Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 1

ade alfian
dessy safitri
siti alyaturrohmah
Informmed consent itu apa sih?

Informed consent adalah penyampaian informasi dari dokter atau perawat kepada pasien sebelum
suatu tindakan medis dilakukan. Hal ini penting dilakukan karena setiap pasien berhak mengetahui
risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan dijalaninya.
Hampir semua orang pernah sakit dan membutuhkan tindakan medis atau pengobatan tertentu,
misalnya pembedahan atau operasi. Namun, sebelum tindakan medis dilakukan, dokter akan
menjelaskan terlebih dahulu seputar langkah-langkah, manfaat, dan risiko dari tindakan medis
tersebut.
Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter dan memahaminya, pasien dapat memutuskan
untuk menyetujui tindakan medis yang direkomendasikan atau menolaknya. Hal inilah yang disebut
dengan informed consent
Mengapa Informed Consent Penting?

Dengan adanya informed consent yang jelas dan baik, pasien akan memahami segala manfaat dan
risiko serta tujuan pengobatan yang akan diberikan dokter, termasuk tingkat keberhasilan tindakan
atau terapi.
Isi dari informed consent

1. Identitas pasien dan dokter.


2. Nama penyakit atau informasi mengenai diagnosis atau kondisi medis pasien.
3. Jenis prosedur pemeriksaan atau pengobatan yang direkomendasikan atau akan
dilakukan oleh dokter.
4. Risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan dilakukan.
5. Risiko dan manfaat alternatif tindakan, termasuk jika tidak memilih prosedur
tersebut.
6. Perkiraan biaya tindakan medis dan pengobatan.
7. Harapan kesembuhan atau tingkat keberhasilan tindakan atau terapi.
Contoh form informed consen
Setelah pasien membaca dan menyetujui informed
consent, artinya pasien tersebut :
1. Menerima semua informasi tentang pilihan prosedur dan pengobatan yang akan diberikan oleh dokter
2. Memahami informasi yang diberikan dan memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
3. Memutuskan apakah akan menjalani langkah penanganan yang direkomendasikan atau menolak
tindakan tersebut.

Jika pasien setuju untuk menjalani tindakan medis dari dokter, baik untuk tujuan pemeriksaan
atau pengobatan, dokter atau perawat akan meminta pasien untuk menandatangani surat informed
consent yang menyatakan persetujuan tersebut.
Namun, apabila pasien menolak, dokter atau perawat juga dapat meminta pasien untuk
menandatangani surat informed consent yang menyatakan bahwa pasien tidak setuju untuk menjalani
tindakan medis dan memahami konsekuensi atas pilihannya tersebut
Kapan Informed Consent Diberikan?
1. Pemberian obat bius atau anestesi
2. Transfusi darah dan donor darah
3. Terapi radiasi atau radioterapi dan kemoterapi
4. Penjahitan luka
5. Imunisasi
6. Pemeriksaan medis kejiwaan
7. Pemeriksaan penunjang tertentu, misalnya biopsi, aspirasi sumsum tulang, pungsi lumbal, dan tes HIV
atau VCT
8. Prosedur donor dan penerimaan organ
Namun, dalam kondisi darurat, informed consent dapat diberikan setelah tindakan medis
dilakukan, misalnya pada kasus emergensi di IGD rumah sakit. Hal ini guna mencegah keterlambatan
penanganan pasien yang dapat menimbulkan kecacatan atau bahkan kematian.
Di luar tujuan diagnosis atau pengobatan, informed consent juga diminta ketika pasien hendak
mengikuti penelitian klinis tentang efektivitas obat-obatan atau vaksin.
Jenis jenis informed consent

1. Informed consent yang dinyatakan secara tegas (expressed)/ Lisan


a) Informed consent yang dinyatakan secara lisan
1.Informed consent dilakukan secara lisan apabila tindakan medis itu tidak beresiko,
misalnya, pada pemberian terapi obat dan pemeriksaan penunjang medis. Sedangkan untuk
tindakan medis yang mengandung resiko, informed consent dilakukan secara tertulis dan
ditandatangani oleh pasien.
2. Informed consent yang dinyatakan secara tertulis
a). Informed consent secara tertulis adalah bentuk yang paling tidak diragukan. Namun, jika
dilakukan secara lisan juga sah, kecuali ada syarat hukum tertentu yang menuntut irformed consent
tertulis untuk prosedur tertentu.
Cara penyampaian informed consent

a. Cara penyampaian informasi yang baik dikondisikan sesuai latar belakang dan kondisi
psikologis pasien

b. Benar dalam penyampaian homeopati (cara mengungkapkan diagnosis pasien, tujuan


alternatif tindakan, risiko, prognosis di mana setiap homeopath tidak pernah menjanjikan
kesembuhan terhadap pasien serta pembiayaan yang sepenuhnya gratis kecuali bagi
homeopath yang memiliki klinik mandiri
Contoh Kasus yang muncul

1. Kasus pada pasien : Kronologi Kasus Pasien Anna Marlina Versi RS Persahabatan
2. Kasus pada Tenaga Kesehatan (Dokter)
TERIMAKASI
HHH!!

Anda mungkin juga menyukai