PENGENDALIAN MIKROBA
FARMASI – UHAMKA
2013
Priyo Wahyudi
PENGENDALIAN MIKROBA
a. Pengendalian Fisik
b. Pengendalian kimiawi
c. Disinfektan & Antiseptik
Pengendalian Fisik
Pengendalian secara Fisik
1. Penggunaan panas. Panas merupakan pengendalian fisik yang paling banyak
digunakan. Penggunaan panas selalu merupakan kombinasi antara waktu dan
suhu.
Sterilisasi (perebusan, autoklaf, oven udara panas) membunuh semua
mikroorganisme dengan panas; umumnya digunakan pada pengalengan,
kemasan botol atau prosedur pengepakan steril lainnya.
Pasteurisasi menggunakan temperatur yang rendah, untuk mengurangi
jumlah sel mikroorganisme (seperti: Staphylococci, Streptococci, Brucella
abortus and Mycobacterium tuberculosis) dalam produk makanan.
Pasteurisasi susu dilakukan pada suhu 63 oC/30 menit (metode batch) atau
suhu 71oC/15 detik (metode cepat).
2. Pengeringan (Drying = penghilangan air): umumnya mikroorganisme tidak
bisa tumbuh pada Aw < 0.90. Penghilangan air dapat dilakukan dengan cara
pemanasan, evaporasi, freeze-drying atau penambahan garam atau gula.
3. Pendinginan . Penggunaan suhu rendah menghambat pertumbuhan mikroba
(refrigerate, freeze, deep freeze)
4. Irradiasi (microwave, UV, x-ray): aplikasi pengendalian fisik yang tidak
merubah kondisi bahan
5. Filtrasi : Penyaringan menggunakan filter atau membran
Pasteurisasi
STERILISASI
Penghilangan
HEPA
bakteri lebih
mudah dibanding
VIRUS
Fumigasi
Pemanasan Basah
• Otoklaf: suhu 1210C , 1 atm 10-15 menit, dapat mematikan
spora
• Merebus (boiling): waktu desinfeksi 15 menit setelah air
mendidih sel-sel vegetatif akan mati tidak dengan spora dan
virus
• Pasteurisasi: digunakan mensterilkan susu (kuman TBC,
Staphylococcus, Salmonella, Shigella) suhu 650C, 30 menit
AUTOKLAF: Sterilisasi Lembab bertekanan
• Prinsip adalah dengan tekanan 15 psi, suhu 121’c, selama 15
menit
• Thermal death point (TDP): temperatur terendah yang
menyebabkan sel mati dalam 10 menit.
• Thermal death time (TDT): Twaktu yang diperlukan untuk
membunuh seluruh sel dalam kultur
• Decimal reduction time (DRT): menit saat 90% populasi sel
mati pada suatu temperatur tertentu yang dicobakan
Pemanasan Kering
• Pembakaran (incineration): efektif hanya untuk alat penanam
mikroorganisme, (ose dan jarum tanam tajam) , efektif juga
untuk bangkai hewan percobaan
• Oven: 160-180 0C 1-2 jam sterilisasi aliran udara kering untuk
alat-alat gelas pipet, petri, tabung reaksi
RADIASI
• Tiga tipe radiasi untuk sterilisasi
1. Radiasi ionisasi (ionizing radiation) : sinar gama,
sinar X,
2. Radiasi non ionisasi (non ionizing radiation) : UV
3. Radiasi gelombang mikro (microwave radiation)
1. Radiasi ionisasi (Ionizing Radiation)
A. Ozone:
Digunakan bersama dengan chlorine dalam pengolahan air bersih /
air minum
Membantu menetralkan rasa dan bau yang tidak sedap
Lebih efektif membunuh dibanding chlorine, namun kurang stabil
dan mahal
Merupakan suatu bentuk reaktif dari oksigen, yang dihasilkan dari
oksigen yang terekspos dengan arus listrik atau sinar UV
Senyawa Kimia Antimikroba
8. Peroxygen (Oxidizing Agents):
B. Hydrogen Peroxide:
Digunakan sebagai suatu antiseptik
Tidak baik untuk luka terbuka karena segera dihancurkan oleh
enzim katalase
Bersifat efektif sebagai desinfektan untuk peralatan
Bersifat Sporicidal pada suhu tinggi
Digunakan pada industri makanan dan desinfektan untuk
contact lenses.
C. Benzoyl Peroxide:
Digunakan pada obat jerawat.
Senyawa Kimia Antimikroba
8. Peroxygen (Oxidizing Agents):
D. Peracetic Acid:
merupakan salah satu bahan sporosida yang sangat efektif
Sterilant :
Kills bacteria and fungi in less than 5 minutes.
Kills endospores and viruses within 30 minutes.
Digunakan secara luas untuk desinfeksi peralatan makan dan
peralatan medis, karena tidak meninggalkan residu serta non
toksik
Efisiensi senyawa Antimikroba
Agen Kimia
AGEN RUMUS BANGUN MEKANISME KERJA KEGUNAAN
Tincture of Iodine (2% I2 in 70% alcohol) Inactivates proteins Antiseptic used on skin
Forms hypochlorous acid
Disinfect drinking water; general
Chlorine (Cl2) gas (HClO), a strong oxidizing
disinfectant
agent
General antiseptic and used in the eyes
Silver nitrate (AgNO3) Precipitates proteins
of newborns
Inactivates proteins by Disinfectant, although occasionally used
Mercuric chloride
reacting with sulfide groups as an antiseptic on skin
Detergents (e.g. quaternary ammonium
Disrupts cell membranes Skin antiseptics and disinfectants
compounds)
Phenolic compounds(e.g. carboloic acid, Denature proteins and disrupt Antiseptics at low concentrations;
lysol, hexylresorcinol, hexachlorophene) cell membranes disinfectants at high concentrations
Disinfectant used to sterilize heat-
Ethylene oxide gas Alkylating agent sensitive objects such as rubber and
plastics
Preservatif
Effective
Preservative Uses
Concentration
Propionic acid and
0.32% Antifungal agent in breads, cake, Swiss cheeses
propionates
Sorbic acid and sorbates 0.2% Antifungal agent in cheeses, jellies, syrups, cakes
Benzoic acid and Antifungal agent in margarine, cider, relishes, soft
0.1%
benzoates drinks
Sodium diacetate 0.32% Antifungal agent in breads
Antimicrobial agent in cheeses, buttermilk, yogurt
Lactic acid ?
and pickled foods
Sulfur dioxide, sulfites 200-300 ppm Antimicrobial agent in dried fruits, grapes, molasses
NO SPEKTRUM SASARAN
4. Menghambat sintesis protein dengan terikat pada
subunit ribosom 30S
Tetrasiklin Aktivitas spektrum luas
Streptomisin Pada Gram negatif
Golongan aminoglikosida: gentamisin, Kanamisin Bakteri Gram negatif
Amikasin, Netilmisin, Neomisin, Sisomisin
60
61
Sintesis Peptidoglikan
1. Monomer peptidoglican disintesis di Sitosol tempat mereka menempel dengan suatu molekul carrier
membran yang disebut BACTOPRENOL.
2. Enzim AUTOLYSIN memutus ikatan glikosidik di kanan dan kiri pada titik pertumbuhan di sepanjang
peptidoglikan yang ada. Ikatan peptida silang yang menjembatani antar lapisan PG juga akan diputus.
3. Bactoprenol dan ensim TRANSGLIKOSIDASE akan menginsersikan (memasukkan) monomer PG pada
ikatan PG yang terputus tadi. Transglikosidase menkatalisis pemebentukan ikatan glikosida baru antara
NAM dan NAG dari monomer PG yang diinsersikan dengan NAG dan NAM dari existing peptidoglikan.
4. Ensim TRANSPEPTIDASE akan membentuk kembali ikatan peptida silang yang menjembatani dan
memperkuat struktur lapisan PG.
Penghambatan Sintesis Peptidoglikan oleh
Antibiotik Penicillin (Beta Lactam)
Role of Penicillins in Blocking Transpeptidase Enzymes
from Assembling the Peptide Cross-Links in Peptidoglycan
1. Pada petumbuhan bakteri yang normal, enzim AUTOLYSIN berfungsi memutus ikatan PG untuk
menginsersikan monomer PG baru.
2. Penyambungan monomer PG baru dikatalisis oleh enzim TRANSGLIKOSIDASE.
3. Akhirnya enzim TRANSPEPTIDASE akan menyambungkan lapisan PG satu dengan lainnya dengan
suatu jembatan peptida silang.
4. Antibiotik Penicillin dan Cephalosporin akan berikatan dengan enzim TRANSPEPTIDASE dan
menghambat pembentukan ikatan peptida silang. Hal ini menyebabkan lemahnya dinding sel, sehingga
mudah terjadi plasmolisis sel bakteri.
Penghambatan Sintesis Peptidoglikan oleh
Antibiotik Vancomycin (Glikosida)
Role of Vancomycin in Blocking Transpeptidase Enzymes
from Assembling the Peptide Cross-Links in Peptidoglycan
66
p-aminobenzoic acid + Pteridine
Pteridine
Sulfonamides
synthetase
Dihydropteroic acid
Dihydrofolate
synthetase
Dihydrofolic acid
Dihydrofolate
Trimethoprim reductase
Tetrahydrofolic acid
Thymidine Methionine
Purines
68
3. Inhibitor sintesis protein
• Menghambat kerja ribosom dalam translasi
• Antibiotik aminoglikosida (streptomycin,
gentamicin) akan masuk pada situs subunit
ribosom 30S sehingga menyebabkan misreading
pada mRNA.
• Tetrasiklin memblok penempelan tRNA pada situs
A dari ribosom sehingga sintesis protein terhenti
• Makrolida (erythromycin, clarithromycin,
azithromycin, spiramycin) menghambat
translokasi
69
Microbe Library
American Society for Microbiology
www.microbelibrary.org
Microbe Library
American Society for Microbiology
www.microbelibrary.org
Review of Initiation of Protein Synthesis
1 3
30S 2 GTP
1 2 3 GTP
Initiation Factors
f-met-tRNA
mRNA
Spectinomycin
GDP + Pi
2
50S
P A
1 1
2 GTP
70S Aminoglycosides
30S
Initiation Initiation
Complex Complex
Review of Elongation of Protein Synthesis
P A Tetracycline P A
Tu GTP Tu GDP + Pi
GTP Ts
Ts Tu
Ts GDP
Chloramphenicol
GDP
Fusidic Acid +
GTP
G
G GDP + Pi
G GTP
P A P A
Erythromycin
74
4. Merusak fungsi membran sel
75
76
Perusakan membran sel
Resistensi Antibiotik
Mekanisme Resistensi Antibiotik secara:
• Enzimatik
• Modifikasi target molekul
• Transporter
Mekanisme resistensi antibiotik
79
1. Enzim menghancurkan atau menonaktifkan
antibiotik
• Sebagai tambahan,
bakteri akan
menghasilkan molekul
transporter pada
membran sitoplasma
yang mampu
mengeluarkan
(memompa keluar)
antibiotik dari dalam
sel
Mekanisme resistensi antibiotik
• Efflux Pumps
• Hydrolysis
• Reduced Uptake
• Sequestering
• Enzymatic Modification