Anda di halaman 1dari 91

Kuliah 10 – 11

PENGENDALIAN MIKROBA

FARMASI – UHAMKA
2013

Priyo Wahyudi
PENGENDALIAN MIKROBA
a. Pengendalian Fisik
b. Pengendalian kimiawi
c. Disinfektan & Antiseptik
Pengendalian Fisik
Pengendalian secara Fisik
1. Penggunaan panas. Panas merupakan pengendalian fisik yang paling banyak
digunakan. Penggunaan panas selalu merupakan kombinasi antara waktu dan
suhu.
Sterilisasi (perebusan, autoklaf, oven udara panas) membunuh semua
mikroorganisme dengan panas; umumnya digunakan pada pengalengan,
kemasan botol atau prosedur pengepakan steril lainnya.
Pasteurisasi menggunakan temperatur yang rendah, untuk mengurangi
jumlah sel mikroorganisme (seperti: Staphylococci, Streptococci, Brucella
abortus and Mycobacterium tuberculosis) dalam produk makanan.
Pasteurisasi susu dilakukan pada suhu 63 oC/30 menit (metode batch) atau
suhu 71oC/15 detik (metode cepat).
2. Pengeringan (Drying = penghilangan air): umumnya mikroorganisme tidak
bisa tumbuh pada Aw < 0.90. Penghilangan air dapat dilakukan dengan cara
pemanasan, evaporasi, freeze-drying atau penambahan garam atau gula.
3. Pendinginan . Penggunaan suhu rendah menghambat pertumbuhan mikroba
(refrigerate, freeze, deep freeze)
4. Irradiasi (microwave, UV, x-ray): aplikasi pengendalian fisik yang tidak
merubah kondisi bahan
5. Filtrasi : Penyaringan menggunakan filter atau membran
Pasteurisasi
STERILISASI

• Sterilisasi adalah proses membebaskan alat dan


bahan (padat maupun cair) dari segala macam
bentuk kehidupan terutama mikroorganisme yang
tidak kita inginkan.
• Sterililisasi dapat dilakukan secara: fisik dan kimia
Metode Sterilisasi
1. Pemanasan : Pemanasan langsung dengan api atau temperatur
tinggi merupakan cara sterilisasi yang paling umum
2. Insinerasi : Pemanasan dengan temperatur sangat tinggi >
200oC dalam suatu insinerator (furnace)
3. Perebusan : Pada suhu 100oC selama 30 menit dapat
membunuh sel mikroorganisme, namun tidak endospora
4. Autoklaf (uap panas bertekanan): Pada 121oC selama 15 menit.
Cara sterilisasi yang paling banyak digunakan terhadap bahan
yang tidak bersifat termo-labil.
5. Pemanasan kering (panas kering) : pemanasan pada suhu
160oC/2 jam atau 170oC/1jam
6. Irradiasi : penyinaran sinar X, UV atau gamma
7. Filtrasi : penggunaan filter untuk bahan yang rusak bila
dipanaskan
8. Gas bahan kimia : penggunaan gas kimia (formaldehyde,
glutaraldehyde, ethylene oxide)
Insinerator
Perebusan
Autoklaf
Pemanasan Kering (OVEN)
Irradiasi
untuk Udara Penghilangan Filtrasi
bakteri bukan
berarti sebanding
FilterMembran
dengan STERIL
Filtrasi

Penghilangan
HEPA

bakteri lebih
mudah dibanding
VIRUS
Fumigasi
Pemanasan Basah
• Otoklaf: suhu 1210C , 1 atm 10-15 menit, dapat mematikan
spora
• Merebus (boiling): waktu desinfeksi 15 menit setelah air
mendidih sel-sel vegetatif akan mati tidak dengan spora dan
virus
• Pasteurisasi: digunakan mensterilkan susu (kuman TBC,
Staphylococcus, Salmonella, Shigella) suhu 650C, 30 menit
AUTOKLAF: Sterilisasi Lembab bertekanan
• Prinsip adalah dengan tekanan 15 psi, suhu 121’c, selama 15
menit
• Thermal death point (TDP): temperatur terendah yang
menyebabkan sel mati dalam 10 menit.
• Thermal death time (TDT): Twaktu yang diperlukan untuk
membunuh seluruh sel dalam kultur
• Decimal reduction time (DRT): menit saat 90% populasi sel
mati pada suatu temperatur tertentu yang dicobakan
Pemanasan Kering
• Pembakaran (incineration): efektif hanya untuk alat penanam
mikroorganisme, (ose dan jarum tanam tajam) , efektif juga
untuk bangkai hewan percobaan
• Oven: 160-180 0C 1-2 jam sterilisasi aliran udara kering untuk
alat-alat gelas pipet, petri, tabung reaksi
RADIASI
• Tiga tipe radiasi untuk sterilisasi
1. Radiasi ionisasi (ionizing radiation) : sinar gama,
sinar X,
2. Radiasi non ionisasi (non ionizing radiation) : UV
3. Radiasi gelombang mikro (microwave radiation)
1. Radiasi ionisasi (Ionizing Radiation)

• Mencakup: sinar Gamma, sinar X, sinar pelepasan


elektron
• Panjang gelombang pendek kurang dari 1 nanometer
• Terjadi akibat eksitasi elektron yang membentuk ion
• Menyebabkan mutasi DNA dan menghasilkan peroksida
• Digunakan untuk sterilisasi bahan farmasi dan
disposable medical supplies, serta industri makanan
• Kerugian: penetrasi jaringan manusia, menyebabkan
mutasi genetik
Instalasi sinar Gamma
2. Radiasi Non ionisasi (Non Ionizing Radiation)

• Penggunaan sinar ultraviolet dengan panjang


gelombang 220 - 290 nm dengan radiasi efektif 253,7
nm
• Menyebabkan kerusakan DNA dengan dihasilkannya
dimer-dimer Timin yang menyebabkan mutasi
• Digunakan untuk desinfeksi ruang operasi, nursery,
cafetaria, pengepakan, LAF
• Kerugian: menyebabkan kerusakan kulit, mata. Namun
UV tidak mampu penetrasi pada kertas, gelas dan kain.
• Orang-orang yang bekerja harus mengunakan peralatan
pelindung guna melindungi kornea terhadap iritasi atau
kerusakan yang permanen.
3. Radiasi Gelombang mikro (Microwave Radiation)

• Panjang gelombang antara 1 milimeter – 1 meter


• Panas akan diabbsorbsi oleh molekul air
• Sel vegetatif mikroba dapat mati (karena mengandung
air)
• Endospora bakteri yang tidak mengandung air tidak
rusak oleh microwave
Filtrasi
Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara Kimia
• Senyawa kimia yang mengendalikan mikroorganisme dengan
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
disebut senyawa antimikroba
• Senyawa antimikroba meliputi bahan kimia pengawet dan
antiseptik, juga obat-obatan untuk penyakit pada hewan atau
tumbuhan
• Senyawa antimikroba dapat berupa bahan alam murni atau
bahan kimia sintetis
• Senyawa antimikroba :
1. Antiseptik
2. Disinfektan
3. Preservatif
4. Antibiotik
Antiseptik
Desinfektan
Sterilisasi Secara Kimia
• Dalam kehidupan sehari-hari agen kimia digunakan
untuk mengendalikan mikroorganisme. Agen kimia ini
digunakan dalam kedokteran, pengawetan makanan,
dan laboratorium mikrobiologi
Beberapa istilah yang mendasar:
• Antiseptik: substansi kimia yang dipakai untuk kulit atau
selaput lendir untuk mencegah atau membunuh
pertumbuhan mikroorganisme.
• Disinfektan: subtansi kimia yang dipakai pada benda-
benda mati untuk menghambat pertumbuhan
mikrorganisme.
• Sanitizer agen kimia yang dapat mengurangi jumlah
bakteri sampai taraf aman menurut ketentuan
kesehatan masyarakat
Senyawa Kimia antimikroba
1. Antiseptik: senyawa antimikroba yang tidak berbahaya untuk kulit
dan membran mukosa dan namun tidak dapat di intake dalam
tubuh. Contoh : mercuri,perak nitrat, iodine, alcohols, detergents.
2. Disinfektan : senyawa yang membunuh mikroba (namun tidak
membunuh spora), tidak aman untuk aplikasi pada mahluk
hidup/jaringan dan hanya digunakan aman untuk benda-benda
mati/perkakas seperti meja, bangku, lantai dll. Contoh: chlorine,
hypochlorites, chlorine compounds, copper sulfate, ammonium
compounds.
Catt: Kadang disinfektan and antiseptics merupakan bahan yang sama hanya
berbeda kadarnya saja. Contoh: sodium hypochlorite (chlorine) yang
ditambahkan pada air minum bersifat aman untuk diminum karena
ditambahkan dalam kadar yang kecil, namun sebagai "chlorox" (5%
hypochlorite) dia menjadi disinfektan yang kuat dan berbahaya untuk
diminum.
Mekanisme Kerja Agen Kimia
• Faktor utama yang menentukan efektif atau tidak agen
kimia dapat mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme antara lain: kadar disinfektan, waktu,
suhu, jenis disinfektan, jumlah, dan tipe mikroorganisme
• Mekanisme penghambatan meliputi: mempengaruhi
beberapa bagian sel mikrooganisme seperti pada
membran sel, enzim tertentu dan protein struktural
seperti yang terdapat pada dinding sel hidup
Senyawa Kimia antimikroba
3. Preservatif (bahan pengawet): merupakan senyawa yang
bersifat statik yang akan menghambat pertumbuhan
mikroba, umumnya pada produk makanan dan minuman.
Contoh: calcium propionate, sodium benzoate,
formaldehyde, nitrate, sulfur dioxide.
4. Antibiotik: senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroba patogen.
Senyawa Kimia Antimikroba
1. Fenol dan Fenolik:
 Fenol
 Pertama kali digunakan oleh Lister sebagai desinfektan
 Saat ini jarang digunakan karena menyebabkan iritasi kulit dan bau yang
menyengat
 Digunakan pada penyemprot mulut dan lozenges.
 Berlaku sebagai anestetik lokal
 Fenolik (turunan dari Fenol)
 Kresol: turunan dari tar batubara (Lysol).
 Bifenol (pHisoHex): efektif mengendalikan Gram-positive staphylococci dan
streptococci.
 Menghancurkan membran plasma dan denaturasi protein pada bakteri.
 Bahaya: sifatnya stabil, persisten dalam waktu lama, tetap aktif dalam
senyawa organik.
Senyawa Kimia Antimikroba
2. Halogen: (efektif senyawa tunggal atau campuran)
A. Iodine:
 Tincture of iodine (larutan alcohol) digunakan sebagai antiseptik
pertama
 Akan berikatan dengan asam amino tirosin dan mendenaturasi
protein
 Memberikan warna pada kulit dan kain, kadang menyebabkan
iritasi
 Iodophors: senyawa dengan iodine bersifat slow release,
membutuhkan beberapa menit untuk beraksi. Digunakan untuk
antiseptik kulit pada pembedahan. Tidak efektif untuk endospora
 Betadine
 Isodine
Senyawa Kimia Antimikroba
2. Halogens:
B. Chlorine:
 saat dicampur dengan air membentuk asam hipoklorit:

Cl2 + H2O ------> H+ + Cl- + HOCl


asam hipoklorit
 digunakan untuk desinfektan air minum, kolam renang dan
pengolahan air limbah
 Chlorine mudah diinaktivasi oleh senyawa organik
 Sodium hypochlorite (NaOCl): merupakan senyawa aktif pada
bleach (pemutih)
 Chloramine: mengandung chlorine dan ammonia. Kurang efektif
sebagai germisida
Senyawa Kimia Antimikroba
3. Alkohol:
 Membunuh bakteri, fungi, namun tidak membunuh
endospora dan virus
 Merusak (denaturing) protein dan merusak membran sel
 Menguap dan tidak meninggalkan residu
 Digunakan untuk menghilangkan mikroba pada permukaan
kulit sebelum injeksi atau pengambilan darah
 Tidak baik untuk luka terbuka, karena menyebabkan koagulasi
protein
 Ethanol: (drinking alcohol) konsentrasi optimal 70%.
 Isopropanol: Rubbing alcohol. lebih murah..
Senyawa Kimia Antimikroba
4. Heavy Metals (Logam berat):
 memberikan efek Oligodynamic (efektif meski dalam konsentrasi yang
sangat rendah)
A. Perak: 1% perak nitrat digunakan untuk melindungi bayi dari infeksi.
B. Mercury : Senyawa organik mercury seperti merthiolate dan
mercurochrome digunakan untuk desinfektan kulit luka.
C. Tembaga : Copper sulfate digunakan untuk membunuh alga di kolam
renang dan kolam ikan
D. Selenium : Membunuh fungi dan sporanya, digunakan untuk infeksi
jamur dan dalam formula shampoo anti ketombe
E. Zinc : ZnCl digunakan untuk obat kumur , Zinc oxide digunakan sebagai
antifungi pada cat
Senyawa Kimia Antimikroba
5. Quaternary Ammonium Compounds (Quats):
 Digunakan secara luas untuk sterilisasi permukaan
 Merupakan kationik deterjen
 Efektif terhadap bakteri Gram-positif, namun tidak pada Gram-
negatif
 Menghancurkan fungi, amoeba dan enveloped virus.
 Pseudomonas merupakan bakteri yang resisten terhadap Quats
menjadi masalah besar di Rumah Sakit
 Keuntungan: merupakan antimikroba kuat, tidak berwarna, tidak
berasa, stabil dan non toksik
 Kerugian: membentuk buih (busa), adanya senyawa organik akan
mempengaruhi efektifitasnya, dan dinetralkan oleh sabun dan
deterjen anionik
Senyawa Kimia Antimikroba
6. Aldehid:
 Merupakan salah satu bahan antimikroba yang sangat efektif
 Menginkativasi protein dengan membentuk ikatan kovalen
silang dengan beberapa gugus fungsional lain
A. Gas Formaldehid :
 Merupakan desinfektan yang paling baik
 Umumnya dikenal sebagai formalin (37% aqueous solution)
 Formalin digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi,
menginaktifkan virus dan bakteri pada vaksin
 Menyebabkan iritasi membran mukosa dan mempunyai bau
yang tajam
 Juga digunakan untuk pembalseman mayat
Senyawa Kimia Antimikroba
6. Aldehid:
B. Glutaraldehid:
 Tidak iritatif namun lebih efektif dibanding formaldehid
 Merupakan salah satu desinfektan yang digunakan sebagai
senyawa pensterilisasi (sterilizing agent)
 Larutan 2% solution glutaraldehid (Cidex):
 Bactericidal, tuberculocidal, dan viricidal dalam 10 menit.
 Sporicidal dalam 3 - 10 jam.
 Umum digunakan sebagai desinfektan peralatan
 Juga digunakan apada pembalseman mayat
Senyawa Kimia Antimikroba
7. Gaseous Sterilizers:
 Senyawa kimia yang digunakan dalam suatu ruangan untuk
mensterilisasi sesuatu (barang) (merupakan suatu chamber).
 Akan mendenaturasi protein, dengan mengganti gugus fungsionalnya
dengan gugus alkil
A. Ethylen Oksida:
 Membunuh mikroba dan endospora dalam 4 – 18 jam
 Bersifat toksik dan eksplosif dalam bentuk murninya
 Highly penetrating.
 Rumah Sakit biasanya mempunyai ruangan (ethylene oxide chamber)
untuk mensterilisasi karpet atau peralatan yang berukuran besar
Senyawa Kimia Antimikroba
8. Peroxygen (Oxidizing Agents):
 Akan mengoksidasi komponen selular dari mikroba yang
dikendalikan
 Menghancurkan membran sel dan protein

A. Ozone:
 Digunakan bersama dengan chlorine dalam pengolahan air bersih /
air minum
 Membantu menetralkan rasa dan bau yang tidak sedap
 Lebih efektif membunuh dibanding chlorine, namun kurang stabil
dan mahal
 Merupakan suatu bentuk reaktif dari oksigen, yang dihasilkan dari
oksigen yang terekspos dengan arus listrik atau sinar UV
Senyawa Kimia Antimikroba
8. Peroxygen (Oxidizing Agents):
B. Hydrogen Peroxide:
 Digunakan sebagai suatu antiseptik
 Tidak baik untuk luka terbuka karena segera dihancurkan oleh
enzim katalase
 Bersifat efektif sebagai desinfektan untuk peralatan
 Bersifat Sporicidal pada suhu tinggi
 Digunakan pada industri makanan dan desinfektan untuk
contact lenses.
C. Benzoyl Peroxide:
 Digunakan pada obat jerawat.
Senyawa Kimia Antimikroba
8. Peroxygen (Oxidizing Agents):
D. Peracetic Acid:
 merupakan salah satu bahan sporosida yang sangat efektif
 Sterilant :
 Kills bacteria and fungi in less than 5 minutes.
 Kills endospores and viruses within 30 minutes.
 Digunakan secara luas untuk desinfeksi peralatan makan dan
peralatan medis, karena tidak meninggalkan residu serta non
toksik
Efisiensi senyawa Antimikroba
Agen Kimia
AGEN RUMUS BANGUN MEKANISME KERJA KEGUNAAN

Kalium permanganat KMnO4 Oksidasi Kerja antibakteri pada


permukaan jaringan
Oksida etilen H2C CH2 Agen Pengalkali Sterilisasi bahan yang
O labil terhadap panas
Efektif terhadap spora
bakteri vegetatif dan
virus
Beta propiolakton CH2 CH2 Agen pengakilasi Sterilisasi tulang,
tulang rawan,
O O O cangkokan arteri, dan
media biakan,
membunuh Virus
hepatitis
Zat warna : Derivat amino Merusak membran Menghambat bakteri
1. Violet kristal trifenilmetan gram positif
Aktidin- mengobati
luka
AGEN RUMUS BANGUN MEKANISME KERJA KEGUNAAN

Asam HCL, H2SO4, HNO3 Menggumpalkan protein Jarang digunakan

Alkali (Basa) KOH, NaOH,NH4OH Hidrolisis, menggumpalkan Jarang digunakan


Protein
Fenol Aktif merusak membran, Aktif terhadap sel vegetatif, pengawet,
inaktivasi enzim
Alkohol Etil-C2H5OH, Isopropil- Mendenatur protein Etil: antiseptik kulit
CH3CHOH-CH3 Benzil pengawet
Halogen: HCLO (asam hipoclor) Oksidasi, Berkombinasi Klor:disinfeksi air
1.Klor dengan protein Hipoklorit: sanitasi peralatan
2.Yodium NaCLO (Natrium membentuk halida protein Iodium:aktif pada spora
hipoklorit)

Garam Logam Berat: Oksidasi Klorida air raksa, Pengawet


1.Klorida air raksa HgCl2 Berkombinasi dengan Nitrat perak, tes air mata
2.Nitrat perak AgNO3 protein, beracun

Detergen Merusak membran sel Disinfeksi alat di rumah, rumah sakit,


Inaktivasi enzim rumah makan, tidak ada efek terhadap
Mendenatur protein spora

Formaldehida HCHO Agen Pengalkali Mematikan M. tuberculosis dalam


ludah, pengawetspesimen
Peroksida Hidrogen H2O2 Oksidasi Pembersih luka
Antiseptik & Disinfektan
Bahan kimia Action Penggunaan
Denatures proteins and
Ethanol (50-70%) Antiseptic used on skin
solubilizes lipids
Denatures proteins and
Isopropanol (50-70%) Antiseptic used on skin
solubilizes lipids
Reacts with NH2, SH and
Formaldehyde (8%) Disinfectant, kills endospores
COOH groups

Tincture of Iodine (2% I2 in 70% alcohol) Inactivates proteins Antiseptic used on skin
Forms hypochlorous acid
Disinfect drinking water; general
Chlorine (Cl2) gas (HClO), a strong oxidizing
disinfectant
agent
General antiseptic and used in the eyes
Silver nitrate (AgNO3) Precipitates proteins
of newborns
Inactivates proteins by Disinfectant, although occasionally used
Mercuric chloride
reacting with sulfide groups as an antiseptic on skin
Detergents (e.g. quaternary ammonium
Disrupts cell membranes Skin antiseptics and disinfectants
compounds)
Phenolic compounds(e.g. carboloic acid, Denature proteins and disrupt Antiseptics at low concentrations;
lysol, hexylresorcinol, hexachlorophene) cell membranes disinfectants at high concentrations
Disinfectant used to sterilize heat-
Ethylene oxide gas Alkylating agent sensitive objects such as rubber and
plastics
Preservatif
Effective
Preservative Uses
Concentration
Propionic acid and
0.32% Antifungal agent in breads, cake, Swiss cheeses
propionates
Sorbic acid and sorbates 0.2% Antifungal agent in cheeses, jellies, syrups, cakes
Benzoic acid and Antifungal agent in margarine, cider, relishes, soft
0.1%
benzoates drinks
Sodium diacetate 0.32% Antifungal agent in breads
Antimicrobial agent in cheeses, buttermilk, yogurt
Lactic acid ?
and pickled foods
Sulfur dioxide, sulfites 200-300 ppm Antimicrobial agent in dried fruits, grapes, molasses

Sodium nitrite 200 ppm Antibacterial agent in cured meats, fish

Sodium chloride ? Prevents microbial spoilage of meats, fish, etc.


Prevents microbial spoilage of preserves, jams,
Sugar ?
syrups, jellies, etc.
Wood smoke NA Prevents microbial spoilage of meats, fish, etc.
Antibiotik
• Antibiotik adalah obat yang dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri
• Antibiotik adalah salah satu bahan antimikroba (suatu kelompok
besar yang termasuk di dalamnya anti-viral, anti-fungal, dan anti-
parasit) yang tidak berbahaya terhadap manusia (host) sehingga
aman untuk digunakan untuk pengobatan infeksi.
• Awalnya istilah antibiotik (mnrt Selman Waksman) hanya
diberikan pada obat yang berasal dari organisme hidup,
sementara obat yang dihasilkan secara sintesis kimia disebut
"chemotherapeutic agents",
• Namun sekarang istilah antibiotik dipakai baik obat yang
disintesis kimiawi (cnt: sulfa) maupun yang berasal dari
organisme hidup (penisilin)
Antibiotik
• Kisaran efektivitas antibiotik terhadap bakteri patogen disebut
dengan Spektrum aksi antibiotik. Berdasarkan spektrum aksi
nya antibiotik dikelompokkan menjadi:
1. Spektrum Lebar/Luas: Antibiotik yang efektif terhadap
bakteri Gram positif maupun Gram negatif
2. Spektrum Sempit: Antibiotik yang efektif hanya terhadap
bakteri Gram positif atau Gram negatif saja
3. Spektrum Terbatas: Antibiotik yang efektif hanya
terhadap satu jenis bakteri patogen saja.
Mekanisme Kerja Antibiotik

1. Menghambat sintesis asam


nukleat (cont: Rifampicin;
Chloroquine)
2. Menhambat sintesis protein
(cont: Tetracyclines;
Chloramphenicol)
3. Merusak membran sel (cont:
Polyenes; Polymyxin)
4. Mengganggu sistem enzim (cont:
Sulphamethoxazole)
5. Merusak dinding sel (cont:
Penicillin; Vancomycin)
Modes of Antimicrobial Action
Mekanisme Antibiotik
Penggolongan Antibiotik
•aminoglycosides • beta-lactam ring antibiotics
– amikacin
– dibekacin – carbapenems
– gentamicin – ertapenem
– kanamycin – imipenem
– neomycin – meropenem
– netilmicin
– paromomycin – cephalosporins and
– sisomycin cephamycins
– streptomycin – cephalexin
– tobramycin – cefuroxime
– cefadroxil
– ceftazidime
– monocyclic beta-lactams
• – penicillins
glycopeptide antibiotics
– vancomycin
– teicoplanin
– ramoplanin
– decaplanin
Penggolongan Antibiotik
• glycopeptide antibiotics
– vancomycin
– teicoplanin • streptogramins
– ramoplanin • sulfonamides
– decaplanin
• tetracyclines
• macrolides – doxycycline
– erythromycin – oxytetracycline
– azithromycin – chlortetracycline
– clarithromycin • other important
– roxithromycin
antibiotics:
• ketolides – chloramphenicol
– Telithromycin – clindamycin
– oxazolidinones
– fusidic acid
– linezolid
• polymyxins
– polymyxin B
– colistin
Agen Kemoterapeutik
NO SPEKTRUM SASARAN
1. Bersaing dengan PABA
Sulfonamida Infeksi saluran urine
Asam- Para –aminosalisilat (PAS) M. Tuberculosis
Trimetroprim Aktivitas berspektrum luas

2, Menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel


Penisilin Pada bakteri gram positif
Sevalosporin Bakteri gram positif
Basitrasin Bakteri gram positif
Vankomisin Bakteri gram positif
Ristosetin Bakteri gram positif
3. Menghambat sintesis protein dengan terikat pada
subunit ribosom 50S
Kloramfenikol Spektrum luas
Eritromisin Pada bakteri gram positif
Karbomisin
Linkomisin
Agen Kemoterapeutik

NO SPEKTRUM SASARAN
4. Menghambat sintesis protein dengan terikat pada
subunit ribosom 30S
Tetrasiklin Aktivitas spektrum luas
Streptomisin Pada Gram negatif
Golongan aminoglikosida: gentamisin, Kanamisin Bakteri Gram negatif
Amikasin, Netilmisin, Neomisin, Sisomisin

5, Menghambat sintesis membran sel


Polimiksin Bakteri gram negatif
Antibiotika poliena Pada fungi
Nistatin
Amfoterisin
6. Menghambat sintesis DNA
Novobiosin Pada bakteri gram positif
Griseofulvin fungi
1. Inhibitor sintesis dinding sel

• Dinding sel bakteri terbangun atas peptidoglikan


• Penisilin & sephalosporin memblok sintesis
peptidoglikan, sehingga menyebabkan lisis dinding
sel
• Penisilin tidak dapat menembus membran luar
bakteri Gram-negatif, sehingga tidak efektif terhadap
bakteri Gram-negatif

60
61
Sintesis Peptidoglikan

1. Monomer peptidoglican disintesis di Sitosol tempat mereka menempel dengan suatu molekul carrier
membran yang disebut BACTOPRENOL.
2. Enzim AUTOLYSIN memutus ikatan glikosidik di kanan dan kiri pada titik pertumbuhan di sepanjang
peptidoglikan yang ada. Ikatan peptida silang yang menjembatani antar lapisan PG juga akan diputus.
3. Bactoprenol dan ensim TRANSGLIKOSIDASE akan menginsersikan (memasukkan) monomer PG pada
ikatan PG yang terputus tadi. Transglikosidase menkatalisis pemebentukan ikatan glikosida baru antara
NAM dan NAG dari monomer PG yang diinsersikan dengan NAG dan NAM dari existing peptidoglikan.
4. Ensim TRANSPEPTIDASE akan membentuk kembali ikatan peptida silang yang menjembatani dan
memperkuat struktur lapisan PG.
Penghambatan Sintesis Peptidoglikan oleh
Antibiotik Penicillin (Beta Lactam)
Role of Penicillins in Blocking Transpeptidase Enzymes
from Assembling the Peptide Cross-Links in Peptidoglycan

1. Pada petumbuhan bakteri yang normal, enzim AUTOLYSIN berfungsi memutus ikatan PG untuk
menginsersikan monomer PG baru.
2. Penyambungan monomer PG baru dikatalisis oleh enzim TRANSGLIKOSIDASE.
3. Akhirnya enzim TRANSPEPTIDASE akan menyambungkan lapisan PG satu dengan lainnya dengan
suatu jembatan peptida silang.
4. Antibiotik Penicillin dan Cephalosporin akan berikatan dengan enzim TRANSPEPTIDASE dan
menghambat pembentukan ikatan peptida silang. Hal ini menyebabkan lemahnya dinding sel, sehingga
mudah terjadi plasmolisis sel bakteri.
Penghambatan Sintesis Peptidoglikan oleh
Antibiotik Vancomycin (Glikosida)
Role of Vancomycin in Blocking Transpeptidase Enzymes
from Assembling the Peptide Cross-Links in Peptidoglycan

Antibiotik Vancomycins akan berikatan dengan peptida dari monomer PG dan


menghambat pembentukan ikatan glikosidik maupun ikatan peptida silang
antar lapisan PG Hal ini menyebabkan lemahnya dinding sel, sehingga mudah
terjadi plasmolisis sel bakteri.
Penghambatan Sintesis Peptidoglikan oleh
Antibiotik Bacitracin

Bacitracin memcegah monomer PG bersintesis di SITOSOL.


Bacitracin akan menghalangi di BACTOPRENOL sehingga PG
tidak dapat dilewatkan oleh membran sitoplasma dan sintesis
peptidoglikan tidak dapat terjadi
2. Inhibitor sintesis asam nukleat
• Menghambat pada proses replikasi atau
transkripsi
• Sulfonamid & trimethoprim memblok sintesis
enzim yang diperlukan untuk sintesis
tetrahydrofolate yang dibutuhkan pada sintesis
DNA & RNA

66
p-aminobenzoic acid + Pteridine
Pteridine
Sulfonamides
synthetase

Dihydropteroic acid

Dihydrofolate
synthetase

Dihydrofolic acid
Dihydrofolate
Trimethoprim reductase

Tetrahydrofolic acid

Thymidine Methionine
Purines
68
3. Inhibitor sintesis protein
• Menghambat kerja ribosom dalam translasi
• Antibiotik aminoglikosida (streptomycin,
gentamicin) akan masuk pada situs subunit
ribosom 30S sehingga menyebabkan misreading
pada mRNA.
• Tetrasiklin memblok penempelan tRNA pada situs
A dari ribosom sehingga sintesis protein terhenti
• Makrolida (erythromycin, clarithromycin,
azithromycin, spiramycin) menghambat
translokasi
69
Microbe Library
American Society for Microbiology
www.microbelibrary.org
Microbe Library
American Society for Microbiology
www.microbelibrary.org
Review of Initiation of Protein Synthesis
1 3
30S 2 GTP

1 2 3 GTP
Initiation Factors
f-met-tRNA
mRNA
Spectinomycin

GDP + Pi
2
50S
P A
1 1
2 GTP

70S Aminoglycosides
30S
Initiation Initiation
Complex Complex
Review of Elongation of Protein Synthesis

P A Tetracycline P A

Tu GTP Tu GDP + Pi

GTP Ts
Ts Tu
Ts GDP
Chloramphenicol

GDP
Fusidic Acid +
GTP
G

G GDP + Pi
G GTP
P A P A

Erythromycin
74
4. Merusak fungsi membran sel

• Kerusakan pada membran sel akan menyebabkan


lisis
• Antibiotik mempunyai spesifitas terhadap kelompok
bakteri berdasar perbedaan tipe lemak pada
membran sitoplasma
• Polimixin berinteraksi dengan fosfolipid dan
menyebabkan lubang, pada bakteri Gram-negatif
• Amphotericin B & nistatin membentuk kompleks
dengan sterol pada membran sel fungi yang
menyebabkan bocornya membran

75
76
Perusakan membran sel
Resistensi Antibiotik
Mekanisme Resistensi Antibiotik secara:
• Enzimatik
• Modifikasi target molekul
• Transporter
Mekanisme resistensi antibiotik

79
1. Enzim menghancurkan atau menonaktifkan
antibiotik

• Enzim beta-lactamase dihasilkan oleh bakteri, akan


menghancurkan cincin beta laktam dari antibiotik, sehingga
aktivitas antibiotik hilang

• Untuk mengatasinya maka antibiotik beta laktam (amoxicillin,


ticarcillin, imipenem, atau ampicillin) dikombinasi dengan
inhibitor beta-laktamase seperti clavulanate, tazobactam, atau
sulbactam.
• Bakteri juga dapat resisten terhadap aminoglycosides
(streptomycin, neomycin, netilmicin, tobramycin, gentamicin,
amikacin, etc.)  secara enzimatis menambahkan suatu gugus
kimia yang menyebabkan aktivitas antibiotiknya hilang.
2. Perubahan target: situs reseptor dari bakteri
diubah sehingga antibiotik tidak dapat berikatan
• Bakteri menjadi resisten terhadap makrolida (eritromisin,
azitromisin, clarithromisin, dirithromisin, dll) dengan
mengubah reseptor pada ribosom 50S sehingga tidak dapat
berikatan dengan antibiotik lagi
• Bakteri menjadi resisten terhadap beta laktam (penisilin,
monobaktem, carbapenem & sephalosporin) dengan mengubah
situs aktif enzim transpeptidase (penicillin-binding protein)
• Bakteri resisten terhadap vankomisin dengan mengubah ikatan
silang peptida pada peptidoglikan sehingga antibiotik tidak bisa
berikatan lagi
• Bakteri resisten terhadap fluoroquinolon (norfloxacin,
lomefloxacin, fleroxacin, ciprofloxacin, enoxacin, dll) dengan
mengubah DNA gyrase atau topoisomerase
3. Perubahan permeabilitas membran: transpor protein berubah, antibiotik
tidak dapat masuk, setiap obat yang berhasil masuk dipompakan keluar

• Mengubah porin pada


membran luar bakteri
Gram negatif atau
mengubah protein carier
(transporter) pada
membran sitoplasma
bakteri, sehingga
antibiotik tidak dapat
masuk ke dalam sel.
3. Perubahan permeabilitas membran: transpor protein berubah, antibiotik
tidak dapat masuk, setiap obat yang berhasil masuk dipompakan keluar

• Mengubah porin pada


membran luar bakteri
Gram negatif atau
mengubah protein carier
(transporter) pada
membran sitoplasma
bakteri, sehingga
antibiotik tidak dapat
masuk ke dalam sel.
3. Perubahan permeabilitas membran: transpor protein berubah, antibiotik
tidak dapat masuk, setiap obat yang berhasil masuk dipompakan keluar

• Sebagai tambahan,
bakteri akan
menghasilkan molekul
transporter pada
membran sitoplasma
yang mampu
mengeluarkan
(memompa keluar)
antibiotik dari dalam
sel
Mekanisme resistensi antibiotik

• Efflux Pumps
• Hydrolysis
• Reduced Uptake
• Sequestering
• Enzymatic Modification

The Science Creative Quarterly 2: Jan-March 2007.


Mekanisme resistensi antibiotik
Mekanisme transmisi / penyebaran
resistensi antibiotik
Perolehan dan transmisi kemampuan
resistensi antibiotik

Bakteri mendapatkan kemampuan resistensi


antibiotik melalui pertukaran plasmid R yang
mengandung gen resisten antibiotik
Perolehan dan transmisi kemampuan
resistensi antibiotik

Transposons dapat memindahkan elemen DNA


pendek termasuk gen resisten antibiotik ke
kromosom bakteri dan/atau bakteriofaga
Perolehan dan transmisi kemampuan
resistensi antibiotik

Plasmid R menyebar dengan mudah dari satu


bakteri ke bakteri yang lain melalui proses
konjugasi

Anda mungkin juga menyukai