Anda di halaman 1dari 15

DEFINISI

BIOTEKNOLOGI
DAN
PENGEMBANG
ANNYA
FERYANTO SIRAIT
P00933221019
Pengertian Bioteknologi Lingkungan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun
produk dari makhluk hidup
(enzim,alcohol,antibiotik, asam organik,)
dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa.
Bioteknologi lingkungan penggunaannya banyak melibatkan mikroorganisme
untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup manusia dan alam sekitarnya.
Peningkatan kualitas lingkungan tersebut meliputi pencegahan terhadap masuknya
berbagai polutan agar lingkungan tidak terpolusi, membersihkan lingkungan yang
terkontaminasi oleh polutan, dan membangkitkan serta memberdayakan sumber daya alam yang masih
memiliki nilai tambah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Penggunaan mikroorganisme
untuk mengurangi polutan di lingkungan merupakan bioremediasi.
Ilmu-ilmu pengetahuan yang terlibat kedalam kajian bioteknologi lingkungan,
di antaranya: dasar-dasar taksonomi makhluk hidup, dasar-dasar mikrobiologi
lingkungan, metabolisma, genetika, dan ekologi mikrobial. Di samping itu,
pengetahuan lain juga terlibat, seperti: stokiometri dan energetika dari reaksi-reaksi
mikrobial. Oleh karena itu, bioteknologi lingkungan merupakan ilmu aplikatif yang
harus ditumbuhkembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan taraf kehidupan
manusia ke arah kemakmuran. Bioteknologi lingkungan dibatasi pada yang secara
langsung atau tidak langsung menangani masalah-masalah lingkungan.
PENGEMBANGA-PENGEMBANGAN
BIOTEKNOLOGI
I. BIOREMEDIASI

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di


lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia
polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi.

Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang
berbahaya, bioremediasi dapat melalui cara seperti berikut :
● Biostimulasi: ● Bioremediasi Intrinsik:
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami
gas, ditambahkan ke di dalam air atau tanah yang tercemar.
dalam air atau tanah yang tercemar untuk
memperkuat pertumbuhan dan aktivitas
bakteri remediasi yang telah ada di dalam air
atau tanah tersebut.
● Bioaugmentasi:
Mikroorganisme yang dapat membantu
membersihkan
kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam
air atau tanah yang tercemar.
Bioremidiasi dapat dibedakan berdasarkan lokasi, bahan pencemar dan tempat pencemaran :

 Berdasarkan lokasi

Ada dua jenis bioremediasi berdasarkan lokasi, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau
off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara
bioremediasi ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara tanah atau air yang
tercemar diambil dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol, kemudian
diberi perlakuan khusus dengan
menggunakan mikroba.
 Berdasarkan Bahan Pencemar

Bioremediasi Senyawa Organik yaitu Proses mengubah senyawa pencemar organik


yang berbahaya menjadi senyawa lain yang lebih aman dengan memanfaatkan
organisme.
Bioremediasi senyawa Anorganik yaitu pemanfaatan organisme untuk mengubah,
menyerap atau memanfaatkan senyawa anorganik yang mencemari lingkungan. Proses
ini bisa melalui bioleaching yaitu proses ekstraksi dan pemecahan logam menggunakan
bakteri contohnya oksidasi besi dan belerang menggunakan
bakteri Acidithiobacillus Thiobacillus dan thiooxidans Acidithiobacillus.
 Berdasarkan Tempat Pencemaran
Bioremediasi Tanah: Bioremediasi tanah tercemar logam berat sudah banyak
dilakukan dengan menggunakan mikoriza dan bakteri pereduksi logam berat sehingga tidak
dapat diserap oleh tanaman.

Bioremediasi Air: Meningkatnya aktivitas manusia di rumah tangga


menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke waktu.
Bioremediasi air dapat menggunakan bakteri atau tanaman air. Penggunaan bakteri sering
digunakan seperti Bacillus sp untuk bahan pencemar minyak bumi, Pseudomonas pseudomallei
ICBB 1512 untuk menghilangkan senyawa merkuri beracun yang terlarut dalam air limbah dan
Desulfotomaculum orientis ICBB 1204, Desulfotomaculum sp ICBB 8815 dan ICBB 8818
yang mengubah sulfat dalam air asam tambang menjadi hidrogen sulfida dan kemudian
bereaksi dengan logam berat setelah reaksi belangsung pH (keasaman) air asam tambang yang
mula-mula berkisar
dari 2 - 3 meningkat mendekati netral (6-7).
II. SKRINING TOKISITAS

Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang
dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan.Selain itu
toksikologi juga mempelajari jejas/kerusakan/cedera pada organisme (hewan,
tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari
racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada
organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme.
III. KONVERSI LIMBAH MENJADI ENERGI

Sampah merupakan sisa dari aktivitas manusia yang kian hari masalahnya makin
kompleks. Dapat diamati di berbagai sudut kota terdapat onggokan sampah yang tidak
terangkut dan menimbulkan masalah bagi lingkungan. Persoalan yang muncul
umumnya berasal dari adanya pembuangan sampah yang dilakukan secara
sembarangan yang berdampak pada kurangnya estetika lingkungan bahkan pada kasus
tertentu dapat menimbulkan dampak yang lebih luas seperti banjir dan munculnya bibit
penyakit. Untuk mengatasi permasalahan yang timbul, ada banyak hal yang dapat kita
lakukan untuk meminimalisir dampak negatif tersebut, diantaranya adalah melakukan
konversi bagi limbah-limbah tersebut sehingga menjadi suatu produk yang bermanfaat
dan bernilai jual tinggi serta ramah lingkungan.
 Biogas di Indonesia

Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan
bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen
disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % )
berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan
diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama
material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan
bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat
hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau
senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa
yang sederhana. Sedangkan asifidifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa
sederhana.
 Bio Energi

Kenaikan harga bahan bakar minyak dan menipisnya cadangan sumber minyak
bumi di Indonesia menjadi penghambat dalam beberapa aspek. Atas dasar
masalah tersebut, maka diperlukan upaya untuk mencari sumber-sumber energi
alternatif. Salah satu potensi energi alternatif adalah limbah biomasa yang
dihasilkan dari aktivitas produksi pertanian yang jumlahnya sangat besar.
Biomasa bersifat mudah didapatkan, ramah lingkungan dan terbarukan. Potensi
limbah biomassa terbesar adalah dari limbah kayu hutan, kemudian diikuti oleh
limbah padi, jagung, ubi kayu, kelapa, kelapa sawit dan tebu. Dengan
mempertimbangkan potensi limbah pertanian dan penggunaannya di pedesaan,
penelitian-penelitian energi terbarukan dalam hal pengelolaan konservasi energi
dan
penggunaan secara efisien adalah penting untuk dilakukan.
Dengan adanya teknologi yang mampu memanfaatkan limbah organik atau
bahan-bahan yang semula dianggap sampah memberikan peranan yang sangat
penting bagi kehidupan. Dampak dari pencemaran yang diakibatkan oleh limbah
atau sampah tersebut dapat berkurang bahkan memberikan suatu produk yang
berguna sebagai alternatif pengganti sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dan berguna dalam meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai