Anda di halaman 1dari 35

Adaptasi ZMET pada konteks daring:

Eksplorasi peta mental masyarakat marjinal


pada masa pandemi
BM Purwanto
Rokhima Rostiani

Disampaikan pada acara Management Forum #4


Yogyakarta, 11 Juni 2021
Latar belakang

Kolaborasi Persebaran Perlunya


dengan John coronavirus memahami
Hopkins yang semakin pemikiran
University dan pesat masyarakat
KSP kelas bawah
Tujuan penelitian

1. Memahami pemikiran masyarakat kelas bawah terkait masa depan


setelah pandemi
2. Merumuskan kebijakan yang tepat untuk membantu masyarakat
kelas bawah
Metode

Fenomenologi Pengumpulan data Penyampelan Analisis


Eksplorasi Kualitatif Purposif Konten
Pengalaman individu ZMET Masyarakat kelas Iteratif
Kesadaran Wawancara bawah
Subjektif Basis data JHCCP
Demografi partisipan
  Pseudonym Gender Age Education Current Occupation
1. ACM Male 38 High school Online ojek* driver
2. AGM Male 24 High school Helper in a small coffee shop
3. ADI Male 23 High school Daily labour
4. ASY Female 30 High school Online ojek* driver (food delivery)
5. BYA Male 25 High school Jobless
6. DTR Female 33 Primary school Jobless
7. DCY Male 31 High school Online ojek* driver
8. IFP Male 31 High school Online ojek* driver
9. IYA Female 25 High school Salesgirl
10. RSM Female 30 High school Peddler
11. SRN Female 38 High school Street vendor
12. SMN Male 41 Middle school Peddler
13. SST Female 38 Middle school Daily labour
14. SYH Male 26 High school Jobless
15. YRT Female 22 High school Jobless
Proses wawancara dalam ZMET
1 6 Memberikan 7
Memilih gambar
gambaran
Memilih gambar yang bertentangan
pancaindra tentang
dengan topik
topik

2 Memilih gambar 5 Mencari hubungan 8


Menceritakan antargambar
yang paling
gambar
mewakili topik (opsional)

Mengelompokkan 3 Mengungkap 4
gambar konstruk
Proses wawancara yang dilakukan
1 6 7
Memberikan
Memilih gambar
gambaran
Memilih gambar yang bertentangan
pancaindra tentang
dengan topik
topik

2 5 8
Memilih gambar Mencari hubungan
Menceritakan antar gambar
yang paling
gambar
mewakili topik (opsional)

Mengelompokkan
3 Mengungkap
4
gambar konstruk
Langkah 1: memilih gambar

Partisipan diminta berpikir dan


Partisipan diberi waktu 2 hari untuk
menggunakan perasaannya dalam
memilih 6 hingga 10 gambar yang
memilih gambar-gambar tanpa
terkait dengan masa depan
intervensi dan pengaruh dari tim
partisipan.
peneliti.

Gambar-gambar dicetak oleh Tim


Partisipan dapat memilih dan
Peneliti masing-masing dua salinan;
menyediakan gambar sendiri atau
satu set untuk pewawancara dan
meminta bantuan Tim Peneliti
satu set untuk partisipan
Langkah 2: menceritakan gambar

Dari cerita yang diungkapkan oleh partisipan pada


Partisipan diminta untuk langkah ini, peneliti menuliskan kata-kata kunci yang
mendeskripsikan dan menceritakan muncul dan penting. Peneliti juga menggali secara
maksud dari masing-masing gambar. mendalam pemikiran dan perasaan yang terselubung
atau di luar kesadaran partisipan.

Interpretasi peneliti dalam menyimpulkan


pernyataan-pernyataan yang muncul dari
partisipan menjadi aspek yang sangat penting
pada tahapan ini.
Langkah 4: mengungkap konstruk

Peneliti melakukan proses laddering untuk


Partisipan terlibat dalam
mendapatkan pemahaman mendalam
proses wawancara yang
mengenai abstraksi konstruk yang
sangat terstruktur.
disampaikan oleh partisipan.

Teknik laddering digunakan untuk


mengungkap konstruk dan hubungan
antarkonstruk. Gambar pilihan responden
digunakan sebagai stimulus untuk
mengidentifikasi konstruk.
Langkah 5: gambar terpenting

Pada langkah ini, partisipan Langkah ini membantu peneliti


diminta untuk mendeskripsikan dalam menginvestigasi konstruk
gambar yang dinilai paling yang dinilai paling penting,
merepresentasikan opininya relevan, atau signifikan bagi
tentang topik yang diteliti. partisipan.
Langkah 7: gambaran pancaindra

Pada langkah citra sensori (sensory


Representasi pancaindra yang
image), partisipan diminta untuk
digunakan dapat berupa warna,
merepresentasikan topik yang diteliti
suara, aroma, rasa, dan sentuhan.
dengan fungsi pancaindra.

Konstruk-konstruk baru dapat


Tahap ini dapat memperjelas
muncul pada tahap ini sehingga
konstruk yang sudah teridentifikasi
peneliti dapat memperkaya data yang
di tahap sebelumnya.
dimiliki untuk proses analisis.
Hasil
Identitas, Gambar pilihan, Peta mental, Sorotan
Partisipan #6: identitas
• Perempuan, 33 tahun
• Menikah, memiliki 3 orang anak
• Pendidikan terakhir SD
• Sebelum pandemi bekerja sebagai pedagang kue basah di pasar
• Saat ini tidak bekerja
• Pendatang
Partisipan #6: gambar pilihan
Partisipan #6: peta mental
Partisipan #6: sorotan
Partisipan #7: identitas
• Laki-laki, 31 tahun
• Menikah, memiliki 2 orang anak
• Pendidikan terakhir SMA
• Sebelum pandemi bekerja sebagai driver ojek online
• Saat ini bekerja sebagai driver ojek online
Partisipan #7: gambar pilihan
Partisipan #7: peta mental
Partisipan #7: sorotan
Partisipan #14: identitas
• Laki-laki, 26 tahun
• Belum menikah
• Pendidikan terakhir SMA, saat ini sedang kuliah tingkat akhir
• Sebelum pandemi bekerja sebagai driver ojek online
• Saat ini vakum ojek online
Partisipan #14: gambar pilihan
Partisipan #14: peta mental
Partisipan #14: sorotan
Diskusi
Konstruk umum
1. Masa Depan: Harapan, Keyakinan, dan Rencana
Masa depan sebagai kata kunci dalam wawancara dideskripsikan oleh para partisipan ke dalam
tiga kategori, yaitu masa depan sebagai harapan, masa depan sebagai keyakinan, dan masa
depan sebagai rencana dan pelaksanaan rencana. Masa depan sebagai harapan menunjukkan
kekurang pastian dan keabstrakan. Masa depan sebagai keyakinan menunjukkan kekurang
pastian yang lebih rendah dan kemampuan partisipan dalam mengendalikan beberapa faktor yang
dapat menentukan masa depannya. Masa depan sebagai rencana dan pelaksanaan rencana
menunjukkan tindakan dan intervensi nyata partisipan dalam proses mewujudkan masa
depannya.

Masa depan sebagai harapan bersifat positif, masa depan sebagai keyakinan bersifat positif dan
negatif. Masa depan sebagai rencana dan pelaksanaan rencana mengandung optimisme tinggi
dan bersifat positif.
2. Kesadaran terhadap Struktur Sosial yang Tidak Adil
Beberapa partisipan mengungkapkan kesadaran dan keyakinannya bahwa masyarakat terdiri atas
kelompok-kelompok yang mendapatkan manfaat dan menghadapi risiko yang berbeda-beda
dari peristiwa pandemi dan kegiatan pembangunan.
Kelompok-kelompok tersebut diungkapkan secara kontras, yaitu:
atas – bawah, kaya – miskin, pintar – bodoh, pendatang – asli,
asing – pribumi.

3. Diskriminasi
Beberapa partisipan merasakan dan meyakini bahwa mereka mendapat perlakuan diskriminatif
dalam pemberian bantuan selama PSBB dan dari kebijakan pembangunan. Partisipan
mengidentifikasikan diri mereka sebagai pihak yang secara konsisten dirugikan, diabaikan, dan
ditinggalkan.
4. Kesenjangan Sosial
Beberapa partisipan menyatakan bahwa sekolah dari rumah sangat menyulitkan kalangan
bawah; PSBB berdampak sangat buruk bagi masyarakat yang tidak memiliki tabungan;
masa depan yang penuh dengan kemajuan teknologi akan lebih cerah bagi kalangan atas
dan pahit bagi kalangan bawah, menguntungkan bagi asing dan merugikan pribumi.

5. Sikap Skeptis dan Kritis


Beberapa partisipan mengungkapkan sikap skeptis dan kritis terhadap beberapa hal, yakni
terkait dengan: prediksi berakhirnya pandemi; penanganan kesehatan selama pandemi;
peran teknologi dan pembanguanan terkait dengan pandemi; pelaksanaan kebijakan
pemerintah dalam menangani pandemi; inkonsistensi antara pemerintah pusat dan daerah,
dan kepatuhan masyarakat dalam mengikuti arahan pemerintah.
6. Paradoks
Beberapa pernyataan muncul dari partisipan yang menunjukkan adanya paradoks atau
inkonsistensi mengenai beberapa hal, yaitu: Jakarta kejam namun merupakan sumber
penghasilan partisipan; Jakarta kotor namun merupakan tempat yang cocok bagi hidup
partisipan; Jakarta tambah padat namun menguntungkan usaha partisipan; PSBB
diperlukan bagi kesehatan masyarakat namun berdampak buruk bagi ekonomi
masyarakat.

7. Kepedulian Sosial dan Advokasi


Selama pandemi, beberapa partisipan menyatakan bahwa mereka terlibat secara aktif
dalam menggalang donasi, berdonasi, berharap dapat memberi pekerjaan orang dengan
pendidikan rendah, dan selalu menyarankan pada orang lain untuk mematuhi
protokol kesehatan yang disarankan oleh Pemerintah.
8. Kepatuhan Menjalankan Protokol Kesehatan
Semua partisipan menyatakan kepatuhannya dalam menjalankan protokol kesehatan
arahan Pemerintah meskipun dengan berbagai alasan, yaitu: alasan kesehatan diri
sendiri, alasan kesehatan anak dan keluarga, alasan pemulihan ekonomi, dan alasan
tuntutan pekerjaan.

9. Kesadaran akan Makna Keluarga dan Anak


Pandemi telah memperkuat kesadaran makna dan pentingnya anak dan keluarga bagi
partisipan. Hampir semua partisipan kurang mengkhawatirkan kesehatan diri
mereka sendiri, namun lebih mengkhawatirkan dampak pandemi bagi kesehatan
anak dan keluarga, dan bagi pendidikan anak. Partisipan yang sudah memiliki anak
menyatakan bahwa anak adalah masa depan mereka, yang mereka harapkan dan yakini
akan mengubah hidup mereka lebih baik.
10. Kegigihan dan Kesabaran
Hampir semua partisipan menunjukkan kegigihan dan kesabaran mereka dalam
menghadapi pandemi yang terungkap melalui pernyataan, yaitu: bekerja keras,
terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, menyediakan makanan
makanan sehat bagi keluarga, menjaga kebersihan diri sendiri dan anggota
keluarga, berusaha dan berdoa untuk mencapai cita-cita.

11. Kejujuran
Ungkapan para partisipan mencerminkan kejujuran partisipan dalam bekerja.
12. Kesadaran akan Pentingnya Pendidikan
Pandemi memberi dampak yang sangat kuat pada pendidikan. Partisipan yang sedang
menempuh pendidikan atau yang memiliki anak yang sedang menempuh pendidikan
menyatakan bahwa pandemi menghambat pendidikan mereka. Lebih lanjut, mereka
mengkaitkan kesulitan menjalani pendidikan karena pandemi akan berpengaruh tidak baik bagi
masa depan mereka atau anak mereka

13. Efikasi Diri


Beberapa partisipan menunjukkan efikasi diri yang kuat dalam menghadapi berbagai masalah
terkait pandemi. Seorang partisipan meyakini bahwa kerja kerasnya akan mampu
mewujudkan cita-citanya. Ia mulai merencanakan masa depannya secara spesifik dan terukur.
Partisipan lain tekun mengasah ketrampilannya dan yakin bahwa masa depannya akan baik
dan penuh warna
KONSTRUK NEGATIF
KEYAKINAN MASA DEPAN NEGATIF
KETIDAK ADILAN STRUKTUR SOSIAL
DISKRIMINASI
KESENJANGAN SOSIAL KEBIJAKAN DAN PENANGANAN
SIKAP SKEPTIS DAN KRITIS DAMPAK PANDEMI
PARADOKS DAN INKONSISTENSI INKLUSIF, ADIL
TERUKUR DAN TERKENDALI
DENGAN RASA KEDARURATAN
KONSTRUK POSITIF DENGAN RASA HORMAT
HARAPAN DAN KEYAKINAN POSITIF MASA DEPAN MENGURANGI KESENJANGAN
PERENCANAAN DAN TINDAKAN UNTUK MASA DEPAN MENIADAKAN DISKRIMINASI
KEPEDULIAN SOSIAL DAN ADVOKASI MENUMBUHKAN RASA PERCAYA
KEPATUHAN MENJALANKAN TRANSPARAN DAN JUJUR
PROTOKOL KESEHATAN PELIBATAN MASYARAKAT
MAKNA KELUARGA DAN ANAK KONSISTEN DAN TERKOORDINASI
KEGIGIHAN DAN KESABARAN
KEJUJURAN
PENTINGNYA PENDIDIKAN
EFIKASI DIRI
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai