Anda di halaman 1dari 13

MTBS Diabetes pada anak



 Agnes Natalia Siringo-Ringo
 Agustriyani Laia
•  Oktristita Selvin Laia


Alvani Elena Solin
Audyna Riski
•  Ona Riska
• Misnah Zuhra • Oswald Hutagalung
•  Wildar Oktafriang Waruwu
• Yogi Ufanda •  Khaleiyara
• Yolanda Zulisa
• Icce Triwani Sitompul •  Kholila Ritonga
•  Indah Anggreini Br Togatorop
• Irhamna Haviza Nasution •  Reza Pratama Putra


Juli Jernih Hulu
 Mae’ Ulida Br Sarumaha
• Rini R.R Sihombing


Manahan B. Panjaitan
Egi Ananta Ketaren
• Siti Aisyah
•  Enjellina Oktaviani Zendrato •  SulandarI
•  Estovani Jesica Titania Saragi
• Nurhandayani Ndruru • Riska Finte Nate
Diabetes adalah penyakit kronis yangditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar
gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh
manusia.

Etiologi diabetes
Etiologi dimulai ketika glukosa dari makanan tidak dimetabolisme dengan normal oleh
tubuh menyebabkan akumulasi glukosa meningkat dalam darah, disebut
hiperglikemia. Akumulasi glukosa akhirnya diekskresikan dalam urin, disebut glikosuria
(air kencing mengandung gula
Faktor Resiko diabetes
Faktor Risiko Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin Hal inilah yang mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor risiko seperti berikut
ini:
– Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
– Menderita infeksi virus.
– Orang berkulit terang diduga lebih mudah mengalami diabtes tipe 1 dibandingkan ras lain.
– Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1
dapat muncul pada usia berapapun
Faktor Risiko Diabetes Tipe 2
Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadao
insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik

Pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika
memiliki faktor risiko seperti:
– Kelebihan berat badan.
– Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
– Kurang aktif. Pasalnya aktivitas fisik ini membantu mengontrol berat badan,
membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap
insulin. Jadi, kalau kurang aktif bergerak, seseorang bisa lebih mudah terkena diabetes
tipe 2 ini.
– Bertambahnya usia.
– Menderita tekanan darah tinggi.
– Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar
kolesterol baik atau HDL yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko
mengalami diabetes tipe 2
Gejala dan Tanda diabetes
menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak
spesifik. Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
Sering merasa haus.
Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
Sering merasa sangat lapar.
Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
Berkurangnya massa otot.
Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak
akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
Lemas.
Pandangan kabur.
Luka yang sulit sembuh.
Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes,
antara lain:
Mulut kering.
- Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
- Gatal-gatal.
-Disfungsi ereksi atau impotensi
- Mudah tersinggung.
- Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia  yang terjadi beberapa jam
setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
- Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis
nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.
Pencegahan diabetes
Menerapkan pola makan sehat. Menjalani pola makan sehat adalah salah satu kunci
utama untuk terhindar dari diabetes. 
Menjalani olahraga secara rutin.
Menjaga berat badan ideal.
Mengelola stres dengan baik.
Melakukan pengecekan gula darah secara rutin.
Definisi MTBS
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau dalam bahasa inggris yaitu Integrated
Management Of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu manajemen melalui pendekatan
teintegrasi/ terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang di pelayanan
kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi, status imunisasi,
maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan (Depkes RI,
2008).
Tujuan MTBS

Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan upaya penemuan kasus secara dini,
memperbaiki manajemen penanganan dan pengobatan, promosi serta meningkatkan
pengetahuan bagi ibu-ibu dalam merawat anaknya dirumah serta upaya
mengoptimalkan system rujukan dari
masyarakat ke fasilitas pelayanan primer dan rumah sakit sebagai rujukan (Modul
MTBS 1, 2008).
Manfaat MTBS
Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar seperti di
Puskesmas.
MTBS telah digunakan oleh lebih dari 100 negara dan terbukti dapat:
- Menurunkan angka kematian balita
- Memperbaiki status gizi
- Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
- Memperbaiki kineij a tenaga kesehatan
- Memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya lebih murah

Sasaran MTBS
Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran,
yaitu:
kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan (usia < 2 bulan)
kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun

Tatalaksana MTBS
Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) meliputi beberapa langkah,
dalam penanganan penyakit pneumonia, diare, malaria, campak, dan malnutrisi pada
balita. Berikut adalah penjelasan langkah- langkah manajemen terpadu balita sakit
Proses anamnesis dan pemeriksaan fisik dimulai dari:
- Menanyakan umur anak
- Menayakan kepada ibu mengenai masalah kesehatan yang dihadapi anaknya
- Memeriksa tanda b ahaya umum.
- Tanda bahaya umum pada anak sakit meliputi (Depkes RI, 2006).

Tanda bahaya umum pada anak sakit meliputi (Depkes RI, 2006).
A. Anak tidak bisa minum atau menetek
b. Anak selalu memutahkan semuanya
c. Anak kejang
d. Pada saat kejang, lengan dan kaki anak menjadi kaku karena otot- ototnya
berkontraksi.
C. Anak letargis atau tidak sadar
Genetik
Genetik juga merupakan salah satu faktor yang berperan dalam timbulnya suatu
penyakit. Maksudnya anak seorang penderita suatu penyakit tertentu
karena adanya keturunan dari orang tua atau anggota keluarga lainnya misalnya:
diabetes mellitus, buta warna, serta hemophilia.

Anda mungkin juga menyukai