALI PUSAT NANTINYA.
Cuci tangan ibu saat akan melakukan perawatan atau membersihkan tali pusat, hal ini dilakukan
untuk menjaga bayi untuk lebih steril dan bebas dari bahaya infeksi.
Gunakan cairan antibakteri dalam membersihkan tali pusat bahkan beberapa ahli medis masih
menyarankan penggunaan antiseptik dalam membersikan tali pusat ini. Penggunaan cairan
antibakteri juga dimaksudkan agar menghindari dari resiko bahaya infeksi nantinya.
Usapkan dengan lembut menggunakan kapas yang tidak berserat saat akan membersihkan tali
pusat, bersihkan bagian lingkaran tali pusat dengan hati-hati dan pastikan jangan sampai sisa tali
pusat tertarik oleh tangan ibu
Setelah daerah sekitar tali pusat juga dianggap sudah cukup bersih anda bisa melanjutkan
memakaikan pakaian dan popok pada bayi, hal yang perlu anda perhatikan adalah jangan
menutupi tali pusat dengan apapun, biarkan saja terkena angin-angin agar tali pusat cepat
mengering dan puput dengan sendirinya.
Perhatikan pemakaian popok kain atau diapers jangan sampai terkena dan menutupi bagian tali
pusat, anda bisa membersihkan tali pusat sebanyak 2 sampai dengan 3 kali dalam sehari. jangan
lupa selalu menjaga kebersihan bayi dengan selalu mengganti popok bayi saat dirasakan sudah
mulai basah terkena cairan urin ataupun kotoran bayi.
EVALUASI NILAI AFGAR
Skor APGAR adalah suatu metode yang dipakai untuk memeriksa keadaan
bayi yang baru lahir. Skor APGAR ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar pada
tahun 1952 untuk menilai status klinis bayi yang baru lahir pada usia 1
menit dan menilai kebutuhan intervensi segera untuk merangsang
pernapasan. Dr. Apgar kemudian menerbitkan penelitian lanjutan yang
mencakup lebih banyak pasien.
TUJUAN
1. Untuk kelancaran administrasi
2. Untuk memudahkan pencarian informasi dari isi rekam medis
pasien
3. Menghindari duplikasi data pasien
4. Untuk menghindari bayi tertukar
PROSEDUR
1. Setiap pasien baru yang akan berobat baik melalui
emergency, atau poliklinik (OPD) harus mengisi data identitas
pasien yang diberikan oleh petugas counter pendaftaran atau Customer
Servis
2. Petugas counter menginput data pasien baik dikomputer,
data-data yang harus dilengkapi adalah
Nama pasien
Kewarganegaraan
Alamat lengkap
Agama
No Telepon
Pekerjaan
Jenis kelamin
Contact Person (keluarga) yang dapat dihubungi
Tempat tanggal lahir
Status Perkawinan.
Data tersebut harus ada dan petugas rekam medis melengkapi data
KIUP dikomputerisasi
3. Tatacara penulisan nama untuk pasien adalah sebagai berikut
Untuk penulisan nama bayi (By) : Nama Ibu dulu baru diikuti
nama bayi contohnya Imelda, bayi.
Untuk penulisan nama nyonya (Ny) : Nama pertama dulu baru
diikuti nama nyonya contohnya Debby Rahayu, Ny.
Untuk penulisan nama nona (Nn): Nama pertama dulu baru diikuti
nama nona contohnya Kristina Diah, Nn.
Untuk penulisan nama tuan (Tn): Nama pertama dulu baru diikuti
nama tuan contohnya Arif Rohman, TN
Untuk penulisan nama Achmad dan Muhammad ditulis setelah nama
pertama, baru diikuti kata Achmd atau Muhammad diikuti kata tuan
(Tn) contohnya Kartono muhammad, Tn Untuk penulisan kata gelar:
nama pertama, baru diikuti sebutan gelar, contohnya Arif perkasa,
SH
4. Untuk Identifikasi bayi baru lahir akan terdaftar secara online
diruang perawatan dimana input akan dilakukan oleh petugas ruangan,
dalam hal ini ada beberapa prosedur diantaranya
a. Pembuatan rekam medis bayi baru lahir
b. Pembuatan identitas bedasarkan pada data rekam medis ibunya
c. Melakukan kelengkapan di form Surat Keterangan Lahir dimana memuat
antara lain Nama dokter, nama bayi dan identifikasi orang tua, tipe
lahiran dan kelainan bawaan.Pembelian gelang nama kepada tangan bayi
dan keterangan golongan darah orang tua dan tanda tangan pemeriksa.
Gelang bayi berisi label nama bayi, nyonya, tanggal lahir,jenis kelamin.
d. Papan nama ditempat tidur memuat nama ayah dan nama ibu bayi,
jenis kelamin.
5. Petugas rekam medis memonitoring serta evaluasi kembali identifikasi
data pasien yang lengkap serta menggabungkan data pasien double rekam
medis serta melengkapi data dikomputeryang merupakan data base rumah
sakit (KIUP).
PEMERIKSAAN FISIK BBL
Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak
perubahan yang terjadi
Pulse (denyut jantung)
Skor 2 berarti jantung bayi berdetak lebih dari 100
denyut per menit.
Skor 1 berarti jantung bayi berdetak kurang dari 100
denyut per menit.
Skor 0 berarti detak jantung tidak terdeteksi.
Grimace (respons refleks)
Skor 2 berarti bayi meringis, batuk, atau menangis secara spontan
dan dapat menarik kaki atau tangan ketika diberi rangsang nyeri,
seperti cubitan ringan atau sentilan di kaki.
Skor 1 berarti bayi hanya meringis atau menangis hanya saat
diberikan rangsangan.
Skor 0 berarti bayi tidak menunjukkan respons sama sekali
terhadap rangsangan yang diberikan.
4. Appearance (warna tubuh)
Skor 2 jika warna tubuh bayi kemerahan, ini merupakan warna
tubuh bayi yang normal.
Skor 1 jika warna tubuh normal, tetapi tangan atau kaki kebiruan.
Skor 0 bila seluruh tubuh bayi sepenuhnya berwarna keabu-
abuan, kebiruan, atau pucat.
Respiration (pernapasan)
Skor 2 jika bayi menangis kuat dan dapat bernapas secara normal.
Skor 1 jika bayi menangis lemah disertai rintihan dan pola napas
yang tidak teratur.
Skor 0 jika bayi tidak bernapas sama sekali.
Setelah hal-hal di atas dinilai, maka nilai dari masing-masing aspek
yang diperiksa akan dijumlahkan dan diperoleh nilai total sebesar 0-
10. Berikut ini adalah hasil interpretasi Apgar score:
Skor di atas 7 menandakan bahwa bayi dalam kondisi baik atau
sempurna.
Skor 5-6 menandakan Si Kecil kurang sehat atau bugar dan
mungkin perlu bantuan pernapasan.
Skor di bawah 5 merupakan keadaan gawat pada bayi yang
mengindikasikan bahwa bayi membutuhkan resusitasi segera.