Anda di halaman 1dari 23

E-GOVERNMENT

Dosen Pengampu: Hermanto, M. T.I


Disusun Oleh: kelompok 8 (materi ke 4)

01 02
Fahmi Nugraha Febriyani Hesti
(1941010314) Wening (1941010320)

03 04
Fitria Diana Syahputri Ivan Kurnia Thama
(1941010325) (1941010345)
PEMBAHASAN
01
PENGERTIAN
E-GOVERNMEN
E-Government berasal dari bahasa Inggris Electronic
Government. Istilah e-Government bisa disebut juga
sistem pemerintahan online, e-gov, digital government
atau pemerintah transformasi. E-Government adalah suatu
upaya dari pemerintah dalam mengembangkan
penyelenggaraan pelayanan pemerintahan yang berbasis
elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi.
02
TUJUAN
E-GOVERNMEN
Tujuan dari dibangunnya E-Government itu adalah
pembentukan jaringan dan transaksi layanan public yang
tidak dibatasi sekat waktu dan lokasi, serta dengan biaya
yang terjangkau masyarakat.
03
MANFAAT
E-GOVERNMEN
Membuat mudah bagi setiap warga negara memperoleh pelayanan dan interaksi
dengan pemerintahnya, memperbaiki efisien dan efektivitas dan memperbaiki
tanggapan/ tanggungjawab sistem pemerintahan kepada warga negaranya.
Selanjutnya akan memberikan value, seperti : penyederhanaan pelayanan,
menghilangkan lapisan-lapisan pelayanan, memungkinkan semua warga negara
memperoleh informasi dan pelayanan lebih mudah, meringkas transaksi melalui
integrasi sistem pemerintahan dan aliran operasional sistem pemerintahan dapat
dilakukan lebih cepat.

Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat , memperbaiki proses


keterbukaan dan akuntabilitas di lingkungan pemerintahan , mereduksi biaya
transaksi, terjadi komunikasi dan interaksi pada proses pemerintahan dan
menciptakan masyarakat berbasis komunitas informasi yang lebih berkualitas
04
RUANG LINGKUP
E-GOVERNMEN
Ruang lingkup dari penggunaan E-Government secara
menyeluruh mencakup pada: Government to Citizens
(Pemerintah ke Masyarakat), Pemerintah membangun dan
menerapkan berbagai aplikasi teknologi informasi untuk
memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat.

Contoh : E-KTP Government to Business (Pemerintah ke


Pelaku Usaha), Contohnya pada proses perizinan
pendirian usaha dan investasi, pengadaan lelang oleh
pemerintah, dan kegiatan lain yang membutuhkan
informasi secara online bagi pelaku usaha.
04
STRATEGI
E-GOVERNMEN
Dalam lampiran Inpres E-goverment, dipaparkan enam strategi
yang disusun pemerintah dalam mencapai tujuan strategis
e-government. Antara lain:

1. mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya


serta terjangkau masyarakat luas
2. menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah
daerah otonom secara holistik.
3. memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran
yang ingin dicapai adalah standardisasi yang berkaitan
dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi
antarportal pemerintah.
4. meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan
industri telekomunikasi dan teknologi informasi.
5. mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, baik pada
pemerintah maupun pemerintah daerah otonom disertai
dengan meningkatkan e-literacy masyarakat.
6. melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui
tahapan yang realistik dan terukur Dalam pengembangan
e-government, dapat dilaksanakan dengan empat tingkatan
yaitu, persiapan, pematangan, pemantapan dan
pemanfaatan.
05
TAHAP
E-GOVERNMEN
Menurut Inpres No.3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan,
bahwa penerapan E-Government dapat dilaksanakan melalui tingkatan sebagai berikut :

1. Tingkat persiapan yang meliputi : Pembuatan situs informasi di setiap lembaga; Penyiapan
SDM; Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose
Community Center, Wernet, dll; Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun
untuk publik
2. Tingkat pematangan yang meliputi : Pembuatan situs informasi publik interaktif;
Pembuatan antar muka keterhubungan antar lembaga lain.
3. Tingkat pemantapan yang meliputi : Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;
Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.
4. Tingkat pemanfaatan yang meliputi : Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat
G2G (Government To Government), G2B (Government To Business) dan G2C
(Government To Citizen) yang terintegrasi.
Menurut Nugroho (2007), Tahapan perkembangan implementasi E-Government di
Indonesia dibagi menjadi empat :
 
1. Web Presence, yaitu memunculkan website daerah di internet. Dalam tahap ini,
informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam website
pemerintah.
2. Interaction, yaitu web daerah yang menyediakan fasilitas interaksi antara
masyarakat dan Pemerintah Daerah. Dalam tahap ini, informasi yang
ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan komunikasi E-mail
dalam website pemerintah.
3. Transaction, yaitu web daerah yang selain memiliki fasilitas interaksi juga
dilengkapi dengan fasilitas transaksi pelayanan publik dari pemerintah.
4. Transformation, yaitu dalam hal ini pelayanan pemerintah meningkat secara
terintegrasi.
05
MODEL-MODEL
E-GOVERNMEN
01 02
Government to Citizen atau Government to Employee
Government to Customer (G2E)
(G2C)

03 04
Government to Business (G2B) Government to Government
(G2G)
06
KEUNTUNGAN DAN
KERUGIAN
E-GOVERNMEN
Kelebihan E-Government

1. Untuk memperbaiki kualitas layanan dari pemerintah kepada semua pihak yang
membutuhkan hubungan dengan pemerintahan.
2. Meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas para penyelenggara negara dalam
rangka menerapkan pemerintahan yang bersih bebas dari tindak pidana korupsi dan
tindakan sejenisnya.
3. Mengurangi biaya administrasi, relasi dan interaksi yang dikeluarkan untuk pengurusan
berbagai hal yang ada kaitannya dengan pemerintahan.
4. Pelayanan service kepada masyarakat bisa online tanpa harus menunggu jam buka kantor.
5. Hubungan pemerintahan dengan masyarakat, pekerja dan pelaku bisnis bisa lebih baik
dengan adanya transparansi.
6. Pelayanan pemerintahan bisa lebih efisien.
7. Mewujudkan good corporate governance.
Kekurangan E-Government

1. Budaya berbagi informasi dalam pemerintahan masih jarang. Banyak para oknum yang
memanfaatkan kesempatan dengan mempersulit dalam mendapatkan informasi.
2. Budaya mendokumentasikan belum lazim dilakukan oleh aparat pemerintahan. Padahal
untuk zaman serba online sekarang ini semua dokumentasi sudah berbentuk digital,
bukan lagi bentuk fisik yang memakan banyak ruang.
3. Kurangnya SDM yang handal dalam pemerintahan sehingga penggunaan teknologi
informasi kurang maksimal.
4. Tempat akses informasi yang terbatas sehingga masyarakat tidak tahu dengan adanya E-
Government.
5. Masih mahalnya biaya untuk membangung insfrastruktur online.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai