Anda di halaman 1dari 10

KETAATAN MASYARAKAT TERHADAP

UU NO. 22 TAHUN 2009 DALAM


UPAYA MEWUJUDKAN TERTIB LALU
LINTAS DI INDONESIA
KELOMPOK 1

 Andi Erisya Magfirah Asnawi_I011211082


 Mukbirawan Palongengi_I011211075
 Wahdaniar_I011211061
 Muh. Ibnu Aqilah Akil_I011211089
 Ummu Kalsum_I011211096
 Muh. Agung Al Fajri_I011211103
 Dwi Ananda Febryan_I011211110
 Zainul Iman_I011211068
Kesadaran Hukum Masyarakat
Indikator pertama adalah pengetahuan
hukum Seseorang mengetahui bahwa
perilaku-perilaku tertentu itu telah diatur
Indikator yang ketiga adalah sikap hukum

01 03
oleh hukum. Peraturan hukum yang
Seseorang mempunyai kecenderungan
dimaksud disini adalah hukum tertulis
untuk mengadakan penilaian tertentu
maupun hukum yang tidak tertulis.
terhadap hukum.
Perilaku tersebut menyangkut perilaku
yang dilarang oleh hukum maupun
perilaku yang diperbolehkan oleh hukum.

. Indikator kedua adalah pemahaman

02 04
hukum Seseorang warga masyarakat
mempunyai pengetahuan dan
Indikator yang keempat adalah perilaku
pemahaman mengenai aturan-aturan
hukum Seseorang atau dalam suatu
tertentu, misalnya adanya
masyarakat warganya mematuhi
pengetahuan dan pemahaman yang
peraturan yang berlaku.
benar dari masyarakat tentang
hakikat dan arti pentingnya UU No. 1
Tahun 1974 tentang perkawinan.
Tertib dalam Lalu Lintas
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna,
kendaraan, dan jalan.

1. Manusia sebagai 2. Kendaraan 3. Jalan


pengguna
digunakan oleh pengemudi merupakan lintasan yang
dapat berperan sebagai
mempunyai karakteristik yang direncanakan untuk dilalui
pengemudi atau pejalan kaki
berkaitan dengan kecepatan, kendaraan bermotor maupun
yang dalam keadaan normal
percepatan, perlambatan, kendaraan tidak bermotor
mempunyai kemampuan dan
dimensi dan muatan yang termasuk pejalan kaki. Jalan
kesiagaan yang berbeda-beda
membutuhkan ruang yang cukup tersebut direncanakan untuk
(waktu reaksi, konsentrasi).
untuk bisa bermanuver dalam mampu mengalirkan aliran lalu
Perbedaanperbedaan tersebut
lalu lintas. lintas dengan lancar dan mampu
masih dipengaruhi oleh keadaan
mendukung beban muatan
fisik dan psikologi, umur serta
sumbu kendaraan serta aman,
jenis kelamin dan pengaruh-
sehingga dapat meredam angka
pengaruh luar seperti cuaca,
kecelakaan lalu-lintas.
penerangan/lampu jalan dan tata
ruang
Beberapa manfaat akan kita dapatkan ketika kita memiliki budaya tertib
lalu lintas

1. Sampai tujuan dengan selamat, Jika semua orang terutama kalangan pelajar memiliki budaya tertib lalu lintas
maka keselamatanpun terjamin. Karena pelajar satu dengan yang lain saling memahami dan mengerti posisi
mereka sama-sama pemakai jalan. Budaya tertib lalu lintas antara lain menjadi pengguna jalan yang baik, 8
menaati rambu-rambu lalu lintas, serta peraturan yang mengenai lalu lintas. Sehingga mereka sampai tujuan
dengan selamat.

2. Mengurangi tingkat kecelakaan pada kalangan pelajar, Menurut data catatan PT Jasa Raharja Cabang Jatim
terungkap 70 persen dari total 4.286 korban kecelakaan sepanjang Januari hingga Maret 2014 adalah usia
produktif. Kebanyakan dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan pegawai swasta. Sehingga dengan adanya
kesadaran dalam memiliki budaya tertib lalu lintas maka dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada kalangan
pelajar.

3. Mengurangi tingkat pelanggaran lalu lintas, Dengan adanya budaya lalu lintas di jalan pada kalangan pelajar,
maka tingkat pelanggaran lalu lintaspun akan berkurang. Sehingga kedamaian pemakai jalan akan lebih
meningkat. Contohnya memakai mesin knalpot yang berstandar nasional makan pemakai jalan yang lain tidak
akan terganggu dengan suara knalpot yang tidak berstandar nasional.
kecelakaan yang terjadi dalam lalu lintas disebabkan oleh 4
(empat) faktor

1. Faktor 2. Faktor Kendaraan 3. Faktor Jalan 4. Faktor Cuaca


Human/Pengemudi
seperti: Kendaraan tidak misalnya: Jalan sempit;
(manusia), yaitu: contohnya: Berkabut;
laik jalan (usia tua, Jalan licin (habis hujan, Hujan; Longsor; Banjir.
a. Tidak disiplin rusak); Ban tiba-tiba banjir, ada ceceran Dari keempat faktor di
b. Emosional pecah (bersifat minyak/oli,dsb); Jalan atas faktor manusia
c. Daya konsentrasi insidentil).; Rem blong, bergelombang; Tikungan merupakan faktor utama
berkurang lampu tidak tajam, terjadinya berbagai
d. Kurang trampil dalam berfungsi/tidak ada; tanjakan/menurun; Jalan kecelakaan dalam lalu
mengemudi Melebihi muatan; Bukan terlalu mulus/hotmix lintas.
e. Mengantuk/lelah peruntukannya (ban dan yang bikin pengendara
f. Mabuk bodi modif). merasa sangat nyaman
akhirnya malah jadi
lengah.
Berikut ini beberapa contoh aturan yang
tertera pada Undang-Undang No. 22 Tahun
2009, yang dapat dijadikan acuan di dalam
penegakan hukum, yaitu:

1. Pasal 106 Ayat (8) “setiap orang yang mengemudikan ranmor dan penumpang sepeda motor
wajib mengenakan helm yang mengenakan hekm yang berstandar nasional”
2. Pasal 107 Ayat (2) “Sepeda motor wajib menyalakan lampu utama pada siang hari”
3. Pasal 106 Ayat (4) “Setiap orang yang mengemudi kendaraan bermotor di jalan wajib
memenuhi ketentuan rambu perintah atau rambu larangan; marka jalan, aalt pemberi isyarat
lalin, gerakan lalin, berhenti dan parkir, peringatan dengan bunyi dan sinar, kecepatan, tata
cara penggandengan”
4. Pasl 285 Ayat (1) “Mengemudikan sepeda motor wajib memenuhi persyaratan teknis dan laik
jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat
pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban”
5. Pasal 77 Ayat (1) Jo Pasal 281 “setiap orang mengemudi kendaraan bermotor dijalan wajib
memiliki SIM sesuai jennies kendaraan bermotor yang dikemudikan”, dsb.
Strategi yang Dikembangkan Satuan Lalu Lintas dalam
Mengurangi Pelanggaran Lalu Lintas
1. Metode preventif (pencegahan)

a b c d

Upaya Upaya Upaya Pengaturan


pengaturan pengaturan pengaturan faktor
faktor jalan. faktor sistem lalu manusia.
kendaraan. lintas.
2. Metode represif (penanggulangan)
a. Stasioner b. Haunting Sistem
Penanggulangan pelanggaran lalu Sesuai dengan Surat Telegram
lintas dimulai dari kelengkapan Kapolda Jateng No: 402/11/2012
surat-surat yang berupa Surat Ijin pada tanggal 13 Februari 2012
Mengemudi (SIM) serta Surat Tanda bahwa pelaksanaan penindakan
Nomor Kendaraan (STNK). Melalui pelanggaran lalu lintas di jalan raya
penyuluhanpenyuluhan serta dengan melalui haunting sistem
himbauan-himbauan dalam metode (sistem pengawasan). Dengan
preventif di atas telah dianjurkan dilakukannya pengawasan tersebut
kepada para pengemudi agar diharapkan para pengemudi
memiliki dan selalu membawa Surat kendaraan bermotor tidak
Ijin Mengemudi pada saat berlalu menyalahi aturan-aturan dalam
lintas di jalan raya. berlalu lintas dan tertib dalam
berlalu lintas sesuai aturan-aturan
yang ada.
TERIMA KASIH!!

Anda mungkin juga menyukai