Anda di halaman 1dari 19

Psikologi Keluarga

Modul ke:

14 Fakultas
Psikologi
Terapi Keluarga
Hifizah Nur, S. Psi, M. Ed

Program Studi
Psikologi
Click icon to add picture
Definisi Keluarga

• Keluarga adalah a social unit consisting of parent and the


children they rear (sebuah unit sosial yang terdiri dari
orang tua dan anak yang mereka asuh)
• Keluarga adalah a group of people related by ancestry or
marriage (sekelompok orang yang dihubungkan oleh
keturunan atau perkawinan)
• Menurut WHO: Keluarga adalah anggota rumah tangga
yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi
atau perkawinan.
Definisi Terapi Keluarga

• Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang


melihat masalah individu dalam konteks lingkungan
khususnya keluarga dan menitikberatkan pada proses
interpersonal.
• Terapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan
tujuan membina komunikasi secara terbuka dan interaksi
keluarga secara sehat.
• Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan
mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa
membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman,
1986).
• Bowen percaya bahwa keluarga mempunyai pengaruh sangat
besar (lebih dari yang kita ketahui) terhadap hidup kita.
• Setiap kali kita masuk dalam suatu hubungan, pola-pola lama
yang ada dalam keluarga kita mempengaruhi kita.
• Apalagi kalau kita mempunyai unfinished business dalam
hubungan di keluarga kita.
• Oleh karena itu, salah satu alat terapi Bowen adalah peta
keluarga (genogram) 3 generasi.
• Structural Family Therapy oleh Salvador Minuchin. Sesuai
dengan namanya, model ini melihat kepada struktur keluarga.
• Untuk mengubah masalah, struktur keluarga harus diperbaiki.
Contoh Genogram
Terapi Keluarga Berdasarkan pada Teori
System
Terapi keluarga didasarkan pada teori system
(Van Bertalanffy, 1968) terdiri dari 3 prinsip :
1. Kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan
saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu
arah – efek perhubungan.
2. Ekologi, bahwa system hanya dapat di mengerti sebagai
pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian
komponen.
3. Subjektivitas, artinya tidak ada pandangan yang objektif
terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga
mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Van Bertalanffy
Kegunaan Terapi Keluarga

Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :


1. Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh
anggota keluarga.
2. Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan.
3. Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan.
Efektifitas Terapi Keluarga
 
Berikut keefektifitas terapi keluarga:
1. Terapi keluarga lebih kompleks daripada pendekatan
non-keluarga karena lebih banyak orang yang terlibat.
2. Perlu keterampilan dan pelatihan khusus untuk terapi
keluarga yang berbeda dari lainnya.
3. Terapi keluarga selama ini sudah terbukti
keberhasilannya.
•  
Tujuan Terapi

Adapun tujuan dari terapi :


1. Menurunkan konflik kecemasan keluarga.
2. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan
masing-masing anggota keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
4. Mengembangkan hubungan peran yang sesuai.
5. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam
maupun dari luar anggota keluarga.
6. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan
tingkat perkembangan anggota keluarga.
Manfaat Terapi

Manfaat terapi keluarga bagi klien:


1. Mempercepat proses penyembuhan.
2. Memperbaiki hubungan interpersonal.
3. Menurunkan angka kekambuhan.
Manfaat Terapi

Manfaat terapi bagi keluarga :


1. Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga.
2. Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap
klien sehingga lebih dapat menerima, toleran dan
menghargai klien sebagai manusia.
3. Keluarga dapat meningkatkan kemampuan dalam
membantu klien dalam proses rehabilitasi.
Alasan keluarga dilibatkan dalam mencegah
kekambuhan pada klien adalah :
• 1. Keluarga merupakan tempat individu pertama
memulai hubungan interpersonal dengan lingkungan.

• 2. Keluarga merupakan suatu sistem yang utuh dan


tidak terpisahkan sehingga jika ada satu yang
terganggu yang lain ikut terganggu
• 3. Keluarga menurut Sullinger (1988) merupakan
salah satu penyebab klien gangguan jiwa
Kegiatan Terapi

Berikut kegiatan terapi:


1. Komponen dikdaktik : Memberikan informasi dan
pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa.
2. Komponen ketrampilan : Latihan komunikasi, asertif,
menyelesaikan konflik, mengatasi perilaku dan stress.
3. Komponen emosi : Memberikan kesempatan untuk
memvalidasi perasaan dan bertukar pengalaman.
4. Komponen proses keluarga fokus pada koping
keluarga dan gejala sisa terhadap keluarga.
5. Komponen sosial : Meningkatkan penggunaan dukungan
jaringan formal atau informal untuk klien dan keluarga.
Peran keluarga dalam terapi
• 1. Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat
melihat bahaya terhadap diri klien dan aktivitasnya.
• 2. Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka.
• 3. Membantu anggota bagaimana memandang orang lain.
• 4. Tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah
dipahami klien.
• 5. Membangun self esteem.
• 6. Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk
interaksi.
• 7. Menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang
sistematis.
• 8. Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab.
Ciri-ciri keluarga yang fungsional
• 1. Mempertahankan keseimbangan, fleksibel, dan adaptif
perubahan tahap transisi dalam hidup.
• 2. Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap individu.
• 3. Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi dan antar
keluarga.
• 4. Hubungan antar keluarga yang erat dan menghindari
menjauhi masalah.
• 5. Perbedaan antar anggota keluarga mendorong untuk
meningkatkan pertumbuhan & kreativitas individu.
• 6. Orang tua & anak hubungan terbuka.
Disfungsi Keluarga

• 1. Tidak memiliki satu atau lebih fungsi


keluarga.
• 2. Ibu yg terlalu melindungi atau ayah yang
tidak dirumah.
• 3. Ayah dan ibu yang super, sibuk, pasif dan
lain-lain.
• 4. Pasangan yang tidak harmonis
Harapan
• 1. Memberikan stimuli dalam perkembangan individual.
• 2. Menumbuhkan hubungan interpersonal.
• 3. Mengerti tentang kesehatan jiwa dan gangguan kesehatan
jiwa.
• 4. Mengetahui penyebab gangguan jiwa.
• 5. Mengetahui ciri-ciri gangguan jiwa.
• 6. Mengetahui fungsi & tugas keluarga.
• 7. Upaya pencegahan gangguan jiwa oleh keluarga.
• 8. Upaya perawatan klien gangguan jiwa di Rumah Sakit
Umum dan Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai