Anda di halaman 1dari 32

SISTEM PENANGGULANGAN

GAWAT DARURAT TERPADU


(SPGDT)

EM NUR INDONESIA
LATAR BELAKANG

• Pelayanan kesehatan KEGAWATDARURATAN SEHARI- HARI maupun dalam


keadaan BENCANA : hak asasi manusia dan kewajiban semua orang

• Secara geografis Indonesia merupakan daerah RAWAN BENCANA

• PERATURAN PEMERINTAH NO 83 TAHUN 2005 : BAKORNAS PB(Nasional),


SATKORLAK PB (Provinsi), SATLAK PB (Kabupaten/Kota)

• JAJARAN KESEHATAN salah satu anggota

• Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) SAFE COMMUNITY


Pengembangan SPGDT harus sejalan dengan
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

• PARADIGMA SEHAT : keseimbangan antara risk management


(upaya promotif dan preventif) dan disease management
(kuratif dan rehabilitatif).

• PROFESIONALISME : SPGDT berdasarkan standar yang


disepakati secara profesional

• DESENTRALISASI : Advokasi dan pemberdayaan daerah


sesuai dengan kebutuhan dan kekhususan daerah (local
specific)

• Menata SISTEM PEMBIAYAAN yang efektif dan efisien


SAFE COMMUNITY
• Suatu gerakan agar masyarakat merasa SEHAT,
AMAN, SEJAHTERA dimanapun mereka berada
yang melibatkan peran serta aktif profesi maupun
masyarakat.

• Aspek utama
• CARE : Community preparedness, community
preventionand mitigation kerjasama lintas sektor
• CURE : Penanganan keadaan dan kasus gawat
darurat peran utama sektor kesehatan dibantu
sektor terkait lainnya

• Didukung SUB SISTEM komunikasi, transportasi,


pelayanan kesehatan, pelayanan non kesehatan
termasuk pembiayaan bersinergi
SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT
DARURAT TERPADU

SEHARI HARI - GADAR ADALAH BENCANA - MASSAL

Suatu sistem nasional penanggulangan


Gawat darurat dan bencana
Yang meliputi PELAYANAN KESEHATAN
PRA RUMAH SAKIT, DI RUMAH SAKIT dan
ANTAR RUMAH SAKIT
Dengan MELIBATKAN
UNSUR PEMERINTAH dan MASYARAKAT
TUJUAN SPGDT
• Umum : Masyarakat Sehat, Aman, dan Sejahtera
(SAFE COMMUNITY) melalui Implementasi SPGDT

• Khusus :
• Adanya komando kegiatan SESUAI PERANNYA
• TERSEDIANYA SDM kesehatan dengan kualitas
dan kuantitas sesuai kebutuhan
• TERSEDIANYA SARANA/FASILITAS yang standar
• Adanya SISTEM PEMBIAYAAN yang jelas
• Adanya DASAR PERATURAN yang kondusif
PASIEN GAWAT DARURAT

Pasien perlu pertolongan TEPAT, CERMAT, CEPAT


untuk mencegah KEMATIAN/ KECACATAN
DOKTRIN DASAR

Time saving is life and limb saving


UKURAN KEBERHASILAN
RESPONSE TIME
(WAKTU TANGGAP)
FUNGSI VITAL
AIRWAY (jalan nafas)
BREATHING (pernafasan)

CIRCULATION (peredaran darah)

DISABILITY (Kesadaran/Otak/refleks)

TERGANGGU, TERLAMBAT DITANGANI

DALAM WAKTU SINGKAT


KORBAN MATI/CACAT
Penanganan Pasien Gawat Darurat  Pelayanan Medik
Dasar Untuk Mengatasi Kegawat Daruratan Jalan Nafas,
Pernafasan,peredaran Darah Dan Kesadaran

PENTING

JALAN NAFAS TERGANGGU BAGAIMANA


PERNAFASAN TERGANGGU MENOLONG
BAGAIMANA DENGAN
TAHU SIRKULASI TERGANGGU
KESADARAN TERGANGGU CEPAT
HAKIKAT SPGDT

Rantai Bantuan Hidup (Life Support Chain)

Masyarakat Dokter umum RS Kelas C RS Kelas B/A


Puskesmas

Kekuatan rantai ditentukan oleh mata rantai yang paling lemah


Pembinaan SPGDT harus dilakukan menyeluruh
Mengapa SPGDT penting ???

Gawat darurat dapat terjadi


kapan saja
dimana saja
pada siapa saja
Di Indonesia pasien gawat darurat cenderung meningkat
Sehari-hari Bencana
- Kecelakaan lalu lintas - Bencana alam
- Kematian ibu - Bencana akibat ulah
- Kematian bayi Manusia
- Penyakit Jantung
- Stroke
- Penyakit infeksi
GAWAT DARURAT SEHARI-HARI
BENCANA TSUNAMI DI NAD
BANJIR DI JAKARTA
LETUSAN GUNUNG MERAPI
BOM BALI
KOMPONEN SPGDT

SUBSISTEM PRA RUMAH SAKIT


KOMPONEN SUB SISTEM INTRA RUMAH SAKIT
UTAMA SUB SISTEM ANTAR RUMAH SAKIT

SUB SISTEM KOMUNIKASI


KOMPONEN
SUB SISTEM TRANSPORTASI
PENUNJANG SUB SISTEM PENDANAAN

KOMPONEN
MULTI DISIPLIN
SUMBERDAYA MULTI PROFESI
MANUSIA MULTI SEKTOR
TERLATIH
Safe Community
SPGDT

• Preparedness
• Awam
• Prevention Umum Petugas Perawat Perawat Mahir/ Spes.
• Mitigation • Awam
Khusus ambulans Dokter Dokter Spesialis

Komunikasi
Transportasi
TKP ambulans Pusk RS RS
Klas C Klas A/B
Masyarakat
aman, sehat & Intra RS Intra RS
sejahtera Pra RS
Antar RS
PPGD
PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT

• Public Safety Center (PSC)


• Brigade Siaga Bencana (BSB)
• Pelayanan Ambulans (Ambulance
Service)
PUBLIC SAFETY CENTER

• Ujung tombak “safe community”


• Sarana publik/masyarakat yang merupakan perpaduan
unsur ambulans gawat darurat, pengamanan
(kepolisian) danunsur penyelamatan
(mispemadam kebakaran)

Penanganan pertama kegawatdaruratan,


menjamin respons cepat dan tepat untuk
menyelamatkan nyawa & mencegah kecacatan
sebelum di rujuk ke RS
PELAYANAN INTRA RS

• Hospital Disaster Plan ( intra hospital disaster maupun extra


hospital disaster)
• UGD  organisasi,pembiayaan, sdm terlatih, mengikuti
perkembangan iptek
• BSB di RS
• High Care Unit (HCU)
• Intensive care unit (ICU)
• Pelayanan kamar jenazah
• Penunjang diagnostik dan penunjang dalampengobatan
• Transport intra hospital (UGD-HCU-ICU-Kamar bedah) 
prosedur,peralatan,sdm profesional
• Pelatihan, simulasi,koordinasi
• Pembiayaan  menjamin pelayanan terstandar
PELAYANAN ANTAR RS
• Jejaring rujukan
• Evakuasi  transportasi RS lapangan RS rujukan;
antar RS
• Sistem Informasi Manajemen
• Koordinasi dalam pelayanan rujukan ( pemberian
informasi keadaan pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan sebelum pasien ditransportasi ke RS
tujuan)
SIKLUS PENANGANAN BENCANA

KESIAPSIAGAAN

MITIGASI
PRA BENCANA SAAT BENCANA
TANGGAP DARURAT
PENCEGAHAN
PASCA
BENCANA

REKONSTRUKSI REHABILITASI
TAHAPAN SPGDT BENCANA
a. Pra Bencana
• Menyusun pedoman, protap dan juknis/juklak
penanganan bencana
• Melakukan analisis resiko yang dapat menyebabkan
bencana/krisis
• Menyusun rencana penanggulangan yang melibatkan
instansi terkait, pihak swasta, LSM, dan masyarakat
• Memfasilitasi dan melaksanakan pertemuan koordinasi
dan kemitraan
• Melaksanakan pengembangan pendidikan dan
pelatihan bagi petugas dan masyarakat (termasuk gladi)
• Menyusun dan mengembangkan sistem informasi dan
komunikasi
• Menyusun dan mengembangkan sistem manajemen
• Melakukan pengembangan media penyebarluasan informasi
• Melakukan sosialisasi dan upaya penanganan
• Melakukan advokasi penanganan
• Mendorong terbentuknya unit kerja dalam penanganan
• Mendorong terbentuknya satuan tugas kesehatan dalam
penanganan pada setiap jenjang administrasi
• Mendorong terbentuknya pusat pengendali operasional dalam
penanganan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
• Mengadakan dan mensiapsiagakan sumber daya
• Mengembangkan sistem kewaspadaan dini
• Menyiapkan pusat-pusat regional penanganan
b. Saat terjadi bencana
• Menyusun rencana operasional dan
melaksanakannya secara terpadu dan
terkoordinasi
• Melaksanakan pemulihan fasilitas dan
penyediaan tenaga kesehatan dengan melibatkan
pihak terkait lainnya agar dapat berfungsi
kembali
• Membantu pelaksanaan dan pencarian korban
• Memobilisasi sumber daya termasuk yang ada di
pusat-pusat regional bila diperlukan
• Mengaktifkan pusat pengendali operasional
penanganan
• Melakukan penilaian cepat kesehatan
• Melakukan pelayanan kesehatan darurat
• Melakukan pelayanan kesehatan rujukan
• Melakukan surveilans epidemiologi penyakit
potensial wabah dan faktor resiko
• Monitoring dan evaluasi
c. Pasca Bencana

• Melaksanakan pemulihan kesehatan masyarakat


dengan melibatkan pihak terkait lainnya
• Melaksanakan pemulihan fasilitas dan penyediaan
tenaga kesehatan dengan melibatkan pihak terkait
lainnya agar dapat berfungsi kembali
• Memberdayakan masyarakat dalam upaya
pemulihan
• Mengendalikan vektor dan penyakit potensial
wabah dan faktor resiko
c. Pasca Bencana (lanjutan ...)
• Memantau kualitas air bersih dan sanitasi
• Mengendalikan faktor resiko kesehatan
• Menanggulangi masalah kesehatan jiwa dan
psikososial
• Melakukan analisis dampak kesehatan
• Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi
• Melakukan perbaikan gizi masyarakat
• Melakukan upaya rekonstruksi sumber daya kesehatan
• Monitoring dan evaluasi
REGIONALISASI PUSAT BANTUAN AKIBAT KRISIS
KESEHATAN
• Ditetapkan 9 regional pusat bantuan akibat krisis kesehatan (SK Menteri
Kesehatan No. 783/Menkes/SK/X/2006)
1. Sumatera Utara berkedudukan di Medan ( NAD,Sumut, Sumbar, Riau)
2. Sumatera Selatan berkedudukan di Palembang (Sumsel, Bengkulu,
Jambi, Babel)
3. DKI Jakarta berkedudukan di Jakarta (DKI Jakarta, Lampung, Kalbar,
Jabar, Banten)
4. Jawa Tengah di Semarang ( Jateng, DIY)
5. Jawa Timur di Surabaya (Jatim)
6. Kalimantan Selatan di Banjarmasin ( Kalsel, Kalteng, Kaltim)
7. Bali di Denpasar ( Bali, NTB, NTT)
8. Sulawesi Utara di Manado (Sulut,Gorantalo, Maluku Utara)
9. Sulawesi Selatan di Makassar ( Sulsel, Sulteng, Sultra, Maluku)
• Sub Regional Papua di Jayapura ( Papua, Irian Jaya Barat)
INDIKATOR KEBERHASILAN

• Indikator masukan (input) : Standar /Pedoman/SOP


• Indikator proses :
• Prov disaster Plan di patuhi
• District disaster Plan di patuhi
• Hospital disaster Plan di patuhi
• Indikator luaran (output) :
• Angka kematian dikurangi
• Angka Kesakitan dikurangi
• Angka kecacatan dikurangi
• Nosokomial dikurangi
• RAPID Respon
• Indikator out come: Daerah mampu mandiri dalam
24-48 pertama bencana
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai