Anda di halaman 1dari 49

PEDOMAN TEKNIS

PRASARANA SISTEM TATA UDARA


PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

DISAMPAIKAN OLEH : SUYUD


PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT
BAB I : KETENTUAN UMUM
I.1. LATAR BELAKANG
I.2. PENGERTIAN
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.4. RUANG LINGKUP.

BAB II : KRITERIA KINERJA


II.1. UMUM
II.2. KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN
II.3 TEKANAN ANTAR RUANG
II.4. TEMPERATUR DAN KELEMBABAN

BAB III : SISTEM VENTILASI


III.1. TUJUAN
III.2. VENTILASI RUANGAN
III.3. VENTILASI ALAMI
III.4. VENTILASI MEKANIS

BAB IV : SISTEM KEKHUSUSAN RUMAH SAKIT


( HVAC “SYSTEM HYGIENE )
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

BAB I. KETENTUAN UMUM


I.1. LATAR BELAKANG.

Bangunan rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang


membutuhkan perhatian sangat khusus dalam
perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaannya terutama pada prasarana instalasi tata
udara ( AC ).
Jam kerja yang 24 jam sehari, 7 hari seminggu, berarti
terus menerus membutuhkan pengkondisian yang
dilakukan oleh sistem tata udara.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Terutama untuk ruangan-ruangan khusus seperti di


Ruang operasi /bedah, ruang Isolasi, dan lain-lain,
dimana diperlukan pengaturan:
temperatur;
kelembaban udara relatif;
kebersihan cara filtrasi dan udara ventilasinya;
tekanan ruangan yang positif dan negatif;
distribusi udara didalam ruangan.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Sistem redudansi menjadi masalah pokok pada


sistem tata udara yang diperlukan pada ruang-ruang
tertentu, hal ini mengingat bahwa ada tindakan-
tindakan medik yang menginginkan tidak boleh
berhentinya sistem tata udara untuk melindungi pasien
dan peralatan medik yang harus selalu dikondisikan
oleh sistem tata udara.
Sistem tata udara harus mempunyai cadangan yang
cukup untuk mengantisipasi kerusakan (breakdown)
ataupun pada saat dilakukan tindakan pemeliharaan
yang diperlukan pada sistem tata udara.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

I.2. PENGERTIAN.
 Psychrometric.
 Kalor sensibel

 Kalor laten
 Kelembaban udara relatif
 Pengkondisian udara (air conditioning)
 Sistem tata udara

 Mesin refrigerasi
 Ventilasi
 Infiltrasi
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN.

Rumah sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber penyakit


hal ini harus menjadi perhatian dalam sistem tata udara.

 Pedoman teknis ini dimaksudkan sebagai ketentuan minimal bagi semua


pihak yang terlibat dalam perencanaan, pembangunan dan pengelolaan
bangunan rumah sakit.

 Pedoman teknis ini bertujuan untuk memperoleh kondisi termal dan kualitas
udara sesuai fungsi ruang yang dibutuhkan bagi pasien, tenaga medis dan
pengunjung di rumah sakit serta mencegah penyebaran sumber penyakit dan
sumber infeksi (Bakteri, virus, mikroorganisme yang berada di udara
(airborne microorganism), jamur, dan sumber-sumber penyakit lainnya).
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

1.4. RUANG LINGKUP.

Pedoman teknis ini diberlakukan terhadap


kinerja peralatan tata udara (equipment) dan
komponennya yang digunakan di rumah
sakit, sesuai kriteria penggunaan energi yang
efektif.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

BAB II : KRITERIA KINERJA


II.1. UMUM.
Kriteria kinerja yang perlu diperhatikan pada instalasi
tata udara di rumah sakit terutama untuk ruangan khusus
seperti ruang operasi, ruang isolasi, ruang steril perlu
memperhatikan parameter-parameter yang harus dipenuhi
oleh unit tata udara yang akan dipasang didalam ruangan ini.
Sistem tata udara tersebut harus mampu mengatur
temperatur, kelembaban udara, gerakan udara, kebisingan
dan bau yang tidak dikehendaki dalam ruangan secara terus
menerus (24 jam) untuk :
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

II.2. KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN.


Kriteria untuk perancangan pengkondisian udara
rumah sakit meliputi :

 Kondisi rancangan udara ruangan.


 Persyaratan pertukaran udara luar dan total
 Hubungan tekanan udara antar ruang.

Pedoman praktis dari ketentuan diatas secara umum


direkomendasikan dalam tabel III.D.1.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Kebutuhan kualitas udara yang bersih berbeda dari


satu ruang ke ruang lain dengan sistem filtrasi yang
dirancang khusus juga jumlah udara ventilasi yang
di masukan kedalam ruangan, akan
menghindarkan adanya kontaminasi dan
mengeliminasi sumber-sumber kontaminasi seperti:

Debu, Asap, partikel.


Microbial, Jamur, Bakteri, Kuman-kuman sebagai
sumber penyakit.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

pengendalian infeksi yang ditimbulkan


mikroorganisme yang terdapat di udara dan dapat
menimbulkan penyakit.
pengendalian lingkungan untuk fungsi medik yang
spesifik, antara lain:
tindakan atau proses penyembuhan yang
menuntut pengendalian kondisi termal ruangan
yang berbeda dari kenyamanan umum.
pengendalian bahaya terhadap ancaman bahan
kimia beracun, aerosol, dsb.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

pengendalian keselamatan jiwa dalam keadaan


darurat kebakaran.
 Untuk sistem tata udara yang menggunakan
sistem DX maka masing-masing unit tata udaranya
minimum harus mempunyai 2 buah kompresor
didalamnya untuk mengantisipasi beban ruangan
yang berubah selama 24 jam tanpa mengalami
perubahan temperatur dan kelembaban di dalam
ruangan dan juga menghindari kemungkinan
terjadinya kondensasi di ruangan tersebut.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Tekanan statik fan dari unit indoornya harus


mampu mengatasi tahanan filter-filter yang
terpasang di dalam unit tata udara maupun di
sistem saluran udaranya (ducting system), dan
dianjurkan minimum tekanan statik fan lebih
besar dari 1000 Pa.

System filtrasinya harus mengikuti tabel 2.2.4


PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

System filtrasinya harus mengikuti


tabel 2.2.6
Jumlah pertukaran udara dalam
ruangan (air change per hour) harus
mengikuti tabel 2.2.7
Sistem aliran udaranya mengikuti
gambar 2.3.4 dan gambar 2.3.5
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Kriteria Udara Luar


1. Penggunaan udara luar (outdoor air) yang relatif lebih
bersih, dianjurkan pada ruang-ruang khusus termasuk yang
tidak boleh adanya sirkulasi udara (no recirculation). Hal ini
dimaksudkan untuk melarutkan debu, gas-2 VOCs (Volatile
organic compounds), serta gas yang mengganggu kesehatan
(hazards) seperti gas anastesi, CO2, CO, Radon, dan lain-
lainnya.
Udara luar juga untuk menjaga konsentrasi oksigen di
dalam ruangan..
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

2. Lubang pemasukan udara luar, letaknya harus sejauh


mungkin secara praktis (sebisa mungkin bukaannya harus
berbeda arah), tetapi tidak kurang dari 7.6 m dari lubang
keluaran cerobong pembakaran, keluaran exhaust dari
rumah sakit atau gedung disebelahnya, sistem vakum alat
bedah, menara pendingin, keluaran cerobong plumbing,
keluaran buangan asap, dan area buangan asap kendaraan
dan asap berbahaya lainnya.
Bibir dasar bukaan pemasukan udara luar sistem central
harus terletak setinggi mungkin (direkomendasikan 3.7m
minimum) tetapi tidak lebih kurang dari 1.8 m diatas lantai
tanah atau, bila dipasang diatap 0.9 m diatas atap.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

3. Lubang buangan udara, harus terletak minimum 3 m


diatas lantai tanah dan jauh dari pintu, area penghuni, dan
jendela yang bisa dibuka.
Lebih diutamakan lokasi dari lubang buangan udara in di
atap mengarah atas atau mendatar menjauhi lubang
pemasukan udara. Perhatian khusus diberikan pada buangan
yang berbahaya seperti: (mesin pembakaran, cerobong asap,
buangan beracun biologis (Biological Safety Cabinets),
cerobong dapur, dan tempat pengecatan), Arah angin,
Bangunan sekitar dan kecepatan udara buangan perlu
diperhitungkan.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

4. Penggunaan sistem udara balik (return air)


dengan penggunaan langit-langit sebagai plenum
tidak dibenarkan.
5. Penggunaan filter dengan effisiensi tinggi seperti
HEPA (High Efficiency Particulate Air) filter dengan
effisiensi 99,97% dapat menyaring partikel dengan
ukuran sampai 0,3 µm dan lebih besar. Sementara
ukuran bakteri berkisar antara 0,5 ~ 10 µm.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Tabel 2.2.6.
Contoh effisiensi filter yang digunakan di rumah sakit umum.
Effisiensi Filter (%)

Jumlah (Dust Spot

kelomp Area Eff/Removal Eff)

ok Filter Mediu
Pre HEPA
m

Ruang bedah Orthopedic, Ruang bedah


3 transplantasi tulang (Bone Marrow), 25-30 80-90 99,97
Ruang bedah transplantasi organ
Ruang tindakan umum, Ruang melahirkan,
ruang bayi, ICU, Ruang perawatan pasien,
2 25-30 80-95  
Diagnostik dan area terkait. Laboratorium,
gudang steril
Area persiapan makanan, Laundri, Area
1 25-30    
administrasi, Gudang curah, Area kotor
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Persyaratan untuk kelangsungan pelayanan


Daya listrik darurat harus disediakan dan
disambungkan pada peralatan-peralatan berikut :
Fan yang berhubungan untuk mempertahankan
tekanan kritis antar ruangan, atau untuk
mengendalikan risiko bahaya dan tingkat
kontaminasi.
Peralatan untuk pemanasan dan pembangkitan
uap
Pompa air untuk air bersih
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Pemanas air yang terkait untuk ruang perawatan


dan yang berhubungan dengan makanan
Mesin pendingin, pompa dan pengolahan udara
dan peralatan lain yang diperlukan untuk
kelangsungan pendinginan bagi pasien rawat inap
kritis atau peralatan sensitif.
Semua peralatan kontrol yang diperlukan untuk
mendukung semua diatas.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Salah satu metoda untuk meningkatkan


kualitas udara di rumah sakit dengan
meningkatkan pertukaran udara per jam
(Air change per hour/ACH). Makin tinggi
pertukaran udaranya, makin baik kualitas
udaranya. Jumlah udara luar yang
dibutuhkan untuk pernafasan dapat dilihat
pada tabel 2.2.7.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Rumus kebutuhan minimum udara ventilasi untuk


daerah pernafasan (Vbz):
Vbz = Rp. Pz + Ra. Az
dimana:
Vbz = udara ventilasi untuk daerah pernafasan
(CFM atau L/detik)
Rp dan Ra didapat dari tabel 2.2.7, sedangkan Pz
adalah jumlah orang, Az adalah luas ruangan dalam
m2 atau ft2.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Pergerakan Udara (air movement).

Pergerakan udara harus diusahakan


untuk meminimalkan sumber penyakit
agar tidak menyebar ke udara (airborne)
yang memperbesar kemungkinan
terjadinya penularan diantara pasien,
tenaga medis dan pengunjung.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Gambar 2.3.4. Mengurangi mikro-organisme yang menyebar


PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Gambar 2.3.5.
Menunjukkan aliran udara laminer yang umumnya digunakan pada
kamar bedah. Kecepatan udara keluar dari HEPA filter (0.45 m/dt ± 0.1
m/dt).
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Tekanan Antar Ruang.


Gambar 2.4.1. dan Tabel 2.4.1. Gerakan udara dan Presurisasi.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Tabel 2.4.1 – Contoh gerakan udara dan presurisasi


Ukuran
41,2 m x 1,8 m 2,1 m x 2,4 m Kedua pintu
pintu
30% 60% 100% 30% 60% 100% 30% 60% 100%
Kondisi
terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka
Luas
bukaan 0,67 1,33 2,22 1,53 3,11 5,18 2,22 4,26 4,63
2
(m )
Tekanan
statik 15,625 15,625 15,625 15,625 15,625 15,625 15,625 15,625 15,625
(inch.W.G)
Q (CFM) 7344 14688 24480 17136 34272 57120 24480 48960 81600
1/16” kolom air = 0,0625
Ukuran
4 ft x 6 ft 7 ft x 8 ft Kedua pintu
pintu
30% 60% 100% 30% 60% 100% 30% 60% 100%
Kondisi
terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka terbuka
Luas
bukaan 7,2 14,4 24 16,5 33,6 56 24 46 50
2
(ft )
Tekanan
statik 0,0625 0,0625 0,0625 0,0625 0,0625 0,0625 0,0625 0,0625 0,0625
(inch.W.G)
Q (CFM) 4320 8640 14400 10080 20160 33600 14400 28800 48000
1/16” kolom air = 0,0625
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Perbedaan tekanan antar ruang fungsi tertentu dengan


ruang di sebelahnya harus direncanakan dengan benar untuk
menghindari adanya migrasi dari sumber penyakit atau
bahan-bahan berbahaya yang dapat dihirup oleh petugas
medis dan pengunjung rumah sakit.

Perbedaan tekanan antar ruang harus dapat mencegah


infiltrasi udara yang kurang bersih ke dalam ruangan yang
lebih bersih, sehingga diusahakan ruangan lebih bersih,
tekanan udaranya juga lebih tinggi dibandingkan dengan
ruangan kurang bersih
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Tekanan positip diruang tertentu harus direncanakan agar


sumber penyakit dari luar ruangan tidak masuk/infitrasi ke
dalam ruangan tersebut yang di dalamnya terdapat pasien
dalam keadaan darurat, atau dengan luka terbuka.
Ruang untuk pasien yang mempunyai penyakit menular dan
berbahaya harus dirancang dengan tekanan negatif agar
tidak membahayakan pengunjung dan pasien yang lain.
Ruangan-ruangan yang harus dirancang dengan tekanan
positif atau negatif relatif terhadap ruang di sebelahnya
mengacu pada rekomendasi yang ditunjukkan pada Tabel
III.D.1.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Gambar 2.4.3 Laju aliran melalui area kebocoran dengan perbedaan


tekanan
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Gambar 2.4.4 - Jenis-jenis dari Air Lock.


PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Tabel 2.4.4.Contoh penggunaan Air Lock.


Pemilihan Hubungan tekanan
Jenis ruang bersih Fungsi airlock
airlock relatif

 Tekanan positif  Mencegah ruang bersih Ruang bersih + + +


 Tanpa asap dan zat terkontaminasi dari udara luar Airlock + +
bio yang kotor Koridor +
Cascading
 Tanpa dibutuhkan  Mencegah udara bersih
penghalang / terkontaminasi dari ruang
penahanan sekelilingnya melalui retakan
 Mencegah ruang bersih Ruang bersih –
 Tekanan negatif
terkontaminasi dari udara
 Ada kontaminasi dari Airlock + +
kotor koridor
asap dan zat bio Bubble Koridor +
 Mencegah ruang bersih
 Dibutuhkan
melepas asap atau zat bio ke
penghalang/penahan
koridor
 Mencegah ruang bersih Ruang bersih –
 Tekanan negatif terkontaminasi udara kotor
Airlock ––
 Ada kontaminasi dari koridor
 Mengizinkan asap atau zat bio Koridor +
asap dan zat bio Sink
 Dibutuhkan ruang bersih lepas ke air lock.
penghalang/penahan Tidak ada peralatan proteksi
petugas yang dibutuhkan

 Tekanan negatif Udara bersih –


 Mencegah ruang bersih
 Ada asap beracun Airlock negatif – –
terkontaminasi dari udara
atau zat bio yang (Dual kotor koridor Airlock positif + +
berbahaya atau Compartment)  Mencegah asap udara bersih Koridor –
mempunyai potensi Kompartemen atau zat bio lepas ke koridor
gabungan unsur ganda  Proteksi peralatan yang
 Dibutuhkan
digunakan petugas (seperti
penghalang/penahan
peralatan presurisasi dan
 Proteksi petugas
respiratur bila disyaratkan)
dibutuhkan
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Temperatur dan Kelembaban Udara.


Temperatur dan kelembaban udara relatif ruang yang
berbeda untuk setiap jenis ruang dalam rumah sakit yang
diperlukan, tergantung dari jenis penyakit, tingkat keparahan
pasien ataupun fungsi ruang tersebut.
Oleh karena itu, kondisi termal untuk setiap fungsi ruang
direncanakan secara terpisah/berdiri sendiri dengan tingkat
pengaturan individual (individual control).
Temperatur dan kelembaban udara relatif yang
direkomendasikan untuk setiap ruangan mengacu pada tabel
III.D.1.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Tabel III.D.1 – Kriteria Kinerja pengkondisian ruangan di rumah sakit


Tekanan yang Minimum Semua
Pertukaran Udara yang
berhubungan pertukaran udara Relatif Temperatur
total udara di resirkulasi
dengan area udara dari dibuang humiditas rancangan
Fungsi ruang minimum di dalam unit
yang udara luar langsung (%) (CC)
per jam. ruangan.
berdekatan per jam ke luar
(a) (b) (c) (m) (d) (n) (o)
BEDAH DAN PERAWATAN KRITIS
Ruang operasi (sistem udara
P 5 25 - Tidak 30-60 20-23.9
resirkulasi) (e)(r)
Ruang operasi/bedah cyctoscopic
P 5 25 Tidak 30-60 20-23.9
(e),(p),(q),(r)
Ruang melahirkan (p),(r) P 5 25 - Tidak 30-60 20-23.9
Ruang pemulihan (p) - 2 6 - Tidak 30-60 21.1-23.9
ICU - 2 6 - Tidak 30-60 21.1-23.9
NICU - 2 6 - Tidak 30-60 22.2-25.6
Ruang Tindakan - - 6 - - 30-60 21.1-23.9
Perawatan bayi P 5 12 - Tidak 30-60 23.9-26.7
Ruang Trauma (krisi atau shock)
- 3 15 - Tidak 30-60 21.1-23.9
(f),(s)
Gudang gas anestesi. N - 8 Ya - - -
Endoscopy N 2 6 - Tidak 30-60 20-22.8
Bronchoscopy (q) N 2 12 Ya Tidak 30-60 20-22.8
Ruang tunggu ER N 2 12 Ya - 30-60 21.1-23.9
Triase N 2 12 Ya - - 21.1-23.9
Ruang tunggu radiologi N 2 12 Ya (t) (u) - - 21.1-23.9
Ruang (prosedur) operasi klas A. N 3 15 - Tidak 30-60 21.1-23.9
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

PERAWATAN
Ruang pasien - 2 6(v) - - 30-60 21.1-23.9
Ruang toilet (g) N Pilihan 10 Ya Tidak - -
Ruang perawatan bayi baru lahir. - 2 6 - Tidak 30-60 22.2-25.6
Ruang lingkungan terproteksi. (i),
P 2 12 - Tidak - 21.1-23.9
(q), (w)
Ruang isolasi infeksi yang ada di
N 2 12 Ya (u) Tidak - 21.1-23.9
udara (h), (q), (x)
Ruang antara terisolasi (Isolation
P/N 2 10 Ya Tidak - -
alcove or anteroom) (w) (x)
Ruang
kala/melahirkan/pemulihan/pasca
- 2 6(v) - - 30-60 21.1-23.9
melahirkan (Labor / delivery /
recovery / postpartum) (LDRP)
Koridor publik N 2 2
Koridor pasien - 2 4 - -

PENUNJANG
RADIOLOGY (y)
X-ray (diagnostic dan
- 2 6 - - 30-60 22.2-25.6
tindakan)
X-ray (bedah/perawatan
P 3 15 - Tidak 30-60 21.1-23.9
kritis dan katerisasi)
Ruang gelap N 2 10 Ya (j) Tidak - -
Laboratorium, umum (y) N 2 6 Ya Tidak 30-60 21.1-23.9
Laboratorium, bacteriology N 2 6 Ya Tidak 30-60 21.1-23.9
Laboratorium, biochemistry (y) P 2 6 - Tidak 30-60 21.1-23.9
Laboratorium, cytology N 2 6 Ya Tidak 30-60 21.1-23.9
Laboratorium, cuci gelas N Pilihan 10 Ya Tidak - -
Laboratorium, histology N 2 6 Ya Tidak 30-60 21.1-23.9
Microbiology (y) N - 6 Ya Tidak 30-60 21.1-23.9
Laboratorium, pengobatan nuklir N 2 6 Ya Tidak 30-60 21.1-23.9
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Laboratorium, pathology N 2 6 Ya Tidak 30-60 21.1-23.9


Laboratorium, serology P 2 6 Ya Tidak 30-60 21.1-23.9
Laboratorium, sterilisasi N Pilihan 10 Ya Tidak 30-60 21.1-23.9
Laboratorium, media transfer P 2 4 - Tidak 30-60 21.1-23.9
Ruang Autopsy (q) N 2 12 Ya Tidak - -
Nonrefrigerated body-holding
N Pilihan 10 Ya Tidak - 21.1
room (k)
Farmasi P 2 4 - - 30-60 21.1-23.9

ADMINISTRATION
Ruang pendaftaran dan ruang
N 2 6 Ya - 30-60 21.1-23.9
tunggu

DIAGNOSTIC AND
TREATMENT
Bronchoscopy, sputumcollection,
N 2 12 Ya - 30-60 21.1-23.9
and pentamidine administration
Ruang pemeriksaan - 2 6 - - 30-60 21.1-23.9
Ruang pengobatan P 2 4 - - 30-60 21.1-23.9
Ruang tindakan - 2 6 - - 30-60 21.1-23.9
Therapi fisik dan hydrotherapy N 2 6 - - 30-60 22.2-26.7
Ruang kotor N 2 10 Ya Tidak 30-60 22.2-25.6
Ruang bersih P 2 4 - -

Ruang ETO-sterilizer N - 10 Ya Tidak


Ruang peralatan Steril N - 10 Ya Tidak
Sentral medik dan suplai bedah :
Ruang kotor or
N 2 6 Ya Tidak 30-60
decontamination.
Ruang bersih. P 2 4 - Tidak 30-60 22.2-25.6
Gudang Sterile P 2 4 - - 30-60 22.2-25.6
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

22.2-25.6
LAYANAN
Pusat persiapan makanan (l) - 2 10 Ya Tidak
Cuci piring N Pilihan 10 Ya Tidak
Gudang harian Dietary - Pilihan 2 - Tidak
Laundri, umum N 2 10 Ya Tidak
Sortir linen kotor dan gudang. N Pilihan 10 Ya Tidak
Gudang linen bersih P 2 (Pilihan) 2 - -
Linen and trash chute room N Pilihan 10 Ya Tidak
Ruang Bedpan N Pilihan 10 Ya Tidak
Kamar mandi N Pilihan 10 Ya Tidak 22.2-25.6
Klosert Janitor N Pilihan 10 Ya Tidak
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

BAB – III SISTEM VENTILASI


3.1 Tujuan.
3.1.1 Ventilasi bertujuan :
1.Melarutkan dan mengurangi konsentrasi gas-gas yang tidak
dikehendaki dan berbahaya seperti: Gas Anastesi, Aroma yang
tidak sedap yang ditimbulkan oleh keringat, gas-gas pembakaran
(CO2), Gas CO, gas NOx, dan Volatile organic compounds (VOCs).

2.Melarutkan dan mengurangi konsentrasi debu, partikel dan


asap.

3.Memasukkan kebutuhan Oksigen untuk pernafasan.


PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

 3.2 Ventilasi Ruangan.


 Suatu ruangan yang layak ditempati, misalkan bangunan rumah sakit,
untuk tujuan tertentu, harus dilengkapi dengan :
 (1). Ventilasi alami;
 (2). Ventilasi mekanis.

 3.3 Ventilasi Alami.


 3.3.1 Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar
suatu bangunan gedung yang disebabkan oleh angin dan adanya perbedaan
temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran
ventilasi.
 3.4 Ventilasi Mekanis.
 3.4.1. Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami yang
memenuhi syarat tidak memadai.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Tabel 2.2.7
Persyaratan ventilasi udara luar
Zone pernapasan Zone pernapasan
Klasifikasi
dalam laju udara dalam laju udara Densitas hunian Laju udara luar buangan
Hunian
luar Orang (Rp) luar Area (Ra)
CFM/ L/detik/ L/detik/ CFM/ L/detik/
  CFM/ft2 #/1000 ft2 a) #/100 m2
orang orang m2 orang a) orang
Ruang autopsi
--         0,5  
b

Ruang
tindakan 15 7,05 -- -- 20   -- --
medik
Ruang
operasi/beda 30 14,1 -- -- 20   -- --
h
Ruang pasien 25 11,75 -- -- 10   -- --
Ruang
15 7,05 -- -- 20   -- --
Rehab.Medik
Ruang
Pemulihan 15 7,05 -- -- 20   -- --
dan ICU
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Table 3.4.6 - Kebutuhan ventilasi udara luar.

Laju aliran udara


Lajua
Laju aliran udara luar area, dalam Nilai
zona aliran
luar orang dalam densitas
Klasiifikasi Hunian pernapasan. udara
zona pernapasan. hunian
buangan
cfm/orang Ra #1000 ft2 a)
cfm/ft2
cfm/ft2 a)

Rumah Sakit, rumah perawatan dan pemulihan.        


 1 Ruang Otopsi b)   -- -- -- 0.5
  Ruang tindakan medik
15 -- 20
2
  Ruang Operasi/bedah.
30 -- 20
3
  Ruang rawat inap. 
25 -- 10
4
  Terapi fisik (Rehabilitasi
15 -- 20
5 Medik).
6 Ruang pemulihan dan
Unit perawatan intensif 15 -- 20
(ICU)  
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

BAB IV : SISTEM KEKHUSUSAN RUMAH SAKIT


( HVAC “SYSTEM HYGIENE )
1. Potensi untuk terjadinya resiko infeksi dapat timbul jika rancangan
maupun pemeliharaaan (maintenance) peralatan tata udara tidak baik
( poor ).
2. Dimana saja jika bahan-bahan makanan disimpan pada daerah yang
relatif lembab dapat membuat tumbuhnya zat-zat micro-organisme yang
beracun.
3. Rancangan sistem tata udara dimaksudkan untuk meminimalisasi
terjadinya pertumbuhan zat-zat micro-organisme yang beracun tersebut.
4. Oleh karena itu diperlukan rancangan yang tepat sistem tata udara yang
mencakup pemilihan peralatan, kemudahan untuk melakukan inspeksi
maupun kemudahan pemeliharaan.
5. Potensi dengan kondisi resiko tinggi pada sistem tata udara diantaranya :
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

 Penempatan saluran udara masuk ( outside air intake )


yang terlalu dekat dengan tempat penimbunan sampah.

 Rancangan saluran udara masuk, tidak memenuhi untuk


melakukan fungsinya sebagai pengeluar udara buangan
( exclude precpitation ), misalnya tanpa dilengkapi dengan
kisi-kisi yang tepat ( louvers ), yang memungkinkan
masuknya air hujan.

 Perlu diperhatikan apakah ukuran rancangan saluran


udara masuk dapat menimbulkan timbunan untuk
pertumbuhan zat-zat yang berbahaya.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

 Tidak tepatnya rancangan untuk mengalirkan air drainasi


dari koil pendinginan maupun alat perangkap air, sehingga
tidak semprnanya aliran drainasi yang terjadi.

 Perancangan yang tidak tepat dari AHU maupun Humidifier


dengan ducting, dimana tidak dihasilkan penguapan yang
baik ( complete evaporation ).

 Sumber-sumber yang menghasilkan kelembaban berlokasi


terlalu dekat dengan koil pendingin atau humidifier,
sehingga filter dan jalur ducting akan menjadi tempat
pengumpul debu.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

 Kurangnya perhatian terhadap kemudahan pemeliharaan dan


inspeksi sewaktu masa prarancangan mengakibatkan sulitnya
dilakukan inspeksi maupun pembersihan.

 Sumber-sumber yang menghasilkan kelembaban berlokasi


terlalu dekat dengan koil pendingin atau humidifier, sehingga
filter dan jalur ducting akan menjadi tempat pengumpul debu.

 Kurangnya perhatian terhadap kemudahan pemeliharaan dan


inspeksi sewaktu masa prarancangan mengakibatkan sulitnya
dilakukan inspeksi maupun pembersihan.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Harus dimengerti oleh perancang bahwa


pekerjaan pemeliharaan tetap harus
dilakukan sebaik apapun hasil rancangan
tersebut, oleh karena itu fasilitas-fasilitas
untuk melakukan inspeksi dan pemeliharaan
harus dipersiapkan.
PEDOMAN TEKNIS
PRASARANA SISTEM TATA UDARA
PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT

Anda mungkin juga menyukai